• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

D. Kerangka Berpikir

Menurut Casmini (2007:47) dimana pola asuh orang tua merupakan bagaimana orang tua memberlakukan anak, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan, serta melindungi anak dalam mencapai

kedewasaan hingga upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya. Melalui pola asuh, orang tua menyiapkan anak-anaknya agar dapat diterima oleh masyarakat.

Motivasi berprestasi adalah orang yang berasal dari dalam diri siwa untuk malukan aktivitas dalam rangka mencapai prestasi yang telah ditetapkan oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu, siswa hendaknya memiliki tekad dan tujuan mengenai prestasi yang hendak dicapainya dan secara konsisten bertanggungjawab atas tujuannya tersebut.

Kemandirian belajar adalah aktivitas belajar dengan self motivated learning atau kemampuan untuk bisa mengatur pembelajarannya sendiri, mulai dari penetapan tujuan, strategi untuk mencapai tujuan belajarnya ataupun mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam penelitian ini penerapan pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh siswa memiliki keterkaitan dengan kemandirian belajar. Jika pola asuh orang tua baik atau dengan kata lain nilai-nilai karakter seperti kedisiplinan, kerja keras, kreatif, mandiri, menghargai prestasi, dan gemar membaca dimiliki dan diterapkan secara baik maka akan mendorong terwujudnya kemandirian belajar pada siswa.

Selain itu, siswa yang memiliki motivasi berprestasi akan terdorong untuk melakukan kegiatan belajar tanpa harus diperintah, aktif dalam kegitan pembelajaran, dan dapat bertanggungjawab pada tujuannya. Dengan begitu kemandirian belajar pada siswa akan dapat tewujud.

Adapun kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 2.1 Model Hubungan Antar Variabel Penelitian E. Hipotesis

Berdasarkan pernjelasan terori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas maka penulis mengajukan hipotesi sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif antara penerapan pola asuh orang tua dengan kemandirian belajar siswa.

2. Terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan kemandirian belajar siswa,

3. Terdapat hubungan yang positif antara penerapan pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi dengan kemandirian belajar siswa.

Penerapan Nilai Pola Asuh Orang Tua (X1)

Motivasi Berprestasi (X2)

Kemandirian Belajar Siswa (Y)

45 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

Sugiyono (2012) menyatakan bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini di akukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berada di Jl. Jenderal Sudirman No. 87 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan November 2019.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI dan kelas XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

2. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian peneliti untuk diamati. Dalam penelitian ini, yang menajdi objek penelitian adalah persepsi penerapan pola asuh orang tua, motivasi berprestasi dengan kamandirian belajar siswa.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2012) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI dan XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Berikut ini data jumlah siswa kelas XI dan XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta:

Tabel 3.1

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak memungkinkan mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulanya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono 2012).

3. Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel random sederhana (simple random sampling). Sugiyono (2012) menyatakan bahwa teknik simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Teknik ini cocok dalam penelitian ini karena sifat populasi yang akan diambil sampelnya memiliki sifat yang homogen. Populasi homogen yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi, memiliki sifat-sifat yang relatif sama satu sama lainya.

E. Operasional Variabel

Dalam sebuah penelitian tidak terlepas dari variabel-variabel yang akan digunakan. Varabel penelitian sendiri terbagi menjadi dua yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini persepsi pola asuh orang tua, motivasi berprestasi merupakan variabel independen dan kemandirian belajar siswa merupakan variabel dependen.

Untuk menjelaskan setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan dikemukakan definisi masing-masing sebagai berikut:

1. Penerapan Nilai Pola Asuh Orang Tua

Persepsi pola asuh orang merupakan suatu proses kognitif yang diterimah melalui lima indera dan kemudian ditafsirkan untuk menciptakan keseluruhan gambar yang berarti mengenai cara orang tua dalam mengasuh anaknya, pola asuh tersebut terbagi menjadi dua dimensi, yaitu: dimensi kehangatan yang meliputi perhatian dan responsivitas orang tua kepada anak dan dimensi kontrol yang meliputi pembatasan, tuntutan, sikap ketat, campur tangan, dan kekuasaan sewenang-wenang kepada anak. Intrumen penelitian variable pola asuh orang tua dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Variabel Penerapan Pola Asuh Orang T

2. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah dorongan dari diri siswa untuk melakukakan perbuatan guna mencapai prestasi yang ingin ia capai.

