• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 Pertama Jumat, 22 Oktober 2021 07.30 – 09.00 2 Kedua Selasa, 26 Oktober 2021 10.30 – 11.30 3 Ketiga Kamis, 28 Oktober 2021 10.30 – 11.30 4 Keempat Jumat, 29 Oktober 2021 07.30 – 08.30

2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Mengingat konsekuensi dari tes yang diberikan kepada siswa selama pretest dan posttest, diperoleh tesan menarik untuk mata pelajaran di ruangan XI MIPA SMA Negeri 4 Bantaeng Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng dapat dilihat pada tabel berikut;

51

Tabel 4.2

Wawasan Hasil Pemahaman Mahasiswa Sebelum Pengobatan (Pretest) dan Setelah Perawatan (Posttest)

Standar Deviasi 18,21 12,33

Variansi 331,66 152 kekambuhan dan lajunya dapat diartikan dengan sebagai berikut.

Tabel 4.3

Penyampaian Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Pemahaman Siswa Sebelum Perlakuan (Pretest)

No Interval Skor Kategori Frekuensi Presentase (%)

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa nilai 22 siswa ruangan XI MIPA 3 berada pada klasifikasi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tingkat siswa terbesar ada di ruangan yang sangat rendah, tepatnya 11 siswa dengan tingkat setengah. Klasifikasi sedang memiliki 7 siswa dengan tingkat 32% dan klasifikasi rendah dan tinggi masing-masing memiliki 2 siswa dengan tingkat 9%. Sementara itu, pada klasifikasi sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada siswa dalam klasifikasi ini. Selanjutnya, sangat baik dapat disimpulkan bahwa hasil pretest tergantung pada informasi yang ditangani berada di ruangan rendah.

Tabel 4.4

Gambaran Ketuntasan Pemahaman Siswa Sebelum Perlakuan ( Pretest )

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase %

75 ≤ ≤ Tuntas 5 23

0 ≤ < Tidak Tuntas 17 77

Jumlah 22 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa aturan untuk setiap individu dikatakan telah selesai Pemahaman jika mendapat nilai terkecil 75. Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi aturan kulminasi tunggal dapat diartikan dengan 17 orang atau 77% dari jumlah absolut mahasiswa. Sementara itu, siswa yang memenuhi model pemenuhan kebutuhan individu dapat diartikan dengan 5 atau 23% dari keseluruhan jumlah siswa. Melihat gambaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil Pemahaman siswa ruangan XI MIPA SMA Negeri 4 Bantaeng sebelum pemanfaatan Media Video Pembelajaran melalui metodologi logika masih banyak siswa yang belum mencapai tujuan. derajat ketuntasan Pemahaman karena tidak memenuhi standar KKM.

b. Data Hasil Posttest

Berdasarkan pengtesan ekspresif hasil Pemahaman siswa ruangan XI MIPA 3 SMA Negeri 4 Bantaeng dengan memanfaatkan Media Video Pembelajaran melalui Pendekatan Ilmiah pada tabel 4.2 terlihat bahwa nilai normalnya dapat diartikan dengan 81,00 dari nilai terbaik 100,00 yang dicapai siswa, dengan simpangan baku 12,33. Skor yang dicapai siswa dari skor paling rendah 46,00 sampai skor tertinggi 90,00 dengan cakupan skor 44,00. Dalam hal hasil Pemahaman aritmatika dari 22 siswa dirangkai menjadi 5 klasifikasi, maka diperoleh alokasi dan tingkat kekambuhan sebagai berikut:

Tabel 4.5

Penyampaian Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Pemahaman Siswa Setelah Diberikan Perlakuan ( Posttest )

No Interval Skor Kategori Frekuensi Perentase (%) pada klasifikasi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tingkat siswa terbanyak terdapat pada ruangan tinggi, yaitu 10 siswa dengan tingkat 45%. Klasifikasi sedang dan sangat tinggi masing-masing memiliki 5 siswa dengan tingkat 23% dan ruangan sangat rendah memiliki tingkat 9% dengan jumlah 2 orang sedangkan klasifikasi rendah menunjukkan tidak ada di ruangan ini. Selanjutnya cenderung disimpulkan bahwa hasil Posttest berdasarkan

informasi yang ditangani berada di ruangan yang sangat tinggi dengan alasan nilai hasil pemahaman siswa di atas ukuran KKM.

