• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2)

Dalam dokumen P E N G A N T A R. Halaman i (Halaman 82-90)

Irigasi dalam kondisi baik (M2)

39.37 32.54 40.56 33.74 83.2 Berhasil

1. Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2)

Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, pemanfaatan dan pembuangan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak. Air irigasi merupakan air baku yang berasal dari sumbernya dan disalurkan melalui jaringan primer, sekunder atau tersier yang dialokasikan untuk menunjang pertanian, sedangkan air yang berasal dari jaringan tersier yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian.

Halaman 77 Pengembangan jaringan irigasi merupakan pembangunan jaringan irigasi baru atau peningkatan jaringan irigasi yang telah ada. Untuk peningkatan jaringan irigasi merupakan kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.

Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya. Untuk operasi jaringan irigasi merupakan upaya pengaturan air baku untuk irigasi dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka menutup pintu bangunan air irigasi, dengan menyusun rencana tata tanam melalui komisi irigasi berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi dengan kewenangan sebagai berikut :

1. Daerah irigasi (DI) dengan luas < 1.000 hektar menjadi kewenangan dan tanggung jawab Kabupaten/Kota.

2. Daerah Irigasi (DI) dengan luas 1.000 hektar sampai dengan 3.000 hektar adalah menjadi wewenang dan tanggung jawab provinsi

3. Daerah Irigasi (DI) dengan luas > 3.000 hektar menjadi tanggung kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Pusat.

Secara rinci sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini :

Tabel 3.30

Daerah Irigasi dan Luas Layanan Irigasi di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015

Daerah Irigasi Luas Areal Potensial

(Ha)

Luas Areal Fungsional (Ha)

Rata-rata Produksi

DI. Krueng Tuan 2.226 1.729 7,1

DI. Krueng Pase Kn

DI. Krueng Pase

5.083 3.308 3.635 3.042 5,6 5,6

Halaman 78

Kr

DI. Jambo Aye 15.880 14.707 5,3

DI. Alue Ubay 4.143 2.537 4,7

DI. Bulo Blang Ara

2.100 1.520 5,9

Irigasi Desa 23.635 18.315 4,8

Jumlah 56.375 47.373 5,6

Sumber : Dinas Pengairan dan ESDM Kab, Aceh Utara 2016

Peran sektor pertanian sangat strategis dalam perekonomian Nasional dan daerah, dan kegiatan pertanian tidak terlepas dari irigasi, oleh sebab itu irigasi merupakan salah satu komponen pendukung kebrhasilan pembangunan pertanian yang mempunyai peran sangat penting. Adanya perubahan tujuan pembangunan pertanian dari meningkatkan produksi untuk swasembada beras menjadi kelestarian ketahanan pangan, meningkatkan pendapatan petani, kesempatan kerja di perdesaan, perbaikan gizi keluarga dan perlu menetapkan kebijakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.

Tingkat produktivitas pertanian pada Daerah Irigasi teknis sebagaimana terlihat pada tabel di atas, bahwa rata-rata produksi yang paling tinggi pada daerah irigasi Krueng Tuan sebesar 7,1 Ton per Hektar dan yang terendah pada daerah irigasi Alue Ubay sebesar 4,7 Ton per Hektar sedangkan pada irigasi semi teknis rata-rata produksi sebesar 5,9 dan irigasi sederhana 4,8 ton per hektar. Keadaan ini menunjukkan bahwa daerah irigasi teknis terlihat produksi belum mencapai 7 – 8 ton per hektar, belum tercapainya tingkat produksi maximum tersebut salah satu penyebabnya adalah fungsi jaringan irigasi yang belum optimal, untuk mendongkrak/mengungkit produksi pertanian sebagaimana diharapkan dalam NAWACITA Kedaulatan Pangan.

Nilai SPM andalan ketersediaan air irigasi merupakan rasio ketersediaan air di petek-petak sawah dalam jumlah, waktu, dan tempat pada setiap musim tanam terhadap kebutuhan air irigasi berdasarkan rencana tata tanam yang telah ditetapkan. Rasio perekembangan jaringan irigasi dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.31

Halaman 79

Tahun 2012-2015

2012 2013 2014 2015

Debit Intake Bendung (Ltr/Det)

217.124 217.124 217.124 217.124

Luas Lahan Budidaya Pertanian (Ha)

45,714 45,766 45,485 47,372 Rasio Andalan 21,05 21,08 20,95 21,82

Sumber : Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 Rasio kinerja irigasi sesuai dengan SPM Bidang Sumberdaya Air sangat baik = 100% dan kinerja jelek = < 55%. Rasio jaringan irigasi berdasarkan tabel di atas menunjukkan dari tahun 2012 sebesr 21,05% meningkat pad tahun 2015menjadi 21,83% akan tetapi rasio kinerja irigasi masih jelek. Maka upaya pencapaian target SPM dicapai melalui pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi sesuai kewenangan pemerintah termasuk di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan penunjang seperti perencanaan, pengawasan dan pemberdayaan lembaga dan masyarakat petani. Kondisi irigasi Kabupaten Aceh Utara sebagaimana disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.32

Kondisi Irigasi Tahun 2015

0 100 200 300 400 500 600 2012 2013 2014 2015 310,4 319,5 483,1 510,33 197,2 193,7 325,9 338,13 113,2 125,8 157,2 172,2 63,53 60,62 67,46 66,26

Panjang Saluran irigasi (Km)

Panjang Saluran Irigasi Kondisi Rusak (Km) Panjang Saluran Irigasi Kondisi baik (Km) Persentase Rusak

