• Tidak ada hasil yang ditemukan

tidak siap

cukup siap

a. Kesiapan Manajemen Inklusi SD Blotongan 03

Tingkat kesiapan manajemen inklusi di SD Blotongan 03 yang diambil dari data 9 responden dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 4.28.

Distribusi Frekuensi Kesiapan Manajemen Inklusi di SD Blotongan 03

Interval Kategori Jumlah subjek Prosentase X < 37,34 Tidak siap

37,34 ≤ X < 58,66 Cukup siap 2 22,22 %

58,66 ≤ X Siap 7 77,78 %

Jumlah 9 100 %

Tabel di atas menunjukkan hampir seluruh responden yaitu 7 dari 9 responden menilai manajemen di SD Blotongan 03 tergolong siap dalam mendukung layanan inklusi.

b. Kesiapan Manajemen Inklusi SD Pulutan 02

Tingkat kesiapan manajemen inklusi di SD Pulutan 02 yang diambil dari data 10 responden dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 4.29.

Distribusi Frekuensi Kesiapan Manajemen Inklusi di SD Pulutan 02

Interval Kategori Jumlah subjek Prosentase X < 37,34 Tidak siap

37,34 ≤ X < 58,66 Cukup siap 1 10 %

58,66 ≤ X Siap 9 90 %

Jumlah 10 100 %

Tabel di atas menunjukkan hampir seluruh responden yaitu 9 dari 10 responden menilai manajemen di SD N Pulutan 02 tergolong siap dalam mendukung layanan inklusi.

c. Kesiapan Manajemen Inklusi SD Mangunsari 06

Tingkat kesiapan manajemen inklusi di SD Mangunsari 06 yang diambil dari data 9 responden dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 4.30.

Distribusi Frekuensi Kesiapan Manajemen Inklusi di SD Mangunsari 06

Interval Kategori Jumlah subjek Prosentase X < 37,34 Tidak siap 1 11,11 %

37,34 ≤ X < 58,66 Cukup siap 2 22,22 %

58,66 ≤ X Siap 6 66,67 %

Jumlah 9 100 %

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden yaitu 6 dari 9 responden menilai manajemen di SD Mangunsari 06 tergolong siap dalam mendukung layanan inklusi.

d. Kesiapan Manajemen Inklusi SD Sidorejo Kidul 02

Tingkat kesiapan manajemen inklusi di SD Sidorejo Kidul 02 yang diambil dari data 10 responden dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 4.31.

Distribusi Frekuensi Kesiapan Manajemen Inklusi di SD Sidorejo Kidul 02

Interval Kategori Jumlah subjek Prosentase X < 37,34 Tidak siap

37,34 ≤ X < 58,66 Cukup siap 5 50 %

58,66 ≤ X Siap 5 50 %

Jumlah 10 100 %

Tabel di atas menunjukkan rata-rata dari responden menilai manajemen di SD Sidorejo Kidul 02 tergolong siap dalam mendukung layanan inklusi.

e. Kesiapan Manajemen Inklusi SD Dukuh 02

Tingkat kesiapan manajemen inklusi di SD Dukuh 02 yang diambil dari data 11 responden dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 4.32.

Distribusi Frekuensi Kesiapan Manajemen Inklusi di SD Dukuh 02

Interval Kategori Jumlah subjek Prosentase X < 37,34 Tidak siap

37,34 ≤ X < 58,66 Cukup siap 3 27,27 %

58,66 ≤ X Siap 8 72,73 %

Tabel di atas menunjukkan sebaagian besar responden yaitu 8 dari 11 responden menilai manajemen di SD Dukuh 02 tergolong siap dalam mendukung layanan inklusi.

4.5.1.1.5. Gambaran Kesiapan Sekolah dalam Implementasi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Berdasarkan Aspek Dana.

