HASIL DAN PEMBAHASAN
5.2.3 Persepsi Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendapatan
5.2.3 Persepsi Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan masyarakat yang diukur, yaitu mulai dari tingkat pendapatan terendah < Rp 50.000 sampai yang tertinggi > Rp 1.000.000. Sebagian besar tingkat pendapatan responden Batin Sembilan dan Tanjung Sari tergolong sedang, sedangkan pendapatan responden Sako Suban tergolong sedang hingga tinggi. Pendapatan yang tinggi yang diperoleh responden Sako Suban pada umumnya yaitu responden yang bekerja sebagai penebang kayu. Tabel 11 menjelaskan tingkat persepsi masyarakat berdasarkan pendapatan.
Tabel 11 Tingkat Persepsi Masyarakat Berdasarkan Pendapatan
Masyarakat Pendapatan/Bulan
Jumlah Responden
(orang)
Persepsi terhadap Manfaat Restorasi Ekosistem
Ekologi Ekonomi Sosial
Rata-rata Rata-rata Rata-rata
FH RE PM DKH RE PNRE PPRE Batin Sembilan <Rp 50.000 2 3,92 3,96 5,00 5,00 4,68 4,00 4,37 Rp 50.000-Rp 500.000 10 3,56 3,65 4,33 4,61 3,84 3,86 3,56 Rp 500.001-Rp 1.000.000 17 3,82 3,93 4,30 4,33 3,75 3,80 3,70 >Rp 1.000.000 1 4,84 4,31 5,00 3,66 3,73 4,47 4,00 Sako Suban <Rp 50.000 7 3,40 4,31 4,06 2,60 4,40 3,44 3,98 Rp 50.000-Rp 500.000 11 3,02 3,69 3,73 3,15 3,53 3,68 3,37 Rp 500.001-Rp 1.000.000 16 3,71 3,85 4,38 3,55 3,90 3,23 3,73 >Rp 1.000.000 11 3,22 3,64 3,77 3,62 3,26 3,13 3,36 Tanjung Sari <Rp 50.000 - - - - - - - - Rp 50.000-Rp 500.000 3 3,99 3,47 3,66 2,46 2,38 3,24 3,04 Rp 500.001-Rp 1.000.000 10 3,70 3,72 3,99 3,01 2,79 3,80 3,42 >Rp 1.000.000 1 2,44 4,00 4,00 3,72 4,00 2,83 3,48 Keterangan : 1= Sangat tidak setuju; 2= Tidak setuju; 3= Cukup setuju; 4= Setuju; 5= Sangat
setuju; FH= Fungsi hutan; RE= Restorasi ekosistem; PM= Peran masyarakat; DKH= Dampak kerusakan hutan; PNRE= Pertanyaan negatif tentang restorasi ekosistem; dan PPRE= Pertanyaan positif tentang restorasi ekosistem.
Tabel 11 menjelaskan persepsi responden terhadap kegiatan restorasi ekosistem berdasarkan tingkat pendapatan responden. Tingkat pendapatan tidak mempengaruhi persepsi responden Batin Sembilan. Secara umum, responden memberikan persepsi yang positif. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh tergolong tinggi.
Hutan berfungsi sebagai penyangga kehidupan. Apabila hutan rusak maka fungsi hutan sebagai penyangga kehidupan akan terganggu. Hal tersebut disepakati dan disetujui oleh responden Batin Sembilan, karena memang pada dasarnya responden sangat bergantung pada keberadaan hutan beserta sumberdayanya. Apabila hutan rusak diharapkan segera dipulihkan dan restorasi ekosistem menjadi salah satu upaya yang dapat mengatasi permasalahan kerusakan hutan.
Dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh pada persepsi terhadap peran serta masyarakat tergolong tinggi, dengan demikian responden Batin Sembilan dapat dikatakan sangat setuju bahwa kelestarian hutan merupakan salah satu tanggung jawab masyarakat. Oleh karena itu, dalam memanfaatkan hasil hutan harus berdasarkan peraturan yang berlaku supaya tidak dilakukan secara
berlebihan karena dapat mengakibatkan kelangkaan dari sumberdaya hutan. Hal tersebut berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat hutan.
Kerusakan hutan juga sangat berpengaruh bagi kehidupan perekonomian masyarakat Batin Sembilan. Dampak buruk akan dialami masyarakat, seperti sumberdaya hutan yang dapat dimanfaatkan menjadi lebih sedikit bahkan tidak ada, sehingga kebutuhan hidup tidak dapat terpenuhi. Tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap hutan menyebabkan masyarakat Batin Sembilan cukup mengalami kesulitan untuk memperoleh pekerjaan yang lain selain memanfaatkan sumberdaya hutan yang ada. Oleh karena itu, kehadiran PT REKI dengan kegiatan utamanya yaitu restorasi ekosistem diharapkan dapat membantu dalam mengatasi permasalahan ekonomi masyarakat Batin Sembilan. Responden bersedia apabila dilibatkan pada kegiatan restorasi ekosistem. Terutama bagi responden yang memiliki pendapatan rendah yaitu Rp 50.000, responden berharap dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja di PT REKI walau memang cukup sulit untuk melibatkan masyarakat Batin Sembilan karena tidak memiliki pendidikan yang formal.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa responden Batin Sembilan menerima kegiatan restorasi ekosistem karena dapat bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan nilai-nilai budaya masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh yang memperlihatkan adanya konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan manfaat sosial yang dapat diperoleh masyarakat dari kegiatan restorasi ekosistem (Lampiran 1 bagian C).
Sama halnya dengan persepsi responden Batin Sembilan, persepsi responden Sako Suban juga tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan responden. Baik responden yang memiliki pendapatan yang rendah maupun pendapatan yang tinggi, umumnya responden cenderung menyatakan cukup setuju bahwa fungsi hutan dapat terganggu karena terjadinya kerusakan hutan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, responden Sako Suban masih menganggap bahwa kondisi hutan di sekitarnya tidak mengalami kerusakan dan masyarakat juga belum merasakan hal yang buruk secara langsung. Responden menyatakan bahwa apabila hutan benar-benar rusak pasti akan berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat, namun tidak pada saat ini.
Apabila hutan mengalami kerusakan dan diperkirakan akan mempengaruhi kehidupan masyarakat, maka diharapkan adanya solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Responden cenderung setuju apabila restorasi ekosistem dapat membantu dalam mengatasi masalah kerusakan hutan yang suatu saat mungkin akan terjadi. Sebagian besar responden menyadari bahwa keberadaan hutan dan kelestarian hutan menjadi salah satu tanggung jawab masyarakat. Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian hutan maka dalam memanfaatkan hasil hutan harus ada peraturannya. Namun, di satu sisi lain masih banyak juga responden yang mengetahui akan hal tersebut tetapi seolah tidak ingin mengetahuinya karena responden masih berpikir untuk kepentingan diri sendiri bukan untuk kepentingan khalayak banyak.
Sebagian responden Sako Suban yang tergolong memiliki pendapatan rendah dan sedang cenderung menyatakan cukup setuju apabila hutan mengalami kerusakan maka akan berdampak buruk bagi perekonomian masyarakat. Hal tersebut karena responden memiliki pendapatan yang bukan bersumber dari hutan tetapi dari hasil kebunnya. Oleh karena itu, kerusakan hutan tidak cukup berpengaruh bagi perekonomian responden tersebut, kecuali bagi kebutuhan hidup lainnya seperti air dan udara. Sebagian responden lagi cenderung menyatakan setuju, karena umumnya responden yang memiliki pendapatan tinggi yaitu responden yang memiliki pekerjaan sebagai penebang kayu di hutan. Apabila hutan sudah gundul, maka tidak ada lagi sumber pendapatan bagi responden yang bersangkutan.
Kegiatan restorasi ekosistem memang cukup membatasi masyarakat Sako Suban terutama yang bekerja sebagai penebang kayu yang memiliki pendapatan tinggi. Namun, responden cenderung menyatakan setuju bahwa kegiatan restorasi ekosistem ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya yaitu dengan melibatkan masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat.
Pada dasarnya, masih banyak masyarakat Sako Suban yang belum sepenuhnya menerima kegiatan restorasi ekosistem yang dilakukan PT REKI. Walaupun masyarakat memperoleh informasi bahwa kegiatan ini dapat bermanfaat, tetapi masyarakat belum merasakan manfaatnya secara langsung.
