• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian sasaran kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Laporan kinerja didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah melakukan akuntabilitas kinerja masing-masing sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pencapaian tujuan organisasi sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah (LKj) yang disusun secara periodik.

LKj mempunyai manfaat sebagai :

a. bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan; b. penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang; c. penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang;

dan

d. penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

Dalam kaitan tersebut, Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Sekretariat Kabinet melakukan penyusunan LKj Tahun 2014 sebagai bentuk pertanggung jawaban dalam pencapaian tujuan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden tersebut.

(2)

B. Gambaran Organisasi Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamnan

Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012, yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet, Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, mempunyai tugas membantu Deputi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan dalam rangka melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan, dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang politik, hukum dan keamanan;

2. penyiapan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum dan keamanan;

3. penyiapan analisis pembentukan lembaga, badan, komisi, dewan beserta instrumen pendukungnya yang menjadi kewenangan Presiden, termasuk analisis tentang pembatalan Peraturan Daerah;

4. penyusunan pendapat hukum sebagai hasil analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan

(3)

Presiden dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum dan keamanan;

5. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum dan keamanan;

6. pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum dan keamanan;

7. fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.

Adapun susunan organisasi Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan sebagai berikut:

1. Bidang Politik Dalam Negeri;

2. Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Komunikasi dan Informatika, dan Aparatur Negara;

3. Bidang Pertahanan, Keamanan, dan Pertanahan; 4. Bidang Hubungan Internasional dan Ratifikasi; dan 5. Kelompok Jabatan Fungsional.

Masing-Masing Bidang tersebut memiliki tugas, fungsi dan struktur organisasi sebagai berikut:

Bidang Politik Dalam Negeri

Bidang Politik Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang hubungan lembaga negara, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, pemerintahan umum dan otonomi daerah.

(4)

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Politik Dalam Negeri menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang hubungan lembaga negara, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, pemerintahan umum, dan otonomi daerah; 2. penyiapan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa

penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden bidang hubungan lembaga negara, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, pemerintahan umum, dan otonomi daerah; 3. penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap

substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang hubungan lembaga negara, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, pemerintahan umum, dan otonomi daerah, termasuk pembatalan Peraturan Daerah;

4. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang hubungan lembaga negara, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, pemerintahan umum, dan otonomi daerah, termasuk pembatalan Peraturan Daerah;

5. pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang hubungan lembaga negara, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, pemerintahan umum, dan otonomi daerah.

Bidang Politik Dalam Negeri terdiri dari 2 (dua) Subbidang, yakni: 1. Subbidang Lembaga Negara, Organisasi Politik, dan Organisasi

Kemasyarakatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang lembaga negara, organisasi politik dan organisasi

(5)

kemasyarakatan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang lembaga negara, organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang lembaga negara, organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang lembaga negara, organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang lembaga negara, organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan; dan

2. Subbidang Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang pemerintahan umum dan otonomi daerah, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pemerintahan umum dan otonomi daerah, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang pemerintahan umum dan otonomi daerah termasuk pembatalan Peraturan Daerah, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang pemerintahan umum dan otonomi daerah termasuk pembatalan Peraturan Daerah, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden,

(6)

Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang pemerintahan umum dan otonomi daerah.

Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Komunikasi dan Informatika, dan Aparatur Negara

Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Komunikasi dan Informatika, dan Apartur Negara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum perdata, hukum acara, penyidikan, hak asasi manusia, pelayanan informasi publik, telekomunikasi dan informatika, kelembagaan, dan kepegawaian.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Komunikasi dan Informatika, dan Aparatur Negara menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, pelayanan informasi publik, telekomunikasi dan informatika, kelembagaan, dan kepegawaian;

2. penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum

(7)

pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, pelayanan informasi publik, telekomunikasi dan informatika, kelembagaan, dan kepegawaian;

3. penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, pelayanan informasi publik, telekomunikasi dan informatika, kelembagaan, dan kepegawaian;

4. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, pelayanan informasi publik, telekomunikasi dan informatika, kelembagaan, dan kepegawaian;

5. pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, pelayanan informasi publik, telekomunikasi dan informatika, kelembagaan, dan kepegawaian.

Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Komunikasi dan Informatika, dan Aparatur Negara terdiri dari 2 (dua) Subbidang, yakni:

1. Subbidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Komunikasi dan Informatika, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum perdata, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, pelayanan informasi publik, telekomunikasi dan

(8)

informatika, dan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum perdata, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, pelayanan informasi publik, telekomunikasi dan informatika, penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum perdata, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, pelayanan informasi publik, telekomunikasi dan informatika, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum perdata, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, pelayanan informasi publik, telekomunikasi dan informatika, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewarganegaraan, keimigrasian, hukum pidana, hukum perdata, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, pelayanan informasi publik, telekomunikasi dan informatika;

2. Subbidang Aparatur Negara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang kelembagaan dan kepegawaian, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kelembagaan dan kepegawaian, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi

(9)

permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kelembagaan dan kepegawaian, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kelembagaan dan kepegawaian, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kelembagaan dan kepegawaian.

