• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan kelompok nelayan (TRAN , yang diukur oleh persepsi responden

151

Transparansi

1) Tersedianya informasi tentang kesepakatan (TRAN 1), yang diukur oleh persepsi responden tentang kejelasan informasi baik berupa pengumuman maupun media lainnya tentang kesepakatan

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak jelas dengan nilai 1 Tidak jelas dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Jelas dengan nilai 4 Sangat jelas dengan nilai 5

2) Tersedianya mekanisme pengaduan masyarakat terhadap kesepakatan/aturan (TRAN 2), yang diukur oleh persepsi responden tentang adanya mekanisme/prosedur pengaduan masyarakat

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Tidak tersedia dengan nilai 1 Jarang tersedia dengan nilai 2 Kadang-kadang dengan nilai 3 Tersedia dengan nilai 4 Selalu tersedia dengan nilai 5

3) Pertemuan kelompok nelayan (TRAN 3), yang diukur oleh persepsi responden

tentang adanya pertemuan kelompok nelayan untuk

merumuskan/membahas/mengevaluasi kebijakan kesepakatan pengelolaan SDPT

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Tidak pernah ada dengan nilai 1 Jarang dengan nilai 2 Kadang-kadang dengan nilai 3

Ada dengan nilai 4

Selalu ada dengan nilai 5

4) Laporan pelaksanaan hasil kesepakatan (TRAN 4), yang diukur oleh persepsi responden tentang tersedianya laporan pelaksanaan hasil kesepakatan.

152 Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Tidak tersedia dengan nilai 1 Jarang dengan nilai 2 Kadang-kadang dengan nilai 3 Tersedia dengan nilai 4 Selalu tersedia dengan nilai 5

Partisipasi dalam pengelolaan sumberdaya perikanan

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya PT, diukur dengan

skala Pretty et al. (1995) yang mengelompokkan partisipasi masyarakat ke dalam tujuh tingkatan, yaitu 1) partisipasi pura-pura (manipulative participation), 2) partisipasi pasif, 3) partisipasi dalam bentuk konsultasi, 4) partisipasi karena iming-iming material, 5) partisipasi fungsional, 6) partisipasi interaktif dan 7) self

mobilization. Sub variabel yang diukur meliputi: partisipasi dalam perencanaan

PT, partisipasi dalam pelaksanaan pengelolaan PT dan partisipasi dalam monitoring dan evaluasi PT. Tipologi partisipasi masyarakat dapat dilihat pada Tabel 13.

153

Tabel 13. Tipologi partisipasi masyarakat

Tipologi Karakteristik

1. Partisipasi pura-pura (manipulative participation)

Partisipasi hanya diwujudkan dalam bentuk pura-pura, dimana keberadaan suatu kelompok dalam oraganisasi hanya diwakili oleh orang yang tidak memiliki kekuatan dan tidak mewakili kelompok yang harus diwakilinya 2. Partisipasi pasif (passive

participation)

Bentuk partisipasi dimana masyarakat hanya diberitahu mengenai apa yang sudah diputuskan atau apa yang telah terjadi. Respons masyarakat tidak ditindaklanjuti dengan baik

3. Partisipasi dalam bentuk konsultasi (participation by consultation)

Pihak luar mendefinisikan problem dan proses pengumpulan informasi, sementara masyarakat

berpartisipasi dalam bentuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Dalam bentuk partisipasi ini tidak ada sharing dalam pengambilan keputusan

4. Partisipasi karena adanya iming-iming material (participation for material incentives)

Masyarakat berpartisipasi dengan cara memberikan kontribusi, misalnya tenaga, sebagai imbal baik atas pemberian uang tunai atau material lain sebagai insentif. Pengalaman menunjukkan bahwa tidak ada jaminan bahwa masyarakat akan menerapkan teknologi atau pendekaatan yang diperkenalkan jika insentif yang diberikan telah berakhir.

