2.2 Kondisi Persampahan Eksisting
2.2.3 Persoalan dan Permasala han Umum
han Umum
Persampahan
Kota
Pontianak
Pada masa lalu di kota kecil seperti Pontianak, sampah yang berada di ruang terbuka akan lapuk dan berubah dengan sendirinya menjadi tanah, atau terbawa hanyut oleh aliran air sungai, dan tidak ada masalah. Pada saat ini sampah banyak mengandung plastik, logam, dan berbagai macam benda yang tidak mudah lapuk. Akibatnya, sampah tetap ada di ruang terbuka dan terus bertambah (terakumulasi). Disamping itu, urban area tumbuh dengan cepat dan penduduk menghasilkan sampah jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Semua hal tersebut menyebabkan diperlukannya lebih banyak kelompok/organisasi untuk menjaga daerah perkotaan bersih dari sampah.
Pada waktu belakangan ini, berbagai lembaga pemerintah kota dan pemerintah pusat telah melaksanakan pengelolaan sampah yang sebelumnya dilakukan oleh berbagai organisasi masyarakat. Pada prinsipnya hal tersebut dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan yang efisien dengan menggunakan cara-cara dan teknologi pengelolaan sampah modern. Meskipun demikian, dalam praktiknya, ternyata tidak cukup dana dan personil terlatih untuk menangani kebutuhan yang terus meningkat, dan pengelolaan sampah tidak terbukti cukup efektif. Permasalahan tersebut terutama tampak di daerah yang padat penduduk. Oleh sebab itu, perlu untuk meninjau ulang pendekatan pengelolaan sampah dan menemukan cara-cara yang akan menjamin sampah tersebut dapat dikumpulkan dan dibuang dengan cara yang tepat. Pengelolaan sampah di Kota Pontianak merupakan tanggungjawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang mencakup pelayanan sampah dengan jumlah penduduk Kota Pontianak saat ini lebih dari 500 juta jiwa dengan jumlah timbunan sampah yang harus dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah sekitar
1.400 m3 setiap harinya. Dari pelayanan persampahan di Kota
Pontianak meliputi 6 kecamatan khususnya pelayanan angkutan baru mencapai 60 persen pada daerah pemukiman dari total jumlah penduduk. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah dalam memberikan pelayanan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah :
1. Sumberdaya manusia yang kurang memahami untuk mengikutsertakan masyarakat dalam menerapkan 3R. Hal ini karena pemerintah belum melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah secara swadaya untuk masyarakat yang belum mengetahui pengelolaan sampah secara swadaya.
2. Sedikitnya intensitas penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk memberikan pengarahan masyarakat dalam mengelola sampah. Setiap tahun penyuluhan dilakukan 29 kali dengan jumlah kelurahan sebanyak 29 sehingga setahun sekali satu kelurahan mendapatkan penyuluhan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan
3. Adanya ego sektoral dalam pengelolaan sampah yang dilakukan oleh instansi terkait. Instansi terkait tidak melibatkan Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam melakukan pengelolaan sampah. Hal ini menyebabkan
R ED U C E R E U S E R E C Y C L E PENDAHULUAN 32
MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN
penanganan sampah masih bersifat parsial. Pengelolaan sampah memerlukan
pelibatan seluruh
instansi terkait yang saling
S
E
R E
berhubungan satu
sama lain yang
membutuhkan
integrasi sehingga
tercapai lingkungan
yang bersih.
4. Kurangnya tenaga
teknis yang ikut
dalam pelatihan
untuk
mengorganisasikan
masyarakat dalam
pengelolaan sampah.
Hal ini yang
menyebabkan kegiatan yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan masih mengandalkan teknologi. Masyarakat belum digerakkan dalam pengelolaan sampah. Bantuan pengelolaan sampah akan diberikan oleh
pemerintah jika masyarakat sudah melaksanakan pengelolaan sampah secara swadaya terlebih dahulu. 5. Belum diterapkannya paradigma pengembangan masyarakat dalam mengelola sampah dengan memberdayakan masyarakat yang belum mampu melakukan pengelolaan sampah.
MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN 34
Dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Masterplan
Persampahan Kota Pontianak terdapat 2 (dua) bagian besar produk pekerjaan, yakni Rencana Pengolahan Sampah dan Kajian Ekonomi, Sumber Pendanaan kegiatan pembangunan Unit Pengolahan Sampah, serta jajak pendapat atau political will dari masyarakat Kota Pontianak dalam pembangunan dan pelaksanaan operasional Pengolahan Sampah dan pengelolaan sampah di Kota Pontianak. Tahapan penyusunan rencana induk persampahan ini dimulai dari pengumpulan data dan informasi, review studi terdahulu, peninjauan lapangan ke alternatif lokasi untuk dibangun suatu sistem terintegrasi dan komprehensif pengolahan sampah, jajak pendapat, analisa teknis operasional, analisa geografis, analisa ekonomi, analisa sosial-budaya dan kemampuan pendanaan Pemerintah Kota Pontianak.