Bidang Pertahanan, Keamanan, dan Pertanahan

Bidang Pertahanan, Keamanan, dan Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, wilayah perbatasan, penatagunaan tanah, hak dan pendaftaran tanah.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pertahanan, Keamanan, dan Pertanahan menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, wilayah perbatasan, penatagunaan tanah, hak dan pendaftaran tanah;

2. penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, wilayah perbatasan, penatagunaan tanah, hak dan pendaftaran tanah;

(10)

3. penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, wilayah perbatasan, penatagunaan tanah, hak dan pendaftaran tanah;

4. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, wilayah perbatasan, penatagunaan tanah, hak dan pendaftaran tanah;

5. pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, wilayah perbatasan, penatagunaan tanah, hak dan pendaftaran tanah.

Bidang Pertahanan, Keamanan, dan Pertanahan terdiri dari 2 (dua) Subbidang, yakni:

1. Subbidang Pertahanan dan Keamanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, dan wilayah perbatasan, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, dan wilayah perbatasan, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, dan wilayah perbatasan, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, dan wilayah perbatasan, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas

(11)

pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, dan wilayah perbatasan;

2. Subbidang Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang penatagunaan tanah, hak dan pendaftaran tanah, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang pertanahan, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penatagunaan tanah, hak dan pendaftaran tanah, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penatagunaan tanah, hak dan pendaftaran tanah, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang penatagunaan tanah, hak dan pendaftaran tanah.

Bidang Hubungan Internasional dan Ratifikasi

Bidang Hubungan Internasional dan Ratifikasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan bahan, dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang bidang hubungan internasional dan ratifikasi.

(12)

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Hubungan Internasional dan Ratifikasi menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang hubungan internasional dan ratifikasi;

2. penyiapan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang hubungan internasional dan ratifikasi; 3. penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap

substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang hubungan internasional dan ratifikasi;

4. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang hubungan internasional dan ratifikasi;

5. pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang hubungan internasional dan ratifikasi.

Bidang Hubungan Internasional dan Ratifikasi terdiri dari 2 (dua) Subbidang, yakni:

1. Subbidang Hubungan Internasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang hubungan internasional, penyiapan bahan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang hubungan internasional, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang hubungan internasional, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden,

(13)

Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang hubungan internasional, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang hubungan internasional;

2. Subbidang Ratifikasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang ratifikasi, penyiapan bahan, dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden di bidang ratifikasi, penyiapan bahan penyusunan pendapat hukum dan analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden di bidang ratifikasi, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden di bidang ratifikasi, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden di bidang ratifikasi.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan yang didukung oleh 4 (empat) Bidang dan 8 (delapan) Subidang tersebut, dapat digambarkan sebagaimana bagan berikut ini :

(14)

Asdep Perancangan PUU Bidang Polhukam M. Rokib, S.H, MH Bidang Politik Dalam Negeri Novi Pratiwi Dewi, SH, MH Bidang Hukum, HAM, Kominfo & Aparatur Ngr Kardwiyana Ukar, SH, LLM Bidang Pertahanan Keamanan & Pertanahan Ida Dwi Nilasari,

SH, MH Subbidang Lbg Ngr, Orpol dan Ormas Retno Wulandari, SH Subbidang Hukum, HAM, Kominfo Elizabeth D Simanjuntak, SH Subbidang Pertahanan dan Keamanan Arnando JP Siregar, SH Subbidang Hubungan Internasional Cessie Johanna N., SH Subbidang Pemerintahan Umum & Otda --- Subbidang Aparatur Negara Avip Suchron NH, S.Sos, MH Subbidang Pertanahan ---- Subbidang Ratifikasi Taufik Akbar, SIP Bidang Hubungan Internasional & Ratifikasi Dyah Kusumastuti, SH, LLM

(15)

Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki Asdep Perancangan PUU Bidang Polhukam dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berjumlah 12 orang, dengan komposisi sebagai berikut:

Tabel 1

Jumlah SDM Berdasarkan Golongan, Eselon, Pendidikan dan Jenis Kelamin

Pangkat Jabatan Pendidikan Jenis Kelamin

Golongan Jumlah Nama Jabatan Jumlah Tingkat Jumlah Jenis Jumlah

IV/c 1 Asdep (Esl. II

a)

1 S 2 1 L 1

IV/b 1

Kabid (Esl. III a) 1 S 2 1 P 1 IV/a 3 3 S 2 3 P L 2 1 III/d 1 Kasubid (Esl. IV a) 1 S 2 1 L 1 III/c 3 3 S 1 3 L P 1 2 III/b 2 2 S 1 2 L P 1 1

III/a 1 Analis Hukum 1 S 1 1 P 1

III/a 3 CPNS 3 S 1 3 L

P

2 1

C. Gambaran Aspek Strategis (Strategic Issues) Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menghadapi berbagai faktor pendukung dan penghambat, baik yang berasal dari luar (eksternal) maupun yang berasal dari dalam (internal). Faktor-faktor tersebut perlu dikenali, dihadapi, dan disikapi dengan tepat agar tidak mengganggu pelaksanaan kerja. Adapun faktor-faktor yang biasa dihadapi oleh Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah sebagai berikut:

(16)

1. Lingkungan Internal

Berdasarkan hasil analisis internal, maka kekuatan, kelemahan, dan potensi Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah sebagai berikut:

a. Kekuatan Organisasi

1) komitmen pimpinan dalam pelaksanaan rencana strategis dan reformasi birokrasi;

2) kebijakan organisasi;

3) sumber daya manusia yang berkualitas.

b. Kelemahan Organisasi

1) peningkatan kemampuan dan pengembangan sumber daya manusia belum sepenuhnya optimal;

2) belum diterapkannya standar pelayanan secara konsisten dan menyeluruh.

c. Potensi Organisasi

1) komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf untuk melaksanakan tugas dan fungsi organisasi;

2) tersedianya SDM yang berpotensi untuk dikembangkan melalui berbagai pendidikan dan pelatihan;

3) komitmen SDM pelaksana untuk terus meningkatkan kinerja.

2. Lingkungan Eksternal

Faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi penetapan dan pencapaian tujuan dan sasaran adalah: perkembangan politik dan hukum nasional, teknologi, dan globalisasi. Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor eksternal, maka peluang dan ancaman terhadap Keasdepan Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah sebagai berikut :

a. Peluang Organisasi

1) Undang-Undang Pelayanan Publik dan Undang-Undang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang memperkuat landasan Keasdepan Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan

(17)

Keamanan sebagai bagian dari lembaga pemerintahan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat;

2) Penyempurnaan, perbaikan, penyederhanaan sistem manajemen, prosedur, dan kebijakan atau ketentuan perundang-undangan (deregulasi dan debirokratisasi) dalam penyelenggaraan pelayanan publik;

3) Pengembangan dan kemajuan teknologi informasi yang cepat dan dinamis dalam mendukung pengembangan e-government di setiap instansi pemerintah;

4) Dukungan kebijakan tentang penerapan tata pemerintahan yang baik (good governance) di semua lini dan tingkatan pada semua kegiatan.

b. Ancaman Organisasi

Ancaman terhadap Keasdepan Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah terhadap birokrasi pemerintah.

3. Permasalahan

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, potensi, peluang, dan ancaman di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada selama ini dan kemungkinan yang akan dihadapi oleh Keasdepan Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dalam tahun-tahun mendatang, yaitu:

a. Aspek Ketatalaksanaan

Koordinasi dan kerja sama yang kurang optimal antar lembaga pemerintah di pusat dan daerah maupun dengan unit kerja lain di lingkungan lembaga kepresidenan, yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas Keasdepan Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

b. Aspek Sumber Daya Manusia

Kualitas sebagian SDM masih perlu terus ditingkatkan untuk mendukung tugas dan fungsi Keasdepan Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

(18)

c. Aspek Sarana dan Prasarana

Sistem manajemen informasi berbasis teknologi informasi belum terintegrasi sepenuhnya dan belum ada kesesuaian antara manajemen teknologi informasi dengan sistem yang sedang dan akan dikembangkan.

(19)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Suatu unit organisasi perlu membuat perencanaan agar tidak menimbulkan ketimpangan manajemen sekaligus untuk melaksanakan seluruh aktivitas organisasi. Dengan adanya perencanaan yang jelas maka suatu organisasi akan dapat mengelola potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan kinerja organisasi.

Rencana suatu organisasi memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program, kegiatan dan indikator kinerja yang diperlukan untuk operasionalisasi kinerja organisasi secara optimal sesuai tugas pokok dan fungsinya sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh pejabat dan pegawai.

A. Gambaran Umum Perencanaan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

Visi dan Misi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Kementerian/Lembaga (K/L) dalam menyelenggarakan kegiatannya berkewajiban menyusun Rencana Strategis (Renstra). Sekretariat Kabinet sebagai salah satu lembaga pemerintahan setingkat kementerian, berkewajiban pula untuk menyusun Renstra 2010-2014.

Saat ini telah tersusun Renstra Sekretariat Kabinet 2010-2014. Renstra Sekretariat Kabinet 2010-2014 merupakan penyempurnaan Renstra Sekretariat Kabinet 2005-2009. Hal tersebut, sebagai wujud komitmen organisasi untuk selalu melakukan upaya perbaikan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja guna mengantisipasi tuntutan akan perubahan dan kebutuhan organisasi ke arah yang lebih baik.

(20)

20

Visi dan Misi Sekretariat Kabinet yang tercantum dalam Renstra Sekretariat Kabinet adalah:

Visi

Menjadi Sekretariat Kabinet yang profesional dan handal dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan.

Misi

Memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dengan memegang teguh pada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Berdasarkan pada Renstra tersebut, Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan menetapkan visi dan misinya yaitu:

VISI

Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang

Politik, Hukum dan Keamanan yang professional

dan handal dalam memberikan dukungan saran kebijakan dalam penyelenggaraan analisis kebijakan dan program pemerintah serta penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang berkualitas.

