• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. PERTANGGUNGJAWABAN ALAT UKUR

Sebelum peneliti menggunakan skala tersebut dalam penelitian ini, peneliti mencari informasi mengenai keabsahan dari alat ukur tersebut dalam mengukur aspek kepekaan terhadap penolakan dan perilaku seksual. Berikut adalah keterangan lebih lanjut mengenai hal tersebut:

1. Children Rejection Sensitivity Questionnaire

Skala psikologi ini dinilai valid jika isi dan makna yang terkandung dalam setiap itemnya sesuai dengan ranah isi konstruk yang dimaksud, yakni sensitivitas akan penolakan. Proses validitas konstruk ini dilihat dari evidensi terkait isi skala tersebut. Evidensi terkait isi juga bisa berupa penilaian para pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara bagian-bagian tes dan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Children Rejection Sensitivity Questionnaire telah melewati tahap ini. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan skala ini oleh banyak peneliti dalam penelitian area kepekaan terhadap penolakan (Khoshkam, Bahrami, Ahmadi, Fatehizade, & Eternadi, 2012; Park, 2012). Selain itu, reliabilitas untuk skala psikologi dapat terbilang baik jika r> 0.50. Untuk Children Rejection Sensitivity Questionnaire, hasil

uji reliabilitas tes-retest adalah 0.82 untuk kecemasan akan penolakan dan 0.85 untuk kemarahan akan penolakan.

Oleh karena Children Rejection Sensitivity Questionnaire ini adalah skala yang dikembangkan di luar negeri, maka sebelum menggunakan skala ini dalam penelitian di Indonesia, diperlukan proses penerjemahan. Hambleton & Patsula (dalam Suharsono & Istiqomah, 2014) menjelaskan bahwa proses penerjemahan skala ke dalam bahasa lain diperlukan karena (1) menerjemahkan skala cenderung lebih murah dibandingkan membuat skala baru; (2) skala sudah terjamin reliabilitas dan validitasnya sehingga menimbulkan perasaan aman ketika menggunakannya dibandingkan menggunakan skala yang baru; (3) adanya kemungkinan mendapatkan hasil pengukuran yang sama walaupun menggunakan bahasa yang berbeda dalam skala tersebut. Melalui proses penerjemahan, peneliti berharap subjek penelitian dapat lebih memahami sehingga dapat memberikan respon yang sesuai seperti yang dimaksudkan.

Proses penerjemahan ini dilakukan dengan back-translation bersama-sama dengan salah satu dosen Psikologi, yaitu C. Siswa Widyatmoko, M.Si..

Proses penerjemahan ini dilakukan dengan melibatkan beberapa pihak. Pihak pertama adalah seseorang yang menguasai ilmu Psikologi dan yang ahli dalam bahasa Inggris. Pihak pertama ini akan diminta untuk menerjemahkan skala bahasa inggris tersebut ke dalam bahasa indonesia untuk setiap itemnya. Kemudian, skala bahasa indonesia yang diperoleh dari proses penerjemahan oleh pihak pertama akan diberikan kepada pihak kedua. Pihak kedua adalah

seseorang yang menguasai bahasa inggris dan bahasa indonesia dengan baik serta tidak mengetahui skala asli yang akan digunakan dalam penelitian. Penguasaan bahasa pihak kedua dipastikan ketika individu tersebut telah tinggal minimal 2 tahun di negara dengan bahasa inggris sebagai bahasa utama dan menguasai bahasa indonesia sebagai bahasa ibu. Setelah proses penerjemahan oleh pihak kedua selesai, maka tahap selanjutnya adalah perbandingan dari kedua terjemahan skala tersebut. Proses perbandingan ini dilakukan melalui diskusi bersama peneliti, pihak pertama, dan pihak kedua. Apabila telah sesuai, maka item-item skala tersebut dapat digunakan.

Setelah proses diskusi selesai, maka tahap selanjutnya adalah try-out.

