• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persyaratan Khusus bagi Mantan Penegak Hukum dan Penyelenggara Negara untuk

Dalam dokumen DARI REDAKSI. Salam Redaksi. iii (Halaman 51-55)

THE ADVOCATES AND ORGANIZATIONS OF ADVOCATES IN INDONESIA)

G. Persyaratan Khusus bagi Mantan Penegak Hukum dan Penyelenggara Negara untuk

Menjadi Advokat

Penegak hukum dan penyelenggara negara merupakan pihak yang mempunyai hubungan satu sama lain dalam melaksanakan tugasnya, dan selain hubungan pekerjaan, pihak-pihak tersebut rentan melakukan perbuatan atau membuat kebijakan yang telah di intervensi atau kebijakan yang sarat konflik kepentingan (conflict of interest), yang disinyalir merupakan penyalahgunaan kewenangan untuk kepentingan tertentu yang dapat menimbulkan kerugian dalam proses penegakan hukum.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam UU Advokat harus ada pengaturan mengenai penambahan persyaratan untuk menjadi advokat bagi mantan penegak hukum dan penyelenggara negara, yaitu pengaturan jeda waktu lima tahun untuk diangkat menjadi advokat sejak pemberhentian dari jabatannya sebagai penegak hukum atau penyelenggara negara. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jeda waktu kepada yang bersangkutan agar hubungan antara kolega, hubungan atasan dan bawahan, serta hubungan dinas antarinstansi yang dilakukan penegak hukum dan penyelenggara negara semasa bertugas di instansi yang bersangkutan sudah tidak terlalu melekat seperti pada waktu masih menjabat.

Dengan demikian hubungan yang terjalin pada masa masih aktif menjabat tidak dimanfaatkan untuk memenangkan perkara kliennya.

Perumusan jangka waktu lima tahun tidak mutlak efektif diterapkan karena dalam kasus-kasus yang berbeda, pemutusan hubungan pribadi antara mantan penegak hukum atau penyelenggara negara tidak serta merta dapat terjadi dalam kurun waktu lima tahun yang disebabkan oleh berbagai hal. Oleh karena itu, aturan lain yang terkait dengan proses yudisial perlu diperkuat untuk mendukung klausul kebijakan tersebut. Perkiraan jangka lima tahun dapat diubah sesuai dengan politik hukum pembentuk undang-undang.

Argumentasi lain dari pemikiran perlunya pembatasan waktun ini dimaksudkan untuk menciptakan keseimbangan antara kebebasan hak asasi setiap orang untuk mendapatkan pekerjaan dan pelaksanaan ketertiban umum khususnya dalam praktik peradilan yang tertutup. Dengan persyaratan ini diharapkan mampu mengurangi bentuk nepotisme dalam praktik peradilan di Indonesia.

H. Penutup

Perhimpunan profesi Advokat bagi para Advokat berhak untuk membentuk dan bergabung dengan himpunan profesional yang berdiri sendiri untuk mewakili kepentingan-kepentingannya, memajukan kelanjutan pendidikan dan latihan mereka, serta melindungi integritas profesional mereka. Badan eksekutif dari perhimpunan profesi itu dipilih oleh para anggotanya. Perhimpunan provesi advokat bekerjasama dengan Pemerintah untuk memastikan bahwa setiap orang mempunyai akses yang efektif dan setara kepada pelayanan hukum dan para Advokat dapat, tanpa campur tangan yang tidak semestinya, untuk memberi nasehat dan membantu klien mereka sesuai dengan hukum dan standar dan etika profesional yang diakui.

Dalam rangka mewujudkan amanat UUD Tahun 1945, advokat memiliki tugas yang setara dan kedudukan yang sama penting dengan penegak hukum lainnya (Polisi, Jaksa, dan Hakim). Sebagai bagian dari kekuasaan kehakiman yang sekaligus menjadi bagian dari penyelenggaraan negara di bidang yudisial maka pengaturan advokat harus dijalankan oleh lembaga pengatur (governing body) yang berbentuk tunggal dan otonomi, serta memiliki kewenangan sentral mengatur profesi advokat berdasarkan undang-undang. Atas dasar

itu peran, fungsi, dan misi advokat hanya dapat diselenggarakan oleh satu lembaga pengatur serta dapat mewujudkan satu wadah profesi advokat.