Tabel 4.6

Penggambaran Ketuntasan Pemahaman Matematika Siswa Setelah Pemberian Latihan ( Posttest )

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

75 ≤ ≤ Tuntas 18 82

0 ≤ < Tidak Tuntas 4 18

Jumlah 22 100

Pada tabel 4.6 terlihat bahwa tahap -tahap untuk seorang siswa seharusnya diselesaikan dengan asumsi mereka mendapatkan skor paling sedikit 75. Dari tabel tersebut sangat terlihat bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi aturan pemenuhan dapat diartikan dengan 18% ke atas dari 4 orang, sedangkan siswa yang telah memenuhi ukuran gaya lama dapat diartikan dengan 82% ke atas dari 18 orang. . Melihat gambaran di atas, maka dapat diduga bahwa hasil Pemahaman siswa ruangan XI MIPA 3 SMA Negeri 4 Bantaeng setelah menggunakan Media Video Pembelajaran Melalui Metode Ilmiah 18 siswa mencapai tingkat dominasi Pemahaman sedangkan 4 siswa tidak mencapai sedikit pun otoritas.

3. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Tabel 4.7

Efek Akibat Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

No Aspek yang Diamati Pertemuan

Skor

3 Siswa menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan

4 4 4 4

4 Siswa menerima informasi tentang tujuan dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

4 4 4 4

Skor Rata – rata Kegiatan Pendahuluan 4 kelompok) hail pengamatan dari video

3 3 3 3

8 Siswa diarahkan untuk membuat pertanyaan dan mempertanyakan tentang hal – hal yang belum diketahui dari apa yang diamati untuk 4ditindaklanjuti pada kegiatan mencari informasi

3 3 3 3

9 Siswa mencari contoh lain yang terkait dengan permasalahan yang sedang dibahas

4 4 4 4

10 Melalui pengamatan literatur, siswa melakukan ekplorasi terhadap materi

4 4 4 4

11 Hasil yang didapatkan dituliskan pada LKS setiap kelompok

4 4 4 4

12 Guru membimbing atau menilai kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas dan merumuskan kesimpulan

4 4 4 4

13 Siswa meyampaikan kesimpulan dari hasil kegiatan belajar secara jelas, baik lisan maupun tulisan tentang materi pola bilangan, barisan dan deret aritmatika dan barisan dan deret geometri

4 4 4 4

15 Guru menyimpulkan secara keseluruhan yang telah dibahas

4 4 4 4

16 Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam dan siswa merespon salam dari guru

4 4 4 4

Skor Rata – rata Kegiatan Penutup 4

Pada tabel 4.7, nilai normal pelaksanaan Pembelajaran ruang Pemahaman pada gerakan awal dapat diartikan dengan 4, tindakan tengah dapat diartikan dengan 3,8, dan tindakan akhir dapat diartikan dengan 4. Jadi berdasarkan klasifikasi yang telah ditetapkan, tindakan dapat dilakukan dengan baik secara keseluruhan.

4. Kegiatan Siswa

Hasil persepsi diperoleh dari persepsi yang dibuat oleh penonton atau penonton dengan menyelesaikan lembar persepsi yang telah disusun sebelumnya yang dimaksudkan untuk menilai kemajuan proses Pemahaman mengajar. Persepsi siswa terhadap latihan dilengkapi dengan memperhatikan perilaku siswa selama proses pengajaran dan Pembelajaran . Efek samping dari memperhatikan latihan siswa dapat ditemukan dalam tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek Pengamatan Pertemuan Skor

