• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persyaratan dan Standar Perencanaan Teknik Prasarana Lingkungan Dalam Lisiba Yang Berdiri Sendiri

PERSYARATAN, STANDAR DAN KRITERIA DALAM PENYELENGGARA LISIBA YANG BERDIRI SENDIRI

4.7. PERSYARATAN DAN STANDAR PERENCANAAN TEKNIK PEMBANGUNAN LISIBA YANG BERDIRI SENDIRI

4.7.1. Persyaratan dan Standar Perencanaan Teknik Prasarana Lingkungan Dalam Lisiba Yang Berdiri Sendiri

a. Persyaratan dan Standar Perencanaan Teknik Jalan

1. Jalan lingkungan terdiri dari satu saluran, tiap saluran memuat 1-3 jalur, dimana perlu

dilengkapi jalur sepeda dan jalan kaki

2. Persyaratan klasifikasi jalan di kawasan Lisiba Yang Berdiri Sendiri tercantum pada Tabel

Jl-1 yang dikutip dari Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/KPTS/1986, tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun.

3. Persyaratan dan standar konstruksi jalan :

- Keadaan tanah tempat jalan akan dibangun - Kepadatan lalu lintas

- Kondisi setempat yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

4. Radius belokan jalan, tempat pertemuan antara jalan lokal sekunder dan jalan kolektor

sekunder dan hal lainnya yang berhubungan dengan geometrik jalan, harus mengikuti Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Departemen Pekerjaan Umum, RSNI T-14 Tahun 2004.

b. Persyaratan dan Standar Saluran Drainase Lisiba Yang Berdiri Sendiri

1. Setiap Lisiba Yang Berdiri Sendiri harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air hujan

yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup sehingga lingkungan perumahan bebas dari genangan air.

2. Saluran pembuangan air hujan dapat terbuka dengan ketentuan sebagai berikut :

- Dasar saluran terbuka ½ lingkaran dengan diameter minimum 20 cm, atau bentuk bulat telur ukuran minimum 20/30 cm.

- Bahan saluran, tanah liat, beton, pasangan batu bata dan bahan lain - Kemiringan saluran minimum 2 %

- Kedalaman saluran minimum 30 cm

- Apabila saluran dibuat tertutup, maka pada tiap perubahan arah harus dilengkapi dengan lubang pemeriksa dan pada bagian saluran yang lurus lubang pemeriksa harus ditempatkan pada jarak maksimum 50 meter.

- Untuk mengatasi terhambatnya saluran air karena endapan pasir/tanah pada drainase terbukan dan tertutup perlu bak kontrol dengan jarak kurang lebih 50 M dengan dimensi

(0,40x 0,40x 0,40) M3

- Setiap Lisiba yang Berdiri Sendiri perlu menyediakan sumur resapan pada titik-titik terendah.

- Saluran tertutup dapat terbuat dari PVC, beton, tanah liat dan bahan-bahan lain;

3. Penggunaan pompa drainase merupakan upaya tambahan bila ditemui kesulitan untuk

mengalirkan air secara gravitasi. Dapat juga digunakan untuk membantu agar pengaliran air dalam saluran dapat mengalir lebih cepat.

4. Tahapan Perencanaan terdiri dari :

a. Pengumpulan data topografi dan pemetaan :

¾Membuat peta tematik dengan ketelitian skala 1: 5000 yang mencakup kontur interval 5 meter untuk perencanaan jaringan. Dan membuat peta tematik dengan ketelitian skala 1:1.000 untuk perencanaan detail.

¾Level ikat topografi (benchmark) yaitu elevasi dasar kota yang dikaitkan dengan

elevasi muka air laut pasang atau pada sungai besar.