MISI

Meningkatkan kualitas dukungan saran kebijakan dalam penyelenggaraan hasil analisis kebijakan dan program pemerintah serta penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

(21)

Tujuan Strategis

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan, maka Sekretariat Kabinet dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan organisasi dalam mencapai misinya.

Tujuan tersebut dimaksudkan untuk mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi yang telah ditetapkan. Keberhasilan Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dapat diukur melaui keberhasilan mewujudkan tujuan :

1. Meningkatnya kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;

2. Meningkatnya kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

Tujuan tersebut dijabarkan menjadi beberapa sasaran dan program yang memuat kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada tahun 2014.

Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan yang ingin dicapai pada setiap tahun selama 5 (lima) tahun. Penetapan sasaran diperlukan untuk memberikan fokus dalam penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki. Penetapan sasaran diperlukan untuk memberikan fokus dalam penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki.

(22)

Dalam sasaran dimuat indikator sasaran yang merupakan ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun yang bersangkutan beserta rencana tingkat capaian (target) masing-masing.

Setiap sasaran diidentifikasi melalui indikator kinerja masing-masing yang akan dijadikan tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran. Sasaran beserta indikator kinerjanya dirumuskan berdasarkan tingkatan indikator.

Pada tahun 2014, Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan merencanakan pencapaian 2 (dua) sasaran sebagai berikut :

1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang Perancangan Perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; dan

2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Cara pencapaian tujuan dan sasaran merupakan rencana menyeluruh mengenai upaya organisasi berupa penetapan kebijakan, program, dan kegiatan dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki. Dalam mencapai tujuan dan sasaran di atas, perlu dilakukan pemilihan strategi pencapaiannya yang dijabarkan ke dalam bentuk kebijakan, program, dan kegiatan. Program disusun untuk mengoperasionalkan kebijakan dengan orientasi pada pencapaian tujuan dan sasaran. Adapun kegiatan disusun untuk mengoperasionalkan program guna memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran.

Pencapaian tujuan dan sasaran diwujudkan dengan terlebih dahulu memilih strategi pencapaiannya. Adapun strategi pencapaian tersebut dijabarkan melalui program dan kegiatan. Pada tahun 2014, Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan mempunyai satu program dan menetapkan 3 (tiga) kegiatan sebagai berikut:

(23)

Program

Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan Kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan.

Kegiatan

1. Perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

2. Penyusunan laporan hasil pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

3. Penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

Gambaran selengkapnya mengenai sasaran, program, dan kegiatan Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada tahun 2014 sebagaimana tabel berikut :

Tabel 3

Sasaran, Program, dan Kegiatan

Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tahun 2014

Sasaran Strategis Program

Operasional

Kegiatan

1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden Selaku Kepala Pemerintahan.

1. Perumusan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum dan Keamanan;

2. Penyusunan laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

(24)

Sasaran Strategis Program Operasional

Kegiatan

2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

Penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

B. Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan merupakan ikhtisar kesepakatan rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2014 oleh seluruh unit kerja di lingkungan Keasdepan Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.

Uraian mengenai Penetapan Kinerja Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan tersebut adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 4

Penetapan Kinerja Tahun 2014

No. Sasaran Indikator Sasaran Satua

n Target Target Anggaran 1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang Perancangan Perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan 1. Persentase penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk

perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu. 2. Persentase saran

kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk

perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti % % 97 97 Rp. 633.748.000,-

(25)

No. Sasaran Indikator Sasaran Satua n Target Target Anggaran 3. Persentase penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu. 4. Persentase saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti % % 97 97 2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan 1. Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu 2. Persentase Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti % % 97 97 Rp. 266.252.000,-

C. Indikator Kinerja Utama

Uraian mengenai Indikator Kinerja Utama Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan adalah sebagaimana dalam tabel berikut:

(26)

Tabel 5

Indikator Kinerja Utama Tahun 2014

No Indikator Kinerja Utama

1. a. Persentase penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu.

b. Persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti

c. Persentase penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu.

d. Persentase saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti

2. a. Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu

b. Persentase Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti

1. Indikator Kinerja Utama 1

a) Persentase penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan persentase penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu.

Indikator persentase penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan persentase penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu digunakan untuk mengukur tingkat

(27)

ketepatan waktu penyelesaian. Mengacu pertimbangan di atas, target persentase penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan persentase penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu ditetapkan 97%.

Indikator ketepatan waktu mencerminkan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berdasarkan Standar Pelayanan (SP). Penyusunan penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dikatakan tepat waktu apabila waktu penyelesaiannya sesuai dengan waktu yang dialokasikan dalam Standar Operasional Prosedur.

Pada Tahun 2012, Sekretaris Kabinet telah menetapkan Keputusan Sekretaris Kabinet Nomor 51 Tahun 2012 tentang Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Sekretariat Kabinet. Mengacu pada SOP di atas, target ketepatan waktu penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah ditetapkan 9 hari sedangkan penyelesaian laporan hasil pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ditetapkan 5 hari.

