• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Usaha Ternak Itik

Setiap usaha memiliki permasalahan atau kendala yang dapat menghambat kelancaran dalam m engembangkan usahanya. Kendala yang dihadapi oleh peternak antara lain masalah harga pakan dan bahan bakar, harga pakan naik ham pir 50% per tahun, sedangkan harga minyak tanah yang sem akin tinggi. Kenaikan harga ini cenderung m em berat kan peternak itik dalam mengusahakan usahanya.

Usaha ternak itik juga memberikan dam pak terhadap lingkungan sekit ar, dengan adanya ternak itik udara di lingkungan sekitar menjadi berbau karena bekas pakan, dan kotoran itik. Kandang yang kurang beraturan tem patnya membuat pandangan mata kurang nyaman, tidak adanya saluran

56

irigasi/parit di sekitar kandang sehingga pada saat musim penghujan dipastikan air menggenang di sekitar kandang sert a pencemaran lingkungan karena kot oran itik terbawa air keluar dari kandang. Saat m usim penghujan produksi telur itik akan berkurang, serta banyak telur yang cepat busuk.

It ik m erupakan unggas yang memiliki daya tahan lebih kuat dibandingakan jenis unggas lainnya, lebih tahan terhadap perubahan suhu, lebih m em iliki daya tahan terhadap penyakit. Itik jarang m engalam i sakit ataupun m ati jika dilakukan pemeliharaan yang baik yaitu dengan sistem pem eliharaan kering/kandang. Pola pemberian makan itik yang teratur menjadikan itik terhindar dari m akanan yang dapat m enyebabkan kemat ian. Itik sangat menyukai makanan yang berbau am is misalnya bangkai. Pemeliharaan itik dengan sistem basah yaitu itik dilepas ke sungai untuk mandi akan lebih berisiko, itik akan m em akan apapun yang dia sukai salah satunya bangkai, jika sudah memakan bangkai yang berbelatung itik akan lem as dan akhirnya m ati, tetapi hal ini tidak dikhawatirkan oleh peternak yang mengusahakan itik dengan sistem kering.

Kekeringan pada lahan sawah juga dapat menghambat dalam proses pe-masaran. Petani yang biasanya m em beli DOD untuk dipelihara di lahan sawah mereka, m enjadi berkurang karena lahan unt uk pem eliharaan sudah tidak ada. Hal tersebut menyebabkan peternak itik tidak bisa menjual hasil produksi sesuai waktu yang sudah ditergetkan sebelumnya sehingga penerim aan berkurang dan keuntungan juga akan berkurang.

D. Solusi

Harga pakan dan bahan bakar yang sem akin tinggi m em berat kan peternak diharapkan pem erintah ikut berperan dapat m engontrol lonjakan harga pakan ternak dan bahan bakar. T ernak itik memberikan dam pak terhadap lingkungan sekitar, penataan kandang sert a m enjaga kebersihan diharapkan dapat m engurangi dam pak negatif t erhadap lingkungan.

Mem buat saluran irigasi/parit di sekitar kandang agar saar m usim hujan lingkungan tidak tercemar karena air hujan yang bercam pur kotoran itik. Saat musim penghujan produksi telur itik akan berkurang, serta banyak telur yang

cepat busuk. Peternak harus menempatkan itik pada lahan yang kering, dengan dem ikian dibutuhkan lagi biaya untuk perbaikan kandang.

Jika pasaran sepi dikarenakan kekeringan pada lahan sawah, peternak dapat tidak m engurangi tingkat produksi dengan melakukan kerjasama dengan pedagang tetapi harga menjadi lebih rendah, menurunkan harga jual agar lebih menarik pembeli, jika hasil banyak dapat dihutangkan dulu ke tem an yang sudah dipercaya untuk m emelihara, atau m emelihara dahulu untuk m enunggu harga stabil baru dijual.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, m aka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Biaya total rata-rata usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo adalah sebesar Rp 15.130.167,00 per bulan. Penerimaan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp 17.230.000,00 per bulan sehingga keuntungan rat a-rat a yang diperoleh peternak itik adalah sebesar Rp 2.099.833,00 per bulan. Sedangkan tingkat profitabilitas usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo adalah sebesar 13,87%, berarti usaha ternak itik mengunt ungkan. Untuk pengusahaan ternak itik dengan jum lah itik 100 ekor dan 4 mesin tetas biaya total rata-rata sebesar Rp 5.043.389,00 per bulan. Diperoleh penerim aan rata-rata sebesar Rp 5.743.333,00 per bulan sehingga keuntungan rat a-rata yang diperoleh sebesar Rp 699.944,00. Tingkat profitabilitas 7,2% berarti usaha itik mengunt ungkan.

2. Usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo sudah efisien m em punyai nilai efisiensi lebih dari satu yaitu sebesar 1,24. Usaha ternak itik dengan jum lah ternak 100 ekor dan 4 mesin tetas m emiliki nilai efisiensi 1,13 berarti usaha ini telah efisien.

3. Usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo mem iliki nilai koefisien variasi (CV) sebesar 0,24 dan nilai batas bawah keunt ungan (L) sebesar Rp 1.080.928,00. Dari besarnya nilai koefisien variasi dan nilai batas bawah keuntungan dapat dikatakan bahwa para peternak itik akan selalu unt ung atau terhindar dari m engalam i kerugian. Usaha ternak itik dengan jumlah itik 100 ekor dan 4 mesin tetas nilai koefisien variasi (CV) sebesar 0,24 dan nilai batas bawah keuntungan (L) sebesar Rp 360.310,00. Dari besarnya nilai koefisien variasi dan nilai batas bawah keuntungan dapat dikatakan bahwa, para pet ernak itik akan selalu unt ung atau terhindar dari mengalami kerugian.

B. Saran

1. Dari hasil analisis, usaha ternak itik di Kabupaten Sukoharjo sudah efisien, mengunt ungkan untuk diusahakan serta memiliki risiko usaha yang kecil, sehingga diharapkan pem erint ah dan m asyarakat dapat m enjadikan usaha ternak itik ini merupakan salah satu usaha yang dapat diandalkan di daerah sert a sebagai penghasil keuntungan bagi masyarakat sekitar.

2. Peternak diharapkan lebih m em perhatikan kebersihan lingkungan sekitar; sert a dibuat saluran pem buangan/parit agar pada saat m usim hujan, air tidak menggenangi kandang dan tidak m encem ari lingkungan karena kot oran ternak terbawa air m enyebar di lingkungan sekitar. Dengan dem ikian itik dapat terus berproduksi sert a m asyarakat sekit ar terjamin kesehatannya.

3. Pemerintah harus dapat menjaga harga pakan ternak agar tidak membumbung tinggi, hal tersebut akan sangat m em beratkan peternak mengingat biaya terbesar pada usaha ternak itik ini adalah biaya untuk kebutuhan pakan ternak.

Dokumen terkait