• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGATURAN DESAIN INDUSTRI MENURUT UU NO 31 TAHUN

C. Permohonan Pendaftaran Desain Industri

Hak desain industri merupaka hak khusus yang diberikan oleh Negara kepada pendesain atau pemegang hak desain industri atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu untuk melaksanakan sendiri kreasi tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.52

52 Insan Budi Maulana, Op.Cit, hlm.26.

53

1. Pendesain atau kuasa hukumnya mengajukan permohonan pendaftaran desain industri secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Ditjen HKI Dengan memperhatikan skema proses pendaftaran desain industri sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Desain Industri maka proses pendaftaran desain industri adalah sebagai berikut :

dengan membayar biaya yang telah ditentukan oleh peraturan perundang- undangan dan biasanya diatur dalam peraturan Pemerintah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PP PNBP) yang pada saat ini diatur dalama Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009. Disayangkan, sistem pendaftaran yang selama ini diterapkan di Indonesia terhadap permintaan pendaftaran, baik paten, merek, hak cipta, maupun desain industri belum dapat dilakukan secara per pos sebagaimana diterapkan di Australia atau Negara-negara maju yang lainnya dan juga tidak bias mengajukan pedaftaran secara paperless system atau dilakukan secara electronic filing sebagaimana dilakukan oleh Kantor Paten Jepang, Korea Selatan, atau Thailand. Sistem pendaftaran desain industri di Indonesia masih dilakukan secara manual dan konvesional, yaitu dengan mengajukan permohonan dan harus datang ke Ditjen HKI yang berada di Tangerang, Provinsi Banten, atau melalui Kantor Perwakilan Ditjen HKI yang berada di ibu kota provinsi misal, Kanwil Menkumham Jawa Timur yang berada di Surabaya, Jawa Timur, atau Kanwil Menkumham Jawa Barat, Semarang, dan sebagainya. Dan untuk mengajukan permintaan pendaftaran desain industri dilakukan dengan cara melakukan pengisian formulir permohonan dan harus ditandatangani pemohon atau konsultan HKI selaku kuasanya. Faktanya, permohonan pendaftaran desain industri melalui kanwil tetap belum bisa dilaksanakan secara efisien dan efektif karena masalah sumber daya manusia, sarana dan anggaran. Karenanya masih sedikit para pengusaha atau konsultan HKI menggunakan kanwil untuk memproses

permohonan pendaftaran desai industri. Akibatnya, biaya yang harus dianggarkan para usahawan kecil dan menengah cukup besar.

1. Pengisian formulir permohonan pendaftaran desain industri harus memuat : a. Tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan;

b. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pendesain; c. Nama, alamat lengkap, dan kewaraganegaraan permohon;

d. Nama, alamat lengkap konsultan selaku kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa; dan

e. Nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali, dalam hal permohonan untuk diajukan dengan hak prioritas.

Selain hal tersebut di atas, permohonan dilampiri pula dengan:

a. Contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari desain industri yang dimohonkan pendaftarannya;

b. Surat kuasa khusus dalam hal permohonan diajukan melalui Konsultan selaku kuasa;

c. Surat pernyataan bahwa desain industri yang dimohonkan pendaftarannya adalah miliknya.

2. Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemohon, permohonan tersebut harus ditandatangani oleh salah satu pemohon dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon lain.

3. Kemudian, dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain, permohonan harus disertai pernyaaan yang dilengkapi dengan bukti cukup bahwa pemohon berhak atas desain industri yang bersangkutan.

4. Undang-undang juga menyatakan bahwa satu permohonan hanya dapat diajukan untuk satu kesatuan atau kelas yang sama dari desain industri yang diajukan tersebut.

5. Persyaratan lain yang harus diikuti oleh pemohon yang bertempat tinggal di luar wilayah Negara Republik Indonesia, yaitu permohonan itu harus diajukan melalui konsultan HKI selaku kuasanya dan pemohon harus menyarakan dan memilih domisili hukumnya di Indonesia.

6. Seandainya pemohon dalam permohonan desain industri itu menggunakan hak prioritas, permohonan itu harus diajukan dalam waktu paling lama enam bulan terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali diterima di negara lain yang merupakan anggota Konvensi Paris (Paris Convention) atau anggota Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organizatition). Permohonan dengan hak prioritas wajib dilengkapi dengan dokumen prioritas yang disahkan oleh kantor yang menyelenggarakan pendaftaran desain industri disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia dalam waktu paling lama tiga bulan terhitung sejak batas akhir pengajuan permohonan dengan hak prioritas. Apabila syarat sebagaimana dimaksudkan di atas tidak dipenuhi, permohonan tersebut dianggap diajukan tanpa menggunakan hak prioritas. 7. Selain salinan surat permohonan sebagaimana, dimaksudkan di atas, Ditjen

HKI pun dapat meminta agar permohonan dengan menggunakan hak prioritas dilengkapi dengan:

a. Salinan lengkap hak desain industri yang telah diberikan sehubungan dengan pendaftaran yang pertama kali diajukan di luar negeri; dan

b. Salinan sah dokumen lain yang diperlukan untuk mempermudah penilaian bahwa Desain Industri tersebut adalah baru.

