Q. Jasa lainnya
3.7.2 Pertanian Holtikultura
Pertanian holtikultura yang terdapat di Kabupaten Banyuasin meliputi tanaman buahan dan sayuran. Untuk tanaman buah-buahan diproduksi hampir di semua kecamatan. Jenis buah-buah-buahan yang dihasilkan meliputi mangga, jeruk, pepaya, sawo, durian, duku, nangka, jambu biji, rambutan dan pisang. Produksi tertinggi yaitu untuk tanaman jeruk, rambutan dan pisang yang masing-masing 3.143 ton, 1.262,7 ton dan 37.404,1 ton di tahun 2010.
Produksi tanaman sayuran yang dihasilkan di Kabupaten Banyuasin meliputi kacang panjang, cabai, tomat, terong, timun, kangkung, bayam dan buncis. Total produksi terbesar yaitu untuk komoditi terong mencapai 318,6 Ton dan produksi terkecil yaitu komoditi buncis sebesar 36,6 ton.
3.7.3 Perkebunan
Karet, kelapa sawit dan kelapa merupakan komoditi perkebunan yang banyak diusahakan oleh rakyat Kabupaten Banyuasin, dibanding dengan komoditi kopi dan kakao. Hal ini terlihat dari jumlah produksi untuk karet di tahun 2010 yaitu produksi perkebunan rakyat sebesar 95.334,5 ton dan produksi PBMN dan PBSN sebesar 31.675 Ton. Perkembangan luas area perkebunan karet Tahun 2004 – Tahun 2008 meningkat sekitar 4,7 % dari 88.826 Ha di Tahun 2004 menjadi 96.631 Ha di Tahun 2008. Potensi perkebunan karet terutama tersebar di Kecamatan Betung, Banyuasin III, Ranbutan dan Rantau Bayur.
Untuk komoditas kelapa sawit, Kabupaten Banyuasin memberikan kontribusi hasil produksi bagi Sumatera Selatan sekitar 13%, yaitu 31392 ton untuk perkebunan rakyat dan 99.932 Ton dari PBMN dan PBSN. Perkembangan luas area perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Banyuasin terus mengalami peningkatan sebesar 20% dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 yaitu 65.191 Ha menjadi 106.546 Ha. Persebaran potensi perkebunan sawit di Kabupaten Banyuasin terutama berada di Kecamatan Pulau Rimau, Talang Kelapa, Betung dan Kecamatan Banyuasin III, sementara pada komoditas kelapa Kabupaten Banyuasin memberikan kontribusi terbesar di Sumatera Selatan sekitar 62% dengan hasil produksi 39567 ton dari perkebunan rakyat serta 2576 dari PBMN dan PBSN, luas area komoditi kelapa dari tahun 2005 seluas 33.994 Ha terus meningkat sekitar 5% di Tahun 2008 menjadi 35.677 Ha. Potensi perkebunan kelapa tersebut tersebar di kawasan pesisir terutama berada di Kecamatan Muara Telang, Muara Padang, Muara Sugihan, Makarti Jaya, Pulau Rimau dan Rambutan. Hasil komoditas lainnya 808 ton untuk kopi serta 16 ton kakou. Total areal perkebunan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010 sebesar 233.432 Ha yang terdiri dari 152.624 perkebunan rakyat dan 88.808 Ha PBSN dan PBN.
3.7.4 Peternakan
Jenis peternakan yang diusahakan di Kabupaten Banyuasin meliputi peternakan besar seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan babi serta peternakan unggas yang meliputi ayam petelur, ayam pedaging, ayam buras dan itik. Populasi ternak dan unggas di Kabupaten Banyuasin cenderung terus meningkat. Populasi ternak tahun 2010, untuk kambing sebanyak 24.145 ekor, sapi sebanyak 25.325 ekor. Kerbau dan domba masing-masing hanya sekitar dua ribuan ekor. Populasi unggas ayam ras sebanyak 12.442.100ekor, ayam bukan ras sebanyak 804.200 ekor dan itik sebanyak 96.700 ekor.
