• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel di bawah ini menyajikan posisi liabilitas konsolidasian Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan (Member of Crowe Global) dengan opini tanpa modifikasian tertanggal 11 Mei 2021, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini.

Pada tanggal 31 Desember 2020, Perseroan mempunyai liabilitas yang seluruhnya berjumlah Rp129.372.361.450 juta dengan rincian sebagai berikut:

(dalam Rupiah)

Keterangan 31 Desember 2020

LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pinjaman bank jangka pendek -

Utang usaha

Pihak berelasi 43.415.406

Pihak ketiga 29.020.859.669

Utang lain-lain 471.146.230

Liabilitas yang masih harus dibayar 4.747.211.100

Utang pajak 2.256.181.589

Utang kepada pihak-pihak berelasi - bagian lancar 208.841.378

Bagian pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun 17.310.980.000

TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 54.058.635.372

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang kepada pihak-pihak berelasi - bagian jangka panjang 30.218.936.000

Liabilitas derivatif -

Pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 26.014.800.000

Liabilitas imbalan kerja 19.079.990.078

TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 75.313.726.078

Hingga saat ini tidak ada kewajiban yang telah jatuh tempo tetapi belum dilunasi/dibayar.

1. Utang Usaha

Pada 31 Desember 2020, akun ini merupakan utang usaha yang diterima dari pihak berelasi dan pihak ketiga, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Pihak berelasi

PT Barito Putera Docking 43.415.406

PT Hasnur Jaya International -

PT Magma Sigma Utama -

PT Hasnur Jaya Utama -

PT Hasnur Informasi Teknologi -

Sub Total 43.415.406

Pihak ketiga

PT Borneo Samudra Perkasa 4.586.680.309

PT AKR Corporindo Tbk 4.347.648.728

PT Trans Energy Indonesia 2.992.380.505

PT Ambang Barito Nusapersada 2.349.828.459

PT Bahtera Energi Samudra Tuah 2.011.434.875

PT Pulau Seroja Jaya 1.859.719.658

PT Patria Maritime Industry 1.171.950.000

PT Pelayaran Saudara Sejati 1.394.403.518

PT Duta Bahari Menara Line Dockyard 792.715.550

PT Virgo Samudera Jaya 789.966.517

III. PERNYATAAN UTANG

Tabel di bawah ini menyajikan posisi liabilitas konsolidasian Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 yang telah diaudit oleh KAP Kosasih Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan (Member of Crowe Global) dengan opini tanpa modifikasian tertanggal 11 Mei 2021, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini.

Pada tanggal 31 Desember 2020, Perseroan mempunyai liabilitas yang seluruhnya berjumlah Rp129.372.361.450 juta dengan rincian sebagai berikut:

(dalam Rupiah)

Keterangan 31 Desember 2020

LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pinjaman bank jangka pendek -

Utang usaha

Pihak berelasi 43.415.406

Pihak ketiga 29.020.859.669

Utang lain-lain 471.146.230

Liabilitas yang masih harus dibayar 4.747.211.100

Utang pajak 2.256.181.589

Utang kepada pihak-pihak berelasi - bagian lancar 208.841.378

Bagian pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun 17.310.980.000

TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 54.058.635.372

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang kepada pihak-pihak berelasi - bagian jangka panjang 30.218.936.000

Liabilitas derivatif -

Pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 26.014.800.000

Liabilitas imbalan kerja 19.079.990.078

TOTAL LIABILITAS JANGKA PANJANG 75.313.726.078

Hingga saat ini tidak ada kewajiban yang telah jatuh tempo tetapi belum dilunasi/dibayar.

