• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN DAN SARAN PENANGGULANGAN

Dalam dokumen KUMPULAN KARYA ILMIAH IPTEK MENDUKUNG KE (Halaman 32-36)

Hadirin yang terhormat, A. Permasalahan

Sasaran lokasi target terlalu luas, sehingga kegiatan pengelolaan DAS pada umumnya tidak tuntas karena seringkali dibatasi oleh batas-batas yang bersifat politisi/administraf ( provinsi, kabupaten) dan oleh karenanya, batas-batas ekosistem alamiah kurang banyak dimanfaatkan. Untuk tercapainya pengelolaan DAS

yang berkelanjutan kegiatan pembangunan ekonomi dan

perlindungan lingkungan harus diselaraskan melalui penyesuaian kegiatan pengelolaan DAS dan konservasi daerah hulu kedalam kenyataan-kenyataan ekonomi dan sosial terhadap masyarakat sekitarnya.

23

Pelaksanaan kegiatan RLKT sering tidak tuntas, sehingga tidak berfungsi dengan baik. Sering dijumpai di lapangan adalah ketidak sempurnaan dalam pelaksanaan kegiatan RLKT sehingga fungsi yang diharapkan tidak tercapai bahkan sebaliknya dapat membawa bencana yang dahsyat terhadap masyarakat baik disekitarnya maupun dihilirnya. Prosesdur pengelolaan DAS merupakan langkah-langkah berurutan dari mulai formulasi rencana, perancangan (desain), instalasi, operasi, dan perbaikan rencana. Program pemantauan dilaksanakan pada tiap-tiap tahap aktivitas perencanaan sering tidak dilaksanakan (Asdak,1995).

Teknik konservasi tanah sering terlalu ditekankan pada aspek teknis-sipilnya, dan lebih terbatas lagi pada teras, sehingga pada saat itu timbul anggapan bahwa RLKT identik dengan terasering, dan lebih sempit lagi teras bangku (Utomo, 1990). Anggapan ini dapat menyesatkan masyarakat, karena kalau tidak membuat teras, walaupun sudah melakukan tindakan RLKT lainnya, dianggap petani belum melaksanakan konservasi tanah. Perlu dikemukakan bahwa pembuatan bangunan teras dengan perlengkapannya memerlukan biaya mahal. Di sisi lain menunjukkan bahwa pembuatan teras tidak selalu efektif untuk mengendalikan erosi. Kegagalan fungsi bangunan pengendali erosi dapat terjadi karena perencanaan kurang tepat sehingga tidak mampu menampung air limpasan yang seharusnya atau dibangun ditempat yang tidak sesuai misalnya teras bangku datar dibangun pada tanah yang mempunyai kedalaman efektif dangkal. Pemeliharaan bangunan konservasi perlu dilakukan secara terartur. Oleh karena itu hendaknya masyarakat dilibatkan sehingga mereka merasa memiliki, dengan demikian mereka mau memelihara bangunan tersebut secara terartur. Teras disarankan agar ditanami tanaman pelindung, jangan dibiarkan gundul karena ternyata meningkatkan erosi.

24

Belum terlaksananya sistem monitoring dan evaluasi kegiatan dengan baik, sehingga sangat susah menilai hasil capaian kegiatan RLKT yang telah dilaksanakan sejak 1976. Selama ini hasil kegiatan RLKT hanya dinilai melalui gejala dari perilaku DAS sasaran. Rekaman data yang dikumpulkan sering tidak lengkap dan tidak cukup untuk analisis penilaian. Selain itu data yang dikumpulkan berasal dari DAS yang daerah tangkapan airnya terlalu luas sehingga agak susah mengetahui areal atau wilayah mana sebagai sumber sedimentasi dan banjir.

