• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Jam’iyyah Ahli Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah

ف طن اي Minimal dibaca 11 X

C. Persepsi Jam’iyyah Ahli Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah

Terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca dalam tradisi welasan.

77

Karena kandungan dalam surah al-Fatihah dianggap telah mencakup seluruh isi dari Al-Qur‟an, maka surah ini menjadi surah yang agung.

2. Pendatang rizki

Salah satu keutamaan daripada surah al-Waqi‟ah adalah suratul ghina yakni surah penjemput kekayaan, sedangkan kekayaan disini tidak hanya mencakup material saja. Dianugerahi seorang anak, mempunyai saudara yang baik, dan keselamatanpun juga termasuk dalam kekayaan yang diperoleh.

3. Pemberi ketenangan jiwa

Setelah melakukan tradisi welasan, khususnya setelah membaca ayat-ayat dari Al-Qur‟an, maka para anggota jama‟ah pun merasakan refleksinya yakni jiwnya menjadi tenang dan tentram.

Menurut hemat penulis, dengan membaca ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur‟an seperti, surah al-Fatihah, al-Waqi‟ah, dan al-Baqarah merupakan perilaku positif yang secara langsung telah menerapkan

Living Qur‟an, ketika seseorang telah mampu memulai dari hal-hal yang sederhana, maka mereka para pengamalnya akan mendapatkan banyak kemanfaatannya. Baik kemanfaatan yang mereka peroleh didalam dunia, maupun kemanfaatan yang mereka peroleh di akhirat kelak. Secara aplikatif para jama‟ah telah menunjukkan rasa syukurnya dengan membaca Al-Qur‟an dan juga sebagai bukti keimanan seseorang dalam mencintai Al-Qur‟an.

78

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan proses penelitian dari observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap praktik Pembacaan Ayat-ayat Al-Qur‟an Dalam Tradisi Welasan Oleh Jam‟iyyah Ahli Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah di Dusun Bagongan, Getasan, Semarang, akhirnya penulis menyimpulkan isi keseluruhan pembahasan skripsi ini sebagai berikut:

1. Secara bahasa kata “welasan” diambil dari kata “Las-lasan” yang berarti “angka 10 ke atas” dan “welas asih” yang berarti “kasih sayang, rahmat, dan ridho” Sedangkan menurut istilah welasan merupakan “tradisi rutinan Jam‟iyyah Ahli Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah dusun Bagongan yang dilaksanakan setiap hari rabu pada tanggal 10 ke atas dalam bulan Hijriyah yang tujuannya adalah untuk meminta rahmat, dan ridho atas amalan-amalan yang telah dilakukannya agar dapat diterima disisi Allah SWT”. Pelaksanaannya dilakukan pada pukul 12.30 sd selesai di Mushola Baitul Mujahidin dusun Bagongan.

Adapun prosesi pelaksanaan tradisi welasan yakni, pertama Niat,

kedua membaca ummul kitab, ketiga membaca tahlil, ke-empat membaca Ḥasbuna Allah wa ni‟ma al-wakil, ke-lima membaca La kḥaula wa la quwwata illa billah, ke-enam membaca Ya Latif, ke-tujuh membaca Surah al-Waqi‟ah, ke-delapan membaca Manaqib Syekh Abd al-Qadir,

79

tradisi welasan kemudian dilanjutkan makan bersama yang mana telah disediakan oleh anggota jama‟ah thariqah yang sedang mendapat giliran memasak.

2. Menurut para anggota Jam‟iyyah Ahli Thariqah Qadiriyyah

Naqsyabandiyyah signifikansi welasan terdapat pada: a. Amalan yang baku

Artinya seorang anggota dalam thariqah ini menjadi wajib mengamalkan bacaan yang telah diberikan oleh mursyid.

b. Amalan penyempurna

Dikatakan amalan peneympurna karena amalan dalam satu bulan penuh yang terhitung sejak setelah melakukan welasan sampai bertemu dengan welasan pada bulan selanjutnya telah di do‟akan agar amalan tersebut sampai dan dapat diterima disisi Allah SWT.

c. Amalan istimewa

Disebut amalan istimewa karena dilam tradisi welasan ini seorang anggota jama‟ah akan bertemu langsung dengan guru, kadang ada beberapa jama‟ah yang ditambahi beberapa amalan, sebagai amalan penyempurna amalan lain, dan juga sebagai ajang silaturahim antara mursyid dengan anggotanya.

3. Persepsi Jam‟iyyah Ahli Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah dusun Bagongan terhadap ayat-ayat yang dibaca dalam tradisi welasan adalah sebagai berikut:

80

Dikatakan surah yang agung karena seluruh isi daripada Al-Qur‟an terdapat dalam satu surah yakni surah Al-Fatihah, sebagaimana yang ditegaskan oleh Prof, Dr, M. Quraish Shihab

b. Surah pendatang rizki

Keutamaan daripada surah al-Waqi‟ah yaitu sebagai surah penjemput rizki. Adapun rizki yang dimaksud disini tidak semata-mata berupa harta, melainkan dapat berupa dikaruniai seorang anak, saudara yang baik, kesehatan, dan yang lainnya.

c. Memberi ketenangan jiwa

Hal ini dirasakan oleh sebagian anngota jama‟ah setelah membaca ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur‟an. Seperti halnya yang dirasakan oleh Bapak syamsudi.