Akan tetapi, sebagian masyarakat juga ada yang telah menerima kegiatan restorasi ini. Pihak PT REKI harus dapat meyakinkan kembali pada masyarakat supaya masyarakat dapat mendukung kegiatan restorasi ekosistem ini.
Lainya halnya dengan persepsi responden Batin Sembilan dan Sako Suban, persepsi responden Tanjung Sari dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Nilai rata-rata yang diperoleh responden Tanjung Sari umumnya menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi nilai rata-rata yang diperoleh dan semakin positif persepsi yang diberikan. Hal tersebut dapat dilihat pada persepsi responden terhadap manfaat ekologi dari restorasi ekosistem. Responden memperoleh nilai rata-rata 3,47 hingga 4,00 yang menunjukkan responden cukup setuju bahkan menyatakan setuju bahwa kegiatan restorasi ekosistem merupakan salah satu upaya dalam memulihkan kondisi hutan yang rusak ke kondisi semula. Selain itu, pada manfaat ekologi responden juga cenderung menyatakan setuju bahwa kelestarian hutan merupakan salah satu tanggung jawab masyarakat.
Persepsi responden Tanjung Sari terhadap manfaat ekonomi dari restorasi ekosistem juga memperlihatkan bahwa persepsi tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi nilai rata-rata yang diperoleh dan semakin positif persepsi yang diberikan. responden yang memiliki tingkat pendapatan >Rp 1.000.000 cenderung setuju terhadap kegiatan restorasi ekosistem dengan nilai rata-rata 4,00. Responden tidak merasakan pengaruh yang besar terhadap pendapatan yang diperoleh dengan adanya kegiatan restorasi ekosistem. Responden yang memperoleh pendapatan yang tergolong tinggi tersebut yaitu responden yang bekerja sebagai pegawai sehingga responden mendukung adanya kegiatan restorasi ekosistem karena pada dasarnya kegiatan ini tidak mengganggu pekerjaan dan tidak berpengaruh terhadap pendapatan responden.
Responden yang cenderung tidak setuju terhadap pernyataan bahwa kerusakan hutan dapat menyebabkan sumberdaya alam menjadi sedikit dan kebutuhan menjadi tidak terpenuhi, serta tidak ada lapangan pekerjaan lain selain memanfaatkan sumberdaya hutan. Responden juga cenderung tidak setuju bahwa kegiatan restorasi ekosistem dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Responden yang memberikan persepsi demikian, umumnya responden yang memiliki pekerjaan yang tidak bergantung pada hutan dan memiliki pendapatan yang tergolong rendah.
Pada dasarnya persepsi yang diberikan responden Tanjung Sari tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tetapi dipengaruhi juga oleh tingkat interaksi antara responden dengan pihak PT REKI. Pihak PT REKI belum melakukan sosialisasi dan pendekatan terhadap masyarakat Tanjung Sari. Sosialisasi dan perkenalan baru dilakukan pada kepala desa. Hal tersebut juga dapat dilihat dari Tabel 11 untuk persepsi responden terhadap manfaat sosial dari restorasi ekosistem yang menunjukkan responden Tanjung Sari belum dapat mengatakan bahwa masyarakat menerima kegiatan restorasi dan juga belum dapat mengatakan restorasi bermanfaat bagi kehidupan, responden baru sebatas memiliki harapan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh PT REKI tersebut.
Umumnya masyarakat mengharapkan sesuatu dari perusahaan terutama berupa materi. Pada dasarnnya program-program yang dilakukan pada masyarakat juga merupakan program pendukung untuk mendukung program utama supaya berjalan lancar dan berhasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Program utama dalam hal ini yaitu restorasi ekosistem untuk melestarikan hutan dan mengembalikan fungsi hutan sesuai dengan peruntukkannya.
Program yang dilakukan terhadap masyarakat baiknya tidak berupa program yang instan supaya tidak menimbulkan pernyataan bahwa perusahaan baru merupakan sumber pendapatan yang baru juga bagi masyarakat. Masyarakat umumnya masih berpikir pendek untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja, tidak berpikir panjang untuk masa depan. Oleh karena itu, dapat dilakukan suatu program untuk merubah cara berpikir masyarakat. Program seperti ini memang sulit dilakukan, terutama jika berbenturan dengan karakter masyarakat setempat yang sangat keras dan sulit menerima perubahan. Program ini dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan karakteristik masyarakat.