3.7.5 Perikanan
Kegiatan perikanan pada perekonomian daerah, memberikan kontribusi sekitar 13,0 persen sehingga posisinya menempati pada urutan
kedua setelah sub sektor Tanaman Bahan Makanan yaitu dari hasil produksi penangkapan ikan dan budidaya ikan. Produksi ikan tahun 2010, sebanyak 58.979,91 ton, yang diperoleh dari hasil penangkapan ikan di laut sebanyak 37.557,77 ton, penangkapan ikan di perairan umum sebanyak 8.656,80 ton dan hasil budidaya ikan 12.765,34 ton. Sedangkan jenis ikan dari perairan umum yang berkualitas ekspor diantaranya jenis ikan Bandeng, Udang Windu dan lain sebagainya. Potensi untuk perikanan umum hampir merata di setiap kecamatan, sedangkan jenis perikanan laut hanya terdapat di Kecamatan Banyuasin II dan Air Salek. Untuk jenis perikanan budidaya terdapat di Kecamatan Tanjung Lago, Muara Padang, Muara Sugihan dan Muara Telang.
3.8 Pariwisata
Sektor pariwisata, seni dan budaya merupakan bidang pembangunan yang memiliki potensi yang begitu besar untuk dikembangkan di Kabupaten Banyuasin. Kualitas sumber daya tarik wisata di Kabupaten Banyuasin cukup beragam, baik keunikan/kelangkaan, keragaman daya tarik maupun jangkauan pemanfaatannya bagi wisatawan. Misalnya sumber daya wisata Taman Nasional Sembilang yang dengan luas sekitar 202.750 hektar mempunyai keunikan sumber daya hayati yang tidak ditemukan di tempat lain dan merupakan salah satu dari dua situs ramsar lahan basah yang ada di Indonesia. Keistimewaan kawasan Sembilang terutama karena keberadaan Hutan Mangrove paling tebal di dunia (sekitar 35 km) yang merupakan habitat berbagai jenis tanaman dan hewan langka, sebagai tempat berkumpulnya kelompok burung migran jenis stork serta jenis burung langka Wallace Hawk Eagle.
Kawasan hutan bakau yang sangat tebal, pesisir pantai yang sangat panjang serta keberadaan permukiman nelayan di perairan pantai yang unik dengan pusatnya yang berada di Desa Sungsang cukup menunjang dan menambah keragaman daya tarik wisata di kawasan Sembilang. Potensi eco-tourism yang sangat unik serta daya tarik yang sangat
daya wisata kawasan perkebunan di Kabupaten Banyuasin cukup mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. Namun demikian, ragam daya tarik di area perkebunan terbatas pada panorama/nuansa hijau perkebunan dan kegiatan pengolahan hasil perkebunan yang ada di lokasi. Pada saat ini kawasan perkebunan yang ada di Kabupaten Banyuasin terutama Melania dan Sembawa sudah dimanfaatkan masyarakat disekitarnya sebagai tempat berwisata.
Tabel 3.21
Potensi Wisata di Kabupaten Banyuasin
No Nama
Objek Wisata Objek WisataJenis Potensi
1 Taman Nasional Sembilang
Sungai Sembilang
Eko-Wisata/Satwa Hutan Lindung
Hewan/Satwa 2 Perkampungan Nelayan
Sungsang Desa Sungsang
Wisata Bahari/Budaya Panorama Pantai/Laut
Nelayan/Binatang Laut 3 SPP Sembawa Desa
Sembawa Agro-Wisata Tanaman Hias
Tanaman Hortikultura
Teknologi Pertanian 4 Pulau Gemampo Desa
Lebong
Wisata Alam Panorama Alam
Danau/Pulau 5 Bom Berlian Kelurahan
Pangkalan Balai
Wisata Alam Panorama Alam
Danau/Pulau 6 PT. Sawit Mas Sejahtera
Desa Langkan
Agro-Wisata Perkebunan Sawit
Teknologi Perkebunan Sawit
7 PT. Melania
Desa Mainan Agro-Wisata Perkebunan Karet
Teknologi Perkebunan Karet
8 Hutan Lindung Lebong Hitam
Lebong Hitam/Jalur 21 Air Sugihan
Eko-Wisata Habitat Gajah
Sumatera
Studi Ekologi/Habitat 9 Pulau Pejaye
Desa Srijaya Wisata Alam Panorama Alam
Bumi Perkemahan Banyuasin
10 Tugu Sejarah Silk Air Desa Tanjung Mas
