• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan teori-teori dalam kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping sudah diterapkan ?

2. Bagaimana kesesuaian penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping ?

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Sedamaryanti dan Hidayat (2011: 33) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian dalam pencarian fakta status kelompok manusia pada suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat. Asra, dkk. (2014: 25) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian empirik (berdasarkan bukti-bukti atau data nyata) yang dilakukan secara sistematik tentang fenomena sosial atau alam dengan menggunakan metode atau teknik statistik, matematika maupun perhitungan lainnya. Sudaryono (2016: 12) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu kondisi secara objektif. Kurniawan (2018: 37) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan suatu kondisi secara objektif. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian untuk mendeskripsikan suatu peristiwa atau fenomena tertentu secara objektif dengan interpretasi yang tepat.

Penelitian ini menggunakan metode survei. Martono (2014: 20) menjelaskan bahwa metode survei adalah metode untuk mengumpulkan

informasi menggunakan kuesioner atau angket sebagai sumber data utama.

Prastowo (2014: 175) menjelaskan bahwa metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun daerah. Werang (2015: 5) menjelaskan bahwa metode survei adalah metode yang digunakan untuk memperoleh fakta dari fenomena yang ada. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode survei adalah metode untuk mengumpulkan fakta dan informasi dari suatu objek sampel.

B. SettingPenelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru sekolah dasar negeri yang berada di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Oktober 2018.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sarwono (2006: 111) menjelaskan bahwa populasi didefinisikan sebagai perangkat unit analisis yang lengkap yang sedang diteliti. Asra, dkk. (2014: 70) menjelaskan bahwa populasi adalah kumpulan dari seluruh unsur atau elemen atau unit pengamatan (observation unit) yang akan diteliti. Sugiyono (2012: 80) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek maupun subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, yang berjumlah 24 sekolah dasar negeri. Populasi dalam penelitian ini adalah guru sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 6 yang menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah pada satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Rincian atau data populasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

14 SD Negeri Kembangjitengan 6

15 SD Negeri Mancasan 6 adalah 162 responden. Responden tersebut berasal dari 24 sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Peneliti mendapatkan informasi dan daftar sekolah dari kantor unit pelaksana teknis (UPT) Kecamatan Gamping.

2. Sampel

Sugiyono (2015: 49) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Darmawan (2013:

138) menjelaskan bahwa sampel ditentukan oleh peneliti berdasarkan

pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode, dan instrumen penelitian. Morissan (2012: 109) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan anggota populasi. Jadi sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik didasarkan pada pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode, dan instrumen penelitian. Asra, dkk. (2015: 70) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian dari unsur atau elemen atau unit pengamatan dari populasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang sedang diteliti. Peneliti mengambil sampel dari populasi dengan cara pengambilan sampel yang berdasarkan teori peluang (probability sampling) dengan metode simple random sampling. Asra, dkk. (2014: 78) menjelaskan bahwa simple random sampling adalah suatu metode pengambilan sebuah sampel yang diambil dari populasi secara acak. Pengambilan sampel simple random sampling terbagi menjadi dua yaitu dengan pengembalian (with replacement / SRS-WR) atau tanpa pengembalian (without replacement / SRS-WOR). Peneliti mengambil sampel tanpa pengembalian karena peneliti harus meneliti subjek yang berbeda tempat.

Sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan tabel penentuan jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Fernandez (dalam Sumanto, 2014: 210) menjelaskan bahwa untuk menentukan besar sampel,

aturannya seperti yang terpaparkan dalam tabel penentuan jumlah sampel minimal Krejcie dan Morgan. Berikut adalah tabel Krejcie dan Morgan taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%.

Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Minimal menurut Krejcie dan Morgan

N S N S N S

Keterangan : N = Populasi S = Sampel

Dari Tabel 3.2 dapat diketahui bahwa tabel penentuan jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan digunakan untuk menetapkan banyaknya sampel yang digunakan dalam suatu penelitian.

Dalam Tabel 3.2 peneliti mendapatkan angka populasi sebanyak 162. Dari populasi tersebut, peneliti membulatkan banyaknya populasi untuk mencari nilai dari N sehingga bisa mendapatkan nilai S (sampel). Populasi penelitian dibulatkan dari 162 menjadi 160. Tabel 3.2 menunjukkan bahwa S dari 160 adalah 113. Jadi, sampel penelitian pada penelitian ini berjumlah 113 sampel. Adapun rumus untuk menghitung sampel guru setiap sekolah adalah sebagai berikut.

