• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. PENELITIAN TENTANG KURSUS PERSIAPAN

B. Persiapan penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan, metode, tempat dan waktu, responden, dan instrumen penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara/interview. Dalam bagian terakhir pada persiapan penelitian ini akan dibahas mengenai: variabel penelitian.

1. Latar Belakang Penelitian

Penulis memilih meneliti mengenai peranan KPP dalam membangun hidup iman keluarga muda di Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur. Keluarga muda yang dimaksud adalah keluarga-keluarga yang usia perkawinannya diantara 1-10 tahun. Karena keprihatinan peneliti kepada kenyataan-kenyataan yang terjadi pada perkawinan keluarga muda saat ini. Begitu banyak keluarga-keluarga muda yang bermasalah dan begitu pula cara penyelesaiannya yang dirasa kurang tepat dan tidak banyak menguntungkan, baik bagi kedua pasangan maupun anggota keluarga yang lain misalnya anak-anak. Kenyataan tersebut yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian apakah memang KPP yang telah mereka ikuti membawa pengaruh pada hubungan mereka ketika telah menjalani kehidupan berkeluarga atau tidak. Penulis juga ingin mengetahui secara lebih mendalam apakah KPP yang telah diterima benar-benar diterapkan dalam pengalaman hidup berkeluarga para pasangan atau tidak.

2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan pokok-pokok pemikiran tersebut yang telah penulis uraikan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana pemahaman keluarga muda Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur mengenai perkawinan, hubungan Suami-istri, keturunan (anak), serta tanggapan mengenai KPP di Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur?

b. Sejauh mana keterlibatan keluarga muda Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur dalam hidup menggereja dan hidup bermasyarakat?

c. Adakah unsur-unsur kebudayaan setempat yang berpengaruh terhadap pemikiran tentang perkawinan keluarga muda Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur?

3. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian yang dilaksanakan di Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur ini adalah:

a. Mengetahui sejauhmana pemahaman keluarga muda Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur mengenai perkawinan, hubungan Suami-istri keturunan (anak), serta tanggapan mengenai kursus persiapan perkawinan di Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur

b. Mengetahui sejauhmana tingkat keterlibatan keluarga muda Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur dalam hidup menggereja, hidup bermasyarakat

c. Mengetahui sejauhmana pengaruh kebudayaan setempat terhadap pemikiran tentang perkawinan oleh keluarga muda Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur

4. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam bukunya mengenai penelitian Sugiyono menuliskan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitia adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara

purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dengan trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugioyono 2010:14).

Tujuan metode penelitian kualitatif adalah untuk memperoleh makna dan pemahaman budaya subjek penelitian (Purwanto, 2010:210). Penulis memilih metode penelitian kualitatif ini tentu dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih natural karena sesuai dengan kondisi dari responden penelitian itu sendiri tanpa ada rangsangan dari peneliti.

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dan diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan analisis data yang berupa statistik inferensial karena pengambilan data dilakukan secara acak/random (Sugiyono, 2010 : 51).

Untuk mendukung dalam memperoleh data maka penelitian dalam skripsi ini juga menggunakan metode survei. Sebagaimana yang dilansir dari perkataan Singarimbun dan Effendi bahwa: “Penelitian survei adalah penelitian yang hanya dilakukan atas sampel (Purwanto, 2010 : 174).

Survei umumnya digunakan dalam penelitian deskriptif yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: informasi diperoleh dari responden merupakan sampel, dan informasi diperoleh dengan melalui beberapa pertanyaan yang ada. Melalui penelitian ini diharapkan peneliti memperoleh informasi yang nyata, sehingga pada akhir kegiatan peneliti dapat mendeskripsikan masalah-masalah yang ada di lingkungan subjek penelitian.

Metode ini bertujuan untuk memperoleh informasi melalui permintaan keterangan kepada pihak-pihak yang diberi pertanyaan (responden). Data berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Sebagai alat penelitian penulis menggunakan kuesioner/angket. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2008: 71).

Kuesioner dalam penelitian ini hanya diberikan kepada responden utama (keluarga muda), sedangkan untuk mendapatkan data dari sumber lain (Pastor Paroki) maka peneliti menggunakan wawancara langsung namun ada juga data dari responden (keluarga muda) yang memakai wawancara.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan yaitu pada Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan di beberapa stasi yang masih menjadi wilayah Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur yang jaraknya cukup jauh dari wilyah Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur. Waktu penelitian ini pada bulan Juli-September 2010.

