• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wilayah Pengembangan Pengolahan Hasil Perikanan

Dalam dokumen P E N G A N T A R. Halaman i (Halaman 101-110)

Halaman 96 Pengembangan pengolahan hasil perikanan diarahkan di wilayah yang menjadi sentra produksi perikanan tangkap, hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan nilai produk terutama pada saat produksi perikanan tangkap yang melimpah. Daerah yang diarahkan untuk pengembangan pengolahan hasil perikanan meliputi 8 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan : Muara Batu, Dewantara, Syamtalira Bayu, Samudera Geudong, Tanah Pasir, Lapang, Seunuddon, dan Tanah Jambo Aye.

Kegiatan kelautan dan perikanan baik tangkap, budidaya maupun pengolahan di Kabupaten Aceh Utara sudah cukup berkembang, walaupun belum didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai dan representatif, sehingga potensi yang ada belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan konstribusi terhadap pembangunan ekonomi yang meliputi :

1. Peningkatan pendapatan masyarakat perikanan, 2. Penyerapan tenaga kerja,

3. Kesempatan berusaha dan memperkuat ketahanan pangan nasional, 4. Meningkatkan produksi dan ekspor/intersulir hasil perikanan.

Gambar 3.50

Halaman 97

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015

Tabel 3.51

Jumlah Produksi Ikan di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013-2015

2013 2014 2015

Jumlah Produksi Ikan (ton)

22.197,25 24.109,57 26,808,41

Target kelompok nelayan yang mendapatkan

bantuan pemda tahun n

23.923,34 26.682.06 27.543,10

Rasio 92,78 90,36 97,33

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015

Pertumbuhan produksi perikanan mengalami peningkatan secara fluktuasi sejak tahun 2013-2015.Tercatat pada tahun 2013 mencapai 22.197,25 ton. Pada tahun 2014 total jumlah produksi mencapai 24.109,57 ton sedangkan tahun 2015 mengalami kenaikan yang menggembirakan dengan jumlah produksi mencapai 26.808,41 ton.

Gambar 3.52

Halaman 98

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015

Tabel 3.53

Jumlah Konsumsi Ikan di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013-2015

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target

2013 2014 2015 2017

1 Persentase Produksi

Perikanan

92,78 90,36 97,33 100

 Permasalahan

- Terbatasnya jumlah SDM yang berkualitas

- Masih rendahnya tingkat capaian kinerja pada program/kegiatan

- Kegiatan budidaya komoditas perikanan khususnya udang windu belum berhasil dengan baik

- Belum tersedianya data kelautan perikanan yang akurat

- Masih tingginya praktek illegal fishing di perairan Kabupaten Aceh Utara

2013 2014 2015 Jumlah Konsumsi Ikan (kg/kapita/tahun) 36,50 37,00 40,68 Target daerah 38,00 38,00 38,00 Rasio 96,05 97,37 107,05

Tabel 3.31 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017

Halaman 99

- Belum adanya keseimbangan antara armada tangkap dan zona penangkapan secara proporsional dari segi jumlah dan ukuran

- Pengolahan hasil perikanan belum menjadi segmen usaha prioritas  Solusi

- Perlu adanya penambahan SDM dan pelatihan

- Mempercepat proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan target

waktu yang direncanakan

- Perlu diadakannya pelatihan bagi para pembudidaya ikan dan kajian

penelitian dan pengembangan (Litbang)

- Perlu adanya tenaga pengawas dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil

(PPNS)

- Penambahan armada tangkap bertonase > 10 GT dan modernisasi

alat tangkap

- Perlu diadakannya pelatihan dan sosialisasi bagi masyarakat

pengolah hasil perikanan

Sasaran strategis 17 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Mengupayakan Penegakan Hukum Positif dan Hukum Islam Secara Komprehensif dalam Segala Bidang Kehidupan Masyarakat yang Berkeadilan” dan juga untuk

mencapai tujuan:”Meningkatkan Kemakmuran Rumah Ibadah”.

Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Syariat Islam dan Dinas Cipta Karya. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran peningkatan fasilitas masjid, meunasah dan mushalla tersaji pada tabel 3.32 berikut dibawah ini :

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015 Peningkatan Fasilitas Masjid, Meunasah dan Mushalla

Tabel 3.54 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

Halaman 100

2013 2014 Target Realisasi %

Capaian

Ket Capaian

1 Jumlah Mesjid dan

Mushalla 328 dan 852 335 dan 852 330 dan 852 336 dan 852 102 dan 100 Sangat Berhasil

1. umlah Mesjid dan Mushalla

Ketersediaan sarana dan prasarana tempat ibadah seperti mesjid, meunasah, dayah/pesantren, balai pengajian dan TPA/TPQ terus ditingkatkan terutama pembenahan fasilitas infrastruktur sarana yang telah ada. Peningkatan ini penting dilakukan untuk mendorong peningkatan kualitas ibadah masyarakat guna memenuhi unsur kebersihan, kenyamanan serta penataan lingkungan tempat ibadah. Perkembangan tempat ibadah sebgaimana Tabel berikut :

Tabel 3.54

JumlahSarana dan Prasarana Peribadatan

(Masjid, Meunasah, Dayah/ Pesantren, Balai Pengajian dan TPA) di Kabupaten Aceh Utara, Tahun 2010-2015

No. Prasarana Tahun (unit)