Keterangan :

SP : Sampel Penelitian

n : Jumlah guru masing-masing sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman

Jp : Jumlah populasi guru sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

Jumlah sampel: Jumlah sampel sesuai dengan tabel ketentuan jumlah minimal sampel menurut Krejcie dan Morgan

Perhitungan cara penentuan sampel disajikan pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Perhitungan Sampel Penelitian

Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat penambahan sampel di beberapa sekolah. Penambahan tersebut dilakukan agar dapat memenuhi sampel sebanyak 113 sampel. Penambahan sampel tersebut dilakukan

dengan membuat undian lalu mengambilnya secara acak dan menambahkan sampel pada sekolah yang didapatkan dari undian.

D. Variabel Penelitian

Darmawan (2013: 108) menjelaskan bahwa variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2018: 57) menjelaskan bahwa variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sementara itu, Sudaryono (2016: 45) menyatakan variabel sebagai objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Creswell (2010: 77) menjelaskan bahwa variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mungkin menyebabkan, mempengaruhi, atau berdampak pada outcome. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jawaban terhadap pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Creswell juga turut menjelaskan bahwa variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel bergantung pada variabel-variabel bebas. Variabel terikat ini merupakan outcome atau hasil dari pengaruh variabel-variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter pada responden.

Creswell (2010: 71) menjelaskan dalam penelitian kuantitatif variabel-variabel saling dihubungkan untuk menjawab rumusan masalah. Dalam penelitian ini, kedua variabel di atas memiliki relasi yang dapat dihubungkan sehingga ada pengaruh pada salah satu variabel terhadap variabel lainnya yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah objek penelitian yang memiliki variasi tertentu dan menjadi fokus dalam suatu penelitian. Ciri-ciri variabel penelitian antara lain adalah memiliki variasi nilai, membedakan satu objek dengan yang lain, dan bisa diukur (Kurniawan, 2018: 191).

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data yakni kuesioner dan studi dokumenter.

1. Kuesioner

Tukiran (2012: 182) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan alat untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian. Sugiyono (2011: 192) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Mahmud (2011:

177) menjelaskan bahwa kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Margono (2010: 168) memaparkan bahwa kuesioner

adalah alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden.

Kuesioner tersebut dapat berupa pertanyaan, baik tertutup maupun terbuka.

Dilihat dari segi bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dibedakan menjadi kuesioner dengan bentuk pertanyaan terbuka dan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup (Mahmud, 2011: 178). Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya telah disediakan dan tinggal dipilih oleh responden, sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan, melainkan diserahkan kepada responden (Mahmud, 2011: 178). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner terbuka yang ditujukan untuk guru kelas 1 sampai 6 di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

2. Studi Dokumenter

Mahdi dan Muhjahidin (2014: 118) menjelaskan bahwa studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melakukan analisis dokumen-dokumen untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Sukmadinata (2008: 221) menjelaskan bahwa studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik yang bertujuan untuk memperoleh data yang relevan dengan penelitian. Margono (2010: 181) menjelaskan

bahwa studi dokumenter merupakan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan juga buku-buku tentang pendapat, teori, hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data dari dokumen yang dapat berupa arsip dan buku. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan arsip dari kantor unit pelaksana teknis (UPT) Kecamatan Gamping yang berupa informasi dan daftar sekolah yang berada di Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

F. Instrumen Penelitian

Widoyoko (2012: 53) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Sugiyono (2011: 148) menjelaskan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun fenomena sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut sebagai variabel penelitian.

Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner. Lembar kuesioner yang digunakan oleh peneliti berpedoman pada Pedoman Supervisi Klinis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Penguatan Pendidikan Karakter dari Kemendikbud (2017) dengan menambahkan pertanyaan terbuka. Peneliti menggunakan pedoman tersebut karena tujuan dari disusunnya pedoman tersebut adalah sebagai rujukan

berbagai pihak untuk melakukan sinergi dalam penerapan Penguatan Pendidikan Karakter (Kemendikbud, 2017: 3). Selain itu pedoman tersebut juga bertujuan untuk menjaring informasi praktik baik di satuan pendidikan.

