• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Adaptasi Ekonomi Pengusaha Kerajinan Logam

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Pembahasan

3. Strategi Adaptasi Ekonomi Pengusaha Kerajinan Logam

Dalam melihat kasus mengenai strategi adaptasi ekonomi pengusaha kerajinan logam di dusun Tumang ini, paradigma yang digunakan adalah paradigma definisi sosial yang fokus berbicara tentang tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber. Paradigma ini merumuskan sosiologi sebagai ilmu yang berusaha untuk menafsirkan dan memahami (interpretative understanding) sebuah tindakan sosial serta antar hubungan sosial untuk sampai pada penjelasan kausal. Penulis menggunakan paradigma ini karena didasarkan pada pemahaman penulis bahwasanya tindakan pengusaha kerajinan logam dalam menentukan, memilih atau melakukan sebuah strategi untuk menjaga kelangsungan usaha merupakan sebuah tindakan sosial.

commit to user

Menurut Weber, Tindakan sosial harus dimengerti dalam hubungannya dengan arti subyektif yang terkandung didalamnya, orang perlu mengembangkan suatu metode untuk mengetahui arti subyektif ini secara obyektif dan analitis. Dalam keadaan tidak ada metode seperti itu, kritik-kritik terhadap berbagai pendekatan subyektif pasti benar yang menyatakan bahwa aspek-aspek pengalaman individu yang tidak dapat diamati tidak dapat dimasukkan dalam suatu analisa ilmiah mengenai perilaku manusia namun bagi weber, konsep rasionalitas merupakan kunci bagi suatu analisa obyektif mengenai arti-arti subyektif dan juga merupakan dasar perbandingan mengenai jenis-jenis tindakan sosial yang berbeda (Johnson alih bahasa Lawang, 1988).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan pada orang lain.

Weber menambahkan bahwa rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan weber dalam klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan sosial.

Pembedaan pokok yang diberikan adalah antara tindakan rasional dan yang non rasional. Singkatnya tindakan rasional berhubungan dengan pertimbangan yang sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan. Didalam kedua kategori utama mengenai tindakan rasional dan non rasional itu, ada dua bagian yang berbeda satu sama lain (Johnson alih bahasa Lawang, 1988).

Berdasarkan kategorisasi tindakan tentang makna dari sebuah tindakan berdasarkan rasionalitas yang diungkapkan oleh Weber, maka penulis dapat mengidentifikasi tindakan strategi adaptasi ekonomi pengusaha kerajinan logam dusun Tumang untuk mengetahui tentang makna dari sebuah tindakan.

Mengacu pada definisi tindakan sosial yang diungkapkan Weber, dapat dikatakan bahwa strategi adaptasi ekonomi yang dilakukan pengusaha kerajinan logam dusun Tumang dalam rangka menjaga kelangsungan usahanya merupakan suatu bentuk tindakan sosial. Sebuah tindakan yang mempunyai makna subyektif bagi dirinya. Dalam hal ini tindakan pengusaha kerajinan logam merupakan sebuah tindakan yang mempunyai makna subyektif bagi

commit to user

tersebut tergantung pada pertimbangan yang sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan, apakah tipe tindakan rasional instrumental, rasional berorientasi nilai, tindakan tradisional ataupun tindakan afektif.

Secara umum strategi adaptasi ekonomi pengusaha kerajinan logam yang terimplementasi dalam bentuk tindakan, bertujuan untuk menyesuaikan dengan situasi eksternal pada lingkungan usaha mereka. Dengan penyesuaian itulah, mereka dapat mempertahankan kelangsungan atau untuk pengembangan usaha mereka ke taraf yang lebih maju. Bertolak dari pemahaman adanya pemaknaan terhadap tindakan atas dasar rasionalitas menurut Weber tersebut, secara lebih spesisik penulis dapat mengklasifikasikan berbagai tindakan pengusaha kerajinan logam sebagai berikut:

a) Rasionalitas Instrumental (Zweckrationalitat)

Tingkat rasionalitas yang paling tinggi ini meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar untuk berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan untuk mencapaianya. Individu dilihat sebagai memiliki macam-macam tujuan yang mungkin diinginkannya, dan atas dasar suatu kriterium menentukan satu pilihan di antara tujuan-tujuan yang saling bersaingan ini.

