Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana terurai diatas ;--- Menimbang, bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat oleh Penggugat untuk dinyatakan batal atau tidak sah adalah : --- “Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI khusus atas nama (Briptu Freddy NRP 84091358) ;--- Menimbang, bahwa gugatan Penggugat a quo pada pokoknya didasarkan atas dalil-dalil sebagai berikut :---
1. Bahwa Penggugat adalah anggota POLRI yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Kepolisian Republik Indonesia No.Pol : Skep/42/I/2004, tanggal 20 Januari 2004 sebagaimana disebutkan dalam ijazah yang dikeluarkan tanggal 04 Juli 2005 ;--- 2. Bahwa pada tahun 2013, berdasarkan Surat Persangkaan
Pelanggaran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia dari Akreditor selaku...
selaku penuntut Nomor: Skn/03/III/2013/Propam, tanggal 20 Maret 2013 telah mendakwa Briptu freddy (Penggugat) dengan persangkaan melanggar Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi :” Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan dengan tidak hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila : a. meningggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut.” Yang di duga oleh Tergugat dilakukan oleh Penggugat terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan 20 Mei 2011;--- 3. Bahwa Penggugat sudah menjalani Sidang Komisi Kode Etik Polri,
dimana berdasarkan Keputusan Sidang Komisi Kode Etik Polri dinyatakan Briptu Freddy (Penggugat) dinyatakan “Terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri” dan selanjutnya menjatuhkan sanksi bersifat rekomendasi berupa “Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH)” sebagai anggota POLRI ;--- 4. Bahwa terhadap hasil dari Sidang Komisi Kode Etik Polri tersebut,
Penggugat keberatan, hal tersebut dikarenakan alat bukti berupa absensi maupun dasar perhitungan yang didalilkan oleh Tergugat keliru dan kabur ;--- 5. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Tergugat
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ;---
Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat tersebut dibantah oleh Tergugat sebagaimana termuat dalam Surat Jawaban Tergugat tertanggal 17...
17 Oktober 2013 yang pada pokoknya berisi sebagai berikut : --- 1. Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat berawal
dari Laporan Polisi No.Pol: LP/31/V/2011/Sie PROPAM tanggal 27 Mei 2011 (vide bukti T-1) dimana Penggugat telah melakukan tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut meninggalkan secara tidak sah tanpa izin pimpinan dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011;--- 2. Bahwa hasil sidang komisi kode etik yang dituangkan dalam Keputusan
Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013. dimana Penggugat terbukti telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan diberi hukuman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia ; --- 2. Bahwa penerbitan objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat sudah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah menerapkan Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang baik ; ---
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat telah dibantah Tergugat, maka Majelis Hakim akan menguji apakah dari perspektif hukum administrasi penerbitan surat keputusan Tergugat mengandung cacat hukum berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor `9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;--- Menimbang, bahwa dari dalil gugatan, jawaban, replik dan duplik, dalam sengketa a quo, menurut Majelis Hakim permasalahan hukum administrasi yang harus dipertimbangkan dalam sengketa a quo adalah, apakah dari aspek kewenangan, subtansi dan atau prosedur obyek sengketa telah diterbitkan sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan telah pula menerapkan Azas-azas umum pemerintahan yang baik khususnya asas kecermatan dan
