• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang

CAPAIAN KINERJA

A. Capaian Kinerja Tahun 2014

2. Persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang

Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti

Berdasarkan tabel diatas terkait dengan persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti adalah 97% dengan realisasi 97% dan capaian sebesar 100%.

Pencapaian realisasi indikator persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti sebanyak 95 dokumen dari 95 dokumen (menggunakan rumus 1, karena semakin banyak hasil analisis yang ditindaklanjuti maka semakin baik).

Berdasarkan kategori pencapaian kinerja, dapat dinyatakan bahwa pencapaian untuk sasaran ini dikategorikan sangat baik (100%).

Terkait dengan penyelesaian saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti merupakan indikator kedua pada sasaran pertama tahun 2014, oleh karena itu dapat disajikan dalam bentuk perbandingan dengan tahun sebelumnya.

Gambar 2

Perbandingan Capaian Saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk

perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti

Kegiatan saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dapat bersifat top down dan bottom up, pada dasarnya dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul, mengambil tindakan sedini mungkin, dan mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki, baik mengenai sistem dan proses pelaksanaannya maupun kebijakan itu sendiri.

Bentuk kegiatan saran kebijakan hasil analisis tersebut dapat berupa keikutsertaan dalam rapat koordinasi, rapat antar kementerian, keanggotaan dalam suatu badan/komisi/tim koordinasi, sosialisasi Peraturan Perundang-undangan, workshop dan kunjungan pada instansi pemerintah baik di dalam kota, di daerah maupun di luar negeri. Hasil saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan disampaikan kepada stakeholder terkait dalam bentuk laporan yang didalamnya memuat saran atau rekomendasi (solusi) atas permasalahan yang ditemui dan perlu dilakukan penyempurnaan.

Kegiatan saran kebijakan hasil analisis yang telah dilakukan oleh Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan antara lain:

a. Kegiatan koordinasi perumusan dan analisis tentang posisi

organisasi pertahanan sipil/perlindungan masyarakat terhadap satuan polisi pamong praja di wilayah Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sulawesi Utara.

Kegiatan tersebut dilakukan guna mendapatkan informasi yang komprehensif terkait dengan akan dicabutnya Keppres Nomor 55 Tahun 1972 tentang Penjempurnaan Organisasi Pertahanan Sipil dan Organisasi Perlawanan dan Keamanan Rakjat Dalam Rangka Penertiban Pelaksanaan Sistim Hankamrata.

Pejabat dan pegawai pada Asisten Deputi Perancangan PUU Bidang Polhukam melakukan kegiatan perumusan di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Pejabat pada Asisten Deputi Perancangan PUU Bidang Polhukam melakukan kegiatan perumusan di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

Pejabat pada Asisten Deputi Perancangan PUU Bidang Polhukam melakukan kegiatan perumusan di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara

Berdasarkan kegiatan perumusan dan analisis tentang posisi organisasi pertahanan sipil/perlindungan masyarakat terhadap satuan polisi pamong praja tersebut outcome yang dihasilkan berupa surat Sekretaris Kabinet kepada Menteri Dalam Negeri yang intinya di beberapa daerah keberadaan Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) dikaitkan dengan tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sebagaimana diatur dalam PP Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, mengindikasikan eksistensi dan peran Satlinmas dalam melaksanakan tugas dan fungsi perlindungan masyarakat masih berlangsung sekalipun hal tersebut telah beralih menjadi kewenangan Satpol PP.