Adapun penghitungan ketepatan waktu dilakukan dengan rumusan sebagai berikut:

(28)

 Penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah yang tepat waktu

 Penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres yang tepat waktu

b) Persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan persentase saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti

Indikator persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan persentase saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti digunakan untuk mengukur tingkat kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Semakin tinggi persentase penyelesaian suatu hasil analisis kebijakan dan mendapat tindak lanjut Deputi, maka semakin berkualitas hasil perumusan dan analisis yang dihasilkan. Dengan demikian maka semakin banyak hasil saran kebijakan dan analisis yang diterima

penyelesaian analisis yang tepat waktu

X 100% penyelesaian analisis yang disampaikan

laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis yang tepat waktu

X 100% laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis yang disampaikan

(29)

dan ditindaklanjuti oleh Deputi bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berarti kinerja Asisten Deputi semakin tinggi.

Adapun metode penghitungan target tersebut adalah sebagai berikut:

 Penyelesaian saran penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah yang ditindaklanjuti

 Penyelesaian saran penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres yang ditindaklanjuti

Sedangkan, target hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti ditetapkan mengacu pada target tahun sebelumnya dengan melihat tren tahun sebelumnya meningkat dari 90% (RKT Tahun 2009), 92% (RKT Tahun 2010), 93% (RKT 2011), 95% (RKT 2012), 96% (RKT 2013) menjadi 97% pada RKT Tahun 2014. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa target tersebut ditetapkan meningkat selama kurun waktu 2010-2014 guna peningkatan kualitas kinerja Asisten Deputi.

saran yang ditindaklanjuti

X 100% saran yang disampaikan

saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis yang ditindaklanjuti

X 100% saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis yang disampaikan

(30)

Kegiatan yang terkait dengan pencapaian indikator sasaran pertama adalah “perumusan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan penyusunan laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang Politik, Hukum dan Keamanan”.

2. Indikator Kinerja Utama 2

Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang tepat waktu dan yang ditindaklanjuti

Pengukuran persentase penyelesaian rancangan dilakukan terhadap penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang tepat waktu dan yang ditindaklanjuti.

Pengertian suatu RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ditindaklanjuti apabila:

1. Sekretariat Kabinet telah mengajukan Rancangan kepada Presiden untuk ditetapkan menjadi Peraturan Presiden (Perpres), Keputusan Presiden (Keppres), dan Instruksi Presiden (Inpres); 2. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat pemberitahuan

kepada Instansi Pemrakarsa agar Rancangan disempurnakan atau dikaji kembali oleh Instansi Pemrakarsa, berdasarkan hasil analisis hukum Sekretariat Kabinet atau hasil kesepakatan dalam rapat koordinasi yang diprakarsai Sekretariat Kabinet;

3. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat kepada instansi yang kompeten untuk terlebih dahulu mengkoordinasikan Rancangan dimaksud;

4. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat kepada Instansi yang kompeten untuk lebih dahulu mengkoordinasikan Rancangan dimaksud;

(31)

5. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat kepada Instansi terkait untuk meminta pertimbangan terhadap Rancangan yang diajukan;

6. Sekretariat Kabinet telah meminta paraf persetujuan pada naskah asli Rancangan Peraturan Perundang-undangan kepada Instansi Pemrakarsa dan instansi terkait lainnya;

7. Sekretariat Kabinet telah melaporkan kepada Presiden sehubung-an dengsehubung-an adsehubung-anya persoalsehubung-an substsehubung-ansial ysehubung-ang tidak dapat diputuskan oleh Instansi Pemrakarsa dan instansi terkait lainnya.

Kegiatan yang terkait dengan pencapaian indikator sasaran strategis 2 adalah “Penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan”.

Persentase penyiapan, penyusunan dan penyampaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ditetapkan 100% pada Tahun 2014 dengan pertimbangan bahwa setiap RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang diajukan instansi pemrakarsa kepada Presiden akan diselesaikan.

Indikator penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu digunakan untuk mengukur ketepatan waktu penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang diajukan oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Non Kementerian kepada Deputi. Ketepatan waktu Penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres ditentukan oleh target waktu berdasarkan sistem, mekanisme, dan prosedur yang diatur dalam Keputusan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Unit Kerja di Lingkungan Sekretariat Kabinet dan tingkat komplesitas permasalahan RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang diajukan oleh instansi pemrakarsa sebagai berikut:

(32)

1. Sistem, mekanisme, dan prosedur

a. Menteri/Pimpinan LPNK menyampaikan kepada Presiden permohonan penetapan Rancangan disertai dengan lampiran draft rancangan (hard copy dan soft copy) dan data/informasi pendukung yang diperlukan dengan tembusan kepada Seskab; b. Permohonan tersebut diteruskan oleh TU Persuratan kepada

Seskab/Waseskab untuk diteruskan ke unit kerja terkait;

c. Seskab/Waseskab meneruskan permohonan tersebut kepada Deputi yang tugas dan fungsinya berkaitan dengan substansi rancangan disertai petunjuk/disposisi;

d. Deputi meneruskan permohonan tersebut kepada Asdep Bidang Perancangan PUU;

e. Dalam hal dipandang perlu, Deputi dapat menugaskan Asdep Bidang Substansi menangani permohonan tersebut bersama-sama dengan Asdep Bidang Perancangan PUU;

f. Secara berjenjang Asdep, Kabid dan Kasubid memberikan petunjuk/disposisi atas permohonan tersebut;

g. Analis meneliti permohonan tersebut dan melaporkan hasilnya secara berjenjang kepada Kasubbid, Kabid, Asdep, dan Deputi; h. Laporan tersebut dapat berupa memo, briefing sheet, naskah

