• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Potensi Ancaman Terhadap Target Konservasi

Berdasarkan hasil identif ikasi dan diskusi dengan stakeholder terdapat

berdasarkan aspek ekologi, aspek sosial ekonomi dan budaya dan aspek kelembagaan.

1) Permasalahan Aspek Ekologi a) Degradasi terumbu karang

Degradasi kondisi terumbu karang di TWP Pulau Berhala merupakan akibat dari aktivitas masa lalu. Penyebab degradasi kondisi terumbu karang dapat dikelompokkan menjadi dua f aktor yaitu f aktor alamiah dan f aktor aktivitas manusia. Faktor penyebab kerusakan terumbu karang diantara nya diakibatkan oleh gejala alam yaitu peningkatan suhu perairan yang terkait dengan pemanasan global sehingga mengakibatkan terjadinya pemutihan karang (Bleaching) , sehingga banyak ditemukan terumbu karan g yang mati, f aktor lainya yaitu kegiatan manusia yang seperti pembongkarang karang, penggunaan bom, pembuangan jangkar, aktivitas pembangunan dermaga dan aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap yang merusak dan tidak ramah lingkungan. Pada tahun 2006 Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 12 Tahun 2006 terbit, selain itu pengawasn juga didukung oleh pihak TNI yang menjaga TWP Pulau Berhala sehingga kegiatan tersebut telah menurun secara drastis dan saat ini sudah tidak dijumpai lagi. Pembuangan jangkar yang tidak terarah dan tertata termasuk salah satu penyebab kerusakan terumbu karang yang ada. Aktivitas pembuangan jangkar ini terjadi ketika kapal nelayan bersandar di TWP Pulau berhala untuk keperluan seperti mengambil persediaan untuk air minmr (air tawar) dan juga untuk berlindung dari badai, ombak dan cuaca yang buruk, selain itu aktivitas menurunkan wisatawan untuk kegiatan seperti snorkelling, berenang dan menyelam juga turut membuat kerusakan pada terumbu karang.

b) Perubahan garis pantai

Perubahan garis pantai di kawasan TWP Pulau Berhala sudah

tempat. Dampak erosi tersebut cukup besar, bangunan yang telah dibangun seperti rumah dan kamar man di oleh Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai telah mengalami kerusakan yang sangat parah, pengiksan oleh air laut membuat bangunan-bangunan tersebut saat ini tidak dapat dif ungsikan lagi sebagaimana mestinya. Penyebab utama erosi pantai tersebut diduga a dalah hilangnya f ungsi pemecah gelombang akibat rusaknya terumbu karang yang diakibatkan f aktor alam dan kegiatan manusia seperti penangkapan ikan, pembuangan jangkar dan pemutihan karang. Perubahan iklim global juga turut berperan, seperti perubahan kecepatan angin dan arus lokal memperparah erosi yang terjadi di pantai.

c) Pengambilan telur penyu

Penyu yang datang bertelur di TWP Pulau Berhala adalah Penyu Tempayan (Caretta caretta) penyu ini merupakan jenis hewan yang dilindungi Jenis hewan yang masuk dalam CITES (Conv ention on International trade in dangered species of wild f lora and f auna) atau konvensi internasional mengenai perdagangan tumbuhan dan satwa liar yang terancam, termasuk penyu dilarang u ntuk diperdagangkan bebas.

Penyu selain ditangkap dan diambil dagingnya, juga diambil telurnya di sarangnya yang terdapat di pantai-pantai berpasir di TWP Pulau Berhala. Penangkapan ini biasanya dilakukan oleh nelayan yang singgah di TWP Pulau Berhala, maraknya penangkapan biota terlindungi ini dikarenakan ketidaktahuan ma syarakat akan aturan yang melarang penangkapan dan perdagangan biota tersebut, oleh karena itu perlu sosialisasi kepada masyarakat tentang hal ini.

2) Permasalahan Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya a) Pemanf aatan sumberdaya alam yang belum optimal

Pemanf aatan sumberdaya alam pesisir dan laut di Pulau Berhala untuk kepentingan ekonomi masih belum optimal, hal ini terkait dengan masih rendahnya manf aat ekonomi yang dapat dihasilkan dari sumberdaya alam tersebut, terutama yang non ekstraktif sehingga ke

depan tetap berkelanjutan. Tingkat pemanf aatan Pulau Berhala memiliki kondisi yang hampir sama, untuk daerah penangkapan ikan termasuk kategori pemanf aatan sedang begitu juga halnya dengan wisata bahari, daerah budidaya laut termasuk dalam kategori rendah.

Rendahnya pemanf aatan menyebabkan nilai manf aat ekonomi ju ga belum optimal sehingga berpengaruh langsung kepada kesejahteraan masyarakat. Sumber daya ikan pelagis dan ikan demersal laut cukup melimpah namun pemanfaatan jenis ikan tersebut belum optimal. Sama halnya dalam pemanf aatan untuk wisata masih sangat minim, saat ini belum ditemukan adanya usaha wisata yang dikelola masyarakat lokal.

Faktor yang turut membuat wisata bahari di kawasan ini belum berkembang seperti kurangnya f asilitas wisata, promosi yang kurang dan kemampuan manajerial. Potensi dan obyek wisa ta bahari belum dimanf aatkan secara optimal, padahal Pulau Berhala memiliki obyek wisata yang menarik misalnya keindahan terumbu karang dan ikan karang nya, hamparan pasir putih dan suasana alam yang menarik, ditambah dengan adanya wisata religi berupa 2 kuburan yang ada di pulau tersebut. Pemanf aatan yang masih rendah ini juga diakibatkan oleh kurangnya pelibatan masyarakat dalam kegiatan wisata, selain itu belum terpadunya pengembangan wisata bahari, kurang tersedianya f asilitas wisata bahari, menurunnya kualitas pantai, perairan dan terumbu juga menjadi f aktor pengembangan wisata bahari serta masih adanya sikap dan perilaku masyarakat yang kurang mendukung dalam menerima kunjungan wisata. Akibat belum optimaln ya pengelolaan potensi dan obyek wisata bahari antara lain adalah (1) Potensi dan obyek wisata kurang berkembang; dan (2) Pendapatan daerah dan masyarakat dari bidang pariwisata masih rendah. Untuk mengoptimalkan pemanf aatan sumberdaya secara berkelanjutan, diperlukan peningkatan teknologi, kapasitas masyarakat dan diversif ikasi usaha yang lebih menjanjikan namun sekaligus menjamin

ekowisata berbasis masyarakat dan kerajinan berbasis sumberd aya alam.

b) Kesejahteraan rendah

Kesejahteraan yang masih rendah terkait dengan pemanf aatan sumberdaya yang masih rendah, namun juga terkait dengan belum berkembangnya mata pencaharian alternative (alternative livelihood) di kalangan masyarakat selain penangkapan ikan. Hal ini memang terkait dengan penguasaan teknologi dan kapasitas sumberdaya manusianya yang memerlukan kreatifitas dan pemikiran inovasi. Masyarakat minim inovasi selain terlena dengan sumberdaya alam yang melimpah, sehingga dengan hanya mengan dalkan penangkapan ikan saja sud ah merasa cukup, juga terkait pendidikan dan strategi kelembagaan pemerintah misalnya pengelontoran bantuan pemerintah malah membuat masyarakat tidak kreatif . Khusus untuk nelayan, rendahnya pendapatan terkait dengan ef f ort (upaya penangkapan) yang masa/waktu penangkapannya tidak setiap hari, sehingga meskipun hasil tangkapan per hari tangkap tinggi, namun jika dibagi ke hari-hari dimana nelayan tidak menangkap maka pendapatan rata -rata per tahun menjadi rendah.

c) Sumber Daya Manusia Pengelola

Pendidikan masyarakat bukan sekedar f ormalitas, namun harus diarahkan ke pendidikan karakter dan yang terkait dengan pengembangan ketrampilan yang dibutuhkan masyarakat atau sesuai dengan visi misi pemerintah daerah misalnya bidang perika nan, kelautan dan pariwisata, maka yang dibutuhkan sekolah yang mendidik siswa di bidang ketrampilan perikanan, kelautan dan pariwisata, atau pendidikan vokasional (kursuskursus, training dan magang) amat diperlukan.

3) Permasalahan Aspek Kelembagaan

a) Manajemen pengelolaan masih belum efektif b) Kerjasama dan koordinasi instansi daerah dan pusat

c) Monitoring dan pengawasan belum optimal d) Aksesibilitas

TWP Pulau Berhala merupakan salah satu pulau terluar yang ada di indonesia, sehingga TWP Pulau Berhala mendapatkan p enjagaan keamanan oleh personil TNI, di pulau tersebut didirikan pos penjagaan perbatasan beserta sarana dan prasarana pendukung seperti rum ah jaga, mess, Musollah, Dapur, Kamar mandi, sarana olahraga, ruang pertemuan, pos penjagaan, sumur mata air dan dermaga, tujuan nya untuk mendukung segala kegiatan penjagaan keamanan di pulau tersebut. Di TWP Pulau Berhala dihuni oleh TNI dari 3 matra, setiap 8 bulan sekali rutin dilakukan pergantian personil TNI yang bertugas menjaga pulau tersebut, selain itu terdapat juga menara Mercusuar yang dijaga oleh pegawai Kementerian Perhubungan. Pengelolaan kawasan TWP Pulau Berhala dimanf aatkan oleh berbagai pihak selain TNI yang bertugas untuk menjaga dan mengamankan pulau terluar indonesia dan pengaturan lalu lintas laut oleh Kementerian Perhubungan, pemanfaatan pulau tersebut juga Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai dan masyarakat.

Dokumen terkait