• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

2.5 Persepsi

Persepsi adalah pengalaman objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensori stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi

31

inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspetasi, motivasi dan memori (Desiderato, 1976:129) dalam jalaluddin Rakhmat.31

Pareek (1996:13) dalam Alex Sobur memberikan definisi yang lebih luas ihwal persepsi ini; dikatakan, “persepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data”. 32

Persepsi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan makna yang diberikan kepada sesuatu. Begitu juga persepsi masyarakat sunda terhadap masyarakat jawa tidak akan sama tergantung kepada diri seseorang dalam memberikan penilaian terhadap masyarakat jawa tersebut.

Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya, semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (dalam Mulyana, 2000: 167-168).33

2.5.1 Proses Persepsi

Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari mengubah

31

Jalaluddin Rakhmat hal 51

32

Drs. Alex Sobur “Psikologi Umum” 2003:446 33 Drs. Alex Sobur “Psikologi Umum” 2003:446

32

persepsinya. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama berikut.

1)Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2)Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

3)Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi (Depdikbud,1985, dalam Soelaeman, 1987). Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.34

2.5.2 Jenis-Jenis Persepsi a. Persepsi diri

Persepsi diri individu merupakan cara seseorang menerima diri sendiri

b. Persepsi lingkungan

Persepsi lingkungan dibentuk berdasarkan konteks di mana informasi itu diterima.

33

c. Persepsi yang dipelajari

Persepsi yang dipelajari merupakan persepsi yang terbentuk karena individu mempelajari sesuatu dari lingkungan sekitar.

d. Persepsi fisik

Persepsi fisik dibentuk berdasarkan pada dunia yang serba terukur (the tangible world) .

e. Persepsi budaya

Persepsi budaya berbeda dengan persepsi lingkungan sebab persepsi budaya mempunyai skala yang sangat luas dalam masyarakat, sedangkan persepsi lingkungan menggambarkan skala yang sangat terbatas pada jumlah orang tertentu.35

2.5.3 Hambatan persepsi

Hambatan persepsi terutama terjadi dalam proses pembentukan persepsi, yaitu:

1. Berdasarkan teori implicit personality, hambatan persepsi bersumber dari;

a. Kecenderungan individu untuk mengembangkan pribadi yang terpisah, jadi individu mau tampil beda sehingga dia juga mempersepsi sesuatu secara berbeda pula.

b. Individu menerima konfirmasi yang tidak tepat.

34

2. Self-fulfilling prophecy, individu mempersepsi sesuatu karena dipengaruhi oleh faktor tertentu yang tidak dia duga sebelumnya, akibatnya individu tidak dapat meramalkan persepsinya sehingga dia bertindak tidak sesuai dengan kebiasaan. Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi individu terhadap orang lain karena individu mengalami distorsi realitas dan situasi.

3. Perceptual accentuation, hambatan persepsi karena individu berada dalam situasi:

a. Dia mencari apa yang tidak ada.

b. Dia tidak melihat apa yang dia sedang cari

c. Dia mengalami kesulitan menyaring informasi yang hamper semuanya mirip

d. Dia selalu memproyeksi orang lain dengan atribusi negative e. Dia mengalami distorsi dari memori sehingga tidak dapat

“mengeluarkan” informasi yang dia pernah simpan.

4. Primacy-Recency, hambatan persepsi ini terjadi karena individu terlalu terbuai dengan kesan pertama tentang objek yang dia persepsikan.

5. Consistency, hambatan persepsi ini terjadi karena individu mengharapkan segala sesuatu bersifat konsisten, namun yang dia hadapi adalah situasi inkonsistensi antara apa yang dia pikirkan (kognitif) dan perilaku (behavior) sehingga:

35

b. Dia hanya melihat hal-hal yang positifnya saja. c. Dia hanya melihat hal-hal negative saja.

6. Stereotyping, hambatan persepsi ini terjadi karena individu dipengaruhi oleh steteotip (positif atau negatif) terhadap orang lain yang kebetulan menjadi anggota suatu kelompok tertentu, akibatnya persepsinya terhadap orang lain:

a. Mempunyai kualitas tertentu (terlalu baik atau buruk).

b. Dia mengabaikan keunikan karakteristik orang lain dari kelompok tertentu.

