• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

F. Macam-macam Pernikahan

Ada berbagai macam dan cara dalam pernikahan yang sering kita dengar dalam keseharian kita. Dalam pernikahan, dilihat dari sifatnya, pernikahan terdiri dari berbagai macam, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Nikah Mut‟ah

Nikah mut‟ah adalah akad yang dilakukan oleh seorang

laki-laki terhadap perempuan dengan memakai lafazh “tamattu, istimta” atau sejenisnya.53

Sebagian pendapat mengatakan

bahwa nikah mut‟ah sama dengan nikah kontrak karena

pernikahan tersebut ditentukan dengan batas waktu tertentu dan tanpa adanya wali serta saksi dalam pernikahan.

Seluruh Imam madzab menetapkan nikah mut‟ah

hukumnya adalah haram, alasannnya adalah:

Pertama: nikah mut‟ah tidak sesuai dengan yang dimaksudkan

oleh Al-Qur‟an, juga tidak sesuai dengan masalah yang berkaitan dengan talak, iddah dan kewarisan. Jadi, pernikahan seperti itu batal sebagaimana bentuk pernikahan lain yang dibatalkan Islam.

Kedua: Banyak hadis yang dengan tegas menyebutkan

haramnya nikah mut‟ah.54

Sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

ِةَعْ تُم ْنَع ىَهَ ن ملسو ويلع للها ىلص للها َلْوُسَر طَّنَا ٍبِلاَط ِْبَِا ِنْب ِّىِلَع ْنَع

ِةطَّي ِسنِْلَا ِرُمُْاا ِمْوُُا ِلْكَا ْنَعَو َرَ بْيَخ َمْوَ ي ِءاَسِّنلا

ملسم هاور

Artinya: “Bersumber dari Ali bin Abu Thalib; sesungguhnya Rasulullah SAW melarang dari menikahi wanita secara

mut‟ah dan dari memakan daging keledai piaraan pada hari khaibar”.55

53

Beni Ahmad Saebani, Fiqh Munakaht 1 (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h. 55.

54

Ibid

55

Imam Abu Husein Muslim Bin Hajjaj Al-Qusyairi An Naisaburi, Shahih Muslim Jilid 2, Terjemahan KH. Adib Bisri Musthofa, (Semarang: CV. Asy-Syifa, 1992), h. 760.

Diharamkannya nikah mut‟ah terdapat hikmah yaitu

tidak terealisasinya tujuan-tujuan dasar pernikahan sakinah, mawaddah dan rahmah, serta tidak mempunyai tujuan ingin hidup rukun dan bahagia bersama istrinya hingga akhir hayat,

sehingga dengan diharamkan nikah mut‟ah tidak akan lahir

anak-anak hasil zina dari hubungan pasangan yang tidak sah tersebut.

2. Nikah Muhallil

Muhallil disebut pula dengan istilah kawin cinta buta, yaitu seorang laki-laki mengawini seorang perempuan yang telah ditalak tiga kali sehabis masa iddahnya kemudian menalaknya dengan maksud agar mantan suaminya yang pertama dapat menikah dengan dia kembali.56

Allah SWT. berfirman dalam surat al-baqarah ayat 230;















































لله





لله







ةرقبلا﴿

:

٢٣٢

Artinya: ”Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan istri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui”.57

Mengenai sifat perkawinan yang dimaksud dalam surat al-Baqarah ayat 230, diterangkan oleh hadis sebagai berikut:

56

Beni Ahmad Saebani, Fiqh Munakaht 1, Op.Cit, h. 69.

