• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

3. Pertanggungjawaban

Dalam melaksanakan tugas, wewenang, hak dan kewajibannya dalam pengelolaan keuangan desa, Kepala Desa memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan. Laporan tersebut bersifat priodik semesteran dan tahunan, yang disampaikan ke bupati/walikota dan ada juga yang disampaikan ke BPD.

6. Good Governance

Menurut UNPD dalam LAN dan BPKP (2000), definisi good governance adalah hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara Negara sektor swasta dan masyarakat. Berdasarkan hal ini, UNDP

kemudian mengajukan karakteristik dari good governance sebagai berikut:

Partispasi, Supremesi Hukum, Tranparansi, Cepat Tanggap, Membangun Konsensus, Kesetaraan, Efektif dan Efesien, Bertanggungjawab, serta memiliki Visi Misi yang Strategi. Dari kesembilan karakteristik ini saling memperkuat dan tidak bisa berdiri sendiri (LAN dan BPKP, 2000).

Sedangkan menurut Hardiwinoto (2017) Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang bertanggungjawab sejalan dengan prinsip demokrasi yang bertujuan untuk menghindari adanya salah Alokasi Dana Investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administrative, Good Governance menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan Political Framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha (Hardiwinoto, 2017). Dalam penerapan Good Governance perlu diperhatikan prinsipprinsip dasar yang telah menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dalam Hardiwinoto (2017), dari ke Sembilan prinsip Good Governance terdapat tiga poin terpenting di dalamnya yaitu :

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah sebuah kewajiban melaporkan dan bertanggungjawab atas keberhasilan ataupun kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya (Mardiasmo, 2017). Sedangkan menurut Wiratna (2015) menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan suatu bentuk keharusan seorang (Pemimpin/Pejabat/Pelaksana) untuk meyakinkan bahwa tugas

dan kewajibanya sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Wiratna, 2015:82).

Untuk dapat menerapkan prinsip akuntanbilitas tersebut diperlukan berbagai sumber daya dan sarana pendukung, diantaranya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompoten serta dukungan sarana teknologi informasi yang memadai dan dapat diandalkan (Oktaresa, 2015).

2. Transparansi

Transparansi merupakan suatu tolak ukur disusun prinsip keterbukaan yang tentu dapat menjadikan masyarakt lebih khusus masyarakat Desa untuk memperoleh dan mengetahui penjabaran akses informasi seluas-luasnya mengenai keuangan Daerah atau Desa (Mahmudi, 2015:17).

Sedangkan menurut Permendagi No. 113 Tahun 2014, transparansi adalah suatu kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yaitu informasi tentang kebijakan, proses pembuatan, dan pelaksaannya serta hasil yang telah di capai (Permendagri No. 113 Tahun 2014).

3. Partisipasi

Partisipasi menurut LAN dan BPKP adalah setiap warga Negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstuksif.

Partispasi berarti, mengambil keputusan publik secara partisipasif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang akan terpengaruh dengan keputusan tersebut.

Partisipasi merupakan elemen yang sangat berpengaruh dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD). Menurut Baum (2015:1), partisipasi adalah ketelibatan anggota masyarakat dalam pemerintahan dalam berbagai kegiatan perencanaan, keoorganisasian, pemberdaya masyarakat, dan bentuk-bentuk termasuk aktivitas yang memungkinkan beberapa individu dan kelompok-kelompok yang representatif untuk mempengaruhi keputusan publik. Partisipasi masyarakat dapat mendukung tugas pemerintah untuk mengindetifikasikan kebutuhan masyarakat, mengatur agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program sesuai denga kebutuhan dan aspirasi masarakat (Kurrohman, 2015).

Prinsip-prinsip partisipasi dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti berikut (Kurrohman, 2015):

1. Adanya forum untuk menampung partisipasi masyarakat yang representatif, jelas arahnya dan dapat dikontrol, bersifat terbuka dan insklusif, harus ditempatkan sebagai mimbar masyarakat mengespresikan keinginannya

2. Kemampuan masyarakat terlibat dalam proses pembuatan keputusan

3. Fokus pemerintah adalah memberikan arah dan mengundang masyarakat untuk berpartisipasi

4. Akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dalam proses

pengambilan keputusan.

C. Konsep Good Governance

1. Pengertian Good Governance

Good Governance sering diartikan sebagai tata pemerintahan yang baik. Menurut World Bank dalam Mardiasmo (2009:18) mendefinisikan good governance sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.