B. Saran

Penulis menyadari bahwasanya penelitian ini dimungkinkan tidak akan terlepas dari kekurangan dan kevaliditasan data yang diperoleh dalam proses penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti kemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan kepada peneliti selanjutnya, dan penulis berikan saran juga bagi seluruh anggota Jam‟iyyah Thariqah dusun bagongan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, maka penulis berikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada peneliti selanjutnya penulis sarankan agar melakukan penelitian secara bertahap guna memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, dapat menyaring informasi yang benar-benar penting,

81

menelusuri historitasnya dan melakukan analisis terhadap faktor yang mempengaruhi terhadap tradisi.

2. Penelitian ini bukanlah sebagai sarana mengadili sebuah pemaknaan dalam sebuah tradisi, melainkan untuk memahami, memaparkan dan menjelaskan gejala-gejala yang terdapat didalamnya. Sehingga tidak mempersoalkan kebenaran tehadap persepsi Jam‟iyyah Thariqah terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an.

3. Bagi seluruh anggota Jam‟iyyah Ahli Thariqah Qadiriyyah

Naqsyabandiyyah dusun bagongan untuk terus melestarikan tradisi welasan, dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar berguna bagi diri sendiri maupun bagi kehidupan bermasyarakat.

4. Bagi pemimpin pelaksana tradisi welasan hendaknya menambah beberapa surah lain dalam Al-Qur‟an sehingga sebagian besar surah dalam Al-Qur‟an juga menjadi hidup dalam tradisi welasan, maupun dalam tradisi rutinan Jam‟iyyah Thariqah yang lain.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga menambah wawasan bagi orang yang membacanya.

82

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Dadang. 2002. Tarekat Islam Spiritualitas Masyarakat Modern.

Bandung: Pustaka setia.

Al- Malawi, Ramadlan. 2015. The Miracle Of Fatihah Ayat Kursi dan

Al-Waqi‟ah. Yogyakarta: ARASKA.

Al-najjar, Amir. tt. Al-thuruq al-Shuffiyah fii Mishri. Kairo: Maktabah Anjlu al-Misriyyah.

Dhofier, Zamakhsyari. 1985. Tradisi Pesantren Tentang Pandangan Hidup Kyai.

Jakarta: LP3ES.

Djaja, Tamar. 1996. Pustaka Indonesia Jilid II. Jakarta: Bulan bintang.

Edward, (ed). 1981. Riwayat Hidup Dan Perjalanan 20 Ulama Besar Sumatera Utara. Padang: Islamic centre Sumatera barat.

HAMKA. 1967. Ayahku. Jakarta: Djajamurni.

Haways, Abdillah. 1930. Perkembangan ilmu Tasawuf dan Tokoh-tokohnya di Nusantara. Surabaya: al-Ikhlas.

Hurgronje, Snouk, Adviezen III, 2874

Ibrahim Bochari, Sidi. 1981. Pengaruh Timbal balik Antara Pendidikan Islam dan Pergerakan Nasional di Minangkabau. Jakarta: Gunung tiga.

Mansur, Muhammad. 2007. Living Qur‟an Dalam Lintasan Sejarah Studi Al

-Qur‟an dalam Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis.

Sahiron Syamsudin (ed). Yogyakarta: TH Press.

M Arifin, Tatang.1995. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta:Grafindo Persada. Mulyanti, Sri. 1995. Tasawuf Nusantara: Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka.

Jakarta:Kencana.

Mustaqim, Abdul. 2007. Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadisi dalam

Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan hadis. Symsudin, Sahiron (ed). Yogyakarta: TH Press.

Nazwar, Akhria. 1983. Syekh Ahmad Khatib Ilmuan Islam di Permulaan Abad Ini.

83

Noer, Deliar. 1980. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES.

Rusmana, Dadan. 2015. Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sahiron, Syamsudin. 2007. Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis.

Yogyakarta: Teras.

Salahudin, Marwan. 2016. Amalan Thariqat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Sebagai Proses Pendidikan Jiwa di Masjid Baitul Muttaqin Desa

Krandegan Jetis, Ponorogo. “Eksoterik” Jurnal Akhlak Tasawuf, vol

2, No. 1.

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-qur‟an Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai

Persoalan Umat. Bandung: Mizan.

Sprencer trimingham, J. 1971. The Sufi Order In Islam. Oxvord: Oxvord University Press.

Utsman Ibn Nadi al-Ishaqi, muhammad. 1990. Al-Khulasah wafiyyah fi

al-Adab Wa Kaifiyat ad-dzikir „Inda Saadat al-Qadariyyah wa

Naqsyabandiyyah. Surabaya: al-Fitroh.

Van Bruneissen, Martin. 1995. Kitab Kuning Pesantre dan Tareqat. Bandung: Mizan.

Yahya, Zulkarnain. 1990. Asal usul Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah dan

Perkembangannya dalam Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Sejarah

dan Asal-Usul Perkembangan. Nasution, Harun. (ed).Tasikmalaya:IAILM.

Yusuf, Muhammad. 2007. Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur‟an

dalam Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis. Syamsudin, Sahiron (ed). Yogyakarta: TH Press.

84

Dokumen terkait