Motivasi berprestasi dapat diukur dengan indikator tanggungjawab, mempertimbangkan resiko, memperhatikan umpan balik, kretif dan inovatif. Adapun kisi-kisi penyusunan instrumen untuk mengukur variabel motivasi berprestasi yaitu sebagai berikut:

Variabel Dimensi Indikator No. Item

Motivasi

3. Kemandirian Belajar Siswa

Kemandirian belajar adalah aktivitas belajar dengan kemampuan untuk bisa mengatur pembelajarannya sendiri, mulai dari penetapan tujuan, strategi untuk mencapai tujuan belajarnya ataupun mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. kemandirian belajar dapat diukur dengan indikator tujuan belajar, sumber dan media belajar, waktu belajar, keaktifan dalam belajar, menemukan cara belajar, mengevaluasi dan merefleksi hasil belajarnya. Adapun kisi-kisi penyusunan instrumen untuk mengukur variabel kemandirian belajar siswa yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Variabel Kemandirian Belajar Siswa Variabel Dimensi Indikator No. Item Kemandirian

melakukan kegiatan

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik kuisioner.

Sugiyono (2014:192) mendefinisikan kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Penelitian ini menggunakan kuesioner utuk mengumpulkan data tentang hubungan persepsi pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi dengan kemandirian belajar. Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk

pertanyaan yang terdiri dari empat jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak perna.

2. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2014:82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpul data dari berbagai administrasi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta mengenai jumlah siswa kelas XI dan siswa kelas XII.

G. Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen penelitian ini mencakup pengujian validitas dan reliabilitas yang menjadi syarat pokok suatu instrumen penelitian. Hal ini penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan hasil berupa data yang akan diperoleh melalui instrumen tersebut. Instrumen yang valid dan reliabel akan memberikan hasil yang dapat dipercaya.

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2013:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen-instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan instrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menguji validitas adalah adalah Product Moment yaitu sebagai berikut:

π‘Ήπ’–π’Žπ’–π’” π’“π’™π’š π‘΅βˆ‘π‘Ώπ’€ βˆ’ (βˆ‘π‘Ώ))(βˆ‘π’€)

√[π‘΅βˆ‘π‘ΏπŸβˆ’ (βˆ‘π‘Ώ)𝟐][βˆ‘π’€πŸβˆ’ (βˆ‘π’€)𝟐]

Dimana:

π‘Ÿπ‘₯𝑦 : Koefisien korelasi 𝑁 : Jumlah subjek

βˆ‘π‘‹π‘Œ : Jumlah perkalian skor butir dan skor total

βˆ‘π‘‹ : Jumlah skor butir

βˆ‘π‘Œ : Jumlah skor total

βˆ‘π‘‹2 : Jumlah kuadrat dari skor butir

βˆ‘π‘Œ2 : Jumlah kuadrat dari skor total

Besarnya nilai koefisien dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan signifikasi 5%. Jika rhitung sama dengan atau lebih besar dari pada rtabel maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari pada rtabel maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid. Pengolahan data dalam skripsi ini akan diolah secara otomatis menggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 21 for Windows, rumus yang ditampilkan di atas adalah rumus pengolahan manual. Adapun pengerjaan menggunakan aplikasi tersebut sebagai berikut: Klik Analyzeβž” Scaleβž” Reliability (masukan semua butir kedalam item)βž” Statistics (descriptive for-pilih semua, inter item-pilih correlations, yang lain abaikan)βž” Model (pilih alpha, abaikan list model).

Pelaksanaan pengujian validitas ini dilakukan kepada siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dengan jumlah responden 30 siswa. Nilai π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ dapat di hitung dengan menggunakan jumlah sampel tersebut, pada taraf signifikansi 5%. Maka cara menghitungnya sebagai berikut:

𝑑𝑓 = 𝑛 βˆ’ 2 Keterangan:

df = degree of freedom (derajat bebas) n = jumlah responden

Dari hasil uji coba diketahui bahwa derajat kebebasan sebesar 29 (df = 30-2) dengan taraf signifikan 5% menunjukan rtabel sebesar 0,361. Nilai r hitung menggunakan SPSS. Hasil pengujian validitas untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

a. Variabel Polah Asuh Orang Tua

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Pola Asuh Orang Tua No Item

Pertanyaan

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0,660 0,361 Valid

No Item Pertanyaan

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

20 0,411 0,361 Valid

Berdasarkan Tabel 3.5, dari 25 butir pertanyaan ada 6 pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 4,6,8,12,15 dan 24 maka untuk item tersebut tidak diikutsertakan. Berikut rangkuman hasil pengujian validitas yang baru setelah item tersebut dihilangkan.