Individu itu lalu menilai alat yang mungkin dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan yang dipilih tadi. Hal ini mungkin mencakup pengumpulan informasi, mencatat kemungkinan-kemungkinan serta hambatan-hambatan yang terdapat dalam lingkungan, dan mencoba untuk meramalkan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari beberapa alternatif tindakan itu.

Akhirnya suatu pilihan dibuat atas efisiensi dan efektivitasnya. Sesudah tindakan itu dilaksanakan, orang itu dapat menentukan secara obyektif sesuatu yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.

Terkait dengan tipe tindakan rasionalitas instrumental (Zweckrationalitat), dalam hal ini tipe tindakan yang dilakukan pengusaha adalah tipe tindakan dengan tingkat rasionalitas yang paling tinggi. Tindakan yang dilakukan pengusaha meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Berbagai bentuk strategi adaptasi ekonomi yang mereka lakukan

commit to user

baik dalam manajemen SDM, pemasaran, permodalan dan lainnya merupakan tindakan sosial yang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan yang sadar yang kesemuanya berhubungan dengan tujuan dan alat yang dipergunakan untuk mencapai kelangsungan atau pengembangan usaha mereka.

Berbagai permasalahan kaitannya dengan manajemen SDM seperti kesulitan mendapatkan tenaga kerja pada waktu banyak pesanan, yang mana bentuk tindakan yang mereka lakukan meliputi penambahan tenaga kerja dengan sistem tenaga kerja sementara dan tenaga kerja borongan dan menerapkan sistem kerja lembur merupakan tipe tindakan rasionalitas instrumental. Tipe tindakan rasionalitas instrumental yang lain ditemukan dalam tindakan pengusaha dalam mengatasi permasalahan pemasaran yakni tingginya persaingan diantara sesama pengusaha kerajinan logam dalam memperoleh pangsa pasar dan memperbesar pangsa pasar, mereka mengatasinya dengan memilih konsumen yang akan dituju, mengidentifikasi keinginan konsumen dan memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen dengan mempertimbangkan beberapa aspek yaitu produk, harga, promosi dan tempat pelayanan. Dari berbagai tindakan ini dapat terlihat bahwa tindakan yang dilakukan pengusaha merupakan tipe tindakan dengan tingkat rasionalitas yang paling tinggi. Mereka melakukan tindakan dalam mengatasi berbagai permasalahan tersebut dengan cara menggunakan pertimbangan dan pilihan yang sadar berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya

Dari uraian di atas secara umum dapat dikatakan bahwa dalam melakukan berbagai bentuk strategi adaptasi ekonomi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, mereka melakukan pemilihan, penilaian dan mengevaluasi tindakan yang akan dilakukan. Mereka melakukannya dengan mendasarkan pada pertimbangan dan pilihan yang sadar berhubungan dengan tujuan tindakan itu serta alat yang dipergunakan untuk mencapaianya.

Seperti strategi yang dilakukan pengusaha dalam manajemen SDM. Mereka melakukan berbagai strategi yang terimplementasi dalam sebuah tindakan

commit to user

mereka terlebih dahulu mempertimbangkan efesiensi dan efektivitas dari tindakan yang diambil tersebut. Pertimbangan efisiensi dan efektivitas tersebut mereka lakukan dengan cara mereka terlebih dahulu menilai apakah tindakan yang akan diambilnya tersebut bisa mengatasi permasalahan secara efektif dan efisien melalui berbagai sumber daya yang mereka miliki. Begitu pula dalam mengatasi bentuk permasalahan lainnya seperti permasalahan terkait permodalan, pemasaran, persaingan usaha maupun permasalahan jaringan usaha. Mereka terlebih dahulu mempertimbangkan kedua aspek tersebut sebelum menentukan tindakan.

Selanjutnya dalam menentukan sebuah alat (tindakan) yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, mereka melakukan penilaian terhadap alat (tindakan) tersebut dengan cara melakukan pengumpulan informasi atau sharing kepada sesama pengusaha kerajinan logam, orang-orang terdekat mereka seperti keluarga dan tetangga maupun dengan pihak lain seperti pelaku usaha lain. Terutama dengan sesama pengusaha kerajinan logam, mereka melakukannya dengan cara berdiskusi dengan sesama pengusaha kerajinan logam terkait berbagai hal yang menyangkut masalah teknis pekerjaan seperti cara pengoperasian alat, teknis pemasaran (meliputi transaksi dan pemasaran online, pemaketan barang, ekspor dan lainnya), proses produksi, pembuatan alat produksi dan segala hal yang berkaitan dengan usaha mereka. Pada umumnya mereka saling berinteraksi (sharing) dengan cara bersilaturahmi ke rumah satu sama lain maupun bersilaturahmi pada saat momen-momen tertentu seperti sadranan, hajatan, kerja bakti maupun dalam forum klaster.

