• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA

B. Pertimbangan Hakim yang dilakukan hakim dalam

Dasar pertimbangan bagi hakim di dalam menjatuhkan pidana terhadap pengguna yang mengalami ketergantungan narkotika sangat berbeda dengan dasar pertimbangan bagi hakim di dalam menjatuhkan pidana terhadap pengedar narkotika. Hal ini disebabkan, pengguna yang mengalami ketergantungan narkotika adalah korban dari perbuatan para pengedar narkotika. Akan tetapi, pengguna yang mengalami ketergantungan narkotika tersebut tetaplah sebagai orang yang telah melakukan pelanggaran hukum (telah melanggar isi ketentuan Pasal 85 UU Narkotika), maka kepadanya tetap harus diberikan sanksi tegas

berupa hukuman pidana agar si pengguna tidak mengulangi perbuatannya kembali, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi orang lain yang berada disekitarnya untuk melakukan tindak pidana narkotika tersebut (menggunakan narkotika).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dasar pertimbangan bagi hakim dalam menjatuhkan vonis lebih cenderung meringankan hukuman pidana terhadap pengguna dibandingkan terhadap pengedar karena pengguna dipandang masih memiliki harapan baginya untuk memperbaiki diri.37

Putusan Pengadilan Tinggi Padang No. 167/Pid/2013/PT.PDG, tanggal 1 Oktober 2013 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Payakumbuh No. 47/Pid/2013/PN.PYK, tanggal 4 Juli 2013, dalam pertimbangan hukum sama sekali tidak ada mempertimbangkan masalah barang bukti sebagaimana terurai dalam memori banding berupa 1 (satu) unit sepeda motor Suzuki Smash tanpa plat nomor, dan 1 (satu) lembar STNK sepeda motor Suzuki Smash No. Pol BL 4204 EZ atas nama Fauzi, yang mana barang bukti tersebut berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan menyatakan bahwa barang bukti 1 (satu) unit sepeda motor Suzuki Smash tanpa plat nomor digunakan Terdakwa Irmanto pgl. Ir bin Bakri Dt. Penghulu Nan Panjang untuk melakukan Kejahatan, dan pada saat penangkapan 1 (satu) unit sepeda motor Suzuki Smash tanpa plat nomor dimaksud tidak memiliki plat atau nomor polisi, hal ini merupakan strategi dari

Alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi pada pokoknya sebagai berikut:

37

Legal-community.blogspot.com/2011/08/dasar-pertimbangan-hakim-sehingga-tidak.html (diakses tanggal 1 April 2015)

Terdakwa agar dengan mudah Terdakwa dapat melakukan aksi kejahatannya, yakni tanpa hak atau melawan hukum menjadi perantara dalam jual-beli Narkotika Golongan I(satu) dalam bentuk tanaman jenis Ganja sebanyak 1(satu) paket seberat 4,21 gr (empat koma dua satu gram), sedangkan 1 (satu) lembar STNK sepeda motor Suzuki Smash No. Pol BL 4204 EZ atas nama Fauzi disita oleh Penyidik setelah penangkapan terhadap Terdakwa dan/atau selama proses pemeriksaan penyidikan terhadap Terdakwa, yang mana pada saat itu Penyidik berhasil menemukan data bahwa 1 (satu) sepeda motor Suzuki Smash No. Pol BL 4204 EZ tersebut ternyata STNK atas nama Fauzi;

Dari uraian-uraian seperti di atas kami berpendapat bahwa 1 (satu) unit sepeda motor Suzuki Smash tanpa plat nomor, dan 1 (satu) lembar STNK sepeda motor Suzuki Smash No. Pol BL 4204 EZ atas nama Fauzi seharusnya “Dirampas untuk Negara” (Sesuai dengan amar ke-3 huruf c dan d Surat Tuntutan Nomor Reg. Perkara:

PDM-/PYKBH//2013, yang telah kami bacakan dan serahkan dalam sidang hari Rabu tanggal 19 Juni 2013). Namun Pengadilan Tinggi Padang No. 167/Pid.B/2013/PT.PDG, tanggal 1 Oktober 2013 terhadap barang bukti berupa 1 (satu) unit sepeda motor Suzuki Smash tanpa plat nomor, dan 1 (satu) lembar STNK sepeda motor Suzuki Smash No. Pol BL 4204 EZ atas nama Fauzi dikembalikan kepada Terdakwa (menguatkan putusan Pengadilan Negeri Payakumbuh No. 47/Pid.B/2013/PN.PYK, tanggal 4 Juli 2013);