1. Utang Usaha

Pada 31 Desember 2020, akun ini merupakan utang usaha yang diterima dari pihak berelasi dan pihak ketiga, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Pihak berelasi

KETERANGAN 31 Desember 2020

PT Lumena Mandiri Nusantara 781.354.551

Rincian umur utang usaha adalah sebagai berikut:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Belum jatuh tempo 16.151.983.247

Jatuh tempo:

Sampai dengan 30 hari 9.856.104.533

31 - 90 hari 391.991.560

> 90 hari 2.664.195.735

Total 29.064.275.075

2. Utang Lain-lain

Pada 31 Desember 2020, akun ini merupakan utang karyawan terkait uang muka perjalanan dinas dan utang lain-lain kepada pihak ketiga tidak berkaitan dengan operasional Perusahaan dengan rincian adalah sebagai berikut:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Pihak ketiga

Utang karyawan 234.184.189

Lain-lain 236.962.041

Total 471.146.230

3. Liabilitas yang Masih Harus Dibayar

Pada 31 Desember 2020, akun ini merupakan kompensasi karyawan, pengangkutan, jasa profesional dan lain-lain dengan rincian adalah sebagai berikut:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Kompensasi karyawan 2.562.710.534

Pengangkutan 1.459.922.965

Jasa profesional 606.300.000

Perlengkapan -

Persediaan bahan bakar -

Lain-lain (masing-masing dibawah 500juta) 118.277.601

Total 4.747.211.100

4. Pinjaman Bank Jangka Panjang

Pada 31 Desember 2020, akun ini merupakan pinjaman bank jangka panjang kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 43.325.780.000

Total pinjaman bank 43.325.780.000

Dikurangi:

Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 17.310.980.000

Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 26.014.800.000 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Berdasarkan perjanjian No. 019/BMM/PKKI/2018 tanggal 28 Februari 2018, HIS sepakat mengadakan perjanjian kredit dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“BNI”). HIS memperoleh fasilitas pinjaman dari BNI dalam bentuk “Kredit Investasi” untuk pembelian tugboat dan tongkang dengan jumlah maksimum fasilitas kredit sebesar Rp60.000.000.000 dengan suku bunga sebesar 12,75% per tahun. Fasilitas kredit ini berlaku selama jangka waktu 60 bulan terhitung sejak 28 Februari 2018 sampai dengan 27 Februari 2023. Fasilitas ini telah dicairkan sebesar Rp29.644.980.000 pada Maret dan Mei 2018 dan akan jatuh tempo pada Januari 2022. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan tugboat dan tongkang dan piutang usaha HIS dan jaminan korporasi dari PT Hasnur Jaya International (HJI). Fasilitas ini juga dijamin dengan tanah dan bangunan milik Direksi Ibu Jayanti Sari seluas 360 meter persegi (SHM No. 10571) yang terletak di wilayah Jakarta Barat.

Pada tanggal 31 Desember 2020, 2019 dan 2018, saldo pinjaman ini masing-masing sebesar Rp11.170.980.000, Rp22.414.980.000 dan Rp27.358.980.000. Beban bunga terkait untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020, 2019 dan 2018 sebesar Rp2.129.406.376, Rp2.927.072.014 dan Rp2.408.975.489

Fasilitas ini memuat beberapa pembatasan tertentu yang mewajibkan HIS untuk menjaga dan mempertahankan rasio keuangan, antara lain;

1. Current Ratio minimal 1 (satu);

2. Debt Equity Ratio maksimal 2,5 (dua koma lima);

3. Debt Service Coverage Ratio (DSCR), minimal sebesar 1 (satu).

Persyaratan pinjaman tersebut mengharuskan HIS memperoleh persetujuan tertulis dari BNI sebelum, antara lain:

1. Mengubah bentuk dan/atau status hukum HIS, Anggaran dasar, melikuidasi, menggabungkan dan/atau membubarkan termasuk menerbitkan saham-saham baru dan/atau menjual saham-saham yang telah ada;

2. Menggunakan dana HIS untuk tujuan di luar usaha yang dibiayai dengan fasilitas kredit di bank;

3. Menjual, mengalihkan, menyewakan, meminjamkan aset kekayaan HIS atau sebaliknya dengan jumlah yang material;

4. Memperoleh pinjaman uang/kredit baru dari bank atau lembaga keuangan lainnya;

5. Mengikatkan diri sebagai penanggung/penjamin dalam bentuk dan dengan nama apapun dan/atau mengagunkan aset HIS kepada pihak lain;

6. Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit atau permohonan penundaan pembayaran;

7. Melakukan konsolidasi, penggabungan usaha (merger), akuisisi;

8. Melakukan investasi yg melebihi proceed HIS (EAT+depresiasi);

9. Menggadaikan atau mempertanggungkan saham HIS kepada pihak manapun;

10. Mengubah jenis usaha;

11. Melakukan interfinancing dengan HIS afiliasi atau induk HIS;

12. Membuka usaha baru selain usaha yang telah ada;

13. Melunasi pinjaman pemegang saham dan HIS afiliasi;

14. Membuat perjanjian dan transaksi tidak wajar;

15. Mengalihkan seluruh/sebagian dari hak atau kewajiban penerima kredit yang timbul berdasarkan perjanjian kredit;

16. Melunasi/membayar pokok dan biaya bunga/biaya lainnya atas pinjaman/utang kepada pihak lain di luar yang telah disetujui dalam perjanjian kredit;

17. Memberikan pinjaman kepada pihak lain kecuali transaksi operasional yang wajar berdasarkan penilaian bank.

Berdasarkan perjanjian No. 1041/His-JKT/DirUM051/IX-2019 tanggal 17 Januari 2020, HIS sepakat mengadakan perjanjian kredit dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“BNI”). HIS memperoleh fasilitas pinjaman dari BNI dalam bentuk

“Kredit Investasi” untuk pembelian tugboat dan tongkang dengan jumlah maksimum fasilitas kredit sebesar Rp33.154.800.000 dengan suku bunga sebesar 12% per tahun. Fasilitas kredit ini berlaku selama jangka waktu 72 bulan terhitung sejak 17 Januari 2020 sampai dengan 16 Januari 2026. Fasilitas ini telah dicairkan sebesar Rp33.154.800.000

4. Pinjaman Bank Jangka Panjang

Pada 31 Desember 2020, akun ini merupakan pinjaman bank jangka panjang kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 43.325.780.000

Total pinjaman bank 43.325.780.000

Dikurangi:

Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 17.310.980.000

Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 26.014.800.000 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Berdasarkan perjanjian No. 019/BMM/PKKI/2018 tanggal 28 Februari 2018, HIS sepakat mengadakan perjanjian kredit dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“BNI”). HIS memperoleh fasilitas pinjaman dari BNI dalam bentuk “Kredit Investasi” untuk pembelian tugboat dan tongkang dengan jumlah maksimum fasilitas kredit sebesar Rp60.000.000.000 dengan suku bunga sebesar 12,75% per tahun. Fasilitas kredit ini berlaku selama jangka waktu 60 bulan terhitung sejak 28 Februari 2018 sampai dengan 27 Februari 2023. Fasilitas ini telah dicairkan sebesar Rp29.644.980.000 pada Maret dan Mei 2018 dan akan jatuh tempo pada Januari 2022. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan tugboat dan tongkang dan piutang usaha HIS dan jaminan korporasi dari PT Hasnur Jaya International (HJI). Fasilitas ini juga dijamin dengan tanah dan bangunan milik Direksi Ibu Jayanti Sari seluas 360 meter persegi (SHM No. 10571) yang terletak di wilayah Jakarta Barat.