B. Saran penanggulangan Para Hadirin yang terhormat,

Sasaran lokasi target diperkecil menjadi DAS skala mikro; pengalihan perhatian yang lebih intensif terhadap pelaksanan kegiatan RLKT pada skala DAS mikro perlu lebih ditingkatkan sebagai dasar dalam merancang kegiatan yang lebih spesipik tapak (site specific). Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap program RLKT karena mereka merasa kebutuhan utamanya tidak dapat dipenuhi dari pelaksanaan program tersebut, walaupun dalam pedoman RLKT saat ini, aspek tersebut sudah menjadi bagian untuk menjadi perhatian. Oleh karena itu diperlukan tehnik implementasi RLKT yang bersifat mikro sesuai dengan kondisi fisik dan kebutuhan masyarakat dalam skala DAS mikro. Kelebihan yang diperoleh apabila dasar perancangan dialihkan ke DAS mikro adalah rancangan pelaksanaan lebih mendekati kondisi alam tapak, variasi karakteristik biofisik lebih kecil, komunikasi terhadap masyarakat sebagai penerima manfaat akan lebih intensif, pengaruh politik dan administratif lebih berkurang, monitoring dan evaluasi kegiatan lebih mudah dilakukan baik oleh institusi terkait maupun masyarakat sendiri.

25

Pelaksanaan kegiatan RLKT harus dituntaskan, sehingga berfungsi dengan baik. Apabila melaksanakan program RLKT di suatu wilayah sudah tentu menggunakan rancangan yang telah direncanakan dengan baik sesuai fungsinya. Pedoman pelaksanaan yang telah tersusun rapih sesuai tahapan-tahapan yang jelas. Oleh karena itu diharapkan para semua pelaksana berkomitmen mengikuti berdasarkan tahapan kegiatan yang telah ada. Membangun teras sebaiknya dituntaskan sesuai persyaratannya sehingga berfungsi sempurna, jangan dilakukan pada musim hujan, dibuatkan SPA yang baik sehingga tidak mempengaruhi satu sama lainnya dan tidak terjadi longsor karena salah turap dan lain-lain.

Teknik konservasi tanah perlu dikombinasikan vegetatif dan sipil-teknis secara bertahap,sehingga tidak menjadi beban terhadap pemilik lahan. Teknik konservasi tanah secara vegetatif merupakan teknik yang lebih murah dan mudah dilakukan oleh masyarakat pemilik lahan. Konservasi tanah tidak identik dengan terasering tetapi bagaimana mengelola lahan sehingga tidak rusak oleh aliran permukaan. Banyak alternatif teknik konservasi dapat mengganti fungsi teras misalnya: mengatur tanaman mengikuti garis kontour kelerengan, menggunakan sisa tanaman dibenam mengikuti garis contour kelerengan, membuat rorak dikombinasi dengan saluran air yang baik mengarah ke selokan pembuangan secara teratur, memilih bentuk teras gulud atau bentuk teras individu yang lebih murah dibandingkan dengan teras bangku. Perlu diingatkan bahwa setiap membangun teras harus dituntaskan sehingga dapat berfungsi dengan baik dan tidak merusak lahan disekitarnya.

Untuk memonitoring dan evaluasi kegiatan RLKT perlu dibangun perangkat perekam data di outlet sungai utama DAS skala mikro, sehingga mudah diketahui dampak kegiatan terhadap sedimentasi dan debit aliran sungainya. Oleh karena luas wilayah daerah tangkapan air DAS mikro tidak luas sehingga sangat mudah

26

diketahui sejauhmana kegiatan RLKT yang telah dilaksanakan dalam DAS mikro tersebut berdampak pada sedimentasi dan hasil air.

Dengan memperhatikan beberapa permasalahan maka dalam penerapan teknologi RLKT hendaknya memperhatikan kondisi lokasi setempat. Adanya ciri khusus pada masing-masing kelompok agro- ekologi membawa konsekuensi bahwa paket teknologi yang dikembangkan dan dapat dilaksanakan pada suatu kelompok agro- ekologi belum tentu dapat dilaksanakan pada kelompok agro-ekologi lain yang mempunyai ciri berbeda (Utomo 1989). Sebagai gambaran dalam pelaksanaan program RLKT yang didasarkan subDAS skala mikro dapat dilihat gambar ilustrasi dibawah ini:

.

Gambar 1. Ilustrasi SubDAS skala mikro sebagai sasaran kegiatan RLKT

Dalam dokumen KUMPULAN KARYA ILMIAH IPTEK MENDUKUNG KE (Halaman 32-36)