Di bawah ini merupakan cara dan tahapan pendaftaran desain industri yang tahapannya dilakukan sebagai berikut:

1. Permohonan pendaftaran desain industri yang telah memenuhi persyaratan administratif sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 4 dan Pasal 11 diumumkan oleh Ditjen HKI dengan cara menempatkannya pada sarana yang khusus untuk itu yang dapat dengan mudah serta jelas dilihat oleh masyarakat. Pengumuman itu dilakukan paling lama tiga bulan terthitung sejak tanggal penerimaan permohonan.

2. Pengumuman sebagaimana dimaksudkan di atas memuat: a. Nama dan alamat lengkap pemohon;

b. Nama dan alamat lengkap konsultan dalam hal permohonan diajukan melalui konsultan;

c. Tanggal dan nomor penerimaan permohonan;

d. Nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali apabila permohonan diajukan dengan menggunakan hak prioritas; dan

e. Judul desain industri; dan f. Gambar atau foto

3. Dalam hal permohonan ditolak berdasarkan Pasal 4 atau dianggap ditarik kembali karena tidak memenuhi Pasal 11, tetapi kemudian didaftar atas perintah dan putusan peradilan, maka pengumuman sebagaimana

dimaksudkan di atas akan dilakukan setelah Ditjen HKI menerima salinan putusan tersebut.

3. Pada saat pengajuan permohonan, pemohon dapat meminta secara tertulis agar pengumuman permohonan ditunda.

4. Penundaah pengumuman sebagaimana dimaksudkan dalam nomor 4 tidak boleh melebihi waktu dua belas bulan terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan atau terhitung sejak tanggal prioritas.

5. Sejak tanggal dimulainya pengumuman sebagaimana dimaksudkan dalam Pasa 28 ayat 1, setiap pihak dapat mengajukan keberatan yang mencakup hal- hal bersifat substantif secara tertulis kepada Ditjen HKI dengan membayar biaya.

6. Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksudkan di atas harus diterima oleh pihak direktorat jenderal paling lama tiga bulan terhitung sejak tanggal dimulainya pengumuman. Untuk selanjutnya keberatan tersebut disampaikan kepada pemohon. Pemohon dapat menyampaikan sanggahan atas keberatan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 28 ayat 2 paling lama tiga bulan terhitung sejak tanggal pengiriman pemberitahuan oleh Ditjen HKI. Dalam hal adanya keberatan, pemeriksaaan substantif dilaksanakan oleh pemeriksa.

7. Direktorat Jenderal HKI menggunakan keberatan dan sanggahan yang diajukan sebagai bahan pertimabangan dalam pemeriksaan untuk memtutuskan diterima atau ditolaknya permohonan.

8. Direktorat Jenderal HKI berkewajiban memberikan keputusan untuk menyetujui atau menolak keberatan dalam waktu paling lama enam bulan terhitung sejak berakhirnya jangka waktu pengumuman.

9. Keputusan Ditjen HKI diberitahukan secara tertulis kepada pemohon atau konsultan selaku kuasanya paling lama tiga puluh hari terhitung sejak tanggal keputusan tersebut.54 Pada prinsipnya, permohonan hak desain industri diajukan oleh pendesain dengan membayar biaya permohonan yang telah ditentukan oleh Pemerintah kepada Ditjen HKI. Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesainya, menurut Pasal 11 ayat 6 Undang-Undang Desain Industri permohonan harus disertai dengan pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon harus disertai dengan pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon berhak atas desain industri yang bersangkutan. Ketentuan ini bermaksud melindungi kepentingan Pendesain dari hal-hal yang dapat merugikannya. Pemohon yang bukan pendesain ini adalah pihak lain yang menerima pengalihan desain industri dari pendesain. Bukti yang cukup adalah bukti yang sah, benar, serta memadai yang menunjukkan bahwa pemohon berhak mengajukan permohonan.55

Berdasarkan Pasal 11 ayat 2 Undang-Undang Desain Industri, permohonan pendaftaran desain industri selain diajukan sendiri oleh pendesainnya, juga dapat diajukan oleh kuasanya. Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Desain Industri menyatakan konsultan Hak Kekayaan Intelektual dan secara khusus memberikan jasa di bidang pengajuan dan pengurusan

54 Insan Budi Maulana,Op., Cit., hlm. 28. 55 Rachmadi Usman,Loc.,Cit.

permohonan Paten, Merek, Desain Industri serta bidang-bidang Hak Kekayaan Intelektual lainnya dan terdaftar sebagai Konsultan Hak Kekayaan Intelektual di Direktorat Jenderal.56

Dengan demikian, jelaslah bahwa kuasa di sini bukan orang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 6 Undang-Undang Desain Industri, melainkan kuasa di sini haruslah seorang konsultan HKI. Ini berarti selain Konsultan HKI tidak dapat menjadi kuasa Pendesain untuk mengajukan permohonan pendaftaran desain industri. Padahal Pasal 11 ayat 6 Undang-Undang Desain Industri memberikan kemungkinan pihak lain bukan Pendesain untuk mengajukan permohonan pendaftaran desain industri. 57

Hak atas desain industri diberikan oleh negara. Tentu negara tidak akan memberikan begitu saja, tanpa ada pihak yang meminta. Secara normatif, disyaratkan untuk lahirnya hak tersebut harus dilakukan dengan cara dan prosedur tertentu.58

a. pewarisan;

Dokumen terkait