5. Partisipasi fungsional (functional participation)

Partisipasi dipandang oleh pihak eksternal sebagai media agar tujuan proyek dapat dicapai khususnya dalam bentuk pengurangan biaya. Masyarakat berpartispasi melalui pembentukan kelompok untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditetapkan sebelumnya. Keterlibatan bisa dalam bentuk sharing pada saat pengambilan keputusan, tetapi peran pihak ekternal dalam pengambilan keputusan ini lebih kuat.

6. Partisipasi interaktif

(interactive participation) Masyarakat terlibat dalam proses analisis secara bersama, membuat rencana kerja serta membentuk atau menguatkan lembaga lokal. Partisipasi tidak hanya dilihat sebagai alat mencapai tujuan. Proses melibatkan berbagai metode untuk menangkap perbedaan pandangan, serta menggunakan cara yang tersruktur dan sistematis dalam proses pembelajaraan.

7.Partisipasi mandiri (Self-mobilization)

Masyarakat berpartisipasi dengan jalan mengambil inisiatiatif secara independen untuk merubah sistem. Mereka menjalin kontak dengan pihak luar untuk mendapatkan sumber daya atau nasihat teknis yang dibutuhkan, tetapi mereka tetap mengontrol penggunaan sumber daya tersebut.

154

Partisipasi dalam Perencanaan

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya perikanan dijelaskan oleh variabel-variabel sebagai berikut :

1) Partisipasi dalam perencanaan perumusan kebijakan (PARLA 1), penyusunan rencana pengelolaan (PARLA 2), pengaturan effort (PARLA 3), pengaturan musim (PARLA 4) dan penentuan zonasi penangkapan (PARLA 5)

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 0 - 7, dengan kriteria jawaban :

Tidak berpartisipasi dengan nilai 0

Partisipasi pura-pura dengan nilai 1

Partisipasi pasif dengan nilai 2

Partisipasi konsultasi dengan nilai 3

Partisipasi iming-iming material dengan nilai 4

Partisipasi fungsional dengan nilai 5

Partisipasi interaktif dengan nilai 6

Partisipasi inisiatif sendiri dengan nilai 7

2) Partisipasi dalam implementasi pengelolaan SDPT dalam kegiatan peningkatan produksi perikanan(PARIM 1), pengembangan armada (PARIM 2), peningkatan kualitas produk (PARIM 3), pelatihan kualitas produk (PARIM 4), konservasi (PARIM 5), konservasi coastal sactuary (PARIM 6), konservasi marine reserve (PARIM 7), konservasi marine protected area (PARIM 8), replantasi hutan mangrove (PARIM 9), reboisasi sempadan pantai (PARIM 10), pengembangan usaha ekonomi (PARIM 11), ketrampilan pengolahan produk (PARIM 12), pemberian paket bantuan (PARIM 13), kegiatan pengembangan kelembagaan (PARIM 14), kegiatan koperasi (PARIM 15), kelembagaan perkreditan (PARIM 16), kelembagaan prasarana (PARIM 17), kelembagaan pengolah hasil (PARIM 18).

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 0 - 7, dengan kriteria jawaban :

Tidak berpartisipasi dengan nilai 0

Partisipasi pura-pura dengan nilai 1

Partisipasi pasif dengan nilai 2

Partisipasi konsultasi dengan nilai 3

Partisipasi iming-iming material dengan nilai 4

Partisipasi fungsional dengan nilai 5

Partisipasi interaktif dengan nilai 6

155 3) Partisipasi dalam monitoring dan evaluasi pengelolaan SDPT dalam

konservasi SDPT (PARMO 1) dan penegakan hukum (PARMO 2)

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 0 - 7, dengan kriteria jawaban :

Tidak berpartisipasi dengan nilai 0

Partisipasi pura-pura dengan nilai 1

Partisipasi pasif dengan nilai 2

Partisipasi konsultasi dengan nilai 3

Partisipasi iming-iming material dengan nilai 4

Partisipasi fungsional dengan nilai 5

Partisipasi interaktif dengan nilai 6

Partisipasi inisiatif sendiri dengan nilai 7

Pemahaman terhadap pengelolaan perikanan tangkap yang keberlanjutan

Variabel pengelolaan perikanan tangkap (PT) yang berkelanjutan mengacu pada FAO (1999) yang memandang pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan dari perspektif ekologi, sosial-ekonomi, komunitas dan kelembagaan.