Pada tanggal 31 Desember 2020, 2019 dan 2018, saldo pinjaman ini masing-masing sebesar Rp11.170.980.000, Rp22.414.980.000 dan Rp27.358.980.000. Beban bunga terkait untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020, 2019 dan 2018 sebesar Rp2.129.406.376, Rp2.927.072.014 dan Rp2.408.975.489

Fasilitas ini memuat beberapa pembatasan tertentu yang mewajibkan HIS untuk menjaga dan mempertahankan rasio keuangan, antara lain;

1. Current Ratio minimal 1 (satu);

2. Debt Equity Ratio maksimal 2,5 (dua koma lima);

3. Debt Service Coverage Ratio (DSCR), minimal sebesar 1 (satu).

Persyaratan pinjaman tersebut mengharuskan HIS memperoleh persetujuan tertulis dari BNI sebelum, antara lain:

1. Mengubah bentuk dan/atau status hukum HIS, Anggaran dasar, melikuidasi, menggabungkan dan/atau membubarkan termasuk menerbitkan saham-saham baru dan/atau menjual saham-saham yang telah ada;

2. Menggunakan dana HIS untuk tujuan di luar usaha yang dibiayai dengan fasilitas kredit di bank;

3. Menjual, mengalihkan, menyewakan, meminjamkan aset kekayaan HIS atau sebaliknya dengan jumlah yang material;

4. Memperoleh pinjaman uang/kredit baru dari bank atau lembaga keuangan lainnya;

5. Mengikatkan diri sebagai penanggung/penjamin dalam bentuk dan dengan nama apapun dan/atau mengagunkan aset HIS kepada pihak lain;

6. Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit atau permohonan penundaan pembayaran;

7. Melakukan konsolidasi, penggabungan usaha (merger), akuisisi;

8. Melakukan investasi yg melebihi proceed HIS (EAT+depresiasi);

9. Menggadaikan atau mempertanggungkan saham HIS kepada pihak manapun;

10. Mengubah jenis usaha;

11. Melakukan interfinancing dengan HIS afiliasi atau induk HIS;

12. Membuka usaha baru selain usaha yang telah ada;

13. Melunasi pinjaman pemegang saham dan HIS afiliasi;

14. Membuat perjanjian dan transaksi tidak wajar;

15. Mengalihkan seluruh/sebagian dari hak atau kewajiban penerima kredit yang timbul berdasarkan perjanjian kredit;

16. Melunasi/membayar pokok dan biaya bunga/biaya lainnya atas pinjaman/utang kepada pihak lain di luar yang telah disetujui dalam perjanjian kredit;

17. Memberikan pinjaman kepada pihak lain kecuali transaksi operasional yang wajar berdasarkan penilaian bank.

Berdasarkan perjanjian No. 1041/His-JKT/DirUM051/IX-2019 tanggal 17 Januari 2020, HIS sepakat mengadakan perjanjian kredit dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“BNI”). HIS memperoleh fasilitas pinjaman dari BNI dalam bentuk

“Kredit Investasi” untuk pembelian tugboat dan tongkang dengan jumlah maksimum fasilitas kredit sebesar Rp33.154.800.000 dengan suku bunga sebesar 12% per tahun. Fasilitas kredit ini berlaku selama jangka waktu 72 bulan terhitung sejak 17 Januari 2020 sampai dengan 16 Januari 2026. Fasilitas ini telah dicairkan sebesar Rp33.154.800.000

pada April dan Mei 2020 dan akan jatuh tempo pada Januari 2026. Pada tanggal 31 Desember 2020 saldo pinjaman ini sebesar Rp32.154.800.000.

Fasilitas ini memuat beberapa pembatasan tertentu yang mewajibkan HIS untuk menjaga dan mempertahankan rasio keuangan, antara lain;

1. Current Ratio minimal 1 (satu);

2. Debt Equity Ratio maksimal 2,5 (dua koma lima);

3. Debt Service Coverage Ratio (DSCR), minimal sebesar 1 (satu).

Persyaratan pinjaman tersebut mengharuskan HIS memperoleh persetujuan tertulis dari BNI sebelum, antara lain:

1. Mengubah bentuk dan/atau status hukum HIS, Anggaran dasar, melikuidasi, menggabungkan dan/atau membubarkan termasuk menerbitkan saham-saham baru dan/atau menjual saham-saham yang telah ada;