Halaman 101 1. Masjid 328 328 335 336 2. Meunasah 852 852 852 852 3. Dayah / pesantren 168 170 183 182 4. Balai Pengajian 2.564 2.575 2.637 2.617 5. TPQ - - 82 82 Jumlah 3.912 3.925 4.089 4.069

Sumber : Dinas Syari’at Islam Kab. Aceh Utara 2016

Jumlah tempat ibadah keseluruhan tahun 2015 sebanyak 4.069 unit, kondisi ini menurun jika dibandingkan tahun 2014 sebanyak 4.089 unit. Verifikasi kelayanakan yang dilakukan oleh Dinas Syariat Islam memperoleh kondisi terdapat beberapa sarana dan prasarana tempat ibadah belum memenuhi kriteria sebagai tempat berlangsungnya kegiatan ibadah terutama berkaitan dengan balai pengajian di beberapa lokasi desa/gampong. Namun demikian jumlah meunasah telah merata pada setiap gampong dan dapat juga dimanfaatkan sebagai sarana dan prasarana aktifitas ibadah dan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target

2013 2014 2015 2017

1 Jumlah Mesjid dan

Mushalla 328 dan 852 335 dan 852 336 dan 852 330 dan 853  Permasalahan

- Kurangnya personil yang ada dalam pelaksanaan program/kegiatan

sehigga lamban terhadap penyerapan anggaran

- Masih kurangnya kemampuan SDM aparatur dalam penyelesaiana tugas

- Belum terbentuknya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) Dinas Syariat Islam

Tabel 3.55 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017

Halaman 102

- Meningkatnya permasalahan keagamanaan dalam masyarakat

terutama mengenai pendangkalan akidah  Solusi

- Peningkatan profesionalisme SDM aparatur

- Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan beragama

- Menyebarkan informasi melalui sosialisasi tentang penguatan pelaksanaan syariat islam dalam masyarakat

- Membina kehidupan masyarakat agar memahami dan

melaksanakan syariat islam

- Membangun koordinasi antar lembaga pendidikan umum dan

agama

Kontribusi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terhadap ratusan pengungsi dari Myanmar dan Bangladesh di Perairan Kecamatan Seunuddon Kab. Aceh Utara

Pada hari Minggu, 10 Mei 2015 Pemkab. Aceh Utara mendapatkan laporan bahwa telah terdampar ratusan pengungsi yang diperkirakan berasal dari Myanmar dan Bangladesh di Perairan Kecamatan Seunuddon Kab. Aceh Utara yang terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak sejumlah 579 orang. Mereka ditampung sementara di Gedung Olah Raga (GOR) Lhoksukon Kab. Aceh Utara. Untuk memberikan rasa aman dan terhindar dari kelaparan, maka Pemerintah Kab. Aceh Utara memberikan bantuan masa panik (tanggap darurat) yang terdiri dari makanan, obat-obatan dan kebutuhan selama 3 (tiga) hari. Selanjutnya penanganan bantuan kemanusiaan ditangani oleh IOM, UNHCR bekerjasama dengan Pemkab. Aceh Utara. Selanjutnya, para pengungsi tersebut dipindahkan ke TPI Kuala Cangkoi, Kec. Lapang Kab. Aceh Utara, dengan fasilitas yaitu :

o 2 Gedung untuk menampung para laki-laki

o 1 gedung untuk menampung para wanita dan anak-anak o 1 gedung untuk sarana peribadatan

o 1 gedung untuk dapur umum

Halaman 103 Mengingat penanganan pengungsi internasional merupakan wewenang pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, maka Pemerintah Kab. Aceh Utara diminta untuk membentuk Satuan Tugas Penanganan Pengungsi. Setelah melakukan beberapa kali pertemuan dan rapat, para pengungsi tersebut akhirnya dipindahkan ke tempat penampungan sementara di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Aceh Utara Gp. Blang Adoe Kec. Kuta Makmur Kab. Aceh Utara pada Rabu, 17 Juni 2015. Pada hari Rabu tanggal 12 Agustus 2015, para pengungsi tersebut dipinkah ke Shelter ICS (Integrated

Community Shelter) yang dibangun oleh lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)

diatas tanah milik Pemerintah Kab. Aceh Utara dengan donatur dari dalam dan luar negeri. Adapun fasilitas dan utilitas yang terbangun yaitu:

o 120 Unit bangunan (shelter) o 42+6 unit Toilet

o 1 unit mesjid o 4 lokal sekolah

o 1 unit ruang edukasi dan 1 unit klinik o 1 unit ruang meeting dan office

o Play ground dan tempat bermain lainnya o 1 unit ruang guru tahfidz

o Dapur umum

o Lahan pengembangan o Gerbang, gapura

o 1 unit bangunan water treatment

Perhatian khusus terhadap pengungsi oleh Pemerintah Kab. Aceh Utara mendapat apresiasi dan pujian dari dunia internasional, walaupun dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki oleh daerah, tetapi para pengungsi tersebut diperlakukan selayaknya sebagai keluarga sendiri.

Halaman 104 Dalam rangka untuk mencapai target kinerja sebanyak 16 sasaran strategi sebagaimana yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015 maka besaran alokasi dan realisasi belanja untuk setiap sasaran strategis dapat dilihat sebagai berikut :

Dalam dokumen P E N G A N T A R. Halaman i (Halaman 101-110)

Dokumen terkait