¾Garis kontur , yaitu dengan penyesuaian terhadap titik ikat elevasi berdasarkan

elevasi sungai yang ada guna perencanaan drainase perumahan.

b. Data Hidrologi

Data hidrologi mencakup kedudukan muka air banjir, data curah hujan harian, bulanan dan tahunan serta curah hujan periode pendek.

c. Data Geologi

Perlu dilakukan penyelidikan tanah untuk mengetahui kemungkinan penurunan pondasi saluran dan kekuatan / kondisi tanah dasar untuk mengetahui daya dukung lapisan tanah tersebut.

d. Data kajian Amdal e. Periode Perencanaan

Periode perencanaan yang dilakukan dibuat agar tidak terjadi kegagalan pada fungsi sistem drainase. Periode ulang desain yang harus direncanakan untuk Lisiba yang Berdiri Sendiri adalah seperti tercantum pada Tabel Dr-1 : Periode Disain Makro dan Tabel Dr-2 : Periode Mikro pada lampiran.

¾Aspek Hidrolis

- Kecepatan maksimum dan minimum aliran dalam saluran - Bentuk saluran

- Bangunan pelengkap yang diperlukan

¾Aspek Struktur

- Jenis dan mutu saluran

- Kekuatan dan kestabilan bangunan

f. Persyaratan dan Standar Perencanaan Pengelolaan Air Limbah Lisiba Yang Berdiri Sendiri.

5. Secara umum sistem pembuangan air limbah kota dan sistem pembuangan limbah

lingkungan harus dapat melayani kebutuhan pembuangan dengan syarat sebagai berikut : - Ukuran pipa pembawa minimum 200 mm

- Pada jalur pipa pembawa harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan pada tiap penggantian arah pipa dan pada bagian pipa yang lurus pada jarak minimum 50 meter. - Air limbah harus melalui sistem pengolahan sedemikian rupa sehingga memenuhi

standar yang berlaku sebelum dibuang ke perairan terbuka.

- Untuk pembuangan dari kakus (WC) dapat digunakan septic tank dan bidang rembesan,

6. Apabila tidak memungkinkan untuk membuat tangki septik pada tiap-tiap rumah maka harus dibuat tangki septic bersama yang dapat melayani beberapa rumah.

7. Apabila tidak memungkinkan membuat bidang resapan pada tiap-tiap rumah, maka harus dapat dibuat bidang resapan bersama yang dapat melayani beberapa rumah.

8. Persyaratan tangki septik bersama adalah sebagai berikut :

- Muka air tanah harus cukup rendah

- Jarak minimum antara bidang resapan bersama dengan sumur pantek adalah 10 meter (tergantung dari sifat tanah dan kondisi daerahnya).

- Tangki septik harus dibuat dari bahan rapat air - Kapasitas tangki septik tergantung dari :

a. Kualitas air limbah b. Waktu pengendapan

c. Banyaknya campuran yang mengendap d. Frekuensi pengambilan lumpur

9. Ukuran tangki septic bersama sistem tercampur.

- Untuk jumlah ± 50 jiwa

a. Panjang : 5.00 m b. Lebar : 2,50 m c. Kedalaman total : 1,80 m

d. Tinggi air dalam tangki minimum 1 m

e. Pengurasan ± 2 tahun sekali

- Ukuran tangki septik bersama sistem terpisah untuk jumlah orang ± 50 jiwa

a. Panjang : 3,00 m b. Lebar : 1,50 m c. Kedalaman : 1,80 m - Ukuran bidang resapan

a. Panjang : 10 m b. Lebar : 9,60 m

10. Bila bidang resapan tidak memungkinkan untuk dibuat dan untuk pertimbangan kemudahan dalam pengolaan serta demi efisiensi energi, maka dapat diterapkan sistem pengolahan terpusat.

11. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan sistem terpusat adalah :

¾Tipe perumahan

¾Kepadatan penduduk

¾Luas daerah pelayanan

¾Tingkat sosio ekonomi penduduk untuk turut memikul biaya pembangunan, operasi dan

pemeliharaan.