Dalam UU Advokat harus ada pengaturan mengenai penambahan persyaratan untuk menjadi advokat bagi mantan penegak hukum dan penyelenggara negara, yaitu pengaturan jeda waktu lima tahun untuk diangkat menjadi advokat sejak pemberhentian dari jabatannya sebagai penegak hukum atau penyelenggara negara. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jeda waktu kepada yang bersangkutan agar hubungan antara kolega, hubungan atasan dan bawahan, serta hubungan dinas antarinstansi yang dilakukan penegak hukum dan penyelenggara negara semasa bertugas di instansi yang bersangkutan sudah tidak terlalu melekat seperti pada waktu masih menjabat, sehingga tidak dimanfaatkan untuk memenangkan perkara kliennya.

Kode etik advokat yang ada selama ini masih bersifat umum, karena tidak mencantumkan anti korupsi sebagai prinsip dasar dalam kode etik advokat. Saat ini, penegakan kode etik dan pengawasan terhadap advokat belum berjalan dengan baik meskipun sudah banyak advokat yang dipidana, organisasi advokat belum memecat orang-orang tersebut dari profesi advokat.

Daftar Pustaka

Chairul Huda, Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas UU Nomor 8 Tahun 2003 tentang Advokat, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), Badan Legislasi (Baleg), Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Denny Kalimang dan Harry Ponto, Peran, Fungsi, Perkembangan Organisasi Advokat, Pendidi-kan Khusus Profesi Advokat Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI), Seminar den-gan Pakar dalam rangka Penyusunan RUU tentang Revisi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, PUU Bidang POLHUKHAM, Deputi PUU, SETJEN DPR RI.

Deklarasi Universal PBB (Universal Declaration of Human Rights), diterima oleh sidang umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948.

Jurnal Varia Advokat - Volume 04, Juli Tahun 2008 Keterangan Ahli pada uji materil Undang-Undang

RI Nomor18 Tahun 2003 tentang Advokat dalam Perkara Nomor 71/PUU-VIII/2010 di Makamah Konstitusi Republik Indonesia.

Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI), www.kongres-advokat indonesia.org/pdfs/KodeEtik.pdf, Surat Keputusan. Kongres Advokat Indonesia I Tahun 2008. Nomor: 08/Kai-I/V/2008.

tentang. Kode Etik Advokat Indonesia.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer-data). (Staatsblad Tahun 1847 Nomor 23, Diumumkan Dengan Maklumat, Tanggal 30 April 1847).

Mohammad Saihu, Perebutan Klien Belum Diatur Jelas Dalam Kode Etik Advokat, http://www.

komisihukum.go.id/index.php?option=com_

content&view=article&id=113%3Apere butan-klien-belum-diatur-jelas-dalam- kode-etik-advokat&catid=1%3Alatest-news&Itemid=50&lang=in, diakses tanggal 13 Juli 2012.

Prinsip-prinsip dasar tentang peran advokat/pemb-ela (disahkan oleh kongres PBB kedadvokat/pemb-elapan tentang Pencegahan kejahatan dalam per-lakuan terhadap pelaku kejahatan, havana, kuba, 27 agustus sampai 7 september 1990).

PP No. 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3093).

Putusan MK No. 014/PUU-IV/2006, butir 4 dan 6, Tanggal 30 Nopember Tahun 2006.

Soerjono Soekamto, Faktor-Faktor yang Mempen-garuhi Penegak Hukum, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Standard for the Independence of the legal profession, Internasional Bar Association (IBA), www.ibanet.org/Document/Default.

aspx?... -The independence of the legal profession constitutes an essential guarantee ... International Bar Association to assist in the task of promoting and ensuring.

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 (UUDNRI Tahun 1945).

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3288).

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432).

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5045).

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5250).

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP

Dalam dokumen DARI REDAKSI. Salam Redaksi. iii (Halaman 51-55)