Atas alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum tersebut Mahkamah Agung berpendapat: Bahwa alasan tersebut tidak dapat

dibenarkan, karena Judex Facti tidak salah menerapkan hukum dalam hal menyatakan barang bukti berupa 1 (satu) unit motor Suzuki Smash tanpa plat nomor dan 1 (satu) lembar STNK sepeda motor Suzuki Nopol BL 4204 EZ atas nama Fauzi dinyatakan dikembalikan kepada Terdakwa;

Dasar atau alasan pertimbangan sehingga barang bukti tersebut tidak dirampas untuk Negara, karena berdasarkan STNK motor tersebut bukan atas nama Terdakwa, berarti bukan milik Terdakwa melainkan atas nama orang lain pihak ketiga yaitu Fauzi. Sehingga apabila barang bukti tersebut dirampas untuk Negara tentu akan dikuatirkan menjadi sengketa di kemudian hari yang dapat membutuhkan tenaga, pikiran dan biaya yang nilainya sama dengan barang bukti tersebut sehingga akan menjadi kontra produktif, tidak efektif dan efisien;

Ketentuan Pasal 101 ayat (2) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 memberikan peluang atau kesempatan kepada pihak ketiga yang beritikad baik untuk mengajukan keberatan, atas harta pihak ketiga yang telah dirampas;

Judex Facti tidak salah menerapkan hukum dalam hal menyatakan Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melanggar Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 dengan alasan: Bahwa Terdakwa ditangkap petugas pada tanggal 22 Februari 2013 di pinggiran Jalan Panglima Polim Kota Payakumbuh dalam kaitan perbuatan secara melawan hak atau melawan hukum menjadi perantara jual beli Narkotika Golongan I dalam bentuktanaman ganja beratnya 4,21 gram dengan cara Terdakwa menunggu kedatangan saksi Guntur Firdaus yang sudah memesan 1 (satu) paket Narkotika jenis Ganja seberat 4,21 gram dengan harga Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah)

dari Terdakwa. Terdakwa sendiri memperoleh Narkotika dari seorang yang bernama Reno dengan cara membeli; Bahwa beberapa saat sebelum Terdakwa ditangkap, terlebih dahulu saksi Guntur menelepon Terdakwa memesan Ganja paket Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah), selanjutnya Terdakwa menelpon Reno, beberapa saat kemudian datang Reno mengantar barang kepada Terdakwa.

Terdakwa menghubungi Guntur untuk menemui di pinggir Jalan Panglima Polim. Bahwa di TKP tersebut, Terdakwa duduk di atas sepeda motor Suzuki Smash warna hitam tanpa plat nomor, menunggu kedatangan saksi Guntur, di tangan kiri memegang ganja pesanan dan tangan kanan memegang handphone, kemudian datang petugas menangkap Terdakwa. Bahwa dua hari sebelum Terdakwa ditangkap petugas, Terdakwa telah menjual Narkotika paket Ganja Rp20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) kepada saksi Guntur. Ketika saksi Guntur ditangkap kemudian menyatakan dirinya membeli Narkotika dari Terdakwa;

Meskipun barang bukti Narkotika jenis Daun Ganja yang ditemukan pada diri Terdakwa relatif sedikit sesuai jumlah yang disebutkan dalam SEMA No. 4 Tahun 2010 jo. SEMA No. 3 Tahun 2011, tidak dengan sendirinya diterapkan Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, sebab ternyata Terdakwa bertujuan atau bermaksud untuk melakukan transaksi jual beli Narkotika dengan tujuan peredaran gelap Narkotika guna mendapatkan keuntungan. Terdakwa menjual Narkotika kepada Guntur tidak ada izin, tanpa hak atau melawan hukum;

Berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata, putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang,

maka permohonan kasasi tersebut harus ditolak; oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum ditolak dan Terdakwa dipidana, maka Terdakwa harus dibebani untuk membayar biaya perkara pada tingkat kasasi ini;

Memperhatikan Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan. menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: Jaksa/Penuntut Umum Pada Kejaksaan Negeri Payakumbuh tersebut;

Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara pada tingkat kasasi ini sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah); Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Jum’at, tanggal 7 Februari 2014 oleh Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. H. M. Syarifuddin, S.H., M.H. dan Desnayeti M., S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh M. Ikhsan Fathoni, S.H., M.H., Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum dan Terdakwa.

Dokumen terkait