• Tidak ada hasil yang ditemukan

Di Kalimantan Selatan, mata air dengan debit yang relatif besar umumnya dijumpai pada

daerah perbukitan endapan vulkanik muda atau disekitar kaki G. Meratus. Di wilayah

perencanaan, dari 7 sungai besar yang ada, terdapat 4 sungai yang paling besar yaitu

Sungai Tapin, Mengkauk, Muning dan Sungai Nagara kapasitas dari sungai ini

masing-masing adalah sebesar 400, 500, 800 dan 1000 m3/dt teridentifikasi cukup potensial

sebagai sumber air baku karena selain memiliki karakteristik perenial, sungai-sungai ini

juga memiliki kapasitas yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai

kepentingan daerah.

1) Sungai Tapin

Sungai Tapin merupakan sungai yang melintasi sebagian besar wilayah Kabupaten

Tapin, dengan hulu berada di wilayah pegunungan meratus yaitu salah satu

daerah pegunungan yang berada di wilayah Kalimantan. Sungai ini melintang dari

arah Timur menerus ke pusat Ibu Kota Kab. Tapin (Rantau) dan lanjut ke wilayah

utara dan lanjut ke arah Barat (Kec. Candi Laras Selatan) lalu bertemu dengan

Sungai Negara di wilayah Kec.Candi Laras Selatan. Aliran Sungai Tapin diiringi oleh

beberapa anak sungai disekitarnya yang merupakan anak Sungai Tapin. Sampai

Batas Kec. Tapin Utara atau Kota Rantau sekurangnya terdapat 14 (empat Belas)

Sungai yaitu Sungai Hayangan, Mengerlayu, Batung, Bunija, Talikur, Bingur, Tajau,

Lampinit, Sandar, Rangas, Rayangan, Rangdit dan Sungai Salak. Sementara pada

bagian hilirnya (Kec. Bakarangan), Sungai Tapin bertemu dengan Sungai Amandit.

Sungai ini berhulu di di wilayah Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dari titik

pertemuan ini, sungai Tapin menerus ke arah Barat dan bertemu dengan sungai

lain (Sungai Munig) di wilayah Pabaungan Hulu Kec. Candi Laras Selatan.

Dengan banyaknya anak sungai yang masuk ke aliran Sungai Tapin memungkinkan

debit aliran cukup besar, menurut data dari PDAM Kab. Tapin bahwa pada kondisi

minimum atau musim kemarau debit sungai Tapin (wilayah Kec. Tapin Utara)

adalah sebesar 400 sd 600 l/d. Kondisi alam dan biologis (Vegetasi) disepanjang

daerah aliran sungai ini sebagian besar bukan hutan primer lagi melainkan hutan

Budidaya/perkebunan, sementara sebagian daerah yang lain sudah dimanfaatkan

oleh penduduk sebagai lahan perkebunan, atau pertambangan batu bara/galian C.

Kondisi ini sangat mempengaruhi terhadap kuantitas maupun kualitas air sungai.

Dari sisi kualitas aliran air yang masuk pada saat-saat tertentu memiliki kualitas

yang relatif kurang baik terutama banyaknya kandungan partikel-pertikel diskrit

atau Total Suspended Solid (TSS). Dari sisi kuantitas, dengan lahan yang relatif

terbuka maka daya resap air kedalam tanah akan menurun sehingga pada saat

hujan air melimpas ke daerah sekitarnya jauh lebih besar, kondisi ini berdampak

pada fluktuasi debit air sungai yang mencolok antara musim penghujan dengan

musim kemarau.

Sampai saat ini, sungai tapin dimanfaakan oleh masyarakat atau penduduk

disepanjang alirannya sebagai sumber air bersih antara lain untuk kebutuhan

sanitasi (mandi dan cuci). Dalam sektor pelayanan publik, Sungai tapin juga

dimanfaatkan sebagai sumber air baku PDAM antara lain untuk IKK Bungur dan

BNA (Basic Need Aproach) Rantau.

Dengan mengamati perkembangan wilayah di Kalimantan Selatan Pada

Umumnya, pemerintah merencanakan akan membanguan suatu bendungan

sebagai sarana pertanian (irigasi) maupun pembangkit tenaga listrik. Bendungan

tersebut akan membendung aliran sungai Tapin terutama di wilayah hulu (Kec.