Praktik baik yang telah dilakukan oleh satuan pendidikan dapat membantu peneliti dalam menjawab rumusan masalah sehingga peneliti menjadikan pedoman tersebut sebagai instrumen penelitian. Morrisan (2014: 170) menjelaskan bahwa pertanyaan dalam kuesioner dibedakan menjadi dua jenis yakni pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.

1. Pertanyaan Tertutup

Morrisan (2014: 178) menjelaskan bahwa dalam instrumen pertanyaan tertutup, responden diminta untuk memilih suatu jawaban yang disediakan oleh peneliti sehingga data yang diperoleh lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk pertanyaan butir dikotomi dalam instrumen kuesioner tertutup.

Mahmud (2011: 178) menjelaskan bahwa bentuk pertanyaan butir dikotomi adalah butir pertanyaan yang diikuti oleh dua jawaban (ya atau tidak). Responden diminta untuk memilih salah satu dari dua buah jawaban (ya atau tidak). Berikut adalah kisi-kisi instrumen pertanyaan tertutup yang telah disiapkan oleh peneliti.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup dan prestasi sekolah baik di bidang akademik maupun non akademik.

2

2 Pembiasaan Sekolah melaksanakan pembiasaan yang terintegrasi

Tabel 3.4 di atas menunjukkan bahwa terdapat 10 pertanyaan yang sudah disiapkan untuk responden. Pertanyaan tersebut dibagi dalam 4 aspek yaitu branding sekolah, pembiasaan, kegiatan ekstrakurikuler,

dan peraturan sekolah. Pertanyaan dalam instrumen ini difokuskan pada pilihan jawaban ya atau tidak ketika responden menjawabnya.

2. Pertanyaan Terbuka

Morrisan (2014: 178) menjelaskan bahwa dalam instrumen pertanyaan tertutup, responden diminta untuk memilih suatu jawaban yang disediakan oleh peneliti sehingga data yang diperoleh lebih mudah diolah. Pertanyaan terbuka memberikan responden kebebasan dalam memberikan jawaban sehingga ada peluang untuk memberikan jawaban yang mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk pertanyaan butir jawaban uraian dalam instrumen kuesioner terbuka. Mahmud (2011: 179) menjelaskan bahwa dalam butir pertanyaan jawaban uraian, peneliti mengharapkan jawaban responden secara terurai yang biasanya berupa penjelasan, alasan, pendapat, atau tanggapan responden yang tidak mungkin terungkap melalui bentuk pertanyaan tertutup. Berikut adalah kisi-kisi dari instrumen pertanyaan terbuka.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka No. Aspek Aspek yang Diamati No.

2 Pembiasaan Prestasi sekolah di bidang akademik.

3 Prestasi sekolah di bidang non

akademik

4 Program sekolah yang

mendukung gerakan literasi

5

3 Kegiatan Ekstrakurikuler wajib 6

No. Aspek Aspek yang Diamati No.

Pertanyaan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler pilihan 7 4 Peraturan

Sekolah

Peraturan yang ada di sekolah 8 Praktik baik yang dilakukan 9 Kendala-kendala yang dihadapi 10 Tabel 3.5 menunjukkan bahwa terdapat 10 pertanyaan yang telah disiapkan untuk responden. Pertanyaan tersebut dibagi dalam empat aspek yaitu branding sekolah, pembiasaan, kegiatan ekstrakurikuler, dan peraturan sekolah. Dari 10 pertanyaan tersebut, responden diharapkan menjawab dengan jawaban uraian yang memuat informasi dan penjelasan yang dibutuhkan oleh peneliti.

3. Daftar Cek

Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati (Arifin, 2011: 242). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan daftar cek yang berguna untuk memastikan kesesuaian sampel penelitian yang sudah diteliti atau belum diteliti. Berikut adalah tabel jumlah guru pada setiap sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman yang menjadi sampel penelitian. Berikut adalah daftar cek sampel penelitian.