Sekretaris Kabinet menyarankan kepada Menteri Dalam Negeri untuk mengkaji permasalahan tersebut dan mengambil langkah yang diperlukan agar tidak tumpang tindih kewenangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi perlindungan masyarakat.

b. Kegiatan sesi ke-45 Working Group V (Insolvency Law) United Nations Commissions on International Trade Law (UNCITRAL), New York, Amerika Serikat, tanggal 21-25 April 2014

Sidang Sesi ke-45 Working Group V (Insolvency Law) UNCITRAL merupakan kelanjutan dari pembahasan sesi ke-44 WG V di Wina tahun 2013. Delegasi Indonesia diwakili oleh Kementerian Luar Negeri, PTRI Wina, dan Sekretariat Kabinet. Hasil sidang menyepakati beberapa pengaturan yang akan digunakan dalam Model Law on

Cross-Border Insolvency, antara lain terkait pedoman mengenai

penafsiran dan penerapan konsep-konsep tertentu dalam Model Law, mekanisme kepailitan bagi perusahaan mikro, kecil, dan menengah. Delegasi Indonesia menyampaikan bahwa Indonesia menyambut baik mengenai pengenalan konsep syntetic proceeding dalam upaya penyelesaian kasus-kasus kepailitan. Namun, Indonesia menginformasikan bahwa Hukum Islam (Syariah) dan Hukum Adat masih diakui dan dijunjung tinggi dalam beberapa kasus perdata, khususnya di bidang perbankan dan sengketa hukum tanah adat. Sebagai tindak lanjut, Indonesia akan melakukan koordinasi maupun konsolidasi internal guna mempersatukan persepsi dalam mempertimbangkan prinsip-prinsip yang ada dalam Model Law untuk dapat diterapkan ataupun ditolak dalam peraturan perundang-undangan nasional.

c. Kegiatan 3rd Meeting of Dialogue for the Establishment of Asian Forest Cooperation Organization (AFoCO), Siem Reap, Kamboja, tanggal 22-23 Mei 2014

Pertemuan 3rd Meeting of Dialogue for the Establishment of AfoCo

merupakan pertemuan lanjutan dari 2nd Meeting of Dialogue for the Establishment of AfoCo yang diselenggarakan di 26-27 Februari 2014

di Nay Pyi Taw, Myanmar. Dalam pertemuan ke 3 (tiga) AfoCo ini membahas tentang draft perjanjian dengan meninjau usulan dari setiap negara anggota. Pada prinsipnya, rapat menyepakati bahwa masih terdapat beberapa isu penting yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya khususnya yang terkait dengan klausul pembiayaan dan pengambilan keputusan yang masih membutuhkan pembahasan lebih lanjut dan konsultasi domestik pada setiap negara anggota.

d. Kegiatan 4th Meeting of Dialogue for the Establishment of Asian Forest Cooperation Organization (AFoCO), Vientiane, Laos, tanggal 30 September-1 Oktober 2014

Pertemuan 4th Meeting of Dialogue for the Establishment of AfoCo

merupakan pertemuan lanjutan dari 3rd Meeting of Dialogue for the Establishment of AfoCo yang diselenggarakan di Kamboja pada

tanggal 21-24 Mei 2014 yang telah menghasilkan draft Agreement on

the Establishment of Asian Forest Cooperation Organization. Dalam

pertemuan tersebut, Indonesia memfokuskan pembahasan mengenai klausul tentang establishment, membership, the assembly, dan

financing.

e. Kegiatan Perumusan Rencana Kebijakan Program Pemerintah Tentang Pembentukan Jabatan Fungsional di Lingkungan TNI dan Polri di wilayah KODAM dan POLDA Kalimantan Barat, Bali dan DI Aceh

Kegiatan tersebut, menghasilkan rekomendasi terhadap rencana

pembentukan jabatan fungsional di lingkungan TNI dan Polri, dimana rencana tersebut perlu segera diselesaikan mengingat dalam rangka pembinaan karir anggota TNI dan Polri yang tidak menduduki jabatan struktural dapat diarahkan untuk menduduki jabatan fungsional.

Kegiatan dilaksanakan dengan melakukan diskusi dengan pejabat terkait seperti Asisten Personel KODAM dan Kepala Bidang Pembinaan Karir POLDA.

3. Persentase penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan