• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permintaan tenaga kerja berhubungan dengan fungsi tingkat upah.Semakin tinggi tingkat upah, maka semkain kecil permintaan pengusaha akan tenaga kerja.Jadi dalam permintaan ini sudah ikut dipertimbangkan tinggi-rendahnya upah yang berlaku dalam masyarakat, atau yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang bersangkutan (Suroto, 1992).

Penawaran tenaga kerja merupakan hubungan antara tingkat upah dan jumlah satuan pekerja yang disetujui oleh pensupply untuk di tawarkan.Jumlah satuan pekerja yang ditawarkan tergantung pada (1) besarnya penduduk, (2) persentase penduduk yang memilih berada dalam angkatan kerja, (3) jam kerja yang ditawarkan oleh peserta angkatan kerja, di mana ketiga komponen tersebut tergantung pada tingkat upah.Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan dalam masyarakat.Besarnya penempatan (jumlah orang yang bekerja atau tingkat employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan permintaan tersebut.Selanjutnya,

besarnya penyediaan dan permintaan tenaga kerjadipengaruhi oleh tingkat upah.Apabila tingkat upah naik maka jumlah penawaran tenaga kerja akan meningkat.Sebaliknya jika tingkat upah meningkat maka permintaan tenaga kerja akan menurun.Berikut Gambar 2.1 yang menunjukkan adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.

w

SL

We

DL

0 Ne N

Sumber: Mulyadi Subri, 2003

Gambar 2.1

Kurva Keseimbangan Permintaan dan PenawaranTenaga Kerja Keterangan Gambar:

SL : Penawaran tenaga kerja (supply of labor) DL : Permintaan tenaga kerja (demand for labor) W : Upah riil

N : Jumlah tenaga kerja

Ne : Jumlah tenaga kerja yang diminta We : Tingkat Upah

E : Keseimbangan permintaan dan penawaran

Berdasarkan Gambar 2.1 diketahui bahwa jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama dengan jumlah tenaga kerja yang diminta, yaitu masing-masing sebesar Ne pada tingkat upah keseimbangan We. Dengan demikian titik-titik keseimbangan adalah titik E.Di sini tidak ada excess supplyof labormaupun excess demand for labor.Pada tingkat upah

keseimbangan We maka semua orang yang ingin bekerja telah dapat bekerja.Berarti tidak ada orang yang menganggur.Secara ideal keadaan ini disebut full employment pada tingkat upah We tersebut.Salah satu masalah yang biasa muncul dalam bidang angkatan kerja adalah ketidakseimbangan antara permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja pada suatu tingkat upah.Ketidakseimbangan tersebut dapat berupa:

1. Lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga kerja (excess supply of labor).

Pada Gambar 2.2 terlihat adanya excess supply of labor dimana pada tingkat upah W1 penawaran tenaga kerja (SL) lebih besar dari permintaan tenaga kerja(DL).Jumlah tenaga kerja yang menawarkan diri untuk bekerja adalah sebanyak N2 sedangkan yang diminta hanya N1dengan demikian ada tenaga kerja yang menganggur pada tingkat upah W1 sebanyak N1 N2.

W

Supply Labour W1 Excess Supply

Demand Labour

0 N1N2 N

Sumber: Mulyadi Subri, 2003

Gambar 2.2

Kurva Ketidakseimbangan antara Permintaan dan Penawaran terhadap Tenaga Kerja (Excess Supply Of Labor)

Keterangan Gambar:

W : Tingkat upah N : Jumlah tenaga kerja

2. Lebih besarnya permintaan dibanding penawaran terhadap tenaga kerja(excess demand for labor).

Pada Gambar 2.3 terlihat adanya excess demand for labor dimana padatingkat upah W2 permintaan akan tenaga kerja (DL) lebih besar daripada penawaran tenaga kerja (SL).Jumlah tenaga kerja yang menawarkan diriuntuk bekerja padatingkat upah W2adalah sebanyak N3 tenaga kerja,sedangkan yang diminta adalah sebanyak N4 tenaga kerja.

W

Supply Labour

W2

Excess

Demand Demand Labor

0 N3 N4 N

Sumber : Mulyadi Subri,2003

Gambar 2.3

Kurva Ketidakseimbangan antara Permintaan dan Penawaran terhadap Tenaga Kerja (Excess Demand For Labor) 2.4 Pengangguran

Pengangguran adalahangka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan (Subri, 2003).Menurut Suroto, (1992) pengangguran adalah sebagian dari angkatan kerja yang sedang tidak mempunyai pekerjaan.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan.Sementara setengah menganggur dibagi dalam dua kelompok yaitu:

(1) Setengah MenganggurKetara (Visible Underemployment) ialah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.Dan (2) Setengah Menganggur Tidak Ketara (Invisible Underemployment)ialah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjaannyadianggap tidak mencukupi, karena pendapatannya terlalu rendah atau pekerjaannya tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya(Subri, 2003).

2.4.1 Jenis-Jenis Pengangguran

Pengangguran terjadi karena ketidaksesuain antara permintaan dan penyediaan dalam pasar kerja.Berikut bentuk-bentuk pasar kerja menurut (Subri, 2003) yaitu :

a. Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowonga kerja yang ada.Kesulitan temporer ini dapat berbentuk : (a) tenggang waktu yang diperlukan selama proses/prosedur pelamaran dan seleksi, atau terjadi karena faktor jarak dan kurangnyainformasi; (b) kurangnya mobilitas pencari kerja dimana lowongan pekerjaan justru terdapat bukan disekitar tempat tinggal si pencari kerja dan (c) pencari kerja tidak mengetahui dimana adanya lowongan pekerjaan dan demikian pula pengusaha tidak mengetahui dimana tersedianya tenaga-tenaga yang sesuai.

b. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.Di luar musim panen dan turun kesawah, banyak orang yang tidak mempunyai kegiatan ekonomis, mereka hanya sekedar menunggu musimbaru.Selama masa menunggu tersebut mereka digolongkan sebagai penganggur musiman.

c. Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal dalam kegiatan ekonomi yang ada kalanya terjadi ekspansi kegiatan meningkat.Timbul kejenuhan dan penurunan kegiatan setelah itu diikuti kenaikan intensitas kegiatan lagi.Siklus seperti ini tentu membawa dampak pada permintaan tenaga kerja.

d. Pengangguran Struktural

Pengangguran sturktual adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam struktur atau komposisi perekonomian.Perubahan struktur yang demikian memerlukan perubahan dalam keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan,sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan baru tersebut.

e. Pengangguran Teknologi

Dalam pertumbuhan industri bahwa teknologi yang dipakai dalam proses produksi yang selalu berubah.Perubahan teknologi produksi membawa dampak kesempatan kerja keberbagai arah.Kekuatan substitutif dan kekuatan merombak spesifikasi jabatan yang

ditimbulkan membawa dampak negatif bagi kesempatan kerja berupa pengangguran.

f. Pengangguran Karena Kurangnya Permintaan Aggregat

Permintaan total masyarakat merupakan dasar untuk diadakannya kegiatan investasi.Pengeluaran investasi memberikan peluang untuk tumbuhnya kesempatan kerja.Kurangnya permintaan aggregat diartikan sebagai mendasar bukan sementara bulanan atau sementara tahunan, tetapimerupakan kondisi yang berlaku dalam jangka panjang.Profil yang perlu diketahui adalah tempat terjadinya pengangguran menurut sektor ekonomi, pertanian, pertambangan dan selanjutnya distribusi menurut pendidikan diketahui pengangguran tidak terdidik atau berpendidikan rendah dapat lebih mudah ditangani karena kesempatan kerja bagi tenaga berketerampilan mudah lebih besar, sehingga kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan lebih besar.Akan tetapi sebaliknyadapat terjadi bahwa orang yang berpendidikan rendah susah menyesuaikan diri dengan keterampilan baru.

Dokumen terkait