Sedangkan menurut United Nations Development Program (UNDP) dalam Mardiasmo (2009:18) mendefinisikan good governance sebagai praktik penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi, dan administratif di semua tingkatan. Dalam konsep ini, good governance memiliki 3 pilar penting, yaitu:

a. Economic governance (kesejahteraan rakyat)

b. Political governance (proses pengambilan keputusan)

c. Administrative governance (tata laksana pelaksanaan kebijakan) Selain itu good governance memiliki 3 domain dalam proses memaknai peran kunci stakeholders (pemangku kepentingan) yaitu sebagai berikut :

a. Pemerintah, berperan menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusi

b. Sektor Swasta, berperan menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan serta penggerak di bidang ekonomi

c. Masyarakat, berperan mendorong interaksi sosial, ekonomi, politik, dan mengajak seluruh anggota masyarakat berpartisipasi.

2. Prinsip-prinsip Good Governance

Untuk memahami good governance diperlukan pemahaman atas prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. Hal ini berfungsi sebagai indikator atau tolak ukur kinerja pemerintah. Adapun prinsip-prinsip good governance menurut UNDP dalam Mardiasmo (2009:18) mengungkapkan bahwa karakteristik atau prinsipprinsip yang dikembangkan dalam pelaksanaan good governance meliputi :

a. Participation. Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.

b. Rule of law. Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandangan bulu.

c. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.

d. Responsiveness. Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholder.

e. Consensus orientation. Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.

f. Equity. Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan.

g. Efficiency and Effectiveness. Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara bedaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).

h. Accountability. Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.

i. Strategic vision. Penyelenggara pemerintah dan masyarakat harus memiliki visi jauh ke depan.

D. Kerangka Pikir

Pemberian dana desa dengan jumlah yang cukup besar tentunya menuntut tanggungjawab yang besar pula oleh aparat desa maka prinsip good governance harus di terapkan di Perencanaan, Pelaksanaan, Pertanggung jawaban dalam pengelolaan alokasi dana desa.

Gambar 1.2

Bagan Kerangka Pikir

E. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini berangkat dari latar belakang masalah kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkan teori dalam tinjauan pustaka. Fokus penelitian ini terdiri beberapa hal pokok yang perlu di uraikan yaitu Untuk mengetahui Pengolaan Dana Desa dalam mewujudkan good governance di Desa Biji Nangka Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai.

Pengelolaan Dana Desa dalam mewujudkan good governance

GOOD GOVERNANCE

Pertanggung jawaban Pelaksanaan

Perencanaan

F. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Perencanaan merupakan tahap awal dalam pengelolaan Dana Desa.

Kegiatan perencanaan ini dilkakukan untuk menyusun kegiatan pelaksanaan Dana Desa.

2. Pelaksanaan merupakan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari dana desa dan sepenuhnya dilaksanakan oleh tim pelaksana desa (Pemerintah Desa) serta untuk mendukung keterbukaan dan penyampaian informasi secara jelas kepada masyarakat.

3. Pertanggungjawaban merupakan kegiatan melaksanakan tugas, wewenang, hak dan kewajiban dalam pengelolaan Dana Desa. Yang dimana Kepala Desa memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan. Laporan tersebut bersifat priodik semesteran dan tahunan, yang disampaikan ke bupati/walikota dan ada juga yang disampaikan ke BPD.

28 BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 2 (Dua) bulan yaitu dimulai dari 05 Maret sampai dengan 27 April 2019. Tempat atau lokasi penelitian dilakukan di Desa Biji Nangka Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis

Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data dari kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang serta perilakunya yang bisa diamati.

2. Tipe

Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian fenomenologi yaitu bentuk penelitian yang meneliti fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas. Dengan maksud peneliti mendapat dan mengumpulkan data yang mendalam lagsung dari lokasi penelitian dan memberi gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti.

C. Sumber Data

Sumber Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder :

1. Data Primer, data ini adalah data yang diperoleh melalui hasil wawancara di instansi terkait.

2. Data Sekunder, data ini adalah data yang dikumpulkan peneliti yang sumbernya dari data-data sebelumnya menjadi seperangkat informasi dalam bentuk dokumen, laporan-laporan, dan informasi tertulis lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian.

D. Informan Penelitian

Informan merupakan sumber data yang penting dalam penelitian harus menggunakan teknik yang tepat. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling adalah suatu teknik penarikan informan yang digunakan apabila unsur-unsur yang ada dalam lokasi penelitian tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk ditarik/ dipilih menjadi informan dalam penelitian ini. Adapun informan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

No Informan peneliti Ket.

