• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

2.176.975,5 100 Sumber : Badan Pusat Statistik,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.5 Persepsi Konsumen

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan info (Kotler, 1997). Persepsi terdiri dari (Kotler, 1997). :

a. Seleksi perceptual : Berbagi informasi yang ada di memori konsumen. b. Organisasi persepsi : Mengelompokkan informasi dari berbagai sumber. c. Interprestasi persepsi : Memberikan interprestasi atas stimuli yang

diterima. Dalam menginterprestasikannya konsumen membuka kembali informasi yang ada dalam memorinya.

Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah (Kotler, 1997) : a. Keadaan peribadi orang yang mempersepsi.

b. Karakter target yang dipersepsikan.

c. Konteks situasi terjadi persepsi yaitu waktu, lokasi, cuaca dapat mempengaruhi.

3.1.6 Bauran Pemasaran

Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler (1991) adalah:

Marketing mix is set of the marketing tool that firm uses to pursue its marketing objectives in the target market”. Artinya bauran pemasaran adalah

suatu bagian dari alat pemasaran dimana digunakan pada suatu badan usaha untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar.

Ada 4 kelompok alat pemasaran dalam bauran pemasaran yang dikenal dengan 4P yaitu: product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi). Bauran pemasaran digunakan untuk menghasilkan atribut-atribut yang akan diteliti.

1. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan (Kotler, 2000). Konsep produk berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang akan menawarkan fitur yang bermutu, berkinerja atau berinovatif.

Strategi dalam bauran produk memerlukan berbagai keputusan yang terkoordinasi antara bagian produksi dan pemasaran. Sebuah perencanaan satu klasifikasi produk sangat berguna sebagai alat bagi seorang manajer untuk membantu merencanakan program-program strategi pemasaran.

2. Harga

Harga adalah sejumah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Kotler, 2000). Harga merupakan variabel yang dapat berubah dan cepat karena adanya perubahan faktor-faktor penyusunnya. Meskipun demikian, bauran harga merupakan satu-satunya variabel yang menghasilkan pendapatan, sementara variabel lainnya menimbulkan biaya. Perusahaan harus dapat menentukan strategi harga yang tepat agar dapat berhasil dalam memasarkan produk yang dihasilkannya.

3. Lokasi

Tempat adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dan sekaligus memasarkannya. Bauran pemasaran erat dengan perantara pemasaran yang membentuk suatu saluran distribusi tertentu. Penelitian wilayah distribusi perlu dilakukan baik untuk daerah lama atupun baru, hal ini penting untuk mengetahui potensi masing-masing daerah sehingga pemasaran

dapat berjalan sesuai rencana yang sudah ditargetkan terutama untuk wilayah baru. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi adalah:

a) Place, Hal ini berhubungan dengan letak atau posisi, apakah di tengah komunitas yang besar atau di daerah pinggiran atau bahkan di tepi jalan yang dekat dengan daerah padat penduduk.

b) Accessibility, Hal ini menyangkut ketersediaan jalan yang memudahkan untuk mencapai restoran tersebut.

c) Viability, Restoran tersebut mudah dilihat dan diketahui banyak orang. d) Infrastructure, Bagian ini menyangkut fasilitas transportasi, saluran

pembuangan, dan lain-lain.

4. Promosi

Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan mengkomunikasikan dan menyampaikan produknya kepada pasar sasaran dan membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut. Berbagai macam program promosi yang digunakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya antara lain promosi penjualan, periklanan, penjualan pribadi dan hubungan masyarakat.

3.1.7 Atribut Produk

Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan (Tjiptono,2002). Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dari setiap produk, baik barang atau jasa, dapat dideskripsikan dengan menyebutkan atribut-atributnya. Atribut produk dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap suatu produk. Konsumen melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi terhadap atribut produk dan memberikan kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut produk yang dimiliki suatu produk.

Menurut Engel et al. (1994), di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang penting yaitu (1) mengidentifikasikan criteria evaluasi yang mencolok dan (2) memperkirakan saliensi relative dari masing- masing atribut. Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan menggunakan atribut yang menduduki peringkat tertinggi, sedangkan saliensi biasanya diartikan

sebagai kepentingan, yaitu konsumen diminta untuk menilai kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi.

Atribut produk terdiri atas tiga tipe, yaitu ciri-ciri rupa (feature), fungsi (function) dan manfaat (benefit). Ciri-ciri dapat berupa ukuran, karakteristik estetis, komponen dan bagian-bagiannya, bahan dasar, proses manufaktur, maupun merek dan lain-lain. Sementara manfaat dapat berupa kegunaan, kesenangan, yang berhubungan dengan panca indera, manfaat dapat juga berupa manfaat langsung dan tidak langsung. Atribut fungsi jarang digunakan dan lebih sering diperlukan ciri-ciri atau manfaat.

Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut produk merupakan kekuatan harapan dan keyakinan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut produk dicerminkan oleh pengetahuan konsumen terhadap suatu produk atau manfaat yang diberikan oleh suatu produk.

Dalam penelitian ini, atribut digunakan untuk mengidentifikasi persepsi konsumen terhadap kualitas produk dan kualitas pelayanan yang ada di Restoran Bebek H. Slamet saat ini. Atribut-atribut yang digunakan dalam penilaian Restoran terdiri dari kualitas produk dan kualitas pelayanan. Untuk kualitas produk yang ada saat ini (bebek goreng dan sambal korek) atribut yang digunakan untuk persepsi konsumen adalah rasa, kehalalan, keragaman menu, tampilan hidangan, dan ukuran/porsi. Sedangkan untuk kualitas pelayanan, atribut yang digunakan adalah kecepatan penyajian, penampilan pramusaji, kebersihan restoran, ketersediaan areal parkir, dan lokasi restoran dan promosi.

3.1.8 Strategi Penetapan Harga

Menurut Kotler (1997), harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, serta jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Factor-faktor internal yang harus diperhatikan dalam menentukan harga adalah sasaran pemasaran, strategi bauran pemasaran, biaya dan pertimbangan organisasi.

Menurut Kotler (1997) strategi penetapan harga biasanya berubah jika produk melewati berbagai tahap daur hidupnya. Tahap introduksi memberikan

tantangan paling besar. Kita dapat membedakan antara penetapan harga produk yang meniru produk yang sudah ada dan penetapan harga produk inovatif yang hak patennya dilindungi.

Sebuah perusahaan yang merencanakan untuk mengembangkan produk tiruan baru menghadapi masalah dalam pemosisian produk. Perusahaan harus memutuskan dimana memposisikan produknya terhadap produk saingannya. Gambar 1 menunjukkan empat kemungkinan strategi pemosisian produk. Pertama, perusahaan mungkin memutuskan untuk menggunakan Strategi Penetapan Harga Premiumdengan menghasilkan produk bermutu tinggi dan memasang harga paling tinggi. Pada kondisi yang lain, perusahaan mungkin memutuskan untuk menggunakan Strategi Ekonomi yaitu menghasilkan produk bermutu rendah dan memasang harga rendah. Strategi ini dapat bersama-sama ada dipasar yang sama sepanjang pasar terdiri dari paling sedikit dua kelompok pembeli yang mencari mutu dan mencari harga rendah.

Strategi Nilai Baik merupakan cara menyerang pemasang harga premium. Dengan menggunakan Strategi Pemasangan Harga Tertinggi, perusahaan menetapkan harga pokok produk terlalu tinggi sehubungan dengan mutunya. Akan tetapi dalam jangka panjang pelanggan kemungkinan akan merasa “diperas”. Mereka akan berhenti membeli produk dan akan menyampaikan keluhan kepada orang lain mengenai hal itu

Perusahaan yang meluncurkan produk inovatif yang dilindungi oleh hokum atau hak paten menghadapi tantangan mengenai penetapan harga untuk pertama kalinya. Mereka dapat memilih satu dari dua strategi yaitu penetapan harga untuk menguasai pasar dan harga penetrasi pasar (Kotler, 1997).

HARGA

Strategi Harga Premium Strategi Nilai Baik Strategi Harga Tertinggi Strategi Ekonomi

Gambar 1. Strategi Harga-Mutu

Sumber : Philip Kotler, 1997

Tinggi Rendah

Tinggi

Rendah MUTU

3.1.8.1 Pendekatan Umum Dalam Penetapan Harga 1. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya

Penetapan harga cost-plus dilakukan dengan cara menambah angka standar pada biaya produk. Ada beberapa alasan kenapa metode ini cukup popular yaitu, pertama karena pedagang lebih memastikan soal biaya dibandingkan dengan permintaan. Kedua, jika semua perusahaan dalam industi menggunakan metode penetapan harga ini, harga cenderung seragam dan persaingan harga diminimalkan. Ketiga, banyak orang merasa bahwa penetapan harga dengan menambahkan angka paa biaya lebih wajar bagi pembeli dan penjual.