3 Mendengar penyampaian guru dan mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan

4 4 4 4

4 Siswa duduk sesuai dengan kelompok dan mengamati LKS yang telah diberikan oleh guru

4 4 4 4

9 Siswa menyampaikan kesimpulan berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan kelompok

3 4 4 3,7

10 Siswa memperhatikan dan menyimak hasil kesimpulan yang disampaikan oleh guru

4 4 4 4

Skor Rata – rata Aktivitas Siswa 3,8

Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa akibat memperhatikan latihan siswa menganggap bahwa pada pertemuan satu sampai tiga dari penanda satu, dua, tiga, empat, lima, delapan, sembilan, dan sepuluh berada di ruangan sangat baik dan

untuk angka enam dan tujuh berada di ruangan sangat baik. klasifikasi besar. Dengan nilai skor rata-rata aktivitas siwa adalah 3,8.

6. Hasil Analisis Statistik Inferensial a. Tes normalitas

Tes keteraturan yang tersisa berarti untuk memutuskan apakah residu (istilah kesalahan) biasanya diedarkan. Tes keteraturan informasi dilakukan dengan menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepentingan 5% atau 0,05, syarat jika P lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H diterima (distribusi normal) dan jika P kurang dari 0,05 maka H diterima (distribusi tidak normal).

H = data berasal dari populasi berdistribusi normal H = data tidak berasal dari populasi distribusi normal Keterangan :

Jika < 0,05 maka H ditolak dan H diterima.

Jika ≥ 0,05 maka H diterima dan H ditolak.

Tabel 4.9 Tes Normalitas Residual One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Unstandardiz Ed Residual

N 22

Normal Parameters . Mean ,0000000

Std. Deviation 9,88115225 Most Extreme Differences Absolute ,099

Positive ,080

Negative -,099

Text Statistic ,099

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200

a. Test distibution is Normal b. Calculated from data

Hasil investigasi menunjukkan bahwa nilainya dapat diartikan dengan Asymp. Sig (2-tailed) bernilai 0,200 lebih dari 0,05 (H diterima) sehingga disimpulkan bahwa data berasal dari populasi berdistribusi normal.

b. Tes Homogenitas

uji homogenitas bertujuan untuk menyelidiki apakah variansi kesalahan sama untuk yang mendapatkan perlakuan yang berbeda. Statistik uji homogenitas yang digunakan adalah uji levene’s test. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

H = Data mempunyai variansi yang sama H = Data mempunyai variansi yang berbeda Keterangan :

Jika < 0,05 maka H ditolak dan H diterima.

Jika ≥ 0,05 maka H diterima dan H ditolak.

Hasil pemeriksaan yang didapat dapat diartikan dengan sebagai berikut:

Tabel 4.10

Test of Homogeneity of Variances Lavene

Berdasarkan hasil analisis diatas nilai signifikansi kurang dari 0,05 sehingga H diterima atau dapat disimpulkan bahwa data mempunyai variansi yang berbeda.

c. Uji Hipotesis

Salah satu metode untuk mengetahui pemanfaatan media video informatif melalui metodologi logis dapat diartikan dengan dimanfaatkan atau tidaknya dalam pembelajaran matematika di ruangan XI MIPA 3 SMA Negeri 4 Bantaeng sejauh merupakan bagian dari pemenuhan hasil Pemahaman , maka pada saat itu, dilakukan tes-t terhadap informasi yang diperoleh.

Langkah pertama membuat tabel penolong untuk mencari nilai t berada pada lampiran belakang.

Langkah selanjutnya yaitu:

1. Mencari nilai mean dari perbedaan posttest dan pretest dengan rumus,

Md =

= = 21,95

2. Mencari nilai kuadrat deviasi dengan menggunakan rumus:

∑ = ∑ − (∑ )

= 15.021 − ( )

= 15.021 − .

= 15.021 – 10.604,05

= 4.416,95

3. Mencari nilai db dengan menggunakan rumus:

db = N – 1 = 22 – 1 = 21

4. Mencari nilai t dengan rumus sebagai berikut:

=

( )

= ,

,

= ,

, = 2,296

Berdasarkan hasil penelusuran informasi yang digambarkan, cenderung terlihat bahwa besar kecilnya pengaruh hasil belajar matematika ruangan terhadap siswa ruangan XI MIPA 3 SMA Negeri 4 Bantaeng dapat diartikan dengan sebesar 2,296. Mengingat harga t yang ditentukan, cenderung kontras dan t tabel, db = 21. Jadi db = 21 dan t 0,05 (tabel terhubung). Sementara t hitung = 2,296 dan t tabel 1,721. Dengan cara ini, t hitung > t tabel.