Wisata Sejarah/Budaya Panorama Alam
Tugu/Monumen Sejarah 11 Fron Langkan
Desa Langkan Monumen Sejarah Tugu Sejarah
Data Sejarah
Perjuangan 12 Eks. PENAS
Desa Sembawa Agro-Wisata Panorama Alam
Danau/Balong Teknologi Pertanian Tanaman Hortikultura/Hias 13 Tebenan Indah Desa Tebenan
No Nama
Objek Wisata Objek WisataJenis Potensi
Permainan
Teknologi Perkebunan
Tanaman
Hortikultura/Hias 14 Danau Tanah Mas
Kelurahan Tanah Mas
Wisata Bermain Kolam Renang
Kolam Bermain Kereta Luncur Sepeda Air 15 Pemancingan Putra Berlian Kelurahan Pangkalan Balai
Kolam Pemancingan Pemancingan
Kuliner 16 Kolam Renang Delima
Kelurahan Pangkalan Balai
Kolam Renang Kolam Renang Anak-anak
Kolam Renang Dewasa 17 PT. Pertamina/Sungai
Gerong
Desa Sungai Gerong
Wisata Alam/Teknologi Pemandangan Pantai
Kolam Renang
Olahraga Golf
Teknologi
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin Tahun 2012-2032
Kualitas dan kuantitas (ragam) unsur penunjang pada masing-masing potensi objek wisata meliputi sarana dan prasarana transportasi dan fasilitas penunjang wisata yang lain. Dalam skala kabupaten, sarana dan prasarana penunjang pariwisata di Kota Pangkalan Balai sebagai ibukota kabupaten, masih sangat terbatas dan belum bisa menunjang pengembangan kegiatan pariwisata di daerah ini. Sumber daya wisata yang ada di wilayah Kabupaten Banyuasin pada umumnya sudah dijangkau oleh prasarana jalan raya, sehingga mudah dicapai dengan transportasi darat, kecuali objek wisata yang berada di wilayah pantai timur seperti Taman Nasional Sembilang, Air Sugihan dan Permukiman Nelayan Sungsang hanya dapat dicapai melalui transportasi air/sungai, karena tidak ada jalan raya yang menuju ke lokasi ini. Dengan tidak adanya sarana dan prasarana penunjang yang dibangun di kawasan Sembilang ini disebabkan karena kondisi daya dukung tanah yang rendah dan wilayah yang sangat luas ini termasuk dalam kategori kawasan lindung dengan penduduk yang sangat jarang. Seperti pada umumnya perkebunan besar di daerah lain, kawasan perkebunan Melania maupun
diantaranya tempat pertemuan, guest house dan sitting place. Keberadaan sarana dan prasarana tersebut sangat menunjang kemungkinan pengembangannya sebagai suatu objek wisata agro. Disisi lain, beberapa area perkebunan sawit yang relatif baru dibuka serta beberapa sumber daya wisata kehutanan (hutan wisata) pada saat ini belum dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata.
Sementara ini pemanfaatan objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Banyuasin masih terbatas untuk masyarakat setempat dan lokasi yang sering dikunjungi untuk kegiatan rekreasi terutama di kawasan perkebunan Melania dan Sembawa. Suaka Margasatwa di pantai timur, terutama Taman Nasional Sembilang pada saat ini sudah dimanfaatkan meskipun hanya untuk kalangan yang sangat terbatas terutama untuk kegiatan penelitian. Demikian juga untuk beberapa objek wisata budaya seperti Makam Demang Lebar Daun serta lokasi jatuhnya pesawat Silk Air, pemanfaatannya masih sangat terbatas. Upaya pemasaran objek dan daya tarik wisata di wilayah Kabupaten Banyuasin yang sudah dilakukan sampai saat ini masih berupa penerbitan leaflet/brosur oleh instansi pemerintah setempat, sedangkan upaya pemasaran bagi kunjungan wisatawan melalui biro perjalanan masih belum dilakukan. Khusus untuk kawasan Sembilang, penetapannya sebagai Calon Taman Nasional sangat menguntungkan karena secara tidak langsung ikut memasarkan kawasan ini sebagai suatu objek wisata.