Keberlanjutan ekologis

1) Pembatasan jumlah tangkapan dalam rangka menjaga keberlanjutan usaha penangkapan ikan (SUSEK1), yang diukur oleh pemahaman responden tentang perlunya pembatasan jumlah tangkapan

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Tidak diperlukan dengan nilai 1 Kurang diperlukan dengan nilai 2 Cukup diperlukan dengan nilai 3 Diperlukan dengan nilai 4 Sangat diperlukan dengan nilai 5

2) Penangkapan mempertimbangkan dampak terhadap ketersediaan jenis yang lain (SUSEK 2), yang diukur oleh pemahaman responden tentang perlunya penangkapan yang mempertimbangkan dampak terhadap ketersediaan jenis yang lain.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

156 Sangat tidak perlu dengan nilai 1

Tidak perlu dengan nilai 2 Kadang-kadang dengan nilai 3 Perlu dengan nilai 4 Sangat diperlukan dengan nilai 5

3) Pengaruh penangkapan terhadap kondisi lingkungan (SUSEK 3), yang diukur oleh pemahaman responden tentang pengaruh penangkapan terhadap kondisi lingkungan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak memahami dengan nilai 1 Tidak memahami dengan nilai 2 Cukup memahami dengan nilai 3 Memahami dengan nilai 4 Sangat memahami dengan nilai 5

4) Alternatif pemanfaatan sumberdaya perikanan yang mampu menjaga kelestarian (SUSEK 4), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang alternatif pemanfaatan sumberdaya perikanan

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

5) Potensi sumberdaya ikan mencukupi kebutuhan nelayan (SUSEK 5), yang diukur oleh pemahaman responden tentang kecukupan sumberdaya ikan terhadap kebutuhan nelayan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak cukup dengan nilai 1 Tidak cukup dengan nilai 2 Cukup dengan nilai 3 Lebih dari cukup dengan nilai 4 Sangat melimpah dengan nilai 5

157 6) Hasil tangkapan sampingan masih banyak tertangkap (SUSEK 6), yang diukur

oleh persepsi responden tentang jumlah hasil tangkapan sampingan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Masih sangat banyak dengan nilai 1 Masih banyak dengan nilai 2 Cukup banyak dengan nilai 3 Sedikit dengan nilai 4

Sedikit sekali dengan nilai 5

7) Aturan ukuran mata jaring dipatuhi nelayan (SUSEK 7), yang diukur oleh persepsi responden tentang frekuensi kepatuhan nelayan terhadap aturan ukuran mata jaring.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Tidak pernah patuh dengan nilai 1 Jarang patuh dengan nilai 2 Kadang-kadang dengan nilai 3 Patuh dengan nilai 4 Selalu patuh dengan nilai 5

8) Aturan ukuran mata jaring (SUSEK 8), yang diukur oleh pemahaman responden tentang aturan mata jaring.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

9) Menurunnya stok ikan ditandai semakin menurunnya hasil tangkapan (SUSEK 9), yang diukur oleh pemahaman responden tentang penurunan stok ikan ditandai semakin menurunnya hasil tangkapan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

158 Sangat tidak tahu dengan nilai 1

Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

10) Penurunnya stok ikan ditandai semakin kecilnya ukuran ikan yang tertangkap (SUSEK 10), yang diukur oleh pemahaman responden tentang menurunnya stok ikan ditandai semakin kecilnya ukuran ikan yang tertangkap.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

11) Kegiatan penangkapan menggunakan bahan-bahan kimia/peledak (SUSEK 11), yang diukur oleh pemahaman responden tentang pengaruh kegiatan penangkapan menggunakan bahan-bahan kimia/peledak.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

Keberlanjutan Sosial-Ekonomi :

1) Usaha yang dilakukan masih mampu mencukupi kebutuhan untuk masa mendatang (SUSSO 1), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang kemampuan kegiatan usaha PT untuk mencukupi kebutuhan di masa mendatang.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