2. Menggunakan dana HIS untuk tujuan di luar usaha yang dibiayai dengan fasilitas kredit di bank;

3. Menjual atau menjaminkan harta kekayaan HIS kepada pihak lain;

4. Memperoleh pinjaman uang/kredit baru dari bank atau lembaga keuangan lainnya;

5. Mengikatkan diri sebagai penanggung/penjamin dalam bentuk dan dengan nama apapun dan/atau mengagunkan aset HIS kepada pihak lain;

6. Mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit atau permohonan penundaan pembayaran;

7. Melakukan konsolidasi, penggabungan usaha (merger), akuisisi;

8. Melakukan investasi yg melebihi proceed HIS (EAT+depresiasi);

9. Menggadaikan atau mempertanggungkan saham HIS kepada pihak manapun;

10. Mengubah jenis usaha;

11. Melakukan interfinancing dengan HIS afiliasi atau induk HIS;

12. Membuka usaha baru selain usaha yang telah ada;

13. Melunasi pinjaman pemegang saham dan HIS afiliasi;

14. Membuat perjanjian dan transaksi tidak wajar;

15. Mengalihkan seluruh/sebagian dari hak atau kewajiban penerima kredit yang timbul berdasarkan perjanjian kredit;

16. Melunasi/membayar pokok dan biaya bunga/biaya lainnya atas pinjaman/utang kepada pihak lain di luar yang telah disetujui dalam perjanjian kredit;

17. Memberikan pinjaman kepada pihak lain kecuali transaksi operasional yang wajar berdasarkan penilaian bank.

Sehubungan dengan pembatasan di atas, Manajemen HIS telah mendapat persetujuan BNI untuk pengesampingan ketentuan yang mengatur mengenai kewajiban Perseroan untuk memperoleh persetujuan secara tertulis dalam hal terjadi perubahan kepemilikan saham berdasarkan tangan persetujuan Bank BNI atas Surat Perseroan No. 0880/HIIS-JKT/DIR-LG072/X-2020 tertanggal 2 Oktober 2020 perihal Permohonan Persetujuan dan Pengesampingan Ketentuan – Ketentuan dalam Perjanjian Kredit Perseroan Sehubungan Dengan Rencana Penawaran Umum Perdana Perseroan sebagaimana ditegaskan kembali oleh Surat Bank BNI tertanggal 10 Februari 2021 No. BMM/2.5/88 Perihal Persetujuan atas Perubahan Jadwal Rencana Penawaran Umum dan Tindakan – Tindakan Perseroan (“Surat Persetujuan BNI”).

Manajemen HIS berpendapat bahwa seluruh ketentuan dan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Surat Persetujuan BNI telah dilaksanakan dan tidak terdapat pelanggaran terhadap pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Surat Persetujuan BNI tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2020 saldo pinjaman ini sebesar Rp32.154.800.000. Beban bunga terkait untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp2.565.146.933 dan dicatat sebagai bagian dari “Beban Lain-lain - Beban Bunga” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

5. LIABILITAS IMBALAN KERJA

Perseroan memberikan imbalan kerja jangka Panjang kepada karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU No. 13/2003). Imbalan tersebut tidak didanai. Tabel berikut menyajikan komponen dari beban imbalan neto yang diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan jumlah yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian untuk liabilitas diestimasi imbalan kerja yang dihitung oleh PT Sigma Prima Solusindo, aktuaris independen untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2020, 2019 dan 2018 berdasarkan laporannya masing-masing pada tanggal 19 Februari 2021, 16 April 2020 dan 12 Juni 2019. Penilaian aktuaris dihitung dengan menggunakan metode“Projected Unit Credit” yang berdasarkan asumsi-asumsi berikut:

KETERANGAN 31 Desember 2020

Tingkat kenaikan gaji 10% per tahun

Tingkat diskonto aktuaria 5,88 - 6,59% per tahun

Tingkat mortalita TMI-IV 2019

Tingkat cacat 5% dari tingkat mortalita

Tingkat pengunduran diri 5%, ≤ 39 tahun

3%, 40 - 44 tahun 2%, 45 - 49 tahun 1%, 50 - 54 tahun Rincian berikut ini menyajikan komponen beban dan liabilitas imbalan kerja karyawan Perseroan:

a. Beban imbalan kerja karyawan:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Biaya jasa kini 1.344.377.704

Biaya bunga 987.498.455

Jumlah beban imbalan kerja yang diakui pada laba rugi 2.331.876.159

b. Liabilitas imbalan kerja karyawan:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Nilai kini kewajiban imbalan pasti 19.079.990.078

c. Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Saldo awal 13.134.188.465

Transfer liabilitas imbalan kerja 531.190.908

Laba (rugi) komprehensif lain 3.226.073.346

Beban imbalan kerja tahun berjalan 2.331.876.159

Pembayaran manfaat (143.338.800)

Pengurangan nilai imbalan kerja BPD sehubungan dengan pelepasan entitas anak -

Saldo akhir 19.079.990.078

Pada tanggal 31 Desember 2018, pembayaran manfaat yang belum dibayarkan kepada karyawan sebesar Rp307.935.600 dicatat

sebagai bagian dari “Liabilitas yang Masih Harus Dibayar - Kompensasi Karyawan”.

d. Perubahan atas nilai kini kewajiban imbalan pasti:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Saldo awal 13.134.188.465

Transfer liabilitas imbalan kerja 531.190.908

Keuntungan aktuarial 3.226.073.346

Beban jasa kini 1.344.377.704

Beban bunga 987.498.455

Pembayaran manfaat (143.338.800)

Pengurangan nilai imbalan kerja BPD sehubungan dengan pelepasan investasi -

TOTAL 19.079.990.078

Analisis sensitivitas untuk risiko tingkat diskonto

Pada tanggal 31 Desember 2020, jika tingkat diskonto meningkat sebesar 1 persen dengan semua variabel lain konstan, maka nilai kini kewajiban pasti akan lebih rendah sebesar Rp1.087.876.766, sedangkan jika tingkat diskonto menurun 1 persen, maka nilai kini kewajiban pasti akan lebih tinggi sebesar Rp1.225.922.723.

KETERANGAN 31 Desember 2020

Tingkat kenaikan gaji 10% per tahun

Tingkat diskonto aktuaria 5,88 - 6,59% per tahun

Tingkat mortalita TMI-IV 2019

Tingkat cacat 5% dari tingkat mortalita

Tingkat pengunduran diri 5%, ≤ 39 tahun

3%, 40 - 44 tahun 2%, 45 - 49 tahun 1%, 50 - 54 tahun Rincian berikut ini menyajikan komponen beban dan liabilitas imbalan kerja karyawan Perseroan:

a. Beban imbalan kerja karyawan:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Biaya jasa kini 1.344.377.704

Biaya bunga 987.498.455

Jumlah beban imbalan kerja yang diakui pada laba rugi 2.331.876.159

b. Liabilitas imbalan kerja karyawan:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Nilai kini kewajiban imbalan pasti 19.079.990.078

c. Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Saldo awal 13.134.188.465

Transfer liabilitas imbalan kerja 531.190.908

Laba (rugi) komprehensif lain 3.226.073.346

Beban imbalan kerja tahun berjalan 2.331.876.159

Pembayaran manfaat (143.338.800)

Pengurangan nilai imbalan kerja BPD sehubungan dengan pelepasan entitas anak -

Saldo akhir 19.079.990.078

Pada tanggal 31 Desember 2018, pembayaran manfaat yang belum dibayarkan kepada karyawan sebesar Rp307.935.600 dicatat

sebagai bagian dari “Liabilitas yang Masih Harus Dibayar - Kompensasi Karyawan”.

d. Perubahan atas nilai kini kewajiban imbalan pasti:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Saldo awal 13.134.188.465