Piani) Desa Pipitak Jaya. Walau masih dalam tahap awal (perencanaan awal),

pemerintah telah mengalokasikan tanah seluas 1.000 Ha di wilayah ini guna

mendukung terwujudnya perencanaan yang telah disepakati lebih lanjut dalam

mendukung aktifitas masyarakat wilayah Kabupaten Tapin dan Kalimantan

Selatan.

Dengan adanya bendungan ini, maka pengambilan air baku dari bendungan

merupakan suatu langkah yang patut kita perhitungkan sebagai alternatif

pemilihan sumber air baku dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih di

Kabupaten Tapin. Alternatif ini dimungkinkan apabila debit yang tersedia masih

mencukupi dalam arti tidak mengurangi fungsi dari bendungan yang akan

dibangun. Sementara dari sisi teknis keuntungan dari pengambilan sumber air

baku ini adalah :

• Ketinggian lokasi bendungan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan

daerah permukiman atau pusat perkotaan. Dengan beda tinggi keduanya

mencapai ± 200 m dari sisi teknis sangat baik sekali sehingga air dapat

dialirkan secara gravitasi yang sangat menguntungkan dari sisi operasional

pembiayaan (tanpa penggunaan pompa distribusi).

• Mengingat lokasi di daerah hulu dan berbentuk bendungan,

memungkinkan kualitas air baku relatif lebih baik sehingga dalam

operasional pengolahan relatif lebih ekonomis.

2) Sungai Muning

Berbeda dengan sungai Tapin, Sungai muning berhulu bukan di daerah

pegunungan sungai ini merupakan saluran induk dari daerah tangkapan air hujan

yang sangat luas dan di beberapa titik dimungkinkan adanya sumber air artesis

yang masuk dalam aliran sungai Muning. Sungai ini berhulu di wilayah Kec.

Binuang dan Tapin Selatan yang mengalir ke arah utara melintasi wilayah Kec.

Tapin Selatan, Tapin Tengah untuk bertemu atau bersatu dengan Sungai Tapin di

Kecamatan Candi Laras Selatan (sungai rutas).

Terdapat beberapa anak sungi atau sungai-sungai kecil yang masuk ke aliran

Sungai Muning natara lain yaitu ; Sungai Batu, Antasan Sungai Puting, Hanyar,

Bakung, Embul Pulomambang, Hiyung, Pagatan dan Sungai Bakung

Pemanfaatan Sungai Muning sampai saat ini adalah disamping sebagai sarana

transportasi dimanfaatkan sebagai sarana MCK oleh masyarakat sekitar. Kaitannya

dengan Penyediaan Air Minum, Sungai muning juga dimanfaatkan oleh PDAM

dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dengan sistem perpipaan melalui IPA IKK

Tapin tengah yang berada di Tambaruntung.

3) Sungai Nagara

Sungai Negara merupakan sungai yang relatif panjang dan besar menurut data

dari PDAM Kab. Tapin Debit minimum sungai Negara adalah sebesar 1.000 lt/dt,

sungai ini masuk melintasi wilayah Kab. Tapin dari arah Kab. Hulu Sungai Selatan

tepatnya di wilayah Kec. Candi Laras Utara. Hulu sungai ini apabila dirunut berawal

di wilayah Kab. Tabalong Prov. Kalimantan Selatan mengalir menyusur ke arah

selatan melalui Kab. Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, lalu melintasi ke

wilayah Kab. Tapin. Wilayah perencanaan yang dialiri sungai ini adalah kecamatan

Candi Laras Selatan serta Candi Laras Utara. Sungai Negara ini merupakan muara

dari sungai tapin. Titik pertemuan keduanya berada di daerah Margasari Kec.

Candi Laras Selatan. Sepanjang aliran yang melintas di wilayah Kab. Tapin terdapat

beberapa sungai-sungai kecil atau anak sungai antara lain adalah ; Sungai Rawana,

Babundung, Balanti, Beringin Ramabah dan lain-lain.

Sungai Negara dengan dimensinya yang cukup lebar maka banyak dimanfaatkan

oleh masyarakat sebagai sarana transportasi terutama yang belum terjangkau

oleh sarana transportasi darat sementara masyarakat yang lain memanfaatkan

aliran sungan Negara sebagai sarana MCK terutama masyarakat yang tinggal di

daerah sempadan maupun sekitar aliran sungai. Pemanfaatan lain dari Sungai

Negara adalah sebagai air baku PDAM Kab. Tapin terutama IKK Candi Laras

Selatan dan IKK Candi Laras Utara dengan debit pengambilan masing-masing

sebesar 5 lt/dt.

Dokumen terkait