2. Penetapan Harga Dengan Analisis Titik Impas dan Laba Sasaran

Penetapan harga dengan analisis titik impas dan laba sasaran yaitu penetapan harga yang sebanding dengan biaya membuat dan memasarkan produk atau peetapan harga untuk memperoleh laba sasaran yang diinginkan. Metode penetapan ini biasannya dipergunakan oleh pengelola sarana umum yang tidak boleh melakukan pengembalian yang wajar atas investasi mereka.

3. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai

Menetapkan harga berdasarkan pada persepsi pembeli mengenai nilai dan bukan pada biaya penjualan. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti bahwa pemasar tidak dapat merancang produk dan program pemasaran, lalu kemudian menetapkan harga. Harga dipertimbangkan bersama dengan variabel bauran pemasaran yang lain sebelum program pemasaran yang lain dibuat.

4. Penetapan Harga Berdasarkan Persaingan

Penetapan berdasarkan persaingan terdiri dari dua jenis, yaitu penetapan harga menurut keadaan dan penetapan harga penawaran tertutup. Penetapan harga menurut keadaan didasarkan atas harga dari pesaing, dan kurang memperhatikan biaya atau permintaannya sendiri. Perusahaan mungkin menetapkan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan pesaing utama.

Penetapan harga penawaran tertutup berdasarkan pada pendapat mereka mengenai bagaimana pesaing menetapkan harga dibandingkan pada biaya atau

permintaannya sendiri. Perusahaan ingin memenangkan kontrak, dan untuk menang harganya harus lebih rendah dibandingkan perusahaan lainnya (Koler, 1997).

3.1.9 Sensitivitas Harga

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan manfaat dari penggunaan barang dan jasa. Dalam proses pembelian,harga dapat menjadi faktor utama yang mempengaruhi konsumen sedangkan darisegi produsen harga merupakan satu-satunya komponen yang menghasilkan pendapatan (Simamora, 2001).

Analisis sensitivitas harga diperkenalkan pertama kali oleh Van Westerndorp pada awal tahun 1970-an. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen selalu mengaitkan antara harga dengan kualitas dari produk. Analisis ini digunakan untuk melihat harga dari sisi konsumen. Konsumen melakukan penilaian terhadap harga berdasarkan kategori harga sangat murah,harga murah, harga mahal dan harga sangat mahal (Blamires, 1998).

Hubungan antara kategori harga yang dipilih konsumen, kemudian dibuat kurva-kurva untuk menentukan rentang harga yang sesuai dengan pilihan konsumen. Perpotongan antar kurva tersebut akan membentuk empat titik tingkatan harga yaitu Indifferent Pricing Point (IPP), Optimum Pricing Point (OPP), Maginal Expensive Point (MEP), Marginal Cheap Point (MCP) dan RAP (Range of Acceptible Price) atau daerah antara titik PMC dan PME (Blamires, 1998).

Menurut Hiam dan Shewe (1994), dalam menentukan harga optimum perusahaan perlu mempertimbangkan seluruh biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk, permintaan konsumen, dan posisi persaingan dalam industri. Berdasarkan pertimbangan harga-harga pokok produksi ditambah profit, perusahaan dapat melakukan analisis sensitivitas harga. Dua hal yang dapat dideteksi menggunakan pendekatan ini adalah elastisitas harga dan espektasi harga konsumen.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Persaingan usaha restoran yang menyajikan menu daging bebek semakin tinggi di Kota Bogor. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya restoran yang menyajikan menu bebek di Kota Bogor. Restoran Bebek H. Slamet merupakan salah satu restoran tradisional yang menyajikan menu khusus daging bebek. Restoran ini berlokasi di Jalan Pemuda No. 1 Kota Bogor. Restoran ini telah berdiri selama hampir 2 tahun, tepatnya sejak Oktober 2009 dan bersaing usaha dengan restoran lain, karena persaingan usaha boga di daerah tersebut tergolong tinggi.

Restoran Bebek H. Slamet yang dikelola dengan sistem franchise ini, hanya menyajikan satu macam variasi menu bebek saja, yaitu bebek goreng beserta sambal korek. Ketidakberagaman menu yang dimiliki oleh Restoran Bebek H. Slamet membuat pilihan konsumen menjadi terbatas dan tidak semua konsumen yang datang ke Restoran Bebek H. Slamet menyukai daging bebek. Selain itu, daging bebek memiliki harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan daging ayam.