1 Kepala Desa Biji Nangka Kecamatan Sinjai Borong 4 Masyarakat Biji Nangka Kecamatan Sinjai Borong

Kabupaten Sinjai

3 Org

JUMLAH 6 Org

E. Teknik Pengumpulan data

1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan data yang diperoleh secara langsung yang di sesuaikan dengan objek yang diteliti. Jenis filed research yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dimana penulis terjun langsung mendatangi informan di lokasi Penelitian.

2. Wawancara, merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari informan. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari informan untuk memperkuat hasil penelitian.

3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara melalui dokumen-dokumen tentang gejala atau fenomena yang akan diteliti di lapangan, dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara meneliti dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan objek yang di teliti.

F. Teknik analisis data

Analisis data proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012: 244).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlansung secara terus menerus dan sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Reduksi Data yaitu proses pemilihan, permusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan dilapangan. Dalam reduksi data peneliti menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat di tarik dan diverifikasi oleh peneliti.

2. Penyajian Data adalah menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dalam penyajian data peneliti mengumpulkan informasi yang tersusun yang memberikan

dasar pijakan kepada peneliti untuk melakukan suatu pembahasan dan pengambilan kesimpulan. Penyajian ini kemudian untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang terpadu sehingga mudah diamati apa yang sedang terjadi kemudian menentukan penarikan kesimpulan secara benar.

3. Verifikasi, yaitu menarik kesimpulan mengenai masalah penelitian berdasarkan penyajian data penelitian.

Makna-makna yang muncul dari data harus diamati, diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yang merupakan validitasnya. Ketiga komponen berinteraksi sampai didapat suatu kesimpulan yang benar. Maka diperoleh data yang akurat dalam bentuk proposisi sebagai temuan dalam penelitian ini.

G. Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan data, diperlukan teknik pemeriksaan untuk menetapkan keabsahan data. Menurut Meleong (2012) pelaksanaan teknik pemeriksaan di dasarkan akan sejumlah kriteria tertentu, kriteria tersebut adalah derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferbility), ketergantungan (depandability) dan kepastian (confirmability). Dalam penelitian ini akan menggunakan salah satu

kriteria pemeriksaan di atas, yaitu derajat kepercayaan (credibility) dengan teknik pemeriksaan triangulasi data. Menurut William dalam sugiyono (2011:273) triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Menurut peneliti salah satu cara paling tepat untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan hasil triangulasi peneliti, metode, dan sumber data. Dengan mengacu kepada Denzin dalam Maleong (2012:330).

1. Triangulasi Dengan Sumber Data

Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

( Paton, 1987:331) dalam (Maleong, 2012:330) 2. Triangulasi Dengan Metode

Pada triangulasi data menurut Patton (1987:329) dalam Maleong (2012:331) terdapat dua strategi yaitu : (1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumplan data, dan (2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3. Triangulasi Penyidik/Peneliti

Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subjektivitas, dan kemampuan merekam data oleh peneliti dilapangan.

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Kondisi Geografis Kabupaten Sinjai

Kabupaten Sinjai terletak di Jazirah Selatan bagian Timur Propinsi. Sulawesi Selatan dengan Ibukotanya Sinjai. Berada pada posisi 50 2' 56" sampai 50 21' 16" Lintang Selatan dan 1190 56' 30" sampai 1200 25' 33" Bujur Timur. Disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone, di sebelah Timur dengan Teluk Bone, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Bulukumba, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Gowa.

Sebelah Utara: Kabupaten Bone Sebelah Selatan : Teluk Bone

Sebelah Barat : Kabupaten Bulukumba Sebelah Timur : Kabupaten Gowa

2.

Wilayah administratif terbagi atas 9 Kecamatan dan terdiri dari 80 Desa/ Kelurahan, dan 259 lingkungan/dusun dengan luas wilayah 819,96 Km2, atau 1,29 persen dari luas wilayah daratan Propinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan situasi Geografis, daerah Kabupaten Sinjai beriklim Sub Tropis. Curah hujan rata-rata 2.772 sampai 4.847 milimeter dengan 120 Deep rain pertahun. Musim Hujan dimulai Februari s/d Juli dan

musim panas mulai Agusutus s/d Oktober serta kelembaban mulai November s/d Januari.