Spekulasi yang dicoba dengan tes t terukur dapat diartikan dengan pemanfaatan media video Pembelajaran melalui metodologi logika yang ampuh atau berhasil dalam Pembelajaran IPA siswa ruangan XI SMA Negeri 4 Bantaeng. Dalam tinjauan ini, terungkap bahwa efek samping Pembelajaran

matematika dengan memanfaatkan media video informatif melalui metodologi logis lebih disukai digunakan daripada sejumlah siswa yang tidak menggunakan media video pembelajaran melalui metodologi logis.

Dalam pengujian statistik, hipotesis ini dinyatakan sebagai berikut:

H : = melawan H ∶ >

Atau

: th = tt melawan : th > tt

Setelah estimasi tergantung pada konsekuensi terukur inferensial dari jenis tes-t, harga t-hitung dapat diartikan dengan 2,296. Aturan pengtesan diakui apakah t hitung = t tabel dan diabaikan dengan asumsi bahwa t hitung > t tabel. Nilai t tabel db = 21. Pada taraf besar 0,05 diperoleh 1,721 dan kebetulan t hitung > t tabel.

Mengingat perkiraan ini, itu diakui dan diberhentikan. Dengan demikian, penggunaan media video pembelajaran melalui pendekatan ilmiah, diharapkan dapat persuasif atau layak dalam pembelajaran matematika siswa ruangan XI MIPA di SMA Negeri 4 Bantaeng Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.

B. Pembahasan

Dalam tinjauan pra tes coba ini, peneliti memimpin penelitian di SMA Negeri 4 Bantaeng pada ruangan XI MIPA 3 sebagai ruangan penelitian dengan jumlah siswa 22 siswa yang terdiri dari 12 remaja putra dan 10 remaja putri. Konfigurasi tesan yang digunakan dalam review ini dapat diartikan dengan one group pretest-posttest design, yang termasuk hanya satu ruangan yaitu

ruangan analisis, yang diberikan tes awal sebagai pretest sebelum diberikan perlakuan (treatment). Selain itu diberikan perlakuan realisasi yang dibantu dengan pemanfaatan media video Pembelajaran melalui metodologi yang logis. Sistem Pembelajaran dilakukan dalam 6 pertemuan dan berjalan dengan baik dan membuat siswa lebih dinamis, terlibat dan tertarik pada bagian dari rekaman yang diperkenalkan. Tugas instruktur saat ini belum berlaku tetapi hanya membimbing siswa untuk Pemahaman dan menjadi fasilitator dalam mendidik dan melatih latihan. Juga menuju akhir dari contoh yang diberikan (tes terakhir) sebagai posttest.

Berdasarkan hasil pengtesan terhadap pelaksanaan Pembelajaran menunjukkan bahwa Pembelajaran memanfaatkan media video melalui metodologi yang logis dilakukan dengan baik. Pelaksanaan Pembelajaran normal selama 3 kali pertemuan di ruangan dengan memanfaatkan media video melalui metodologi logika dapat diartikan dengan 3,8 pada latihan tengah dan 4 pada latihan fundamental dan penutup. Demikian pula dengan latihan siswa bahwa pada pertemuan satu sampai tiga penanda satu, dua, tiga, empat, lima, delapan, sembilan, dan sepuluh berada dalam klasifikasi yang umumnya sangat baik dan untuk angka enam dan tujuh berada di ruangan yang bagus. Apalagi skor normal aksi pemain pengganti dapat diartikan dengan 3,8.