159 Sangat tidak mampu dengan nilai 1

Tidak mampu dengan nilai 2 Cukup mampu dengan nilai 3 Mampu dengan nilai 4 Sangat mampu dengan nilai 5

2) Usaha yang dilakukan mampu meningkatkan kesejahteraan (SUSSO 2), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang kemampuan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak mampu dengan nilai 1 Tidak mampu dengan nilai 2 Cukup mampu dengan nilai 3 Mampu dengan nilai 4 Sangat mampu dengan nilai 5

3) Pengaruh kondisi sumberdaya perikanan yang menurun terhadap harga input dan output (SUSSO 3), yang diukur oleh pemahaman responden tentang pengaruh kondisi perikanan yang menurun terhadap harga input dan output. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak memahami dengan nilai 1 Tidak memahami dengan nilai 2 Cukup memahami dengan nilai 3 Memahami dengan nilai 4 Sangat memahami dengan nilai 5

4) Keadilan dalam pemanfaatan SDPT (SUSSO 4), yang diukur oleh persepsi responden tentang keadilan pemanfaatan SDPT.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak adil dengan nilai 1 Tidak adil dengan nilai 2 Cukup adil dengan nilai 3 Adil dengan nilai 4 Sangat adil dengan nilai 5

160

Keberlanjutan komunitas

1) SDPT mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat (SUSKO 1), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang kemampuan SDPT untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak tahu dengan nilai 2 Cukup tahu dengan nilai 3 Tahu dengan nilai 4 Sangat tahu dengan nilai 5

2) Nelayan memiliki kesempatan memanfaatkan sumberdaya ikan di daerahnya (SUSKO 2), yang diukur oleh persepsi responden tentang adanya kesempatan nelayan memanfaatkan sumberdaya ikan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Tidak ada dengan nilai 1 Kurang dengan nilai 2 Cukup dengan nilai 3 Banyak dengan nilai 4

Sangat banyak dengan nilai 5

3) Masyarakat lokal dilibatkan dalam pengelolaan SDPT (SUSKO 3), yang diukur oleh persepsi responden tentang frekuensi masyarakat lokal dilibatkan dalam pengelolaan SDPT

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Tidak pernah dengan nilai 1 Jarang dengan nilai 2 Kadang-kadang dengan nilai 3 Sering dengan nilai 4 Selalu dengan nilai 5

4) Masyarakat mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam pemanfaatan SDPT (SUSKO 4), yang diukur oleh persepsi responden tentang frekuensi mempertahankan nilai-nilai tradisional.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

161 Tidak pernah dengan nilai 1

Jarang dengan nilai 2 Kadang-kadang dengan nilai 3 Sering dengan nilai 4 Selalu dengan nilai 5

5) Tradisi proses pengambilan keputusan dipertahankan (SUSKO 5), yang diukur oleh persepsi responden tentang frekuensi tradisi proses pengambilan keputusan yang dipertahankan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Tidak pernah dengan nilai 1 Jarang dengan nilai 2 Kadang-kadang dengan nilai 3 Sering dengan nilai 4 Selalu dengan nilai 5

6) Nilai-nilai adat masih digunakan dalam masyarakat (SUSKO 6), yang diukur oleh persepsi responden tentang frekuensi penggunaan nilai-nilai adat oleh masyarakat.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Tidak pernah dengan nilai 1 Jarang dengan nilai 2 Kadang-kadang dengan nilai 3 Sering dengan nilai 4 Selalu dengan nilai 5

7) Dampak negatif pemanfaatan SDPT terhadap kondisi sosial ekonomi (SUSKO 7), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang dampak negatif pemanfaatan SDPT terhadap kondisi sosial ekonomi.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

162

Keberlanjutan kelembagaan

1) Kelembagaan yang ada saat ini dapat dipertahankan untuk masa yang akan datang (SUSIN 1), yang diukur oleh persepsi responden tentang kelembagaan dapat dipertahankan di masa yang akan datang