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Pola Asuh Orang Tua (Kedua)

No Item Pertanyaan

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0,769 0,361 Valid

No Item Pertanyaan

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

23 0,769 0,361 Valid

25 0,769 0,361 Valid

Setelah melakukan pengujian kembali dengan menghilangkan item yang tidak valid maka didapatkan hasil seperti pada tabel di atas. Dari Tabel 3.6, karena nilai r hitung > r tabel, maka terdapat 19 butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0,660 0,361 Valid

No Item Pertanyaan

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

20 0,582 0,361 Valid

Berdasarkan Tabel 3.7, dari 24 butir pertanyaan terdapat 4 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 18,19,21 dan 22 maka untuk item tersebut tidak diiukutsertakan. Berikut rangkuman hasil pengujian validitas yang baru setelah item tersebut dihilangkan.

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0,644 0,361 Valid

No Item Pertanyaan

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

24 0,490 0,361 Valid

Setelah melakukan pengujian kembali dengan menghilangkan item yang tidak valid maka didapat hasil seperti pada tabel di atas. Dari Tabel 3.8, karena nalai r hitung > r tabel, maka terdapat 20 butir pernyataan

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0,710 0,361 Valid

No Item Pertanyaan

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

22 0,477 0,361 Valid tersebut tidak diikutsertakan. Berikut rangkuman hasil pengujian validitas yang baru setelah item tersebut dihilangkan.

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0,670 0,361 Valid

No Item Pertanyaan

Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

25 0,620 0,361 Valid

Setelah melakukan pengujian kembali dengan menghilangkan item yang tidak valid maka didapat hasil seperti pada tabel di atas. Dari Tabel 3.10, karena nilai r hitung > r tabel, maka terdapat 20 butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk menghitungnya digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen ini adalah dengan rumus alpha :

π‘Ÿ11= ( 𝑛

Instrumen dikatakan reliabel jika, r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel

instrument dikatakan tidak reliabel atau nilai r hitung dikonsultasikan dengan tabel interprestasi r dengan ketentuan dikatakan reliabel jika r hitung β‰₯ 0,60. Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas, digunakan pedoman adalah sebagai berikut: sebanyak 30 responden dengan nilai Cronbach Alpha yang diperoleh menggunakan SPSS.

Tabel 3.12

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Pola Asuh Orang Tua

Reliability Statistics

Dari Tabel 3.12, karena nilai Cronbach Alpha sebesar 0,905 >

0,60 maka intrumen yang digunakan untuk menilai pola asuh orang tua

dapat dinyatakan sangat reliabel. Tingkat reliable intrumen pola asuh orang tua termasuk dalam kategori sangat tinggi.

b. Variabel Motivasi Berprestasi

Berikut adalah hasil pengujian reliabel variabel motivasi berprestasi sebanyak 30 responden dengan nilai cronbach alpha yang diperoleh mengunakan SPSS.

Tabel 3.13

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Motivasi Berprestasi

Sumber : data primer, diolah 2019 D

a

ri Tabel 3.13 karena nilai Cronbach Alpha sebesar 0,927 > 0,60 maka instrumen yang digunakan untuk menilai motivasi berprestasi siswa dapat dinyatakan sangat reliabel. Tingkat reliabel instrumen variabel motivasi berprestasi siswa dalam kategori sangat tinggi.

c. Variabel Kemandirian Belajar

Berikut adalah hasil pengujian reliabel variabel kemandirian belajar siswa sebanyak 30 responden dengan nilai Cronbach Alpha yang mengunakan SPSS.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.927 .931 20

Tabel 3.14

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Kemandirian Belajar

sumber : data primer, diolah 2019

Dari Tabel 3.14 karena nilai cronbach alpha sebesar 0,925 > 0,60 m

a k a

intrumen yang digunakan untuk menilai kemandirian belajar siswa dapat dinyatakan sangat reliabel. Tingkal reliabel instrumen variabel kemandirian belajar siswa dalam kategori sangat tinggi.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Data

Analisis data deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono (2010:207). Deskriptif data digunakan oleh peneliti untuk

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.925 .926 20

memberi gambaran melalui data sampel dengan variable pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi dengan kemandirian belejar siswa.

Pada penelitian ini menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) tipe II digunakan untuk pengujian statistika deskriptif. Tabel distribusi frekuensi pada setiap variable digunakan untuk mendeskripsikan data.