Mengingat efek samping dari tesan pencerahan terhadap hasil Pemahaman matematika siswa ruangan XI MIPA 3 tentang materi barisan dan deret menunjukkan pemanfaatan media video pendidikan melalui metodologi logika diurutkan paling tinggi . Sangat terlihat bahwa nilai normal dapat diartikan dengan

81 dengan standar deviasi 12,33 dari nilai ideal yang mungkin dicapai yaitu 100.

Selain itu, kulminasi tradisional juga terpenuhi, yang terlihat dari 22 siswa terdapat 82% siswa yang memenuhi model pemenuhan individu dasar. Jika Anda melihat kemampuan dasar siswa, mereka menunjukkan skor normal 59,05 dengan standar deviasi

18,21 dari nilai ideal yang dapat dicapai yaitu 100 dan dari 22 siswa hanya 23% siswa yang memenuhi ukuran kulminasi individu dasar sehingga tidak memenuhi pemenuhan gaya lama. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil Pemahaman aritmatika siswa.

Mengingat konsekuensi dari pemeriksaan terukur inferensial dengan memasukkan faktor-faktor untuk menentukan tes kewajaran, efek lanjutan dari penyelidikan menunjukkan bahwa nilainya dapat diartikan dengan Asymp. Sig (2-diikuti) dapat diartikan dengan 0,200 lebih dari 0,05 ( diakui) sehingga cenderung dianggap bahwa informasi tersebut berasal dari pipa angkut tipikal. Sedangkan tes homogenitas perbedaan tergantung pada konsekuensi pemeriksaan, harga kepentingannya di bawah 0,05 sehingga diakui atau sangat baik dapat diduga bahwa informasi tersebut memiliki berbagai fluktuasi.

Berdasarkan hasil pengtesan spekulasi dengan wawasan inferensial, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pemanfaatan media video Pembelajaran secara logis terhadap hasil Pemahaman aritmatika siswa ruangan XI MIPA SMA Negeri 4 Bantaeng di bangun. diberikan perlakuan (posttest). Dari hasil pretest nilai normal siswa dapat diartikan dengan 59,05, sedangkan nilai normal posttest siswa dapat diartikan dengan 81. Setelah penerapan media video

Pembelajaran melalui metodologi logika, terlihat adanya peningkatan hasil Pemahaman siswa. Sementara itu, dengan memanfaatkan tes-t, disadari bahwa ada perbedaan kritis dalam hasil Pemahaman , perbedaan antara hasil pretest dan posttest sangat besar. Hal ini dapat dilihat di mana ia dianggap diakui, ini menyiratkan bahwa teori dalam tinjauan ini diakui. Pemanfaatan media video Pembelajaran melalui metodologi logika dapat mengukur atau mempengaruhi Pembelajaran matematika pada siswa ruangan XI MIPA di SMA Negeri 4 Bantaeng Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.

Dalam tinjauan ini, kendala yang dilihat oleh para ahli dapat diartikan dengan kesulitan memperoleh proyektor (LCD) yang akan digunakan dalam menampilkan media video informatif di ruangan. Oleh karena itu, ahli memilih untuk memanfaatkan handphone (HP) yang diberikan oleh setiap pertemuan untuk digunakan dalam memperhatikan rekaman Pembelajaran .