Tabel 3.6 Daftar Cek Sampel Penelitian No. Nama

No. Nama 12 SDN Jatisawit Balecatur,

Gamping, Sleman 5 18 SDN Mejing 2 Ambarketawang,

Gamping, Sleman 8 22 SDN Patran Banyuraden,

Gamping, Sleman 4 23 SDN

Tegalyoso

Banyuraden,

Gamping, Sleman 4 24 SDN Tuguran Nogotirto,

Gamping, Sleman 4

Tabel 3.6 menunjukkan banyaknya sampel yang akan digunakan di tempat penelitian yang merupakan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Peneliti memberikan tanda centang () pada kolom keterangan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum instrumen disebarkan pada guru kelas 1 sampai 6 di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, peneliti harus melakukan uji validitas instrumen. Uji validitas instrumen ditujukan kepada sepuluh orang guru yang telah berpengalaman dalam program Penguatan Pendidikan Karakter. Selanjutnya, peneliti melakukan revisi pada instrumen agar instrumen layak digunakan dan memiliki tingkat kehandalan pengukuran yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sugiyono (2011: 361) menjelaskan bahwa validitas merupakan ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti sehingga menjadi data yang valid. Sugiyono juga menjelaskan data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

Sudaryono (2016: 148) menjelaskan bahwa validitas merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, uji validitas meliputi validitas isi dan validitas muka.

1. Validitas Isi

Suharsaputra (2014: 99) menjelaskan bahwa validitas isi adalah suatu alat ukur yang mampu mengungkap isi variabel yang hendak diukur. Pada penelitian ini, instrumen yang akan divalidasi terdiri dari delapan soal pertanyaan tertutup dan dua soal pertanyaan terbuka.

Instrumen akan divalidasi oleh delapan guru sekolah dasar dan dua guru sekolah menengah pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Guru-guru yang sudah ditunjuk memberikan nilai pada lembar penilaian instrumen yang telah disediakan. Skala skor dalam lembar penilaian instrumen menggunakan skala Likert. Sugiyono (2011: 136) menjelaskan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, kategori skor skala Likert yang digunakan adalah skor 1 = tidak baik, skor 2 = kurang baik, skor 3 = baik, skor 4 = sangat baik.

Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh validator, peneliti mendapatkan rata-rata hasil pengisian skor lembar instrumen validasi.

Data skor tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.7 Konversi Nilai Skala Lima (Sukardjo, 2008: 101) Interval Skor Kategori > + 1,80 Sangat Baik + 0,60 < ≤ + 1,80 Baik

– 0,60 < ≤ + 0,60 Cukup – 1,80 < ≤ + 0,60 Kurang

– 1,80 Sangat Kurang

Keterangan :

Berdasarkan rumus tersebut, peneliti melakukan modifikasi dengan menggunakan kategorisasi pada nilai skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.8 Modifikasi Nilai Skala Lima Interval Skor Kategori

Berdasarkan rumus konversi di atas, perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Skor maksimal ideal : 68 Skor minimal ideal : 17

Rerata ideal ( ) : (68 + 17) = 42,5

Simpangan baku ideal (SBi) : (68 + 17) = 8,5 a) Kategori sangat layak digunakan

× + 1,80

= > 42,5 + (1,80.8,5)

= > 42,5 + 15,3

= > 57,8

b) Kategori layak untuk digunakan dengan revisi sedikit + 0,060 < ≤ + 0,60

= 42,5 + (0,60.8,5) < ≤ 42,5 + (1,80.8,5)

= 42,5 + (5,1 < ≤ 42,5 + 15,3)

= 37,6 < ≤ 47,6

c) Kategori kurang layak dengan revisi banyak – 0,60 < ≤ + 0,60

= 42,5 –(0,60.8,5) < ≤ 42,5 + (0,60. 8,5)

= 42,5 – 5,1 < ≤ 42,5 + 5,1)

= 37,4< ≤ 47,6

d) Kategori tidak layak revisi total Xi-1,80SBi < X ≤ Xi– O,60SBi

= 42,5-(1,80 . 8,5) < X ≤42,5 (060 . 8,5)

= 42,5 – 15,3 < X ≤ 42,5 . 5.1

= 27,2< X ≤ 37,4

e) Kategori sangat tidak layak revisi total X ≤ Xi– 1,80 SBi

= X ≤ 42,5 – (1,80 . 8,5)

= X ≤ 42,5 – 15,3

= X ≤ 27,2

Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.9 Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor Kategori

57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan

47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan sedikit revisi 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan banyak revisi

27,3 – 37,4 Tidak layak revisi total

≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total

Berdasarkan Tabel 3.9, instrumen yang telah diisi dan dinilai oleh para validator diberi nilai yang telah diakumulasikan dan dikategorikan sesuai dengan skor skala lima.