Try-out akan dilakukan pada subjek yang memiliki umur terkecil pada skala usia remaja, yaitu 12 tahun. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat memastikan bahwa kalimat yang digunakan pada item-item skala dapat dipahami dan direspon dengan baik dan sepenuhnya oleh subjek. Apabila ditemukan kalimat yang sulit untuk dipahami dalam item skala tersebut, maka peneliti akan mendiskusikannya kembali dan menggunakan kalimat yang lebih mudah dipahami oleh subjek.

Skala CRSQ yang diadaptasi kedalam bahasa Indonesia telah digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh C. Siswa Widyatmoko, M.Si., Felicia Anindhita, Elisabeth Haksi Mayawati, Fiona Damanik, Flaviana Rinta Ferdian, dan Maria Kristanti Dara Novianta Widodo. Data penelitian yang diperoleh pada skala CRSQ memiliki reliabilitas dengan α sebesar 0.889. Angka ini menunjukkan adanya reliabilitas yang tinggi dari

skala CRSQ Indonesia.

Tabel.1

Uji Reliabilitas CRSQ Indonesia

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.889 .887 36

2. Aktivitas Seksual

Skala yang digunakan untuk mengukur aktivitas seksual dibuat oleh peneliti sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing skripsi. Proses pembuatan ke 14 item peryataan (6 item aktivitas seksual mental, 8 item aktivitas seksual perilaku) pada skala ini dilakukan dengan proses diskusi dengan expert sebagai salah satu cara untuk memastikan validitas dari skala ini. Frekuensi aktivitas seksual yang digunakan sebagai pilihan jawaban ditentukan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safarinejd (2006). Frekuensi aktivitas seksual tersebut adalah 0 (tidak pernah sama sekali), 1-2 kali (dalam seminggu), 3-4 kali (dalam seminggu), dan lebih dari 4 kali (dalam seminggu). Kemudian, untuk memastikan kata-kata yang digunakan pada skala ini dapat dipahami dengan baik oleh subjek, 9 subjek ditanyakan pendapatnya mengenai pemahaman mereka akan skala. Kesembilan subjek mengemukakan bahwa mereka dapat memahami pernyataan-pernyataan di dalam skala dengan baik. Setelah proses pengambilan data, reliabilitas skala dihitung dan diperoleh α sebesar 0.878. Oleh karena nilai α > 0.50, maka angka reliabilitas pada skala aktivitas

seksual ini terbilang baik.

Oleh karena skala ini digunakan sebagai try-out terpakai, maka analisis item perlu dilakukan untuk memastikan bahwa item-item pada skala mengukur atribut yang sama sebagaimana yang diukur oleh keseluruhan item (Supratiknya, 2014). Cara untuk melakukan analisis item adalah dengan menghitung rit pada item-item skala. Suatu item dikatakan memiliki korelasi ≥ 0.20 dengan skor total, layak dipertahankan (rit ≥ 0.20). Analisis item untuk menghitung rit dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Berikut adalah hasil analisis SPSS yang diperoleh:

Tabel.3

Analisis Item Skala Aktivitas Seksual

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted AKT_SEX_M1 5.52 32.253 .262 .884 AKT_SEX_M2 5.57 29.734 .576 .868 AKT_SEX_M3 5.61 28.646 .736 .859 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Tabel.2

Uji Reliabilitas Skala Aktivitas Seksual

Cronbach's Alpha N of Items

AKT_SEX_M4 5.85 30.073 .682 .864 AKT_SEX_M5 5.88 30.296 .654 .865 AKT_SEX_M6 5.79 30.386 .593 .867 AKT_SEX_P7 5.13 30.225 .374 .883 AKT_SEX_P8 5.89 32.907 .251 .882 AKT_SEX_P9 6.08 31.345 .602 .868 AKT_SEX_P10 5.59 28.813 .596 .867 AKT_SEX_P11 5.75 29.300 .680 .862 AKT_SEX_P12 5.97 29.999 .635 .865 AKT_SEX_P13 6.08 31.507 .571 .870 AKT_SEX_P14 6.05 30.754 .648 .866

Nilai rit pada tabel di atas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil bahwa semua item skala aktivitas seksual memiliki nilai rit ≥ 0.20. Maka, dapat disimpulkan bahwa item-item skala aktivitas seksual memiliki kualitas item yang baik.

Dokumen terkait