Penelitian ini dikuatkan oleh Heni Zulatifah dan Hengky Muktiadji (2020) yang judul soalnya dapat diartikan dengan pengaruh media video Pembelajaran terhadap hasil Pemahaman matematika siswa di SMPN 4 Jombang yang hasil tesannya menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil Pemahaman aritmatika antara siswa yang ditangani dengan memanfaatkan media video Pembelajaran dengan siswa yang tidak diberi perlakuan, dengan perbedaan terdapat pengaruh media video pembelajaran terhadap hasil belajar matematika.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan data yang di temukan, kemudian di olah oleh peneliti sehingga dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban pasti dari penelitian ini sebagai berikut : kesimpulan yang pertama di tarik oleh peneliti yaitu Pemahaman murid sebelum ditugaskan perlakuan memanfaatkan media video Pelatihan melalui cara logika menghadapi murid ruangan XI MIPA 3 SMA Negeri 4 Bantaeng secara belum terpenuhi dengan alasan nilai normal yang didapat dengan 59,05 dengan standar deviasi 18,21 dan ada dapat diartikan dengan 23% atau 5 murid dari 22 murid yang memenuhi model pemenuhan dasar.Hasil Pemahaman murid setelah diberikan perlakuan melalui pemanfaatan media Pelatihan video melalui metodologi logika , hasil Pemahaman murid normal pada matematika dapat diartikan dengan 81 dengan simpangan baku 12,33 dan terdapat 82% atau 18 murid dari 22 murid yang memenuhi dasar aturan pemenuhan.Pemanfaatan media video Pelatihan melalui metodologi logika dapat mempengaruhi hasil pemahaman matematika murid ruangan XI MIPA SMA Negeri 4 Bantaeng daerah Bantaeng hal ini dapat diamati dengan hasil pretest 22 murid hanya 5 murid atau 23 murid. % yang memenuhi KKM dan setelah posttest murid yang mencapai KKM bertambah menjadi 18 murid atau 82% meskipun masih ada empat murid yang tidak memenuhi KKM.

66

B. Saran

Berdasarkan tujuan-tujuan yang telah dikemukakan, para pencipta mengajukan gagasan-gagasan:

1. Dari hasil kesimpulan di atas maka penulis disini mengugkapkan tentang beberapa temuan pemahaman matematika murid yang ditampilkan menggunakan media video Pelatihan melalui pendekatan logika dan tidak menggunakan media video Pelatihan melalui metode logika, maka pada saat itu jika dengan mengambil Dilihat dari hasil Pelatihan nya, para ahli mengusulkan untuk memanfaatkan media video Pelatihan melalui metodologi logis.

2. Media video Pelatihan yaitu salah satu media ilustrasi yang dapat digunakan dalam metodologi yang logis dan mungkin ada aplikasi yang memiliki keingguilan lebih dari yang digunakan analis yang berbeda yang perlu melakukan pemeriksaan komparatif terhadap kontras dan media lain yang dapat digunakan dalam metodologi logis.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ayuningrum, Fiskha. 2012. Pengembangan Media Video Pembelajaran untuk Siswa Kelas X pada Kompetensi Mengolah SOUP Kontinental di SMK N 2 Gadean. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Gusmania, Yesi & Wulandari, Tri. 2018. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Video Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Skripsi. Diterbitkan. Batam. Universitas Riau Kepulauan.

Fachera, Boy dkk. 2012. Desain dan Implementasi Media Video Prinsip-Prinsip Alat Ukur Listrik dan Elektronika. Invotec, Vol. VIII No.2, 115-126

Kemdikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Matematika. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kosasih, E. 2013. Stretegi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya

Kristiani, Ninik dkk. 2018. Manajemen Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Mahmudi, ali. 2015. Pendekatan Saintifik Dalam pembelajaran Matematika.

Seminar Nasional Matematika dan pendidikan Matematika UNY 2015, PM-81

Mulyatiningsih, Endang. 2013. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Ribawati, Eko. 2015. Pengaruh Penggunaan media Video Terhadap Motivasi dan hasil belajar Siswa. Candrasangkala, volume 1 nomor 1

Rosyid, Zaiful dkk. 2019. Ragam Media Pembelajaran. Malang. CV. Literasi Nusantara

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Jakarta:AR-Ruzz Media.

68

Susilana, Rudi dkk. 2014. Pendekatan Saintifik dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian teori Psikologi Belajar. Edutech, Vol. 1 No.2, 183-193

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wulandari, Sri. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran pada Materi Himpunan Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP NU Palembang. Skripsi. Diterbitkan. Palembang. Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Yani, Ahmad dkk. 2018. Teori dan Implementasi Pembelajaran saintifik Kurikulum 2013. Bandung. PT Refika Aditama

Zulatifah, Heni & Muktiadji, Henky. 2020. Pengaruh Media Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Matematika Pederta Didik di SMPN 4 Jombang.

Edumath volume 10 halaman 51-61.

LAMPIRAN 1

1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Dokumen terkait