Penelitian memilih mengunakan PAP tipe II karena PAP tipe II memiliki batas passing score yang rendah yaitu 56% pencapaian skor dan kategori kecenderungan variable dengan mengunakan PAP tipe II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

u 56% dari total skor yang seharusnya dicapai, diberi nilai cukup. PAP tipe II pada umumnya merupakan cara menghitung dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100.

Skor: Nilai terendah + % (Nilai Tertinggi-Nilai Terendah) a. Variabel Pola Asuh Orang Tua

Skor tertinggi yang mungkin dicapai 4 x 19 = 76 Skor terendah yang mungkin dicapai 1 x 19 = 19

Kategori kecenderungan untuk variabel pola asuh orang tua:

Sangat Tinggi : 19 + 81% (76 - 19) = 65 - 76 Tinggi : 19 + 66% (76 - 19) = 57 - 64 Cukup : 19 + 56% (76 - 19) = 51 - 56 Rendah : 19 + 46% (76 - 19) = 45 - 50 Sangat Rendah : 19 + 0% (76 - 19) = 19 – 44

Berdasarkan data perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa kategori kecenderungan variabel pola asuh orang tua adalah sebagai berikut:

Tabel 3.16

Skor Interval Variabel Pola Asuh Orang Tua

Interval Kategori Skor

65 – 76 Sangat Tinggi 5

57 – 64 Tinggi 4

51 – 56 Cukup 3

45 – 50 Rendah 2

19 – 44 Sangat Rendah 1

b. Variabel Motivasi Berprestasi

Skor tertinggi yang mungkin dicapai 4 x 20 = 80 Skor terendah yang mungkin dicapai 1 x 20 = 20

Kategori kecenderungan untuk variabel motivasi berprestasi:

Berdasarkan data perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa kategori kecenderungan variabel motivasi berprestasi siswa adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi yang mungkin dicapai 4 x 20 = 80 Skor terendah yang mungkin dicapai 1 x 20 = 20

Kategori kecenderungan untuk variabel kemandirian belajar siswa:

Sangat Tinggi : 20 + 81% (80 -20) = 69 - 80 Tinggi : 20 + 66% (80 - 20) = 60 - 68

Cukup : 20 + 56% (80 - 20) = 54 -59 Rendah : 20 + 46% (80 - 20) = 48 - 53 Sangat Rendah : 20 + 0% (80 -20) = 20 – 47

Berdasarkan data perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa kategori kecenderungan variabel kemandirian belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.18

Skor Interval Variabel Kemandirian Belajar Siswa

Interval Kategori Skor

69 – 80 Sangat Tinggi 5

60 – 68 Tinggi 4

54 – 59 Cukup 3

48 – 53 Rendah 2

20 – 47 Sangat Rendah 1

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Menurut Kurniawan (2014:157) uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki residual yang berdistribusi normal. Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan normalitas bivariate. Menurut Santoso (2015:326) Koefisien korelasi bivariat mengukur keeratan hubungan diantara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang memiliki dua varians (bivariate).

Dalam penelitian ini peneliti menguji dengan bantuan IBM SPSS Statistics 21 for Windows.

3. Pengujian Hipotesis a. Korelasi Spearman

Koefisien korelasi Spearmen digunakan untuk mengetahui derajat keeratan dua variable yang memilikih skala pengukuran nominal ordinal. Bila pada perhitungan korelasi Pearson data observasinya yang dikorelasikan, maka pada korelasi Spearman adalah data peringkatnya (rangking) yang dikorelasikan.

Koefisien korelasi Spearman diperoleh dengan rumus:

𝒓

𝒔

= 1 -

πŸ” βˆ‘π’…πŸπŸ

𝒏(π’πŸβˆ’πŸ)

Keterangan:

π‘Ÿπ‘  = koefisien korelasi Spearman 𝑑𝑖 = selisih ranking tiap pengamatan N = banyaknya pengamatan

b. Pedoman Pemberian Interprestasi

Pengujian korelasi penelitian ini menggunakan taraf singnifikansi 0,05. Apabila hasil pengujian memliki nilai singnikasi lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Tabel 3.19

Pengujian korelasi penelitian ini menggunakan taraf singnifikan 0,05. Apabila hasil pengujian memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari nilai 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

c. Merumuskan Hipotesi 1) Hipotesis 1

Ho1 : Tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian belajar.

Ha1 : Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian belajar.

2) Hipotesis 2

Ho2 : Tidak ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan kemandirian belajar.