Selain melakukan kegiatan pengumpulan informasi, mereka juga mempertimbangkan berbagai kemungkinan serta hambatan-hambatan yang terdapat dalam lingkungan yang akan mereka hadapi untuk mencapai tujuan mereka. Seperti strategi yang mereka lakukan dalam menghadapi tingginya persaingan dalam memperoleh peluang pasar. Secara umum, strategi yang mereka gunakan yaitu memilih konsumen atau target pasar yang akan menjadi pangsa pasarnya. Dalam memilih konsumen, mereka mempertimbangkan kondisi ekonomi dan tingkat kebutuhan konsumen, apakah produk mereka

commit to user

dapat dijangkau konsumen apa tidak. Hal ini mereka lakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui apakah konsumen dari golongan ekonomi bawah, menengah atau atas sehingga bisa disesuaikan dengan harga produk yang akan mereka tawarkan. Selain itu, untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, mereka mempertimbangkan beberapa aspek yaitu produk, harga, promosi dan tempat pelayanan.

Disamping menggunakan cara itu, mereka juga melakukan prediksi atas berbagai konsekuensi yang mungkin terjadi atas tindakan yang mereka lakukan tersebut. Terakhir, setelah mereka mempertimbangkan berbagai hal tersebut, mereka memutuskan untuk mengambil sebuah pilihan atas tindakan yang mereka gunakan dengan mendasarkan pada efesiensi dan efektivitas dari pengimplementasian tindakan itu sendiri.

b) Rasionalitas yang Berorientasi Nilai (Wertrationalitat)

Dibandingkan dengan rasionalitas instrumental, sifat rasionalitas yang berorientasi nilai yang penting adalah bahwa alat-alat hanya merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar; tujuan-tujuannya sudah ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau merupakan nilai akhir baginya. Nilai-nilai akhir bersifat nonrasional dalam hal di mana seseorang tidak dapat memperhitungkannya secara obyektif mengenai tujuan-tujuan mana yang harus dipilih. Lebih lagi, komitmen terhadap nilai-nilai ini adalah sedemikian sehingga pertimbangan-pertimbangan rasional mengenai kegunaan (utility), efisiensi dan sebagainya tidak relevan. Juga orang tidak memperhitungkannya (kalau-kalau nilai itu benar-benar bersifat absolut) dibandingkan dengan nilai-nilai alternatif. Individu mempertimbangkan alat untuk mencapai nilai-nilai seperti itu, tetapi nilai-nilai itu sendiri sudah ada.

Tindakan pengusaha kerajinan logam dalam strategi adaptasi ekonomi, penulis dapat mengidentifikasi berbagai tindakan rasionalitas berorientasi nilai yang dilakukan pengusaha. Berbagai tindakan tersebut tampak pada tindakan pengusaha dalam dalam upaya meningkatkan efektivitas dan produktivitas tenaga kerja. Dalam hal ini, tindakan yang dilakukan pengusaha meliputi

commit to user

membangun hubungan interpersonal yang baik dengan pekerja dan menjalin kedekatan dengan pekerja dengan cara membangun komunikasi personal yang baik merupakan berbagai tindakan rasionalitas berorientasi nilai.

Dalam hal ini dibandingkan dengan tindakan rasionalitas instrumental, sifat tindakan rasionalitas berorientasi nilai yang penting adalah bahwa alat-alat hanya merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar. Sedangkan tujuan-tujuannya sudah ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau merupakan nilai akhir baginya. Nilai-nilai akhir bersifat nonrasional dalam hal di mana seseorang tidak dapat memperhitungkannya secara obyektif mengenai tujuan-tujuan mana yang harus dipilih. Tindakan yang dilakukan pengusaha kerajinan logam seperti memberikan fasilitas berupa makanan kecil, makanan besar dan minuman, membangun hubungan interpersonal yang baik dengan pekerja dan menjalin kedekatan dengan pekerja dengan cara membangun komunikasi personal yang baik merupakan tindakan yang tujuannya berhubungan dengan nilai-nilai yang dipamahami pengusaha yang bersifat absolut atau nilai akhir baginya. Mereka melakukannya berdasarkan pertimbangan baik buruk, pantas tidak pantas tindakan tersebut dilakukan untuk para tenaga kerjanya. Sedangkan alat (strategi) hanya dilihat sebagai obyek pertimbangan untuk mencapai tujuan dari nilai yang dipahami pengusaha.