3.1 Proses
Perencanaan
Masterplan persampahan adalah suatu konsep pengelolaan sampah terintegrasi dan komprehensip yang bukan saja mengembangkan aspek pengolahan sampah tetapi juga mencakup pengurangan jumlah sampah sehingga secara berangsur-angsur akan mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat pemrosesan akhir. Pengurangan jumlah sampah akan menghemat lahan TPA, mengurangi peralatan pengumpulan dan pengangkutan sampah dan pada akhirnya menghemat biaya operasional. Masterplan persampahan membantu dan menjadi pedoman pemerintah dan masyarakat kota dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan program persampahan dengan
menentukan tindakan-tindakan yang dapat dilaksanakan dan merumuskan kriteria-kriteria untuk pengambilan keputusan. Sebuah masterplan persampahan secara tipikal mencakup : 1) Profil Masyarakat Kota
2) Tujuan dan Sasaran perencanaan
3) Evaluasi dan peninjauan kembali program-program
Persampahan yang ada saat ini
4) Alternatif-alternatif pengelolaan sampah dilengkapi dengan kajian-kajian mengenai issue-issue dan permasalahan berkaitan dengan masing-masing alternatif
5) Rencana pengelolaan terpilih (dari beberapa alternatif di atas), target-target terukur yang ingin dicapai, rencana garis besar tentang kelembagaan, dan rencana pengembangan sumber-sumber pembiayaan.
6) Aturan-aturan yang perlu dikembangkan untk mendukung keberhasilan implementasi rencana.
Perencanaan adalah langkah awal dalam perancangan atau peningkatan sistem pengelolaan sampah kota. Rencana
pengelolaan sampah akan membantu pemerintah kota
memobilisasi, mempertimbangkan dan mengelola faktor-faktor kelembagaan, sosial, finansial, faktor ekonomi, teknis dan faktor
S
E
R E
lingkungan hidup untuk mengelola sampah kota. Masterplan Persampahan juga merupakan dokumen praktis yang dapat membantu usaha-usaha pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat, dalam :
1) Menentukan dan mengerti kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah,
2) Mengidentifikasi masalah dan kelemahan-kelemahan dari sistem pengelolaan yang ada
3) Mengidentifikasi peluang-peluang untuk meningkatkan sistem pengelolaan saat ini
4) Merumuskan tindakan-tindakat prioritas untuk memecahkan masalah dan sekaligus memberi efek peningkatan sistem 5) Mengukur seberapa jauh kemajuan-kemajuan yang dicapai
dalam implementasi rencana
6) Mengidentifikasi kebutuhan sumberdaya sesuai anggaran biaya dan skejul.
7) Meninjau ulang dan menyesuaikan prioritas-prioritas yang telah dikembangkan sesuai rencana.
Gambar 3 : Proses Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Kota Pontianak
Masterplan Persampahan kota juga dapat menjadi dokumen
dukungan bagi usaha-usaha untuk memperoleh
dukungan/bantuan dana (grant) untuk membiayai pengelolaan sampah kota. Lembaga-lembaga pembiayaan pembangunan kota akan sangat terbantu dalam mengambil keputusan untuk membiayai suatu proyek pengelolaan Persampahan bila suatu kota sudah dilengkapi dengan masterplan persampahan. Masterplan Persampahan juga memberikan gambaran yang jelas bagi lembaga pembiayaan untuk menentukan proyek-proyek parsial yang dapat dibiayai dengan tetap pada kerangka pengelolaan yang komprehensif.
Identifikasi Kebutuhan Karakteristik timbulan samha Kuantitas dan Kualitas
Kaji Ulang Sistem Eksisting
Pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan akhir dan Sistem Pengelolaan yang ada
Kaji Ulang Regulasi Yang Ada Peraturan perundangan yang berkaitan dengan Pengelolaan Sampah
Perumusan Tujuan dan Sasaran Tujuan Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Kajian mengenai Pengambilan Keputusan Siapa yang berhak mengambil keputusan?
Identifikasi Komponen-Komponen
Potensial Langkah-langkah Pengelolaan Sampah (contoh : pengurangan sampah, daur ulang,
pembuangan) untuk mencapai tujuan dan sasaran Kajian Beberapa Alternatif
Memilih alternatif sistem yang paling efektif dan efisien serta berkelanjutan Perumusan Rencana Pengelolaan Sampah Terpadu Aspek pembiayaan, teknis peralatan, dan aspek kelembagaan dan sumberdaya manusianya Implementasi Rencana Memulai pelaksanaa seluruh aspek/tindakan-tindakan yang telah direncanakan
Evaluasi Sistem Pengelolaan Sampah Penyesuaian sistem, peningkatan/penyempurnaan sistem EDUKASI PARTISIPASI PUBLIK TARGET
R ED U C E R E U S E R E C Y C L E PENDAHULUAN 36
MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN
Ada beberapa faktor yang ikut andil dalam menentukan lingkup substansial masterplan persampahan, termasuk ketersediaan biaya dan ketersediaan keahlian teknis. Kita mungkin memiliki sumberdaya terbatas untuk mengembangkan keseluruhan rencana, tetapi memulai sebuah rencana tetap sangat berguna. Masterplan persampahan adalah sebuah dokumen yang dinamis yang dapat ditinjau ulang dan direvisi.
Sebuah rencana awal dapat mencakup praktek-praktek
pengelolaan sampah eksisting, merumuskan limitasi dan peluang-peluang penyempurnaannya, dan merumuskan langkah-langkah
yang bisa dilakukan untuk mengatasi limitasi serta
menyempurnakan sistem yang ada. Bila semua itu bisa tergambarkan dengan baik, terutama mengenai program-program prioritas, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dan rencana pengelolaan yang jelas, maka rencana awal ini akan cukup untuk mendukung proposal pendanaan implementasinya.
Gambar 3 mengilustrasikan seluruh tahapan dalam proses