Sinjai berada pada ketinggian antara 25 sampai 1000 meter diatas permukaan laut. Luas daerah 8.1996 Ha, dengan 4,62 persen berada pada ketinggian 25 m diatas permukaan laut, 9,74 persen berada pada ketinggian 100 m diatas permukaan laut, 55,35 persen berada pada ketinggian 100 – 500 m dari permukaan laut, 21,18 persen berada pada ketinggian 500 – 1000 m dari permukaan laut dan 21,18 persen berada pada ketinggian diatas 1000 m dari permukaan laut.

2. Kepadatan Penduduk

Penduduk Tahun 2012 penduduk Kabupaten Sinjai berjumlah 232.612 jiwa yang terdiri dari 112.700 laki-laki dan 119.912 perempuan dengan kepadatan penduduk. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Sinjai Utara sebanyak 44.309 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Pulau Sembilan sebanyak 8.062 jiwa. Kecamatan yang paling padat penduduknya terdapat di Kecamatan Sinjai Utara dengan kepadatan 1498 jiwa/Km2. Sedangkan kecamatan yang jarang penduduknya adalah Kecamatan Pulau Sembilan 1.068 jiwa/Km2.

Jumlah rumah tangga yang paling banyak terdapat di Kecamatan Sinjai Selatan yaitu 10.268 rumah tangga, dan jumlah rumah tangga yang paling kecil adalah Kecamatan Pulau Sembilan yaitu 2.037

rumah tangga (BPS, Sinjai Dalam Angka, 2013). Penduduk Kabupaten Sinjai didominasi oleh penduduk berusia 5 – 9 tahun sejumlah 26.861 jiwa, yang terdiri dari 13.760 laki-laki dan 13.101 perempuan.

Sedangakan usia yang paling sedikit adalah 70 – 74 tahun berjumlah 4.285 jiwa, terdiri dari 1.765 laki-laki dan 2.520 perempuan (BPS, Sinjai Dalam Angka, 2012). Prediksi jumlah penduduk dimasa yang akan datang dilakukan melalui suatu metode pendekatan matematis dengan pertimbangan pertumbuhan jumlah penduduk 5 (lima) tahun terakhir. Data kecenderungan perkembangan penduduk kabupaten Sinjai, kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dengan tingkat perkembangan rata-rata 0,8%

pertahun, maka dapat diestimasikan jumlah penduduk hingga akhir tahun perencanaan, yaitu Tahun 2031. Berikut ini tabel yang menunjukkan hasil analisis perkembangan jumlah penduduk di kabupaten Sinjai Tahun 2011 - 2031.

Tabel 1.1

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamtan di Kabupaten Sinjai

Bulupoddo 99,47 4.471 15.865 15

Pulau Sembilan 7,55 2.037 8.062 9 15

Kabupaten Sinjai 819,96 60 378 232 612 9 28 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai Tahun 2012 4

Distribusi dan tingkat kepadatan penduduk masingmasing kecamatan tidak merata, akumulasi kepadatan penduduk Kabupaten Sinjai mencapai 279 jiwa/Km2. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Sinjai Utara yaitu 1.471 jiwa/Km2, kemudian disusul oleh Kecamatan Pulau Sembilan dengan kepadatan 981 jiwa/Km2, dan Kecamatan Sinjai Timur dengan kepadatan 403 jiwa/Km2. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Bulupoddo dan Sinjai Barat dengan masing-masing kepadatan rata-rata 159 jiwa/Km2, dan 170 jiwa/Km2. Secara kuantitas tingkat kepadatan penduduk tersebut dipengaruhi oleh perbandingan jumlah penduduk yang mendiami setiap kecamatan terhadap luasan (perubahan luas) wilayah kecamatan.

Tabel 1.2

Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Sinjai

Kelompok Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah

00 – 04 11 783 11 194 22 977

40 – 44 7 159 7 806 14 965

45 – 49 5 535 6 450 11 985

50 – 54 5 104 5 751 10 855

55 – 59 3 818 4 239 8 057

60 – 64 2 932 3 888 6 820

65 – 69 2 434 31 196 5 630

70 – 74 1 765 2 520 4 285

75 + 2 124 3 488 5 612

Jumlah 112 700 119 912 232 612

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai

Pembahasan penduduk menurut struktur usia dimaksudkan untuk mengetahui jumlah penduduk pada setiap kelompok umur tertentu, terutama kelompok umur yang ada kaitannya dengan usia sekolah, usia kerja dan usia produktif. Pengelompokan umur di Kabupaten Sinjai pada Tahun 2010 - 4) -

Angkatan Kerja (15 - 54) tahun : 124.545 jiwa.