¾Keadaan sosial ekonomi penduduk untuk turut menjaga keberlanjutan berfungsinya

sistem.

¾Penggunaan lahan

¾Aspek teknis

Sistem pengelolaan air limbah terpusat cocok diterapkan pada daerah dengan kondisi sebagai berikut :

¾Kepadatan penduduk tinggi (>250 jiwa/Ha)

¾Tersedia sumber air bersih

- Permeabilitas tanah rendah - Tinggi muka air tanah

12. Konsep dasar yang digunakan dalam menangani air limbah kawasan permukiman adalah

bagaimana mengelola air limbah secara terpadu, sehingga tepat guna (efektif), berdaya guna (efisien) dan biayanya terjangkau serta dapat dioperasikan secara berkelanjutan, dengan bertumpu pada kemitraan antara masyarakat, Pemerintah, dan dunia usaha (swasta)

c. Persyaratan dan Standar Perencanaan Pengelolaan Persampahan Lisiba Yang Berdiri Sendiri

1. Tiap hunian perumahan di lingkungan Lisiba Yang Berdiri Sendiri harus memiliki minimal 1 (satu) bak sampah yang terletak diluar, sehingga memudahkan dalam proses pengambilan oleh petugas.

2. Fasilitas pengumpulan sampah rumah tangga harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

¾Kapasitas minimum tempat sampah rumah tangga ± 0.02 m3 berdasarkan jumlah orang

dan banyaknya buangan sampah untuk seluruh kota ± 0,002 m3/orang/hari

¾Tidak mudah rusak dan merupakan bahan kedap air.

¾Memiliki tutup yang rapat atau ditutup dengan baik

¾Ekonomis,mudah diperoleh/ dibuat

¾Mudah dan cepat dikosongkan.

3. Karakteristik wadah sampah berikut jenis wadah sampah dan penggunaannya untuk Lisiba yang Berdiri Sendiri tercantum pada Tabel Sp 1 (lampiran)

a. Penempatannya sedemikian rupa, sehingga mudah dicapai oleh petugas kebersihan dan tidak mengganggu lalu lintas serta pengosongan wadah berlangsung cepat dan memenuhi dari segi estetika. Lokasi penempatan sampah pada Lisiba yang Berdiri Sendiri tercantum pada Tabel Sp3 (lampiran)

b. Tempat pengumpulan sampah perlu mengikuti persyaratan sebagai berikut :

- Kapasitas tempat sampah lingkungan minimum bervolume ± 2 m3, berdasarkan

jumlah rumah yang dilayani 200 rumah.

- Penempatan tempat sampah lingkungan setiap jarak ± 150 m.

4. Pengangkutan sampah

a. Fasilitas pengangkutan sampah dapat berupa gerobag dorong, becak dan mobil pengangkut sampah.

b. Jumlah dan kapasitas angkut tergantung pada jumlah dan frekuensi sampah yang akan diangkut dan frekuensi pengangkutan.

c. Jangka waktu pengangkutan dari tiap-tiap rumah atau tempat pengumpulan sampah harus diatur maksimum 2 (dua) hari sekali, diusahakan pengangkutan sampah dilakukan setiap hari.

5. Pembuangan sampah sementara

a. Sampah harus dibuang pada tempat pembuangan sampah sementara yang telah

disediakan untuk keperluan dimaksud.

b. Apabila belum ditentukan oleh pejabat yang berwenang, tiap lingkungan perumahan

harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sampah yang sesuai dengan persyaratan.

c. Kapasitas tempat pembuangan sampah sementara minimum mempunyai volume 2 m3,

berdasarkan jumlah rumah yang dilayani 200 rumah.

d. Tempat sampah dibuat rapat air.

6. Ketentuan tentang pengelolaan persampahan sebaiknya mengacu pada Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, yaitu SK SNI-04-1993-03 mengenai Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil Dan Kota Sedang di Indonesia dan SNI 19-3964-1994.