57

ْتَلاَق اَهْ نَع ُللها َيِضَر َةَلِئاَع ْنَعَو

:

طَُّثُ ٌلُجَر اَهَجطَّوَزَ تَ ف اًث َلحَث ُوَتَأَرْمِا ٌلُجَر َ طَّلَط

للها ُلْوُسَر َلِئُسَف اَهَجطَّوَزَ تَ ي ْنَأ ُلطَّوَْلَا اَهُجْوَز َداَرَأَف ،اَِبِ َلُخْ َي ْنَأ َلْبَ ق اَهَقطَّلَط

َلاَقَ ف َكِلَذ ْنَع ملسو ويلع للها ىلص

:

اَم اَهِتَلْ يَسُع ْنِم ُرَخَْلَا َ ْوُذَي طَّ َ َلَ

ُلطَّوَْلَا َ اَذ

ملسم هاور

Artinya: Dari Aisyah r.a., ia berkata: “seorang laki-laki telah mentalak istrinya tiga kali, kemudian seorang laki-laki (lain) mengawini bekas istri itu dan mentalaknya sebelum mencampurinya. Maka bekas suami yang pertama bermaksud hendak mengawini bekas istrinya itu kembali, lalu ditanyakanlah hal yang demikian kepada

Rasulullah SAW. beliau menjawab: “tidak boleh kawin,

hingga suami terakhir merasakan madu bekas istri itu (mencampuri), menurut yang dirasakan oleh suami yang

pertama”.58

Hadis tersebut menjelaskan apabila suami ingin menikahi istrinya yang telah ditalak tiga kali maka hendaklah harus ada orang lain yang menikahi istrinya yang sudah ditalak tiga kali dan harus sudah berhubungan badan, kemudian orang lain (suami yang kedua) itu mentalaknya.

Apabila tujuan perkawinan dengan suami kedua ialah agar bekas suami pertama halal kawin dengan bekas istri yang telah ditalaknya tiga kali itu, maka perkawinan yang demikian telah menyimpang dari tujuan perkawinan yang digariskan oleh agama, yaitu adanya unsur-unsur mut‟ah dan pembatasan waktu

perkawinan.59 Oleh karena itu, perkawinan yang demikian batal hukumnya dan dilaknat oleh Rasul. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW. sebagai berikut:

58

Imam Abu Husein Muslim Bin Hajjaj Al-Qusyairi An Naisaburi,

Op.Cit, h. 813

59

Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1987), h. 113.

َلاَق ٍدوُعْسَم ِنْبا ْنَعَو

:

ُوَل َلطَّلَحُمْلاَو َلِّلَحُمْلا ِللها ُلْوُسَر َنَعَل

.

ُ َْحَْأ ُهاَوَر

ُوَحطَّحَصَو ُّيِذِمْرِّ تلاَو ُّيِئاَسطَّنلاَو

Artinya: Dari Ibnu Mas‟ud, ia berkata: “Rasulullah SAW melaknat Muhallil (laki-laki yang menikahi seorang perempuan dengan tujuan agar perempuan itu dibolehkan menikah kembali dengan suaminya pertama yang menceraikannya dengan talak tiga) dan Muhallal lahu (laki-laki yang menyuruh Muhallil untuk menikahi mantan istrinya agar istrinya dibolehkan untuk

dinikahinya lagi).” Diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa‟i,

dan Tirmidzi dengan menyatakannya sebagai hadis Shahih.60

3. Nikah Sighar

Nikah sighar yaitu seseorang menikahkan anak perempuannya dengan syarat; orang yang menikahi anaknya itu juga menikahkan putri yang ia miliki dengannya.61 Nikah sighar biasa disebut juga dengan istilah nikah tukar karena dalam pernikahan tersebut terjadinya tukar-menukar seorang perempuan untuk dijadikan istrinya. Dinamakan nikah sighar karena ia berasal dari syughur yang artinya tanpa ganti. Ada yang mengatakan bahwa nikah ini dinamakan nikah sighar karena berasal dari kata syagharo yaitu anjing mengangkat satu kakinya lalu kencing. Nikah ini disamakan dengan permisalan yang sangat buruk yaitu kencingnya seekor anjing. Karena dalam nikah ini ada kesengajaan untuk menjadikan seorang wanita sebagai ganti dari wanita lain.62 Syekh Taqiyyuddin

berkata, “telah jelas bahwa Allah melarang nikah sighar, karena di dalamnya ada syarat bahwa wali dari wanita tersebut harus menikah dengan anak wanita sang suami dengan hanya meminangnya saja. Dia hanya memandang dari segi maslahat

60

Ibnu Hajar Al-Asqalani, Op.Cit. h. 252.