c) Tindakan Tradisional

Tindakan tradisional merupakan tipe tindakan sosial yang bersifat nonrasional. Kalau seseorang individu memperlihatkan perilaku karena kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan, perilaku seperti itu digolongkan sebagai tindakan tradisional. Individu itu akan membenarkan atau menjelaskan tindakan itu, kalau diminta, dengan hanya mengatakan bahwa dia selalu bertindak dengan cara seperti itu atau perilaku seperti itu merupakan kebiasaan baginya. Apabila kelompok-kelompok atau seluruh masyarakat didominasi oleh orientasi ini, maka kebiasaan dan institusi mereka diabsahkan atau didukung oleh kebiasaan atau tradisi yang sudah lama mapan sebagai kerangka acuannya, yang diterima begitu saja tanpa persoalan. Satu-satunya

commit to user

pembenaran yang perlu adalah bahwa, “inilah cara yang sudah dilaksanakan oleh nenek moyang kami, dan dengan demikian pula nenek moyang mereka sebelumnya; ini adalah cara yang sudah begini dan akan selalu begini terus”.

Weber melihat bahwa tipe tindakan ini sedang hilang lenyap karena meningkatnya rasionalitas instrumental.

Dalam tindakan pengusaha kerajinan logam dalam strategi adaptasi ekonomi, penulis dapat mengidentifikasi berbagai tindakan tradisional yang dilakukan pengusaha. Berbagai tindakan tersebut tampak pada tindakan pengusaha dalam dalam upaya persaingan dalam penentuan standar harga produk. Dalam hal ini tindakan yang dilakukan pengusaha untuk mengatasi permasalahan ini yakni dengan membicarakan standar harga produk secara informal (pembicaraan dalam kelompok-kelompok kecil atau sekedar bincang-bincang dengan sesama pengusaha). Maupun dalam mengatasi permasalahan lain kaitannya dengan jaringan usaha pengusaha yang tidak bergabung dalam forum klaster mereka membentuk forum atau perkumpulan sendiri yang sifatnya cenderung tidak formal. Bentuk perkumpulan yang mereka bentuk biasanya yaitu perkumpulan arisan.

Tindakan tradisional ini merupakan tipe tindakan sosial yang bersifat nonrasional. Dalam berbagai tindakan di atas, pengusaha memperlihatkan perilaku karena kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. Pada umumnya pengusaha kerajinan logam akan membenarkan atau menjelaskan tindakan yang mereka lakukan itu dengan hanya mengatakan bahwa mereka selalu bertindak dengan cara seperti itu atau perilaku seperti itu karena hal itu merupakan kebiasaan baginya. Menurut Weber perilaku seperti itu digolongkan sebagai tindakan tradisional.

d) Tindakan Afektif

Tipe tindakan ini ditandai oleh dominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Seseorang yang sedang mengalami perasaan meluap-luap seperti cinta, kemarahan, ketakutan, atau kegembiraan dan secara spontan mengungkapkan perasaan itu tanpa refleksi,

commit to user

rasional karena kurangnya pertimbangan logis, ideologi atau kriteria rasionalitas lainnya.

