• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan adalah perbandingan jumlah perkara yang

Dalam dokumen Permasalahan Utama ( Strategic Issued ) (Halaman 29-35)

diselesaikan dalam jangka waktu 5 bulan setelah diterima dengan jumlah keseluruhan perkara yang diputus dikalikan 100. Pada tahun 2015 perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu 5 bulan adalah 99.95% yaitu sebanyak 4847 perkara dari total 4849 perkara. Hal ini mencapai atau sedikit melampaui target yang ditetapkan yaitu sebesar 99,95%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sedikit mengalami penurunan karena tahun 2014 semua perkara diselesaikan dalam jangka waktu 5 bulan atau sebanyak 100%. Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami peningkatan dimana persentase tahun 2013 adalah sebesar 99,93%.

30

Jumlah Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu 5/6 bulan

TAHUN Jumlah perkara yang diputus Jumlah perkara yang diputus dalam jangka waktu 5/6 bulan

Realisasi Target Persentase Capaian

2013 6.177 6173 99,93% 95% 122,9%

2014 4566 4566 100% 99% 101%

2015 4849 4847 99,95% 99% 100,95%

6. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan adalah perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan setelah diterima dengan jumlah keseluruhan perkara yang diselesaikan. Pada tahun 2015 perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan adalah sejumlah dua perkara. Satu perkara Perdata dan satu perkara Tipikor. Target yang ditetapkan sebelumnya yaitu tidak melebihi 1 % perkara yang diselesaikan lebih dari 5 bulan. Pada realisasinya perkara yang diselesaikan dalam jangka lebih dari 5 bulan adalah sebesar 2 perkara dari 4935 perkara dengan persentase 0.04 % sehingga bisa dikatakan mencapai target. Dibandingkan dengan tahun 2014 sedikit mengalami penurunan dimana di tahun 2014 tidak ada perkara yang melebihi jangka waktu 5 bulan. Sedangkan di tahun 2013 terdapat 1.5% perkara yang melebihi jangka waktu 5 bulan. Salah satu kendala yang menyebabkan Keterlambatan penyelesaian perkara hingga melebihi 5 bulan adalah banyaknya jumlah saksi yang diperiksa. Pada perkara Tipikor saksi sampai mencapai 70 orang sehingga memperpanjang proses persidangan.

31

Sasaran Peningkatan Penyelesaian perkara pada tahun 2015 secara keseluruhan telah tercapai dengan baik sesuai dengan target yang ditetapkan bahkan ada beberapa indikator yang melebihi target. Dibandingkan dengan tahun tahun sebelunya juga mengalami peningkatan. Dengan demikian bisa dikatakan Pengadilan Negeri Gorontalo selama tahun 2015 telah berhasil memenuhi sasaran yang ditetapkan. Anggaran yang digunakan untuk mendukung penyelesaian peningkatan perkara juga telah terserap dengan baik. Kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran penyelesaian peningkatan perkara ini adalah:

1. Penyelesaian Perkara Pidana, Perdata, PHI dan Tipikor yang sederhana dan tepat waktu

2. Penyelesaian Sisa Perkara Pidana, Perdata, PHI dan Tipikor

3. Penyelesaian perkara Pidana, Perdata, PHI dan Tipikor dalam jangka waktu 5 bulan.

Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim

Persentase penurunan upaya hukum Banding, kasasi dan Peninjauan kembali. Ukuran akuntabilitas pada kinerja peningkatan akseptabilitas putusan hakim adalah persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding, kasasi dan peninjauan kembali yaitu jumlah putusan yang tidak mengajukan upaya hukum dibagi jumlah putusan dikalikan 100 %. Jumlah putusan yang dimaksud adalah tidak termasuk perkara lalu lintas sehingga total perkara yang diputus selama tahun 2015 adalah 496 perkara sedangkan total perkara banding adalah 58 perkara, Kasasi 56 perkara dan Peninjauan Kembali sebanyak 4 perkara. Total 118 yang melakukan upaya hukum dari 496 perkara. Darisitu diperoleh 378 perkara yang tidak melakukan upaya hukum banding, kasasi dan PK. Sehingga persentasinya sebesar 76.2 %. Hal ini masih belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 80 %. Pencapaian

32

dari 80% target yang ditetapkan adalah sejumlah 95.25%. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan dimana pada tahun 2014 mencapai 77.07 % dan tahun 2013 sebanyak 76%.

Jumlah Perkara banding kasasi dan PK tahun 2015

Upaya Hukum

Pidana Perdata Tipikor PHI Total

Banding 22 19 17 - 58 Kasasi 10 18 13 15 56 PK - 4 - - 4 Grasi - - - - - Peningkatan efektifitas pengeloloaan penyelesaian perkara.

1. Persentase berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu.

Berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap baik Perdata maupun Pidana selama 2015 adalah 108 perkara dari 118 perkara . Hal ini belum memenuhi dari yang targetkan sebesar 100%. Pencapaian sebesar 91.5%. dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya mengalami penurunan dimana pada tahun 2013 dan 2014 seluruh berkas disampaikan secara lengkap.

2. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis. Adalah jumlah berkas yang diregister dan didistribusikan ke majelis Hakim dibagi dengan jumlah perkara yang masuk di kali 100%. Berkas perkara yang diregister selama 2015 sebanyak 4848 dan siap disidangkan ke Majelis sebanyak 4848 perkara. Hal ini mencapai target sebesar 100% dari target 100% yang di rencanakan. Artinya setiap berkas yang masuk di

33

Pengadilan Negeri Gorontalo telah terdaftar dan terdistribusi dengan baik sampai ke majelis hakim. Indikator ini relatif stabil dibanding tahun-tahun sebelunya yaitu tahun-tahun 2013 dan 2014 yang mencapai target 100%. 3. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak

Ukuran pencapaian Indikator Prosentase Penyampaian pemberitahuan Pemanggilan Sidang Tepat Waktu adalah sejauh mana proses pemanggilan dapat dilaksanakan sesuai dengan Undang Undang Hukum acara yang berlaku, Yaitu Perbandingan relaas putusan yang disampaikan tepat waktu dengan relaas putusan yang harus disampaikan tepat waktu. Di Pengadilan Negeri Gorontalo Pemanggilan kepada para pihak sudah dapat dilaksanakan dengan tepat waktu dan sesuai dengan undang-Undang Hukum Acara. Sebanyak 96 % pemberitahuan relas tepat waktu pada tahun 2015. Terdapat tiga perkara Pidana dan dua perkara perdata pemberitahuan relas yang tdk tepat waktu. Hal ini melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 95%. Diandingkan dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun 2013 realisasi sebesar 90% dan tahun 2014 sebesar 90%.

4. Persentase Minutasi perkara dalam jangka waktu maksimal 14 hari. Proses Minutasi adalah proses penyusunan putusan (termasuk petikan putusan) yang dilakukan oleh Panitera Pengganti dimulai dari tahapan pengetikan konsep, koreksi dan penandatanganan putusan, pembuatan dan pengiriman salinan putusan serta publikasi putusan. Persentase Minutasi perkara dalam jangka waktu maksimal 14 hari adalah Perbandingan minutasi perkara Yang diselesaikan dalam jangka waktu Maksimal 14 hari Dengan minutasi Perkara yang harus diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 14 hari. Perkara yang proses minutasi lebih dari 14 hari selama tahun 2015 adalah sejumlah 265 perkara dari total 4849 (termasuk perkara lalu lintas) perkara yang diputus artinya terdapat 4584 perkara minutasi yang diselesaikan dalam

34

jangka waktu 14 hari sehingga diperoleh pencapaian sebesar 94.53%. Hal ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 90 %. Walaupun melebihi target tetapi pada kenyataannya masih banyak perkara pidana biasa dan perkara perdata yang minutasi melebihi 14 hari. Tahun 2015 sebanyak 225 perkara pidana dan tipikor (diluar perkara lalu lintas) yang melebihi minutasi 14 hari. Kendala yang dihadapi dari mulai kurangnya jumlah Panitera Pengganti sampai dengan fasilitas PC/laptop dan printer yang belum dirasa cukup memadai. Hal ini diharapkan kedepan bisa lebih diperbaiki dengan permintaan penambahan jumlah Panitera Pengganti maupun penambahan fasilitas laptop dan printer untuk panitera pengganti.

Sasaran Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara pada tahun 2015 secara keseluruhan telah tercapai dengan baik sesuai dengan target yang ditetapkan, bahkan ada beberapa indikator yang melebihi target, ada pula indikator yang tidak mencapai target. Indikator yang tidak mencapai target adalah Persentase berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap. Menurunnya indikator ini adalah karena pengiriman berkas banding, kasasi dan PK yang tidak lengkap administasi. Tiga indikator lain bisa dikatakan berhasil dan mencapai target yang ditetapkan. Kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran penyelesaian peningkatan perkara ini adalah:

1. Pelaksanaan penyampaian relas dan minutasi dengan baik sesuai dengan SOP

2. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu

Peningkatan aksesibilitas

1. Prosentase Penanganan Administrasi Perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) adalah Perbandingan antara

35 masyarakat terhadap peradilan (Acces to justice)

jumlah Perkara yang dimasukkan dalam SIPP dengan jumlah perkara sebenarnya. SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara)/CTS (Case Tracking System) merupakan Aplikasi Sistem Informasi untuk Penerlusuran Alur Perkara yang berbasis web. CTS merupakan Program kerjasama Mahkamah Agung melalui Ditjen Badan Peradilan Umum bersama USAID dengan program C4J (Changes For Justice), memberikan bantuan kepada Mahkamah Agung dalam peningkatan kapasitas pelayanan Sistem Informasi Penelusuran Perkara di Pengadilan yang berbasis Teknologi Informasi. Selama Tahun 2015 semua perkara telah dimasukkan ke dalam SIPP sehingga target yang ditetapkan tercapai yaitu sebesar 100%. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2014 juga pencapaian 100%.

2. Prosentase file elektronik putusan perkara yang dipublikasikan melalui Direktori Putusan adalah Perbandingan antara jumlah Perkara dalam Direktori Putusan Yang dipublikasikan dengan data jumlah perkara sebenarnya. Direktori Putusan (http://putusan. mahkamahagung.go.id) adalah sistem berbasis web yang berfungsi untuk mempublikasikan Putusan Mahkamah Agung sehingga bisa dengan mudah diakses oleh publik. Pada tahun 2015 jumlah perkara putus yang diunggah kedalam direktori putusan adalah sebanyak 290 perkara dari 485 perkara yang putus sehingga persentase yang dimasukkan adalah sebesar 59.79%. Hal ini bisa dikatakan mencapai target yang ditetapkan sebesar 60%. Dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami peningatan dimana persentase tahun 2014 hanya mencapai 21.42%. Diharapkan hal ini bisa ditingkatkan pada tahun yang akan datang.

3. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan adalah Perbandingan

Dalam dokumen Permasalahan Utama ( Strategic Issued ) (Halaman 29-35)

Dokumen terkait