kepastian hukum ? ;--- Menimbang, bahwa untuk membuktkan dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat bukti surat yang diberi tanda P-1 s/d P-.22 dan 1 (satu) orang saksi yang bernama Syahrial Jamil sedangkan Tergugat mengajukan bukti surat yang diberi tanda T-1 s/d T-12 dan 2 (dua) orang saksi yang bernama Syahrony, SE dan Jonderi Abdi ;--- Menimbang, bahwa setelah mempelajari berkas perkara dan hasil pemeriksaan alat bukti surat maupun alat bukti keterangan saksi yang diajukan oleh para pihak di persidangan maka menurut Majelis Hakim terdapat fakta hukum yang relevan dan tidak terbantahkan lagi kebenarannya sebagaimana terurai di bawah ini :--- 1. Bahwa Penggugat berdasarkan Surat Kepolisian Negara Republik Indonesia Reg No. Pol : IJZ/283/VII/2005/SPN tanggal 04 Juli 2005 dinyatakan lulus Pendidikan DIKTUKBA GASUM POLRI GEL. I (vide bukti P-1) ;--- 2. Bahwa Penggugat berdasarkan Petikan Surat Keputusan No. Pol:
SKEP/170/VI/2009 tentang Kenaikan Pangkat Kepala Kepolisian Daerah Riau tanggal 19 Juni 2009 dari pangkat BRIPDA menjadi BRIPTU (vide bukti P-4) ; --- 3. Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat berawal
dari Laporan Polisi No.Pol: LP/31/V/2011/Sie PROPAM tanggal 27 Mei 2011 (vide bukti T-1) dimana Penggugat telah dituduh melakukan pelanggaran berdasarkan pasal 14 ayat (1) huruf (a) Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ;--- 4. Bahwa Penggugat tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari berturut-turut dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 berdasarkan Absensi Harian Personil Sat Sabhara (vide bukti P-15,16,17 dan T-2) ;---- 5. Bahwa absensi Harian Personil Sat Sabhara yang asli tidak dapat
diperlihatkan oleh Tergugat ;--- 6. Bahwa Penggugat telah diperiksa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan tanggal 30 Mei 2011 (vide bukti T-3), dan hal tersebut bersesuaian dengan kesaksian sdr Syahroni, SE di depan persidangan ;--- 7. Bahwa berdasarkan Saran Pendapat dan Saran Hukum atas nama Briptu
Freddy (Penggugat) Nomor : R367/VI/2011/Bidkum tanggal 27 Juni 2011 (vide bukti T-8) pelanggaran yang dilakukan Penggugat sudah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku ; --- 8. Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor: Kep/09/III/2013 Tentang Pembentukan Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal19 Maret 20013 (vide bukti T-4) ; --- 9. Bahwa Penggugat sudah menjalani Sidang Komisi Kode Etik Polri,
dimana berdasarkan Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013. dimana Penggugat terbukti telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan diberi hukuman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia (vide bukti P-14 dan T-5) ;--- 10. Bahwa terhadap Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013 Penggugat mengajukan permohonan banding melalui orang tua Penggugut, dimana berdasarkan Putusan Sidang Banding Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT BANDING/03//VI/2013/KOM BANDING tanggal 07 Juni 2013 (vide bukti T-6) Penggugat direkomendasi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia karena telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara...
Negara Republik Indonesia ;--- 11. Bahwa Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI atas nama Briptu Freddy (Penggugat) yang menjadi objek sengketa (vide bukti P-3 dan T-7) ; ---
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas terlebih dahulu Majelis Hakim akan mepertimbangkan dari aspek kewenangan, apakah Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa berdasarkan kewenangan yang ada padanya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku? ---
Menimbang, bahwa dari segi kewenangan, maka Majelis Hakim berpedoman pada ketentuan sebagai berikut : --- 1. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 30 Ayat (1) : Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat ; --- Pasal 30 Ayat (3) : Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah ; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, khususnya pada Pasal 15 dan bagian penjelasan pada Bab I Umum yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 15 : Memberhentikan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dilakukan oleh ;--- a. Presiden Republik Indonesia untuk pangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) atau yang lebih tinggi ; --- b. Kepala kepolisian Negara Republik Indonesia untuk pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi ( AKBP ) atau yang lebih rendah;--- Penjelasan Bab I Umum : Hal – hal yang belum cukup diatur