Tindakan yang dilakukan pengusaha kaitannya dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efektivitas tenaga kerja yakni dengan memberikan bonus proyek pada saat ada proyek besar seperti proyek dari pemerintah, perhotelan, perguruan tinggi dan lainnya merupakan tipe tindakan afektif. Tipe tindakan ini ditandai oleh dominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Dalam hal ini pada umumnya mereka bahagia ketika mendapatkan proyek besar. secara spontan mereka mengungkapkan perasaan itu tanpa refleksi dengan memberikan tambahan uang kepada para pekerjanya. Menurut Weber tindakan ini tidak rasional karena kurangnya pertimbangan yang logis. Mereka melakukan tindakan hanya berdasarkan pada situasional dari perasaan yang mereka alami dengan tanpa mempertimbangkan untung ruginya bagi kelangsungan usahanya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi adaptasi ekonomi yang dilakukan pengusaha kerajinan logam yang dimanifestasikan dalam bentuk tindakan-tindakan ini dilakukan atas dasar kesadarannya sebagai subjek dari situasi eksternal dan posisinya sebagai objek. Disini berarti bahwa pengusaha kerajinan logam dusun Tumang berlaku sebagai aktor akan melakukan suatu tindakan untuk menjaga kelangsungan maupun pengembangan usahanya. Tindakan yang dilakukan pengusaha kerajinan logam tersebut merupakan suatu bentuk tindakan yang terdorong oleh situasi eksternal yang ada. Dari situasi seperti inilah para pengusaha kerajinan logam dituntut untuk dapat bersaing dengan menggunakan berbagai strategi yang dianggapnya baik dan tepat untuk dapat mencapai tujuannya.

Secara lebih rinci, penjelasan mengenai pengklasifikasian tipe tindakan sosial dalam strategi adaptasi ekonomi pengusaha kerajinan logam dusun Tumang dapat terlihat dalam tabel berikut:

135

Tabel 5. Klasifikasi Tipe Tindakan Sosial Dalam Strategi Adaptasi Ekonomi Pengusaha Kerajinan Logam dusun Tumang Tindakan Rasionalitas

commit to user

136

belum memiliki keterampilan sama sekali

- Menerapkan sistem upah harian yang diberikan pada tiap akhir minggu untuk tenaga kerja tetap

- Pada tenaga kerja sementara, upah yang diberikan didasarkan pada kontrak kerja dan

kesepakatan antara pengusaha dan pemilik usaha

- Pada tenaga kerja borongan, sistem pengupahan didasarkan pada kuantitas barang yang dapat diproduksi. Besaran upah didasarkan pada kesepakatan antara pekerja dan pemilik usaha

- Memberikan upah tambahan pada waktu lembur dengan sistem upah per jam atau upah berdasarkan pada pembagian persentase tertentu dari jumlah dan total harga jual barang yang diproduksi

- Menerapkan mekanisme pembagian kerja berdasarkan pada spesialisasi keahlian

kelompok kecil atau sekedar bincang-bincang dengan sesama pengusaha)

137

masing-masing pekerja

- Memilih konsumen yang akan dituju

- Mengidentifikasi keinginan konsumen

- Memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen dengan mempertimbangkan beberapa aspek yaitu produk, harga, promosi dan tempat pelayanan - Memperluas jaringan

pemasaran

- Bergabung dalam forum klaster yang dibentuk atas

rekomendasi pemerintah - Menggunakan strategi

pemasaran secara online, mengikuti pameran/expo, membuat show room Sumber: Data Primer Diolah

commit to user

commit to user 138 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi dan analisis data yang diperoleh pada penelitian tentang Strategi Adaptasi Ekonomi Pengusaha Kerajinan Logam, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Persoalan internal yang dihadapi pengusaha kerajinan logam dalam menjaga kelangsungan usaha

Dalam lingkup pengusaha kerajinan logam dusun Tumang, muncul berbagai persoalan yang sifatnya internal di antaranya persolan tentang bagaimana pengusaha melakukan manajemen sumber daya manusia terhadap tenaga kerja yang dimilikinya, persolan kaitannya jaringan usaha yang terbentuk di antara sesama pengusaha kerajinan logam dan persoalan tentang iklim persaingan usaha yang terjadi di antara pengusaha kerajinan logam.

Secara umum permasalahan yang dihadapi pengusaha kerajinan logam kaitannya dengan persoalan manajemen sumber daya manusia adalah kurangnya tenaga kerja pada waktu ada banyak pesanan, kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang ‘berkualitas’, kendala dalam sistem pengupahan dan persoalan terkait dengan efektivitas dan produktivitas tenaga kerja.

Persoalan yang dihadapi pengusaha kaitannya dengan pembentukan jaringan usaha yaitu belum munculnya inisiatif yang kuat dari para pengusaha untuk bergabung membentuk sebuah kelompok (forum). Belum munculnya inisiatif ini bisa terlihat dari belum adanya kelompok (forum) yang terbentuk dari inisiatif para pengusaha sendiri.