6. Responden Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117).

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga-keluarga muda dibeberapa stasi yang berada di Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur. Guna mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian ini maka tidak semua Kepala Keluarga yang selanjutnya disingkat KK diberikan kuesioner melainkan hanya mengambil beberapa keluarga muda saja dari setiap stasi beberapa keluarga muda ini dalam penelitian layaknya disebut sampel. Sampel adalah Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Cara pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik

sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

pasangan tersebut berdomisili di Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur (Sugiyono, 2010:124).

Dari keseluruhan jumlah responden yang ada di paroki St. Markus Melak yang diambil sebagai sampel adalah 50 Kepala KK saja, dengan mempertimbangkan beberapa kriteria tertentu seperti yang telah disebutkan dalam cara pengambilan sampel diatas tadi yaitu: pasangan keluarga muda yang usia perkawinannya berada diantara 1-10 tahun, pasangan tersebut berdomisili di wilayah Paroki St. Markus Melak Kutai Barat Kalimantan Timur, keluarga muda yang mendapat rekomendasi dari ketua wilayah dan juga ketua umat melalui data yang tercatat pada buku umat yang ada pada ketua wilayah atau ketua umat masing-masing.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula (Purwanto, 2010 : 183).

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan beberapa macam instrumen/teknik pengumpulan data yang berbentuk nontest yaitu dengan menggunakan kuesioner dan wawancara.

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2010 : 199).

Karena penelitian dilakukan dalam lingkup yang tidak begitu luas, maka kuesioner dapat diantar langsung kepada responden. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan tepat (Sugiyono, 2010 : 199-200). Penulis menggunakan kuesioner dimana responden memilih satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang tersedia namun apabila tidak sesuai maka responden dapat mengisi jawaban sesuai dengan keadaan atau pendapatnya secara singkat dan jelas pada tempat yang telah disediakan. Adapun kuesioner yang di gunakan untuk mengumpulkan data-data tersebut dapat dilihat dalam lampiran (Lampiran 2 Hal 2)

b. Wawancara/interview

Esterberg mendefinisikan wawancara/interview sebagai berikut: “ a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communicationand joint constuction of meaning about

a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalu tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2010 : 317).

Wawancara (interview) adalah bentuk teknik komunikasi langsung antara peneliti dengan yang diteliti. Dengan bertanya langsung pada subyek yang diwawancarai peneliti akan mendapat tambahan informasi, terutama yang dirasa sulit diungkapkan dalam tulisan oleh yang diteliti, dengan wawancara juga dapat

memaksimalkan informasi yang didapat karena yang diteliti merasa bebas bercerita atau menyampaikan informasi yang diinginkan oleh peneliti.

Wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Seperti yang dilansir dari bukunya Sugiyono menuliskan: Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2010 : 197).

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini sebagai usaha memperjelas data yang akan diperoleh melalui kuesioner. Responden yang diwawancara adalah Pastor Paroki dan juga beberapa umat yang dirasa perlu untuk menambah data yang diperlukan oleh penulis. Jadi dalam pembahasannya, hasil wawancara akan disertakan pada pembahasan hasil kuesioner sejauh menyangkut pokok yang dibicarakan. Pedoman wawancara dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran (Lampiran 3 hal: 9)

8. Variabel Penelitian:

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010 : 60).

Dalam penelitian ini ada beberapa pokok variabel yang penulis anggap cukup membantu mengungkapkan beberapa permasalahan dalam rumusan permasalahan

diatas. Oleh karena itu penulis mengelompokkan beberapa variabel tersebut kedalam beberapa bagian guna mempermudah mendapatkan data. Beberapa pokok variabel tersebut adalah seperti yang sudah tertera dalam tabel berikut:

Tabel: 1. Pokok permasalahan yang akan diungkap

No. No. Item Variabel Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1 4,5,6,7,8,9,10 Pastoral keluarga 7 2 11,12,13,14,15,

16

Pemahaman mengenai hakekat keluarga Kristiani

6 3 17,18,19,20,21,22

,23,24,25

Kepedulian terhadap perkembangan iman dalam keluarga

9 4 26,27,28,29,30,31

,32,33

Keterlibatan keluarga dalam hidup menggereja

8 5 34,35,36,37,38 Keterlibatan dalam hidup bermasyarakat 5 6 39,40,41,42 Kebudayaan yang berpengaruh terhadap

pemikiran tentang perkawinan

4 7 43,44,45,46 Tanggapan mengenai kursus persiapan

perkawinan di Paroki St.Markus Melak Kutai Barat Kaltim.

4