Restoran yang dianggap sebagai pesaing utama Restoran Bebek H. Slamet yaitu Restoran Bebek Pak Ndut karena letaknya yang sangat berdekatan yaitu hanya berjarak 50 meter. Selain itu, restoran tersebut menyajikan menu yang hampir sama dengan Restoran Bebek H. Slamet yaitu bebek goreng dan sambal korek. Berbeda dengan pesaing utama Restoran Bebek H. Slamet yaitu Restoran Bebek Pak Ndut yang memiliki variasi menu bebek yang beragam, diantaranya bebek goreng beserta sambal korek, bebek ijo bebek sangan, ayam original, ayam ijo, dan ayam sangan.

Dari permasalahan tersebut, maka akan dianalisis sikap dan persepsi konsumen terhadap Restoran Bebek H. Slamet terhadap Restoran yang dianggap sebagai pesaing utama oleh Restoran Bebek H. Slamet, yaitu Restoran Bebek Pak Ndut, serta Analisis Sensitivitas harga untuk mengetahui rentang harga yang dapat diterima oleh konsumen terhadap harga bebek goreng di Restoran Bebek H. Slamet.

Untuk dapat menganalisis sensitivitas harga dilakukan dengan menggunakan analisis sensitivitas harga yang diperkenalkan oleh Hiam dan Shewe, serta analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen. sikap dan persepsi konsumen dianalisis dengan menggunakan analisis fishbein, analisis biplot untuk melihat positioning Restoran Bebek H. Slamet terhadap Restoran Bebek Pak Ndut. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan akan membantu menyajikan informasi mengenai rentang harga yang dapat diterima oleh konsumen dan bermanfaat bagi pihak pengelola Restoran Bebek H. Slamet cabang Bogor sebagai bahan untuk merumuskan rekomendasi hasil penelitian dalam menetapkan harga. Karena salah satu kunci dari suksesnya pemasaran adalah strategi penetapan harga yang tepat. Kerangka operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

Persaingan usaha restoran yang menyajikan menu daging bebek

Rentang harga Persepsi Sikap Analisis Sensitivitas Harga Rekomendasi hasil penelititan Harga bebek goreng

Restoran Bebek H. Slamet

Produk Harga

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Restoran Bebek H. Slamet, yang berlokasi di Jalan Pemuda No. 1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini disengaja karena restoran Bebek H. Slamet merupakan salah satu restoran tradisional yang menjual menu khusus bebek dan hanya menyajikan satu macam menu saja di Kota Bogor. Lama waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih selama dua bulan yaitu bulan Juni dan Juli 2011 karena dibutuhkan data konsumen dengan metode pengumpulan data dengan kuisioner kepada konsumen yang datang ke Restoran Bebek H. Slamet

4.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak manajemen Restoran Bebek H. Slamet serta pengunjung Restoran Bebek H. Slamet. Wawancara pada pihak manajemen dilakukan dengan panduan daftar pertanyaan sedangkan kepada pengunjung dilakukan dengan panduan kuisioner yang telah dipersiapkan sehingga data yang diperoleh akan sesuai dengan tujuan penelitian dan mudah dalam pengolahannya.

Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh dari data yang dimilki oleh Restoran Bebek H. Slamet dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian seperti Badan Pusat Statistik Kota Bogor, perpustakaan IPB dan fakultas, serta internet dan buku-buku yang terkait dengan topik penelitian.

4.3 Teknik Penumpulan Data dan Pengambilan Sampel 4.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara dan penyebaran kuisioner untuk mendapatkan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kuisioner, yaitu daftar pertanyaan yang disebar kepada responden untuk mengumpulkan fakta-fakta. Item skala penilaian disusun berdasakan skala likert. Wawancara dengan manajemen perusahaan, karyawan, dan pengunjung. Wawancara dilakukan dalam bentuk diskusi dan percakapan dua arah atas inisiatif penulis dengan menyusun daftar pertanyaan sebelumnya untuk memudahkan dalam memperoleh informasi dari responden.

2. Studi literatur dengan mengumpulkan data dan informasi baik dari data internal perusahaan maupun pihak eksternal seperti pustaka, laporan- laporan literatur, industri sejenis serta penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi.

4.3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel tanpa peluang (nonprobability sampling), dimana setiap anggota populasi tidak diketahui peluang atau kemungkinan untuk terpilih sebagai sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling, yaitu responden diambil ketika konsumen yang sedang makan di lokasi penelitian bersedia di wawancara dengan panduan kuisioner. Ada screening diawal kuisioner dimana konsumen yang dijadikan responden adalah konsumen yang pernah makan di Restoran Bebek H. Slamet dan Restoran Bebek Pak Ndut, serta berusia diatas 17 tahun.