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Tidak bisa dengan nilai 1 Kurang bisa dengan nilai 2 Cukup bisa dengan nilai 3 Bisa dengan nilai 4 Sangat bisa dengan nilai 5

2) Kondisi sumberdaya mampu memberikan manfaat secara ekonomi (SUSIN 2), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang kemampuan sumberdaya memberikan manfaat secara ekonomi.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Tidak mampu dengan nilai 1 Kurang mampu dengan nilai 2 Cukup mampu dengan nilai 3 Mampu dengan nilai 4 Sangat mampu dengan nilai 5

Pemahaman masyarakat tentang pengelolaan SDPT Peraturan dan kebijakan

1) Pengetahuan tentang peraturan (REGUL1), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang peraturan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

2) Pengetahuan tentang aturan syarat teknis kapal (REGUL2), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang aturan syarat teknis kapal.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

163 Sangat tidak tahu dengan nilai 1

Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

3) Pengetahuan tentang JTB (REGUL3), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang aturan JTB

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

4) Pengetahuan tentang aturan jalur penangkapan (REGUL4), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang aturan jalur penangkapan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

5) Pengetahuan tentang aturan mengenai pencemaran (REGUL5), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang aturan mengenai pencemaran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

6) Pengetahuan aturan perizinan usaha (REGUL6), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang aturan perizinan usaha.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

164 Sangat tidak tahu dengan nilai 1

Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

7) Pengetahuan tentang aturan pungutan perikanan (REGUL7), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang aturan pungutan perikanan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

8) Pengetahuan tentang aturan prasarana dan kelembagaan (REGUL8), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang aturan prasarana dan kelembagaan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

Rencana pangelolaan sumberdaya perikanan tangkap

1) Pengetahuan tentang aturan preservasi dan konservasi habitat (PLANK 1), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang aturan preservasi dan koservasi habitat.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

165 2) Pengetahuan tentang pengaturan effort (PLANK 2), yang diukur oleh

pengetahuan responden tentang pengaturan effort.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

3) Pengetahuan tentang pengaturan ukuran mata jaring (PLANK 3), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang pengaturan ukuran mata jaring.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

4) Pengetahuan tentang pengaturan musim (PLANK 4), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang pengaturan musim.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

5) Pengetahuan tentang pengaturan jalur penangkapan PLANK 5), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang pengaturan jalur penangkapan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

166

Kegiatan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap

1) Pengetahuan tentang batas lestari (KEGKO 1), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang batas lestari.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

2) Pengetahuan tentang konservasi sumberdaya (KEGKO 2), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang konservasi sumberdaya.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

3) Pengetahuan tentang coastal sanctuary (KEGKO 3), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang coastal sanctuary.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

4) Pengetahuan tentang konservasi marine reserve (KEGKO 4), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang konservasi marine reserve.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

167 5) Pengetahuan tentang replantasi hutan mangrove (KEGKO 5), yang diukur

oleh pengetahuan responden tentang replantasi hutan mangrove.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

6) Pengetahuan tentang reboisasi sempadan pantai (KEGKO 6), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang reboisasi sempadan pantai.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

7) Pengetahuan tentang konservasi marine protected area (KEGKO 7), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang konservasi marine protected area. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

Sistem pengawasan masyarakat

1) Pengetahuan tentang monitoring dan evaluasi terhadap konservasi (WASMA 1), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang monitoring dan evaluasi terhadap konservasi.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

168 Sangat tidak tahu dengan nilai 1

Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

2) Pengetahuan tentang penegakan hukum (WASMA 2), yang diukur oleh pengetahuan responden tentang penegakan hukum

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal 1 - 5, dengan kriteria jawaban :

Sangat tidak tahu dengan nilai 1 Tidak mengetahui dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Mengetahui dengan nilai 4 Sangat mengetahui dengan nilai 5

Pengumpulan data

Data yang diperlukan untuk analisis diperoleh dari survei persepsi responden di tiga lokasi penelitian. Setiap responden diberi sembilan set angket, setiap set digunakan untuk menilai satu jenis konflik. Ke sembilan jenis konfik

Dokumen terkait