Pada tahap perintisan sekolah inklusi, diperlukan dana bantuan sebagai stimulasi, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sekolah dapat dikatakan siap dalam aspek pendanaan jika dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif memiliki alokasi dana khusus sebagaimana dijelaskan Direktorat PLB antara lain dana yang digunakan untuk keperluan identifikasi input siswa, modifikasi kurikulum, intensif bagi tenaga kependidikan yang terlibat, pengadaan sarana-prasarana, pemberdayaan peran serta masyarakat, dan dana yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Data diambil dengan menggunakan angket kesiapan sekolah inklusi berdasar aspek manajemen sekolah yang terdiri dari 6 butir soal item valid dengan skor maksimum 5 dan skor minimum 1 sehingga kesiapan sekolah berdasar aspek dana inklusi dapat dinyatakan sebagai berikut:

Range = Data maksimal – Data minimal Data Maksimal = Jumlah item x Skor maksimal

= 6 X 5 = 30

Data Minimal =Jumlah item x skor minimal = 6 x 1

= 6

Luas Jarak Sebaran = Jumlah data maksimal – Jumlah data minimal = 30 - 6

= 24

Deviasi Standar (s) = Luas jarak sebaran : enam satuan deviasi standar

= 24 : 6 = 4

Mean Teoritisnya (µ) = Jumlah item x 3 (kategori) = 6 x 3

= 18

Maka didapat pembagiankategori interval sebagai berikut: Tabel 4.33

Kategori Interval Kesiapan Sekolah Pada Aspek Dana Inklusi

Interval Kategori X < 14 Tidak siap

14 ≤ X < 22 Cukup siap

22 ≤ X Siap

Deskripsi data tersebut di atas memberikan sebuah gambaran mengenai distribusi skor angket pada kelompok responden yang dikenai pengukuran dan berfungsi sebagai sumber informasi mengenai keadaan responden pada aspek dana inklusi yang ditelitidi Sekolah Dasar Inklusi di Kota Salatiga. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden penelitian yang mempunyai skor kurang dari 14 menilai dana inklusi di sekolah penyelenggara pendidikan anak berkebutuhan khusus di Kota Salatiga masih tergolong tidak siap. Jika responden penelitian mempunyai skor antara 14 hingga 22 maka subyek menilai kesiapan dana inklusi tergolong cukup siap. Sedangkan jika responden mempunyai skor lebih dari 22 maka responden menilai sekolah dasar telah siap dalam mengimplementasikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus berdasarkan kesiapan dana inklusi. Lebih lanjut mengenai tingkat kesiapan sekolah dalam implementasi pendidikan anak berkebutuhankhusus berdasarkan aspek dana inklusi dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 4.34.

Distribusi Frekuensi Kesiapan Sekolah Pada Aspek Dana Inklusi

Interval Kategori Jumlah subjek Prosentase X < 14 Tidak siap 2 4,08%

14 ≤ X < 22 Cukup siap 6 12,24 %

22 ≤ X Siap 41 83,68 %

Jumlah 100 %

Tabel di atas sebanyak 41 orang menilai dana bagi sekolah inklusi di Kota salatiga berada pada kategori siap, responden terbanyak yaitu sejumlah 6 orang mengkategorikan kondisi dana inklusi di Salatiga sebagai cukup siap. sisanya 2 responden menilai sekolah dasar inklusi di Kota salatiga tergolong tidak siap dalam pengadaan dana inklusi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram persentase kesiapan sekolah dalam implementasi pendidikan anak berkebutuhan khusus berdasarkan aspek dana inklusi berikut ini :

Gambar 4.6. Diagram Presentase Kesiapan Aspek Dana

Diagram di atas menunjukan bahwa persentase Sekolah Dasar Inklusi di Kota Salatiga yang telah siap dalam proses belajar mengajar di kelas inklusi sebanyak 83,67%, kategori cukup siap sebanyak 12,24%, dan kategori tidak siap ada 4,08%.

4,08%

12,24%

83,67%

Dokumen terkait