7. Attribution, hambatan persepsi terletak pada atribusi di mana individu gagal membentuk atau membangun atribusi dari objek yang dipersepsi, misalnya gagal mencirikan dari atribut-atribut komunikan:

a. Consensus > compare to others, what people do an why:

 Persepsi individu terganggu karena dia tidak berhasil membangun semacam consensus ketika membandingkan apa yang orang lain lakukan dengan apa yang dia lakukan.

 Persepsi individu terganggu karena dia tidak dapat

membandingkan aneka sebab.

b. Consistency > compare to similar situations: persepsi individu tidak konsisten membandingkan perilakunya dengan perilaku orang lain dalam suatu situasi yang sama.

36

c. Distinctiveness > compare to different situations: individu tidak dapat memisahkan perilakunya denga perilaku orang lain terhadap objek persepsi dalam situasi yang berbeda.36

2.5.4 Mengatasi Kesalahan Persepsi

1. Makin sadar atas persepsi

a. Mengakui peranan anda dalam persepsi b. Hindarilah kesimpulan yang terlalu dini c. Hindarilah hanya ada satu kesimpulan

d. Lebih sadar atas bias yang timbul dari anda sendiri

e. Hindarilah penilaian anda sendiri bahwa anda lebih bermoral 2. Cek persepsi anda

a. Ketahuilah bahwa deskripsi anda umumnya subjektif b. Bertanya untuk mendapatkan informasi

3. Perbaikan akurasi persepsi a. Tingkatkan kesadaran anda b. Hindarilah stereotip

c. Cek persepsi anda baik secara langsung maupun tidak langsung 4. Kurangi ketidakpastian

a. Amatilah sesuatu sembari bertindak

b. Amatilah sesuatu lebih pada konteks yang khusus c. Kumpulkanlan informasi dari orang lain

36

37

d. Berinteraksi dengan individu e. Jadilah orang yang peka budaya:

Akuilah bahwa kita berbeda nilai, adat istiadat, kepercayaan, dan keyakinan

Hindari perbedaan penilaian

5. Mengerti bagaimana seharusnya menjadi pembicara dan pendengar yang baik

a. Mendengarkan penuh perhatian - ketika mendengarkan

seseorang maka katakanlah maksud Anda.

b. Ulangi dengan tepat apa yang orang lain katakan – jangan anda menyampaikan interpretasi pada saat orang lain sedang mengatakan sesuatu. Tindakan ini hanya akan menciptakan masalah komunikasi yang baru.

c. Katakana kepada orang itu jika anda merasa senang

mendengarkannya, mengerti dia karena itu anda mendengarkan dengan baik.

d. Sadar ketika anda berkomunikasi dengan bahasa tubuh atau bahasa nonverbal.

e. Tampil sopan dihadapan orang yang sedang berbicara dengan anda, anda akan mendapatkan juga kesempatan yang baik untuk berbicara.

38

f. Bersikap empati-tanpa empati, maka anda tidak pernah akan melihat bagaimana mereka merasa dan menjadi satu dengan anda, inilah hakikat perbedaan antara tuturan dan pendapat. g. Mengerti apa yang anda lakukan untuk mempertahankan diri,

gunakan pertolongan dengan johari window untuk mencari tahu lebih dalam diri anda.

h. Setiap kali pembicara mengakhiri percakapan dan merasa orang lain mendengarkan mereka dengan tepat, maka gantilah posisi dari pendengar menjadi pembicara dan dari pembicara menjadi pendengar.

6. Sesuaikan komunikasi anda dengan tujuan komunikasi.

a. Merangsang partisipan untuk mendengarkan dengan penuh

perhatian.

b. Mengembangkan keterampilan terutama memberikan umpan

balik secara verbal.

c. Menolong orang agar mereka dapat menyampaikan ide-ide

secara baik.

d. Meningkatkan kesadaran dan kemampuan untuk berkomunikasi

dengan pesan-pesan nonverbal.

e. Mengamati bagaimana orang-orang yang berbeda menampilkan

cara berkomunikasi yang berbeda pula.

f. Mengamati perbedaan individu ketika menerima pesan secara langsung.

39

g. Berusaha mencapai pengertian yang lebih baik tentang apa yang terjadi disaat anda mengalami steres waktu berkomunikasi37.

Dokumen terkait