Jumlah responden yang diambil sebanyak 60 responden. Penentuan jumlah sampel berdasarkan jumlah minimal 30 responden yang secara empiris jumlah tersebut memiliki distribusi peluang rata-rata akan mengikuti distribusi normal dan sampel tersebut sudah cukup besar.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk data-data yang dilakukan secara deskriptif. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis sensitivitas harga. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel dan Minitab 15 for windows.

4.4.1 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2009). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah informasi dan data yang berasal dari kuesioner. Data dan informasi ini akan diolah dan disajikan dalam tabel-tabel sederhana dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipresentasikan berdasarkan jumlah responden. Presentase terbesar dari setiap hasil merupakan dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis. Hasil analisis ini digunakan untuk menganalisis karakteristik umum konsumen yang terdiri dari karakteristik demografi dan karakteristik umum pembelian serta persepsi konsumen terhadap Restoran Bebek H. Slamet yang terdiri dari beberapa atribut yang berrhubungan dengan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang ada di Restoran Bebek H. Slamet saat ini. Hasil data kuesioner mengenai karakteristik serta persepsi responden dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama dan disajikan dalam bentuk tabulasi deskriptif.

4.4.2 Dimensi

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana atribut-atribut yang ditawarkan kepada konsumen dapat dirasakan dengan baik dan memberikan kepuasan bagi konsumen, dan berdampak kepada pembelian ulang yang dilakukan konsumen. Dalam penelitian ini, atribut- atribut yang digunakan untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap Restoran Bebek H. Slamet. Atribut-atribut yang dianalisis dalam penelitian ini diantaranya :

1. Rasa

Rasa merupakan atribut pertama yang akan dianalisis, dalam hal ini atribut rasa yang digunakan yaitu untuk produk yang telah ada di Restoran Bebek H. Slamet, yaitu bebek goreng dan sambal korek, karena atribut ini akan menjelaskan

bagaimana konsumen dapat menilai Restoran Bebek H. Slamet dari segi rasa. Rasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasa bumbu rempah dan kegurihan yang terkandung dalam bebek goreng.

2. Keempukan daging bebek

Keempukan daging bebek adalah rasa daging bebek ketika konsumen menggingit daging bebek. Keempukan daging bebek merupakan salah satu variabel yang akan dinilai di Restoran Bebek H. Slamet.

3. Kehalalan

Atribut kehalalan dinilai penting untuk konsumen Restoran Bebek H. Slamet yang memeluk agama Islam, terkait dengan mayoritas agama masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Kehalalan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kejelasan dalam mencantumkan label halal.

4. Keragaman Menu

Keragaman menu merupakan salah satu atribut yang termasuk dalam variabel produk. Keberagaman menu yang bervariatif akan membuat konsumen tidak merasa bosan dan mempunyai alternatif pilihan menu lainnya. Untuk itu keberagaman menu menjadi atribut yang akan dianalisis di Restoran Bebek H. Slamet untuk mengukur seberapa banyak konsumen menilai keberagaman menu di Restoran Bebek H. Slamet bervariatif atau tidak.

5. Ukuran/Porsi

Ukuran atau porsi termasuk dalam variabel produk. Ukuran atau porsi merupakan besarnya sajian produk yang disajikan kepada konsumen. Dalam hal ini, porsi di Restoran Bebek H. Slamet yaitu besarnya bebek goreng dan sambal korek yang disajikan, apakah sesuai dengan harapan konsumen atau tidak.

6. Harga Produk

Harga produk merupakan bauran pemasaran kedua dan dapat diartikan sebagai jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa dan jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler, 2002). Harga produk dalam atribut ini yaitu harga produk Bebek goreng dan sambal korek.

7. Kecepatan Penyajian

Atribut ini diuji untuk melihat seberapa cepat Restoran Bebek H. Slamet menyajikan hidangan kepada konsumen. Dalam penelitian ini konsumen akan menilai mulai dari proses pemesanan sampai pesanan disajikan kepada konsumen Restoran Bebek H. Slamet apakah sudah baik atau belum.

8. Lokasi Restoran

Lokasi restoran dalam hal ini adalah lokasi restoran mencakup pada kemudahan konsumen menjangkau Restoran Bebek H. Slamet serta lokasi restoran diketahui oleh banyak orang atau tidak. Lokasi yang strategis sebuah restoran menjadi nilai tambah restoran itu sendiri.

9. Pramusaji Ramah, Cepat, dan Tanggap.

Atribut pramusaji ramah, cepat, dan tanggap diuji untuk melihat kinerja para pramusaji dalam melayani konsumennya.

10. Penampilan Pramusaji

Dokumen terkait