Usia angkatan kerja yang terdapat di Kabupaten Sinjai relatif memadai dan termasuk dalam kelompok usia produktif yang lebih baik. Di samping itu golongan tersebut juga termasuk penduduk usia sekolah dan kemungkinan mereka sekolah sambil bekerja. Berdasarkan pada uraian tersebut maka kelompok usia 15 - 54 tahun adalah kelompok usia produktif dan digolongkan sebagai angkatan kerja dengan jumlah penduduk 124.545 jiwa, selebihnya dapat diasumsikan sebagai kelompok usia non produktif yang menjadi tanggungan kelompok usia produktif.

3. Tenaga Kerja

Menurut data yang bersumber dari Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Sosial pada tahun 2012, jumlah tenaga kerja berdasarkan sektor lapangan usaha yang terdaftar adalah 2676 orang terdiri dari 2264 laki-laki dan 412 perempuan, dan banyaknya tenaga kerja yang telah diberi pelatihan keterampilan khusus pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial pada tahun 2011 adalah 40 orang dan pada tahun 2012 sebanyak 55 orang.

Tabe l 1.3

Jumlah Perusahaan Berdasarkan Sektor LapanganUsaha dan Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Sinjai

NO. Sektor Lapangan

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai

4. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Sinjai

1. Sekretariat

Melaksanakan pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas di lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

a) koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan anggaran di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa serta tugas pembantuan di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa

b) pengelolaan data dan informasi di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa

c) koordinasi dan pelaksanaan kerja sama di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa

d) koordinasi pengelolaan dan laporan keuangan di lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

e) penyusunan bahan rancangan peraturan perundang-undangan dan fasilitasi bantuan hukum di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa

f) pelaksanaan urusan organisasi dan tatalaksana di lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

g) pengelolaan kepegawaian di lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

h) penyusunan bahan pelaksanaan urusan tugas pembantuan di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa

i) koordinasi dan penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa

j) koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa

k) pengelolaan barang milik daerah di lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

l) pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumah tanggaan di lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; dan

m) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Dinas.

2. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian

a) Penyiapan dan koordinasi penyelenggaraan urusan umum, aset dan kepegawaian yang menjadi tanggung jawab Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

b) penyiapan dan mempelajari bahan-bahan/materi serta perangkat peraturan dibidang tugasnya

c) pemberian bimbingan, pengarahan dan petunjuk teknis kepada bawahan

d) penyiapan konsep naskah dinas dibidang tugasnya e) pencatatan agenda kegiatan Kepala Dinas

f) melaksanakan kegiatan kehumasan

g) pengelolaan surat-menyurat, ekspedisi, pengadaan, pendistribusian dan melaksanakan kearsipan

h) meneliti/memaraf/menandatangani/meneruskan naskah dinas

i) pengadaan, pendistribusian dan inventarisasi peralatan perlengkapan kantor dan rumah tangga Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

j) pemeliharaan dan menjaga keamanan, kebersihan kantor serta rumah tangga Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

k) pemberian pelayanan terhadap tamu-tamu sesuai dengan keperluan/kepentingan

l) pengaturan dan menyiapkan absensi pegawai

m) penyusunan dan mengelola mutasi kenaikan gaji berkala dan kenaikan pangkat pegawai

n) penyiapan bahan rekomendasi yang diperlukan untuk promosi, mutasi, rencana penambahan pegawai serta pensiun pegawai

o) pelaksanaan pembinaan dan pengembangan karir pegawai

p) pengkoordiniran dan menyiapkan bahan-bahan untuk Daftar Susunan Pegawai (DSP) serta Daftar Urutan Kepangkatan (DUK) q) pengkoordiniran pembuatan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) oleh

atasan masing-masing di lingkungan Dinas sebagai bahan pertimbangan selanjutnya

r) pembuatan rencana kebutuhan pegawai, peningkatan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, kebutuhan pendidikan dan pelatihan penjenjangan Pegawai Negeri Sipil

s) pembinaan, menggerakan, menegakan serta menegur baik secara lisan maupun secara tertulis yang melanggar ketentuan Pegawai Negeri Sipil

t) penyiapan dan menyusun laporan realisasi pelaksanaan tugas

u) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

3. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan a) Penyiapan dan koordinasi penyelenggaraan urusan Keuangan,

3. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan a) Penyiapan dan koordinasi penyelenggaraan urusan Keuangan,

Dokumen terkait