Selanjutnya persoalan yang dihadapi pengusaha kerajinan logam kaitannya dengan persaingan usaha secara umum terdapat tiga bentuk mekanisme persaingan usaha yang terjadi di antara sesama pengusaha kerajinan logam yaitu persaingan dalam penentuan standar harga produk,

commit to user

persaingan dalam hal kualitas bahan baku dan persaingan dalam memasarkanan produk.

Secara umum bentuk persoalan yang muncul dalam lingkup pengusaha itu sendiri atau disebut persoalan internal merupakan persoalan yang masing-masing mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lain sehingga permasalahan yang terjadi pada satu bidang berimplikasi pada bidang permasalahan lain.

2. Persoalan ekternal yang dihadapi pengusaha kerajinan logam dalam menjaga kelangsungan usaha

Persoalan eksternal yang dihadapi pengusaha kerajinan logam meliputi persoalan dalam memperoleh peluang dan memperbesar pangsa pasar, persoalan dalam mengakses sumber-sumber permodalan dan persoalan kaitannya dengan pembinaan yang dilakukan pemerintah terhadap pengusaha kerajinan logam di dusun Tumang.

Secara umum bentuk permasalahan yang dihadapi pengusaha kerajinan logam kaitannya dengan pemasaran yaitu tingginya persaingan di antara mereka dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar serta terjadi bentuk persaingan harga yang tidak sehat yang disebabkan karena tidak adanya kesepakatan bersama dalam mekanisme penentuan sebuah harga produk. Bentuk permasalahan yang dihadapi pengusaha kerajinan logam kaitannya dengan aspek permodalan bagi kelangsungan usaha mereka yakni mengenai sirkulasi permodalan. Para pengusaha sering mengalami kendala dalam pengelolaan modal sehingga menyebabkan pada saat–saat tertentu seperti pada saat mendapat proyek besar sirkulasi modal usaha mereka menjadi tidak lancar atau macet.

Selanjutnya pembinaan yang diberikan pemerintah terhadap pengusaha kerajinan logam dusun Tumang dapat dikatakan belum berjalan secara optimal.

Hal ini dapat dilihat dari berbagai permasalahan kaitannya dengan pembinaan yang diberikan pemerintah terhadap pengusaha kerajinan logam seperti yang telah dijelaskan di atas. Namun demikian dengan adanya keterlibatan

commit to user

pemerintah ini setidaknya bisa mendukung terciptanya kelangsungan dan pengembangan usaha pada industri kerajinan logam dusun Tumang.

Secara umum bentuk persoalan yang muncul di luar kapasitas pengusaha itu sendiri atau disebut persoalan eksternal merupakan persoalan yang masing-masing mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lain sehingga permasalahan yang terjadi pada satu bidang berimplikasi pada bidang permasalahan lain.

3. Strategi yang dilakukan pengusaha dalam menghadapi persoalan internal dan eksternal

a. Strategi dalam manajemen sumber daya manusia

Pertama yaitu permasalahan mengenai kesulitan mendapatkan tenaga kerja pada waktu banyak pesanan. Mengatasi permasalahan demikian, pengusaha menerapkan berberapa strategi yaitu melakukan penambahan tenaga kerja dengan sistem tenaga kerja sementara dan tenaga kerja borongan dan menerapkan sistem, kerja lembur.

Kedua yaitu permasalahan mengenai kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas. Berkualitas yang dimaksud mereka adalah tenaga kerja yang memiliki keterampilan kerja atau keterampilan pandhe yang memadai di bidang industri kerajinan logam. Memadai dalam artian pekerja yang memiliki keterampilan mumpuni dalam beberapa tahap produksi produk kerajinan logam. Pada umumnya pengusaha mengeluhkan sulitnya mendapatkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang mumpuni dalam tahap produksi sebuah

Kedua yaitu permasalahan mengenai kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas. Berkualitas yang dimaksud mereka adalah tenaga kerja yang memiliki keterampilan kerja atau keterampilan pandhe yang memadai di bidang industri kerajinan logam. Memadai dalam artian pekerja yang memiliki keterampilan mumpuni dalam beberapa tahap produksi produk kerajinan logam. Pada umumnya pengusaha mengeluhkan sulitnya mendapatkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang mumpuni dalam tahap produksi sebuah