61 Syaikh Kamil Muhammad „Uwaidah, Fiqih Wanita (edisi

lengkap) (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2000), h. 381.

62

Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 662.

untuk dirinya saja, tanpa memandang dari segi syahwatnya. Padahal mahar adalah hak bagi seorang wanita yang akan dinikahi dan bukan hak wali dari wanita itu.63

Para fuqaha telah sepakat bahwa nikah sighar itu hukumnya haram, berdasarkan sabda Rasulullah. SAW sebagai berikut:

َلاَق َرَمُع ِنْبِا ْنَع ِ ِفاَن ْنَعَو

:

ِنَع ملسو ويلع للها ىلص ِللها ُلْوُسَر ىَهَ ن

ُراَ ِّللاَو ،ِراَ ِّللا

:

َسْيَلَو ُوَتَنْ بِا ُرَخ ْلْ ُوَجِّوَزُ ي ْنَأ ىَلَع ُوَتَنْ بِا ُلُجطَّرلا َجِّوَزُ ي ْنَأ

ٌ اَ َص اَمُهَ نْ يَ ب

.

ْنِم ِراَ ِّللا َرْ يِسْ َ ت ْنَأ ىَلَع َرَخآ ٍوْجَو ْنِم اَقَ طَّ تاَو ِوْيَلَع ٌ َ طَّ تُم

ٍ ِفاَن ِم َلحَك

Artinya: Dari Nafi‟ dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah

SAW. melarang nikah syihar. Nikah syihar adalah seseorang menikahkan putrinya kepada orang lain dengan syarat orang itu menikahkan putrinya kepadanya, dan keduanya tidak memberikan mahar.

Hadis muttafaq „alaihi. Bukhari dan muslim dari jalan periwayatan lain, sepakat bahwa penafsiran “syighar” di atas adalah perkataan nafi‟.64

4. Poligami

Poligami adalah seorang laki-laki yang mempunyai istri lebih dari seorang istri dan maksimal adalah mempunyai empat istri. Poligami diperbolehkan oleh agama Islam, berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-Nisa ayat 3 sebagai berikut:

63 Ibid, h. 663.

64

























































ءاسنلا﴿

:

٣

Artinya: “Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu

berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi; dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang

demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim”.65 Poligamai juga diatur dalam PP nomor 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan undang-undang nomor 1 tahun 1974 pasal 40-44 yaitu sebagai berikut:

Pasal 40

Apabila seorang suami bermaksud untuk beristri lebih dari seorang maka ia wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada pengadilan.

Pasal 41

Pengadilan kemudian memeriksa mengenai:

a. Ada atau tidaknya alasan yang memungkinkan seorang suami kawin lagi, ialah: bahwa istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri; bahwa istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan; bahwa istri tidak dapat melahirkan keturunan.

b. Ada atau tidaknya persetujuan dari istri, baik persetujuan lisan maupun tertulis, apabila persetujuan itu merupakan persetujuan lisan, persetujuan itu harus diucapkan didepan sidang pengadilan.

65

c. Ada atau tidaknya kemampuan suami untuk menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak-anak, dengan memperlihatkan:

i. Surat keterangan mengenai penghasilan suami yang ditanda tangani oleh bendahara tempat bekerja; atau

ii. Surat keterangan pajak penghasilan; atau

iii. Surat keterangan lain yang dapat diterima oleh pengadilan;

d. Ada atau tidak adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak mereka dengan pernyataan atau janji dari suami yang dibuat dalam bentuk yang ditetepkan untuk itu.

Pasal 42

(1) Dalam melakukan pemeriksaan mengenai hal-hal pada pasal 40 dan 41, pengadilan harus memanggil dan mendengar istri yang bersangkutan.