Rancangan dan pokok-pokok isi Rancangan;

i. Apabila hasil analisis menunjukkan adanya permasalahan, maka permohonan tersebut disampaikan kepada Menteri/Pimpinan LPNK untuk dilakukan pembahasan;

j. Dalam hal permohonan memerlukan koordinasi dengan instansi terkait, permohonan disampaikan kepada Menko yang terkait dengan substansi Rancangan yang bersangkutan;

k. Dalam hal Rancangan tidak mengandung permasalahan, Rancangan yang bersangkutan dimintakan paraf persetujuan Menteri/Pimpinan LPNK pemrakarsa dan instansi-instansi lain yang terkait dengan Surat Seskab;

(33)

l. Naskah surat Seskab untuk permintaan paraf persetujuan beserta memo pengajuannya diajukan secara berjenjang kepada Seskab untuk ditandatangani;

m. Rancangan yang telah memperoleh paraf persetujuan disampaikan kepada Presiden secara berjenjang disertai memo-memo, pokok-pokok isi Rancangan, naskah Rancangan guna penetapannya;

n. Seskab menandatangani memo tersebut guna penyampaian kepada Presiden untuk menetapkan Rancangan.

2. Tingkat kompleksitas permasalahan RPerpres, RKeppres, dan RInpres

Kompleksitas permasalahan RPerpres, RKeppres, dan RInpres tersebut ditentukan oleh permasalahan terkait bentuk hukum, urgensi pengaturan, dampak yang mungkin timbul, perumusan maupun teknis perundang-undangan RPerpres, RKeppres, dan RInpres dimaksud.

Jangka waktu penyelesaian 9 (sembilan) hari terhitung mulai diterimanya permohonan sampai dengan ditandatanganinya surat Seskab untuk permintaan paraf persetujuan atau Surat Seskab kepada Menteri/Pimpinan LPNK.

Namun demikian dalam menyelesaikan suatu rancangan terdapat diskresi pimpinan untuk menentukan skala prioritas penyelesaian dengan memberikan disposisi yang bersifat Disposisi Prioritas, yaitu disposisi yang diberikan pimpinan/atasan dengan mencantumkan kata “Prioritas” untuk penyelesaian penyusunan RPerpres, RKeppres, atau RInpres dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari, atau jangka waktu tertentu yang dicantumkan dalam Disposisi, yang penyelesaiannya didahulukan.

Termasuk dalam kategori Disposisi Prioritas adalah Disposisi yang mencantumkan kata “very top urgent”, “top urgent”, “urgent”,

(34)

“sangat segera”, “segera” atau kata lain dengan maksud yang sama yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari staf.

Pimpinan memberikan petunjuk bersifat Disposisi Prioritas berdasarkan pertimbangan kepentingan nasional/negara dan masyarakat dari segi politik, ekonomi, sosial budaya, dan/atau pertahanan keamanan bahwa suatu RPerpres, RKeppres, atau RInpres perlu segera ditetapkan menjadi Perpres, Keppres, dan Inpres, misalnya sebagai hasil sidang kabinet, rapat koordinasi tingkat menteri atau pertemuan/kunjungan Presiden RI dengan pimpinan negara lain/lembaga internasional yang menghasilkan MoU.

Adapun penghitungan ketepatan waktu dilakukan dengan rumusan sebagai berikut:

Saat ini, baik penghitungan ketepatan waktu penyelesaian RPerpres, RKeppres dan RInpres dilakukan secara komputerise, yaitu melalui collecting data langsung dari data komputer yang ada di Asisten Deputi, selanjutnya dilakukan rekapitulasi setiap bulan serta dilakukan pelaporan kepada Pimpinan.

Sedangkan, penyelesaian RPerpres, RKeppres dan RInpres bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dikatakan ditindaklanjuti apabila penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres dan RInpres bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tersebut tepat dari sisi substansi dan teknik perundang-undangannya. Tepat dari sisi substansi antara lain apabila hasil analisis atau penelitian terhadap suatu rancangan dapat ditindaklanjuti atau disetujui oleh Deputi.

Penyelesaian penyiapan RPerpres, RKeppres dan RInpres bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengacu pada

Rancangan Perpres, Keppres, dan Inpres yang tepat waktu

X 100% Rancangan Perpres, Keppres, dan Inpres yang disampaikan

(35)

Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Disamping ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut, juga memperhatikan pula Surat Menteri Sekretaris Negara Nomor B.257/M.Sesneg/D-4.03.2010 tanggal 3 Maret 2010, kepada para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, dan para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian hal Penyusunan RUU, RPerpu, RPP, RPerpres, RKeppres, RInpres yang intinya mengatur bahwa setiap rancangan yang akan dibahas dengan panitia antar kementerian/lembaga harus terlebih dahulu mendapat izin prakarsa Presiden dan Surat Edaran Sekretaris Kabinet Nomor SE 8/Seskab/I/2012 tanggal 5 Januari 2012, kepada para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, dan para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian hal Percepatan Proses Penyelesaian Rancangan Perpres, Keppres dan Inpres yang intinya setiap pengusulan RPerpres, RKeppres, dan RInpres yang akan diajukan ke Presiden dikoordinasikan dan disampaikan oleh Menteri Koordinator.

Metode penghitungan target ditindaklanjuti tersebut adalah sebagai berikut:

Target ketepatan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres bidang Politik, Hukum dan Keamanan ditetapkan mengacu pada target yang digunakan tahun sebelumnya dengan melihat tren tahun sebelumnya, yaitu dari 90% (RKT Tahun 2009), 92% (RKT Tahun 2010), 93% (RKT Tahun 2011), 95% (RKT Tahun 2012), dan

Rancangan Perpres, Keppres, dan Inpres yang ditindaklanjuti Rancangan Perpres, Keppres, dan Inpres yang disampaikan

(36)

96% (RKT Tahun 2013) menjadi 97% pada Tahun 2014. Hal tersebut didasarkan pertimbangan bahwa target tersebut ditetapkan meningkat selama kurun waktu 2010-2014 guna peningkatan kualitas kinerja Asisten Deputi.

(37)

BAB III

CAPAIAN KINERJA

A. Capaian Kinerja Tahun 2014

Hasil pencapaian kinerja diukur dengan mengacu pada hasil capaian indikator kinerja setiap kegiatan yang terdiri dari input, output, dan outcome. Indikator kinerja beserta target masing-masing sasaran dan kegiatan yang tertuang dalam rencana kinerja tahunan dimaksudkan sebagai sebagai alat ukur untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

Untuk melakukan pengukuran kinerja, dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode, yaitu metode Evaluasi Kinerja dan metode Pembandingan Capaian Sasaran. Metode evaluasi kinerja menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dimana pengukuran kinerja dilakukan dengan pembandingan antara rencana dan realisasi untuk masing-masing indikator kinerja kegiatan. Metode ini bermanfaat untuk melakukan evaluasi internal atas kelemahan-kelemahan yang terjadi pada organisasi dalam pelaksanaan suatu kegiatan.

Adapun metode pembandingan capaian sasaran menggunakan formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dimana pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target sasaran dengan realisasinya. Dengan pembandingan ini akan diketahui ada/tidaknya perbedaan capaian sasaran dengan target yang diharapkan. Apabila terjadi perbedaan, maka perbedaan tersebut dianalisis guna mengetahui penyebab ketidakberhasilan capaian kinerja yang kemudian digunakan untuk menetapkan strategi peningkatan kinerja yang bersangkutan dimasa mendatang. Metode ini bermanfaat untuk memberi gambaran sejauh mana pelaksanaan misi organisasi.

Pengukuran, evaluasi dan analisis capaian kinerja dalam laporan ini berbasis pada penilaian sendiri (self assessment) dengan menggunakan kategori capaian kinerja sebagaimana tabel berikut:

(38)

Tabel 5

Kategori Capaian Kinerja

No Rentang Capaian Kinerja Kategori Capaian Kinerja

1. 2. 3. 4. 5. > 100% 85 % - 100 % 70 % - <85 % 55 % - < 70 % < 55% Memuaskan Sangat Baik Baik Sedang Kurang Baik

Indikator kinerja merupakan media untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam pencapaian kinerja, terdiri atas masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) yang dapat menggambarkan tingkat capaian suatu sasaran atau kegiatan telah tercapai atau sebaliknya.

Indikator kinerja input memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang diperlukan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output dan outcome. Indikator kinerja output

adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan input yang digunakan. Adapun indikator kinerja outcome memberikan gambaran mengenai berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah dan merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Mengenai indikator sasaran dalam pelaksanaan tujuan yang akan dicapai Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan tahun 2014, sebagai berikut :

(39)

Sasaran 1 :

a. Persentase penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu.

b. Persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti.

c. Persentase penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu.

d. Persentase saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti.

Sasaran 2

a. Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu.

b. Persentase Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti.

1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2014

Dalam Penetapan Kinerja Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tahun 2014, telah ditetapkan 2 (dua) sasaran yang akan dicapai, yaitu :

1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

(40)

Analisis hasil capaian untuk masing-masing indikator sasaran sebagai berikut :

Uraian mengenai capaian Sasaran Pertama adalah sebagai berikut:

Tabel 6

Indikator Sasaran, Target, Realisasi, dan Capaian Sasaran 1 Tahun 2014

No. Indikator Sasaran Target Realisasi % Capaian

1. Persentase penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu.

97% 95% 97,94%

2. Persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti.

97% 97% 100%

3. Persentase penyelesaian laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu.

97% 100% 103%

Sasaran 1

Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

(41)

No. Indikator Sasaran Target Realisasi % Capaian

4. Persentase saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti.

97% 96% 98,97%

1. Persentase penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu

Berdasarkan tabel tersebut terkait dengan persentase penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu target ditetapkan 97% dengan realisasi adalah 95% maka capaian sebesar 97,94%.

