• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Persepsi, Harapan, dan Konformitas Peran

kita menggunakan informasi pengobat tradisional secara umum bukan menarik kesimpulan dari atribut pengobat tradisional tersebut dan makna perilakunya

f. Kebutuhan pihak yang memahami dan tujuan personal juga akan memengaruhi bagaimana seseorang memandang orang lain. Misalnya, kesan seseorang yang baru ditemui sekali akan berbeda dengan kesan terhadap teman akrab atau saudara.

Peran pengobat tradisional/Balian dalam mempraktikkan pengobatan tradisional di masyarakat terdiri dari beberapa aspek diantaranya :

1. Seorang Battra mampu memberikan kesan yang baik dalam memberikan pelayanan kepada pasiennya

2. Seorang Battra mampu mendiagnosis dan menjelaskan penyakit dari pasien sesuai dengan paradigma Battra yang dikuasainya

3. Seorang Battra mampu memberikan apa yang dibutuhkan pasiennya selama dalam perawatan

4. Seorang Battra konsisten dalam memberikan pelayanan kepada pasiennya misalnya selalu siap dan siaga saat dibutuhkan oleh pasiennya

Seorang Battra selalu berpedoman pada aturan Battra dalam hal ini seorang Battra bali berpedoman Dharma Sesana Balian

2.3 Persepsi, Harapan, dan Konformitas Peran 2.3.1 Persepsi

Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia dan terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan dimana ada yang

24

mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata (Sugihartono, 2007:8). Agar terjadinya suatu persepsi memerlukan beberapa persayaratan diantaranya (Sunaryo, 2004: 98) :

a. Adanya objek yang dipersepsi

b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

c. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus

Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

2.3.2 Harapan

Harapan adalah keseluruhan dari kemampuan yang dimiliki individu untuk menghasilkan jalur mencapai tujuan yang diinginkan, bersamaan dengan motivasi yang dimiliki untuk menggunakan jalur jalur tersebut dan harapan didasarkan pada harapan positif dalam mencapai tujuan (Snyder dalam Carr, 2004).

Snyder (dalam Carr, 2004) mengkonsepkan harapan ke dalam dua komponen, yaitu kemampuan untuk merencanakan jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan agency atau motivasi untuk menggunakan jalur tersebut. Harapan merupakan keseluruhan dari kedua komponen tersebut. Berdasarkan konsep ini, harapan akan menjadi lebih kuat jika harapan ini disertai dengan adanya tujuan yang bernilai yang memiliki kemungkinan untuk dapat dicapai.

Berdasarkan penelitian ini, harapan yang dimaksud adalah harapan dari Battra dalam meningkatkan pelayanan kesehatannya kepada pasien. Harapan tersebut dapat

25

ditujukan kepda institusi pengampu seperti misalnya Puskesmas, Pemerintah Kabupaten maupun instansi terkait yang ada diatasnya

2.3.3 Konformitas

Meyers (2005) mengartikan konformitas adalah “ A Change in behaviore or belief to accond with other”.Konformitas adalah perubahan prilaku atau keyakinan agar sama dengan orang lain.Franzoi (2003) mendefinisikan konformitas adalah kemampuan mempersepsikan tekanan kelompok dengan jalan meniru prilaku dan keyakinan orang lain yang ada di kelompok tersebut.

a. Faktor yang mempengaruhi Konformitas Menurut Meyers (2005) faktor yang mempengaruhi individu untuk konformitas adalah :

1) Group size

Semakin besar jumlah kelompok maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap kelompok.

2) Cohession

Perasaan yang dimilki oleh anggota kelompok dimana mereka merasa ada ketertarikan dengan kelompok.

3) Status

Dalam sebuah kelompok bila seseorang memiliki status yang tinggi cenderung akan memiliki pengaruh yang lebih besar

4) Public response

Ketika seseorag disuruh menjawab secara langsung pertanyaan dihadapan public individu akan cenderung lebih conform, dripada individu tersebut diminta menjawab dalam bentuk tulisan

26

b. Dasar pembentuka konformitas

Menurut Meyer (2005) terdapat dua dasar pembentukan konformitas yaitu :

1) Pengaruh normative

Penyesuaian diri dengan keinginan atau harapan orang lain untuk mendapatkan penerimaan

2) Pengaruh informasional

Adanya penyesuaian atau keinginan individu untuk memiliki pemikiran yang sama sebagai akibat adanya pengaruh menerima pendapat maupun asumsi pemikiran kelompok dan beranggapan bahwa informasi kelompok lebih kaya daripada informasi pribadi

2.3.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pasien dalam Memilih Pelayanan Pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional sudah diberikan oleh leluhur sejak dahulu secara turun menurun mulai dari pengobatan herbal, orang pintar atau orang yang diangap mampu dan dipandang masyarakat, serta bedasarkan nilai agama. Ada beberapa faktor mengapa masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif atau tradisional sebagai pengobatan untuk menyembuhkan penyakit diantaranya (Foster dan Anderson dalam FPUP, 2016):

1. Faktor Sosial : dimana faktor ini melibatkan interaksi sosial yang kemudian diberikan sugesti-sugesti atau suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang sehingga masyarakat tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa harus berpikir lama.

2. Faktor ekonomi : faktor ini sangat berperan besar dalam penerimaan atau penolakan suatu pengobatan karna faktor ini sebagai pemerkuat presepsi

27

masyarakat bahwa pengobatan tradisional membutuhkan sedikit tenaga, biaya, dan waktu

3. Faktor budaya : budaya merupakan suatu pikiran, adat-istidadat, kepercayaan, yang menjadi kebiasaan masyarakat. Nilai-nilai budaya ini mempengaruhi pembentukan suatu individu. Semua kebudayaan memiliki cara-cara pengobatan sesuai dengan kepercayaan pada suku bangsanya dalam hal ini suku bangsa sangat mendominasi pertimbangan untuk menolak atau menerima yang didasari pada kecocokan suku bangsa yang di anut. Beberapa kebudayaan melibatkan metode ilmiah atau melibatkan kekuatan supranatural dan supernatural tergantung bagaimana kepercayaan dari suku bangsa sang pasien.

4. Faktor psikologis : peranan sakit merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan, karena itu berbagai cara akan dijalani oleh pasien dalam rangka mencari kesembuhan maupun meringankan beban sakitnya, termasuk datang kepelayanan pengobatan alternatif

5. Faktor kejenuhan terhadap pelayanan : faktor ini disebabkan akan kejenuhan sang penderita dalam proses pengobatan membuat sang penderita memilih jalur alternatif pengobatan lain yang dapat mempercepat proses penyembuhannya.

6. Faktor manfaat dan keberhasilan : keberhasilan dan efektifitas dari pengobatan alternatif menjadi alasan yang sangat berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan alternatif.

7. Faktor pengetahuan : sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui alat indera atau pikiran yang merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Dokumen terkait