• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengembangan Model Perencanaan Produksi Agregat Dan Jadwal Induk Produksi Jus Berbahan Baku Buah Segar adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir tesis ini.

Bogor, Februari 2010

Iffan

Maflahah

ABSTRACT

Planning and production control are important factors to determine the efficiency derived through proper management of raw material supply of fresh fruits, production planning and master production schedule. This research aimed to develop the aggregate production planning model, and master production schedule model for juice made from fresh fruit, while also considered the perishability of the fresh fruit. There were several methods employed during the works, namely autoregressive integrated moving average (ARIMA) for prediction of raw material supply and juice total sale, mathematical model for raw material supply, linear programming for product optimization planning and technique for prospective production scheduling to develop master production schedule. This research developed software for decision support system called RP_JUS. The results showed that all raw material damage was distributed exponentially. Total production plan for puree during regular time was 462.288,48 kg, while during over time the total production was 207.692,30 kg. Optimization on total production plan of juice resulted in 3.744.088 l of juice produced during regular time, and 33.620,00 l was produced during over time. Master production schedule showed that all kinds of juice would be processed every week.

RINGKASAN

IFFAN MAFLAHAH. Pengembangan Model Perencanaan Produksi Agregat Dan Jadwal Induk Produksi Jus Berbahan Baku Buah Segar. Dibimbing oleh MACHFUD dan FAQIH UDIN

Model perencanaan produksi yang dikembangkan mencakup aspek persediaan bahan baku, proses produk setengah jadi, proses akhir produk, persediaan produk setengah jadi, dan persediaan produk akhir. Model perencanaan produksi dan jadwal induk produksi untuk produksi jus yang menggunakan bahan baku buah segar dilakukan dengan memasukkan sifatperishablebuah segar dalam model. Perencanaan produksi dan jadwal induk produksi dilakukan dengan maksud memenuhi permintaan pada tingkat biaya yang minimum. Kegiatan produksi sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku buah segar dan jumlah permintaan. Bahan baku sebagai masukan akan diproses untuk menghasilkan produk. Pasokan bahan baku buah segar mempunyai karakteristik musiman, mudah rusak, beragam, danbulky. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model perencanaan produksi agregat dan iadwal induk produksi jus berbahan baku buah segar yang sesuai dengan karakteristik bahan baku buah segar yaitu mudah rusak.

Terdapat enam tahapan utama dalam penelitian ini yaitu mengembangkan model prakiraan pasokan bahan baku buah segar, model prakiraan penjualan jus, model laju kerusakan buah, model ketersediaan bahan baku buah segar yang layak diproduksi, model perencanaan produksi agregat dan model jadwal induk produksi. Model prakiraan jumlah pasokan bahan baku buah segar dan penjualan jus buah menggunakan teknik ARIMA.Pengembangan model ketersediaan bahan baku buah yang layak diproduksi menggunakan formulasi matematika dengan memperhitungkan laju kerusakan bahan baku. Model perencanaan produksi agregat bertujuan meminimalkan total biaya produksi. Model perencanaan produksi agregat dikembangkan dengan berbasis pada model programa linier. Kendala-kendala yang dipertimbangkan dalam menyusun model perencanaan produksi agregat adalah jumlah pasokan bahan baku buah yang layak digunakan untuk produksi, kapasitas produksi yang terbatas, keterbatasan luas ruang penyimpanan dan permintaan jus yang harus dipenuhi. Model jadwal induk produksi dikembangkan dengan teknik jadwal induk perspektif. Model jadwal induk produksi akan memberikan jadwal produksi masing-masing jus periode mingguan. Perancangan sistem penunjang keputusan dengan menyatukan seluruh komponen model sehingga diperolah integrasi manajemen persediaan bahan baku buah segar dan manajemen perencanaan produksi.

Rancangan sistem penunjang keputusan yang dihasilkan diberi nama Rp_JUS dapat digunakan oleh bagian produksi, pengadaan bahan baku dan pemasaran. Kelebihan dari rancangan ini adalah mampu mengintegrasikan ketersediaan bahan baku buah yang layak diproduksi dan ketersediaan produk jus

dan puree, perencanaan produksi produk setengah jadi dan produk jadi, serta jadwal induk produksi pada setiap minggunya. Sistem penunjang keputusan ini dapat digunakan untuk menganalisis secara parsial dan keseluruhan. Basis model yang digunakan dalam sistem penunjang keputusan Rp_JUS ini adalah model prakiraan pasokan bahan baku buah segar, model prakiraan penjualan jus, model model laju kerusakan buah, model ketersediaan bahan baku buah yang layak diproduksi, model perencanaan produksi agregat dan model jadwal induk produksi.

Model ketersediaan bahan baku dirancang untuk menentukan jumlah bahan baku buah segar yang layak diolah berdasarkan prakiraan pasokan bahan baku buah dan laju kerusakan buah, serta jumlah prakiraan peramalan permintaan produk jus yang harus dipenuhi. Hasil analisis menunjukkan laju kerusakan buah segar berdasarkan distribusi eksponensial dengan nilai tengah laju kerusakan yaitu buah jambu 0,0598; buah sirsak 0,112; buah nenas 0,0423; buah apel 0,032 dan buah strawberi 0,251.

Jumlah rencana produksi optimum untuk jangka waktu 12 bulan kedepan adalah untuk puree sebanyak 462.288,48 kg (69%) pada jam kerja reguler dan 207.692,30 kg (31%) pada jam kerja lembur. Sedangkan total produksi jus dari buah segar sebanyak 3.254.964,40 liter (86,16%) produksi jus dari puree

sebanyak 522.743,57 liter (13,85%).

Persentase produksi jus jambu, jus sirsak, jus nenas, jus apel dan jus strawberi adalah sebesar 35,47%; 16,70%; 25,11%; 12,42% dan 10,30% dari total produksi jus. Penggunaan jam kerja dalam produksi jus adalah 99,18% produksi jus dilakukan pada jam kerja regular, sedangkan 0,82% dilakukan pada jam kerja lembur.

Secara umum hasil optimasi perencanaan produksi agregat terhadap produksi jus maupun produksipuree dapat dilakukan pada jam kerja reguler. Hal ini berarti kapasitas produksi perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar. Hal ini sangat diperlukan untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk jus, karena apabila perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen maka kehilangan kepercayaan konsumen akan menyebabkan perusahaan kehilangan penjualan.

Biaya perencanaan produksi dapat dihitung setelah dilakukan perhitungan perencanaan produksi agregat. Biaya-biaya yang dihitung adalah biaya produksi jus buah dari bahan baku buah segar, biaya produksi jus buah dari bahan baku

puree, biaya produksi buah segar menjadi puree pada jam kerja regular maupun jam kerja lembur. Selain itu, diperhitungkan juga biaya persediaan dalam bentuk

pureedan jus buah.

© Hak Cipta milik IPB, Tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya:

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah;

b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagianm atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

PENGEMBANGAN MODEL PERENCANAAN PRODUKSI

AGREGAT DAN JADWAL INDUK PRODUKSI JUS

BERBAHAN BAKU BUAH SEGAR

Oleh :

IFFAN MAFLAHAH

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010