Pencapaian indikator persentase penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu adalah 9 hari, dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan guna penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dalam rentang waktu Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

Rata-rata waktu analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk PUU bidang Politik, Hukum dan Keamanan, adalah sebagaimana rincian berikut:

(42)

Tabel 7

Waktu Penyelesaian Analisis Rencana Kebijakan dan Program Pemerintah dalam Bentuk Perundang-undangan di Bidang Politik,

Hukum, dan Keamanan secara Tepat Waktu Tahun 2014

Bulan Rata-rata Waktu Penyelesaian (Hari)

Januari 8 hari Februari 6 hari Maret 7 hari April 7 hari Mei 7 hari Juni 8 hari Juli 7 hari Agustus 9 hari September 8 hari Oktober 7 hari November 8 hari Desember 8 hari Rata-rata 7,5 hari

Tahun 2014 merupakan tahun kedua pelaksanaan indikator Sasaran tersebut dan tahap pertama pelaksanaan SOP tahun 2012. Oleh karena itu, dalam melaksanakan ketentuan tersebut pejabat dan pegawai terkait di lingkungan Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan masih melakukan penyesuaian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Meskipun demikian, realisasi penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tersebut per bulan bervariasi antara 7 hari dengan rata-rata 7,5 hari. Realisasi tersebut sesuai target hari penyelesaian sebagaimana diatur dalam SOP (9 hari).

(43)

Alur penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah sebagai berikut:

a. Berkas rencana kebijakan dan program pemerintah diterima oleh Sekretariat Kabinet dan diinventarisasi sesuai dengan substansi permasalahan.

b. Berkas rencana kebijakan dan program pemerintah dianalisis (setelah diperiksa tingkat urgensi, kelengkapan data dan informasi pokok yang dibutuhkan) guna menghasilkan saran dan pendapat hukum (output).

c. Berkas rencana kebijakan dan program pemerintah ditindaklanjuti (outcome) melalui penyampaian laporan hasil perumusan dan analisis kepada Deputi dan/atau diteruskan kepada instansi terkait guna penanganan lebih lanjut.

Mengingat indikator persentase penyelesaian analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu merupakan indikator Sasaran 1 tahun kedua maka dapat dibandingkan dengan sasaran tahun sebelumnya.

Gambar 1

Perbandingan Capaian Saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu

(44)

Namun berdasarkan kategori pencapaian kinerja dapat dinyatakan bahwa pencapaian untuk sasaran ini dikategorikan memuaskan. Hal ini menggambarkan bahwa IKU Pertama Asdep Bidang Perancangan PUU Bidang Politik, Hukum dan Keamanan telah berhasil dicapai melalui pencapaian sasaran tersebut. Kegiatan yang dilakukan guna mencapai Sasaran Pertama adalah “Perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan”.

2. Persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti

Berdasarkan tabel diatas terkait dengan persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti adalah 97% dengan realisasi 97% dan capaian sebesar 100%.

Pencapaian realisasi indikator persentase saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti sebanyak 95 dokumen dari 95 dokumen (menggunakan rumus 1, karena semakin banyak hasil analisis yang ditindaklanjuti maka semakin baik).

Berdasarkan kategori pencapaian kinerja, dapat dinyatakan bahwa pencapaian untuk sasaran ini dikategorikan sangat baik (100%).

Terkait dengan penyelesaian saran kebijakan hasil analisis rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk perundang-undangan bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang ditindaklanjuti merupakan indikator kedua pada sasaran pertama tahun 2014, oleh karena itu dapat disajikan dalam bentuk perbandingan dengan tahun sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

yang melaksanakan penyimpanan uang daerah serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah denganmelakukan kegiatan usaha sebagai Bank umum seperti dimaksudkan

Pemegang Unit PenyertaanMANDIRI INVESTA EQUITY ASEAN 5 PLUSdikenakan biaya pembelian Unit Penyertaan ( subscription fee ) minimum sebesar 1% (satu persen) dan

Pembinaan SMA dengan menempatkan TIK sebagai salah satu ikon utama pembinaan SMA yang salah satunya diwujudkan dalam program pengelolaan bahan ajar berbasis TIK melalui Pusat

POKJA JASA KONSULTANSI DINAS PEKERJAAN UMUM, TATA RUANG DAN PERUMAHAN RAKYAT.. Jalan

penolakan kita ini misalnya dianggap aneh maka apabila kita meyakini bahwa yang kita lakukan ini benar maka kita tidak boleh malu untuk terus melakukannya. Untuk

Seksi Pendaftaran dan Pendataan sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 Peraturan Daerah ini mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pandaftaran dan pendataan wajib pajak dan obyek

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

pelayanan kepada masyarakat, BNI Syariah melakukan relokasi kantor cabang syariah di Jepara ke Semarang. Sedangkan untuk melayani masyarakat kota Jepara, BNI Syariah