Halaman 80 Hasil inventarisasi dan evaluasi pada daerah irigasi dengan berbagai kewenangan adalah panjang keseluruhan jaringan irigasi Kabupaten Aceh Utara tahun 2015 sebagaimana disajikan pada tabel di atas, menunjukkan adanya penambahan panjang saluran irigasi secara signifikan dari tahun 2012 sepanjang 310,4 Km menjadi 510,33 Km, meningkatnya dibandingkan panjang jaringan pada tahun sebelumnya yaitu 199,93 Km. Kondisi ini disebabkan adanya pembangunan jaringan baru pada Daerah Irigasi (DI), dari panjang saluran irigasi tahun 2015 kondisi rusak mencapai 66,26% atau sepanjang 338,13 Km. persentase target capaian SPM Penyediaan air baku untuk kebutuhan masyarakat, jumlah air yang tersedia untuk melayani petak-petak sawah minimal pada satu musim tanam adalah 70% (kinerja baik pada tahun 2019), dari kebutuhannya ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada sesuai dengan kewenangan.

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target

2013 2014 2015 2017

1 Persentase luas

Irigasi dalam kondisi baik (M2)

39.37 32.54 33.74 67.71

 Permasalahan

- Kualitas dan kuantitas SDM aparatur sangat terbatas

- Dukungan dan partisipasi pemerintah daerah sangat terbatas dibidang energi dan sumber daya mineral

 Solusi

- Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM aparatur

- Perlu penertiban dan pengawasan kegiatan pertambangan liar

Tabel 3.33 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017

Halaman 81 Sasaran strategis 11 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Peningkatan Infrastruktur dan Layanan Perhubungan Darat, Laut dan Udara”.

Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana perhubungan darat tersaji pada tabel 3.34 berikut dibawah ini :

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015

2013 2014 Target Realisasi % Capaian Ket Capaian 1 Jumlah arus penumpang angkutan umum 3.543.121 1.762.450 1.367.817 879.720 6,4 Tidak Berhasil

1. Jumlah arus penumpang angkutan umum

Meningkatnya Keselamatan, Keamanan dan Pelayanan Sarana dan Prasarana Perhubungan Darat

Halaman 82 Fasilitas umum terkait aktifitas perhubungan darat, laut dan udara yang paling menonjol adalah sarana terminal/bandara/pelabuhan barang dan penumpang umum. Berbagai upaya mendorong peningkatan sarana ini terus dilakukan karena memiliki nilai strategis wilayah sekitarnya seperti keberadaan pelabuhan umum Kreueng Geukueh dan Bandar Udara Malikussaleh yang memiliki rute dan status aktifitas secara internasional dapat dimanfaatkan beberapa kabupaten/kota sekitar. Aktifitas mobilisasi arus penumpang sebagai berikut :

Tabel 3.35

Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Tahun 2012 – 2015 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum (Jiwa) Tahun 2012 2013 2014 2015 3.571.152 3.543.121 1.762.450 879.720 Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan 2016

Tingginya arus penumpang disuatu daerah dapat disebabkan oleh terdapatnya suatu lokasi wisata yang merupakan daerah kunjungan wisata lokal maupun manca negara dan daerah tersebut merupakan suatu daerah industri yang baru berkembang maupun daerah yang memang merupakan daerah industri itu sendiri. Indikator ini mengukur ketersediaan sarana angkutan umum yang dapat melayani masyarakat. Selain itu dapat menyediakan data tentang arus penumpang.

Jasa pelayanan angkutan dalam memobilisasi arus penumpang umum dan barang perlu dilakukan pengujian setiap waktu untuk menjaga kelayakan kenderaan bermotor dalam melakukan aktifitas dengan tujuan kenyaman dan lancarnya arus lalu lintas serta keselamatan di jalan raya. Berbagai upaya terus ditingkatkan dalam pelayanan bidang perhubungan darat ini dengan

Halaman 83 melakukan peningkatan baik sarana maupun prasarana. Tahun 2012 pembangunan gedung pengujian kendaraan bermotor serta fasilitas pendukungnya di kecamatan Bayu telah dapat dioperasionalkan sehingga aktifitas pelayanan pengujian kenderaan bermotor lebih optimal dan secara terus menerus ditingkatkan operasionalnya.

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target

2013 2014 2015 2017 1 Jumlah arus penumpang angkutan umum 3.543.121 1.762.450 879.720 1.368.000  Permasalahan

- Belum semua terlaksannya kegiatan dengan optimal - Sumber daya manusia yang belom optimal

 Solusi

- Melakukan perbaikan fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan pengkajian mendalam apa saja faktor-faktor eksternal karyawan yang mempengaruhi kepuasan kinerja, motivasi kerja dan kinerja

- Melakukan dan membina hubungan baik serta kerjasama dengan para stakeholder

- Segera melaksanakan kegiatan fisik baik kegiatan yang dilelang atau penunjukan langsung

Tabel 3.36 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017

Meningkatnya Pendapatan Masyarakat

Halaman 84 Sasaran strategis 12 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan

pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi

kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Meningkatkan ekonomi rakyat yang berbasis koperasi, industri dan perdagangan”.

Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya pendapatan masyarakat tersaji pada tabel 3.37 berikut dibawah ini :

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015

2013 2014 Target Realisasi % Capaian Ket Capaian 1 Tingkat

Dalam dokumen P E N G A N T A R. Halaman i (Halaman 82-90)

Dokumen terkait