Ha2 : Ada hubungan antara motivasi berpestasi dengan kemandiria belajar.

4. Penarikan Kesimpulan

a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi dengan kemandirian belajar.

b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi dan kemandirian belajar.

72 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini terdiri dari data pola asuh orang tua, motivasi berprestasi dan kemandirian belajar siswa kelas XI dan kelas XII SMA BPOKRI 2 Yogyakarta. Data-data tersebut dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada siswa kelas XI dan XII.

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bulan November 2019. Penelitian ini dilakukan di sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas XI dan kelas XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Kuesioner yang diberikan kepada responden sebanyak 198 siswa, dengan rincian sebagai berikut: siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berjumlah 104 dan siswa kelas XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berjumlah 94 siswa.

2. Deskripsi Variabel

a. Deskripsi Data Variabel Pola Asuh Tua

Berdasarkan data hasil penelitian, skor tertinggi untuk variabel pola asuh orang tua yang mungkin dicapai adalah 4 x 19 = 76 dan skor terendah yang mungkin dicapai adalah 1 x 19 = 19.

Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan PAP tipe II sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Variabel Pola Asuh Orang Tua

Interval Skor F Presentase Kategori

65 – 76 127 64,14% Sangat Tinggi

57 – 64 46 23,23% Tinggi

51 – 56 18 9,09% Cukup

45 – 50 6 3,03% Rendah

19 – 44 1 0,50% Sangat Rendah

Jumlah 198 100%

Dari Tabel 4.1, variabel pola asuh orang tua antara lain: 127 siswa (64,14%) dikategorikan sangat tinggi, 46 siswa (23,23%) dikategorikan tinggi, 18 siswa (9,09%) dikategorikan cukup, 6 siswa (3,03%) dikategorikan rendah, 1 siswa (0,50%) dikategorikan sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel pola asuh orang tua ini ke arah kategori sangat tinggi, dilihat dari jumlah responden berjumlah 127 ke arah kategori sangat tinggi.

b. Deskripsi Data Variabel Motivasi Berprestasi

Berdasarkan data hasil penelitian, skor tertinggi variabel motivasi berprestasi yang mungkin dicapai adalah 4 x 16 = 64 dan skor terendah yang mungkin dicapai adalah 1 x 16 = 16. Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan PAP tipe II sebagai berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Berprestasi

Interval Skor F Presentase Kategori

69 – 80 155 78,28% Sangat Tinggi

60 – 68 34 17,17% Tinggi

54 – 59 4 2,02% Cukup

48 – 53 5 2,52% Rendah

20 – 47 0 Sangat Rendah

Jumlah 198 100%

Dari Tabel 4.2, variabel motivasi berprestasi antara lain:

155 siswa (78,28%) dikategorikan sangat tinggi, 34 siswa (17,17%) dikategorikan tinggi, 4 siswa (2,02%) dikategorikan cukup dan 5 siswa (2,52%) dikategorikan rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi berprestasi ini ke arah kategori sangat tinggi, dilihat dari jumlah responden berjumlah 155 ke arah kategori sangat tinggi.

c. Deskripsi Data Variabel Kemandiran Belajar

Berdasarkan data hasil penelitian, skor tertinggi untuk variabel kemandirian belajar yang mungkin dicapai adalah 4 x 20 = 80 dan skor terendah yang mungkin dicapai adalah 1 x 20 = 20.

Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi bersadarkan PAP tipe II sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Variabel Kemandirian Belajar

Interval Skor F Presentase Kategori

69 – 80 103 52,02% Sangat Tinggi

60 – 68 59 29,79% Tinggi

54 – 59 25 12,62% Cukup

48 – 53 8 4,04% Rendah

20 – 47 3 1,51% Sangat Rendah

Jumlah 198 100%

Dari Tabel 4.3, di atas menunjukkan bahwa variabel kemandirian belajar siswa antara lain: 103 siswa (52,02%) dikategorikan sangat tinggi, 59 siswa (29,79%) dikategorikan tinggi, 25 siswa (12,62%) dikategorikan cukup, 8 siswa (4,04%) dikategorikan rendah dan 3 siswa (1,51%) dikategorikan sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kemandirian belajar siswa ini ke arah kategori sangat tinggi, dilihat dari jumlah responden berjumlah 103 ke arah kategori sangat tinggi.

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data

1. Uji Normalitas

Menurut Kurniawan (2014:157) uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residul terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang

Menurut Kurniawan (2014:157) uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residul terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang

Dokumen terkait