(2) Pemeriksaan pengadilan untuk itu dilakukan oleh hakim selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya surat permohonan beserta lampiran-lampirannya.

Pasal 43

Apabila pengadilan berpendapat bahwa cukup alasan bagi pemohon untuk beristri lebih dari seorang, maka pengadilan memberikan putusannya yang berupa izin untuk beristri lebih dari seorang.

Pasal 44

Pegawai pencatat dilarang untuk melakukan pencatatan perkawinan seorang suami yang akan beristri lebih dari seorang sebelum adanya izin pengadilan seperti dimaksud dalam pasal 43.

5. Poliandri

Poliandri merupakan kebalikan dari poligami. Poliandri yaitu seorang wanita yang mempunyai lebih dari satu orang laki-laki (suami), maka haram hukumnya menikah seperti ini karena sama saja dengan pekerja seks komersial (PSK) yang setiap harinya selalu berganti-ganti pasangan.

6. Isogami

Isogami adalah perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang bertempat tinggal di wilayah yang sama, etnis dan kesukuannya sama.66 Isogami merupakan larangan yang ditujukan kepada laki-laki maupun perempuan agar tidak menikah dengan seorang laki-laki atau perempuan yang berbeda etnis dan suku.

7. Esogami

Esogami merupakan kebalikan dari isogami. Esogami merupakan perkawinan yang dilakukan oleh seorang lak-laki dengan seorang perempuan yang berbeda suku, etnis dan tempat tinggalnya.

8. Nikah Sirri

Nikah sirri merupakan nikah yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan seorang perempuan tanpa memberi tahu dan meminta izin orang tuanya yang berhak menjadi wali. Nikah sirri dilakukan dengan syarat-syarat yang benar menurut hukum Islam. Hanya saja dalam nikah sirri, pihak orang tua tidak diberi tahu dan keduanya tidak meminta izin atau meminta restu orang tua.

9. Kawin dibawah Tangan

Kawin dibawah tangan adalah perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA) dan tidak melalui prosedur yang telah ditentukan dalam undang-undang. Perkawinan seperti ini menurut undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, perkawinan dibawah tangan dianggap belum pernah terjadi dan dapat dibatalkan. Namun, apabila pernikahan dibawah tangan dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya maka dapat langsung dilaporkan ke pegawai pencatat nikah untuk segera dibuatkan akta nikahnya.

10.Homo seksual

Homo seksual adalah perkawinan yang dilakukan sesama jenis, yaitu laki-laki dengan laki-laki. Pernikahan jenis ini haram hukumnya dan pelakunya harus dihukum karena telah

melanggar syari‟at.

66

11.Lesbian

Lesbian adalah perkawinan yang dilakukan sesama jenis, seperti halnya homo seksual. Perbedaannya adalah jika homo seksual pelakunya adalah laki-laki dengan laki-laki, sedangkan lesbian pelakunya adalah perempuan dengan perempuan. Lesbian hukumnya haram karena tidak sesuai dengan hukum-hukum Allah.

Lesbian adalah berupa menggesekkan atau menyentuhkan alat vital saja dan bukannya ejakulasi. Oleh karena itu, pelakunya hanya diberi sangsi dan tidak dijatuhi

ḫadd (hukuman yang telah ditentukan) sebagaimana juga kalau lelaki menggesekkan alat vitalnya kepada perempuan dengan tidak memasukkannya ke dalam farji.67

12.Nikah wisata

Nikah Wisata adalah merupakan bentuk pernikahan yang dilakukan dengan memenuhi rukun dan syarat pernikahan, namun pernikahan tersebut diniatkan dan/atau disepakati untuk sementara, semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan selama dalam wisata/perjalanan.68 Nikah wisata merupakan

bagian dari nikah mut‟ah karena dalam akadnya ditentukan

berapa lama akan menjalin hubungan sebagai suami-istri. Pembahasan nikah wisata akan dirinci dan dijelaskan lebih mendalam dalam bahasan bab III dalam skripsi ini.

Dokumen terkait