Tabel 3.10 Rekapitulasi Validasi Instrumen No. Validator Instansi Skor Keterangan

1 H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk digunakan

2 D.P SD Negeri Bhayangkara

65 Sangat layak untuk digunakan

3 N.W.M SD Negeri Keputraan 1

64 Sangat layak untuk digunakan

4 L SD Negeri Ungaran 1 61 Sangat layak untuk digunakan

5 A.N.L SD Muhammadiyah Jogodayoh

64 Sangat layak untuk digunakan

6 S SD Negeri Wates 65 Sangat layak untuk digunakan

7 B.M SD Muhammadiyah 54 Layak untuk digunakan

Karangkajen 1 dengan sedikit revisi 8 B.A.P SD Joanes Bosco 56 Sangat layak untuk

digunakan

9 T.K.R SMP 1 Bantul 65 Sangat layak untuk digunakan

10 D.K SD Negeri Bantul 1 67 Sangat layak untuk digunakan

Tabel 3.10 menunjukkan bahwa semua instrumen memiliki nilai dengan interval skor 47,7 – 57,8 dan 57,9 – 68 sehingga instrumen-instrumen tersebut layak untuk digunakan dengan sedikit revisi.

Setelah mendapat penilaian tersebut, peneliti melangkah ke tahap selanjutnya yakni mengujicobakan instrumen. Tabel di atas juga menjelaskan bahwa sebanyak 10 validator telah dilibatkan untuk memvalidasi instrumen yang akan diujikan kepada subjek penelitian.

Kesepuluh validator ini berada di luar domisili Kabupaten Sleman.

Hal ini dikarenakan beberapa validator merupakan guru yang mengajar di sekolah yang ditunjuk sebagai tempat pilot project program Penguatan Pendidikan Karakter. Validator menilai bahwa instrumen penelitian layak untuk digunakan dengan sedikit revisi.

2. Validitas Muka

Azwar (2009: 46) menjelaskan bahwa validitas muka adalah tipe validasi yang paling rendah signifikasinya karena hanya didasarkan pada penelitian terhadap format penampilan tes. Suharsaputra (2014:

99) menjelaskan bahwa validitas muka adalah validitas yang mengukur instrumen penelitian dari segi rupanya, karena validitas ini lebih

mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Pada validitas muka, validator akan memberi beberapa penilaian pada bentuk dan penampilan instrumen. Bentuk dan penampilan instrumen bisa berupa kebakuan kalimat yang digunakan, tata letak, dan kejelasan kalimat.

Berikut adalah hasil validitas muka yang berupa saran dan masukan dari para validator.

Tabel 3.11 Hasil Validitas Muka Validator No.

H. Teknik Analisis Data

Asra, dkk. (2014: 183) menjelaskan bahwa analisis data merupakan suatu proses mengolah, mengevaluasi, dan mentransformasi data mentah ke statistik, serta memahami dan mengkaji serta menginterpretasikan informasi tersebut. Sugiyono (2011: 199) juga menjelaskan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari setiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis data

kuantitatif. Berikut adalah penjelasan teknik analisis statistik deskriptif dan langkah-langkah dalam teknik analisis data kuantitatif.

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Sugiyono (2011: 199) menjelaskan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang bersifat umum. Sarwono (2006: 185) menjelaskan bahwa tujuan analisis statistik deskriptif adalah untuk mendapatkan gambaran umum tentang berbagai karakteristik dari fenomena atau masalah penelitian. Sarwono juga menjelaskan bahwa analisis ini bisa

Sugiyono (2011: 199) menjelaskan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang bersifat umum. Sarwono (2006: 185) menjelaskan bahwa tujuan analisis statistik deskriptif adalah untuk mendapatkan gambaran umum tentang berbagai karakteristik dari fenomena atau masalah penelitian. Sarwono juga menjelaskan bahwa analisis ini bisa

Dokumen terkait