dalam Peraturan Pemerintah ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden sedangkan hal – hal yang bersifat rinci dan teknis kewenangan pengaturan lebih lanjut diserahkan kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku penanggung jawab dalam penyelenggaraan pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia ;--- 3. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol : Kep/74 / XI / 2003 tentang Pokok – Pokok Penyusunan Lapis – Lapis Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri ; --- Angka 5. Pemberhentian Siswa dan Pengakhiran Dinas Polri: b. Pengakhiran dinas Polri dengan kepangkatan AIPTU kebawah dilimpahkan kewenangannya kepada Kapolda dan dilingkungan Mabes Polri dilimpahkan kewenangannya kepada De SDM Kapolri ;--- Panduan Teknis atas Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol ; Kep / 74 / XI / 2003 tentang Pokok – Pokok Penyusunan Lapis – Lapis Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri ;--- Pada Bab I Umum : Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia memberikan kepercayaan dan pemberdayaan yang seluas – luasnya dalam bentuk pelimpahan beberapa / sebagian dari kewenangannya kepada Kepala Kepolisian Kesatuan Kewilayahan dan Kepala Satuan Induk Organisasi di Lingkungan Mabes Polri untuk mengatur tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri dilingkungan kesatuannya masing-masing ;--- Pada Bab II PASAL DEMI PASAL angka 5 PEMBERHENTIAN SISWA,PENGAKHIRAN DINAS DAN MEMPERTAHANKAN DALAM DINAS AKTIF ANGGOTA POLRI ; --- huruf b. Pengakhiran Dinas dan mempertahankan Dalam Dinas Aktif Anggota Polri : Angka 12 : Pengakhiran Dinas Anggota Polri dengan
kepangkatan Aiptu kebawah yang sifatnya Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) di Kewilayahan, Kapolri melimpahkan kewenangannya kepada Kapolda ;--- Angka 13 : Surat Keputusannya diterbitkan dan ditandatangani oleh Kapolda ;--- Pengakhiran dinas Polri dengan kepangkatan AIPTU kebawah dilimpahkan kewenangannya kepada Kapolda dan dilingkungan Mabes Polri dilimpahkan kewenangannya kepada De SDM Kapolri ; --- 4. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol:
SKEP/993/XII/2004 tanggal 29 Desember 2004 tentang Pedoman Administrasi Pengakhiran Dinas Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, pada bagian Lampiran Bab III Administrasi Angka 2.Tataran Kewenangan huruf. B. Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri ;--- angka 4 : Kapolri melimpahkan kewenangan kepada Kapolda untuk pangkat Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) kebawah di kewilayahan ;--- Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan–ketentuan tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (KAPOLRI) berdasarkan atribusi kewenangan yang diperolehnya berwenang untuk memberhentikan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dan terhadap kewenangan yang diperolehnya tersebut KAPOLRI telah melimpahkan kewenangannya dalam pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dimana untuk pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia di kewilayahan khususnya dari pangkat Ajun Inspektur Satu (Aiptu) ke bawah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) telah melimpahkan kewenangannya kepada Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) ;----
Menimbang, bahwa obyek sengketa aquo dikeluarkan oleh Tergugat (Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Riau) yang isinya adalah
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap Brigadir Satu (Briptu) Freddy, yang mana pangkat Brigadir Satu (Briptu) berada dibawah pangkat Ajun Inspektur Satu dan Briptu Freddy bertugas berada di wilayah Kepolisian Daerah (Polda) Riau maka sesuai dengan ketentuan yang berlaku Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau berwenang untuk menerbitkan obyek sengketa aquo berdasarkan pelimpahan kewenangan yang telah diberikan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) ;--- Menimbang, bahwa dengan demikian Tergugat yaitu Kepala Kepolisian Daerah Riau dalam menerbitan obyek sengketa a quo sudah sesuai dengan kewenangannya ;---
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menguji obyek sengketa a quo dari segi prosedur penerbitannya terlebih dahulu Majelis Hakim akan menguji obyek sengketa a quo dari segi substansinya ; ---
Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat yang tidak dibantah dan disangkal oleh Tergugat sehingga merupakan dalil tetap yang tidak perlu lagi dibuktikan dan merupakan fakta hukum adalah sebagai berikut ;--- 1. Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat berawal dari Laporan Polisi No.Pol: LP/31/V/2011/Sie PROPAM tanggal 27 Mei 2011 (vide bukti T-1) dimana Penggugat telah dituduh melakukan pelanggaran berdasarkan pasal 14 ayat (1) huruf (a) Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ;--- 2. Bahwa Penggugat telah diperiksa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan tanggal 30 Mei 2011 (vide bukti T-3), dan hal tersebut bersesuaian dengan kesaksian sdr Syahroni, SE di depan persidangan ;--- 3. Bahwa Penggugat sudah menjalani Sidang Komisi Kode Etik Polri,
dimana berdasarkan Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013. dimana Penggugat terbukti telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan
Pemerintah Nomor: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan diberi hukuman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dar i Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia (vide bukti P-14 dan T-5) ;--- 4. Bahwa terhadap Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013 Penggugat mengajukan permohonan banding melalui orang tua Penggugut, dimana berdasarkan Putusan Sidang Banding Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT BANDING/03//VI/2013/KOM BANDING tanggal 07 Juni 2013 (vide bukti T-6) Penggugat direkomendasi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia karena telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ;--- 5. Bahwa Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI atas nama Briptu Freddy (Penggugat) yang menjadi objek sengketa (vide bukti P-3 dan T-7) ; ---
Menimbang, bahwa selebihnya dalil-dalil gugatan Penggugat telah dibantah oleh Tergugat sehingga harus dibuktikan lebih lanjut kebenarannya dalam persidangan ini, sebagaimana beban pembuktian yang ditetapkan adalah seperti yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 107 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;---
Menimbang, bahwa dari bukti-bukti sebagai alat bukti yang sah, yang diajukan ke persidangan oleh para pihak adalah sebagaimana terurai dalam duduk perkara dan sesuai dengan kekhususan Peradilan Tata Usaha Negara, di mana Hakim bersifat aktif, maka hanya alat bukti yang relevan saja yang
dipergunakan untuk dipertimbangkan, sedangkan bukti-bukti yang irrelevan telah dikesampingkan ; ---
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut maka Majelis Hakim akan menguji obyek sengketa a quo dari segi substansinya ;---
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim meneliti dan mencermati obyek sengketa (vide bukti P-3 dan T-7), maka substansi obyek sengketa a quo adalah Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri atas nama Penggugat karena Penggugat telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Repubik Indonesia ;--- Menimbang, bahwa dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, berbunyi : Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik apabila: a. meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut ; --- Menimbang, bahwa selain itu Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 19 ayat (1) huruf b berbunyi: Sidang KEPP dilakukan terhadap pelanggaran; b. Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri ;---
Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 21 ayat (3) huruf e berbunyi: Sanksi administrasi berupa rekomendasi PTDH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dikenakan kepada pelanggar KEPP yang melakukan pelanggaran meliputi : e. meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut ;---
Menimbang, bahwa selain itu dalam Surat Keputusan Kapolri No.Pol :SKEP/993/XII/2004 tanggal 29 Desember 2004 pada Lampiran 3. Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia huruf a. Kriteria Pemberhentian Tidak Dengan Hormat ;---
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum tersebut, maka Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia karena melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 dan Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan keputusan Komisi Kode Etik Profesi Polri yaitu sanksi administrasi yang berupa rekomendasi PTDH sebagai anggota Polri, hal mana dikenakan terhadap Terduga pelanggar (Penggugat) ;---