Transfer liabilitas imbalan kerja 531.190.908

Keuntungan aktuarial 3.226.073.346

Beban jasa kini 1.344.377.704

Beban bunga 987.498.455

Pembayaran manfaat (143.338.800)

Pengurangan nilai imbalan kerja BPD sehubungan dengan pelepasan investasi -

TOTAL 19.079.990.078

Analisis sensitivitas untuk risiko tingkat diskonto

Pada tanggal 31 Desember 2020, jika tingkat diskonto meningkat sebesar 1 persen dengan semua variabel lain konstan, maka nilai kini kewajiban pasti akan lebih rendah sebesar Rp1.087.876.766, sedangkan jika tingkat diskonto menurun 1 persen, maka nilai kini kewajiban pasti akan lebih tinggi sebesar Rp1.225.922.723.

Analisa sensitivitas untuk risiko tingkat kenaikan Gaji

Pada tanggal 31 Desember 2020, jika tingkat kenaikan gaji meningkat sebesar 1 persen dengan semua variabel konstan, maka nilai kini liabilitas imbalan pasti lebih tinggi sebesar Rp1.172.106.825, sedangkan jika tingkat kenaikan gaji menurun 1 persen, maka nilai kini liabilitas imbalan pasti lebih rendah sebesar Rp1.063.206.801.

Profil jatuh tempo liabilitas imbalan pasti pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

(dalam Rupiah)

KETERANGAN 31 Desember 2020

Sampai dengan 2 tahun 3.891.367.634

2 tahun - 5 tahun 3.839.591.007

Lebih dari 5 tahun 11.349.031.437

TOTAL 19.079.990.078

Manajemen Perseroan telah mereviu asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut sudah memadai.

Manajemen berkeyakinan bahwa liabilitas tersebut memadai untuk memenuhi liabilitas imbalan kerja Perseroan.

SELURUH LIABILITAS PERSEROAN PER TANGGAL 31 DESEMBER 2020 TELAH DIUNGKAPKAN DI DALAM LAPORAN KEUANGAN SEBAGAIMANA DIUNGKAPKAN JUGA DI DALAM PROSPEKTUS.

DARI TANGGAL 31 DESEMBER 2020 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN DARI TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN INI, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN DAN IKATAN-IKATAN BARU SELAIN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA KEWAJIBAN-KEWAJIBAN-KEWAJIBAN-KEWAJIBAN YANG TELAH DINYATAKAN DI ATAS DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DAN PROSPEKTUS INI.

TIDAK TERDAPAT PELANGGARAN ATAS PERSYARATAN DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DILAKUKAN PERSEROAN ATAU ENTITAS ANAK YANG MEMILIKI DAMPAK MATERIAL TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PERSEROAN.

TIDAK TERDAPAT KEADAAN LALAI ATAS PEMBAYARAN POKOK DAN/ATAU BUNGA PINJAMAN SETELAH TANGGAL LAPORAN KEUANGAN TERAKHIR SAMPAI TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN.

TIDAK TERDAPAT NEGATIVE COVENANTS YANG MEMBATASI PERSEROAN UNTUK MELAKUKAN PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM DAN YANG AKAN MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG SAHAM PUBLIK.

TIDAK ADA FAKTA MATERIAL YANG MENGAKIBATKAN PERUBAHAN SIGNIFIKAN PADA LIABILITAS TERKAIT PEMBAYARAN POKOK DAN/ATAU BUNGA PINJAMAN DAN/ATAU PERIKATAN LAIN SETELAH TANGGAL LAPORAN KEUANGAN TERAKHIR SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERYATAAN PENDAFTARAN.

MANAJEMEN DALAM HAL INI BERTINDAK UNTUK DAN ATAS NAMA PERSEROAN SERTA SEHUBUNGAN DENGAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM PERSEROAN DENGAN INI MENYATAKAN KESANGGUPANNYA UNTUK MEMENUHI LIABILITAS-LIABILITAS PERSEROAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN SERTA DISAJIKAN DALAM PROSPEKTUS INI.