Menimbang, bahwa untuk mengetahui apakah Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri atas nama Penggugat karena Penggugat telah melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Pasal 14 ayat (1) huruf a sebagaimana subtansi dari obyek sengketa a quo telah benar atau tidak, maka Majelis Hakim akan melihat terlebih dahulu mengenai Keputusan Komisi Kode Etik Polri yang menyidangkan Penggugat yang menjadi dasar terbitnya obyek sengketa ; --- Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-14 dan bukti T-5 yaitu tentang Putusan Sidang Komisi Kode Etik Polri Nomor: PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013 yang pada pokoknya disimpulkan bahwa Penggugat tidak masuk dinas secara berturut-turut lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja ;---
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada bagian memutuskan yang pada pokoknya Penggugat : ---
1. Terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 14 ayat 1 huruf (a) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 3003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri ;---
2. Menjatuhkan sanksi : Sanksi bersifat Rekomendasi berupa PTDH sebagai anggota Polri ;--- Menimbang, bahwa Penggugat tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari berturut-turut dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 berdasarkan Absensi Harian Personil Sat Sabhara (vide bukti P-15,16,17 dan T-2), dimana bukti absensi Harian Personil Sat Sabhra berasal dari fotocopy ;---
Menimbang, bahwa Majelis Hakim dalam persidangan selalu membebankan kepada Tergugat agar dapat menghadirkan absensi harian personil sat sabhara yang asli, namun Tergugat tidak dapat menghadirkan absensi tersebut ;---
Menimbang, bahwa Laporan Polisi Nomor : LP/31/V/2011/Sie Propam tanggal 27 Mei 2011 (vide bukti T-1), dimana dalam laporan tersebut Penggugat dinyatakan tidak melakukan tugas sebanyak 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturut-turut dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 ;--- Menimbang, bahwa berdasarkan kesaksian sdr Syahrial di persidangan selaku dokter dari Penggugat, pada tahun 2011 Penggugat ada meminta surat keterangan sakit ;---
Menimbang, bahwa berdasarkan surat pernyataan Briptu Refky Maratuspa tanggal 15 Januari 2014 (vide bukti P-21), dimana Penggugat dari tanggal 25 maret 2011 sampai dengan 31 Maret 2011 melakukakan kegiatan pengamanan kampanye di Kabupaten Kuansing ;--- Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta diatas, dari bukti P-15,16,17 dan T-2 dan dikaitkan dengan bukti T-1 yang berupa Laporan Polisi Nomor : LP/31/V/2011/Sie Propam tanggal 27 Mei 2011, yang menjadikan dasar dilakukan sidang komisi kode etik, terhadap Penggugat, bahwa dasar laporan polisi yang berawal dari absensi harian tersebut hanyalah fotocopy dari foto copy yang tidak dapat diperlihatkan aslinya dipersidangan oleh Tergugat ;---
Menimbang, bahwa terhadap hal-hal tersebut diatas, dan guna untuk mencari kebenaran material, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Laporan Polisi Nomor : LP/31/V/2011/Sie Propam tanggal 27 Mei 2011, yang berasal dari absensi harian yang hanya fotocopy yang tanpa diperlihatkan aslinya dipersidangan secara yuridis diragukan keabsahanya ;---
Menimbang, bahwa oleh karena dasar dari penerbitan objek sengketa aquo yaitu berupa Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI khusus atas nama Briptu Freddy (vide bukti P-3 dan T-7) , berangkat dari absensi harian (vide bukti P-15,16,17 dan T-2) dan loporan polisi.Nomor : LP/31/V/2011/Sie Propam tanggal 27 Mei 2011(vide bukti T-1) ;----
Menimbang, bahwa dengan berdasarkan bukti absensi harian yang tidak diperlihatkan aslinya di persidangan, dan dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 14 ayat (1) huruf a, yang tuduhkan oleh Tergugat kepada Penggugat dalam menerbitkan objek sengketa aquo, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa dengan absensi harian yang hanya berupa foto copy dari fotocopy tanpa dapat diperlihatkan aslinya di persidangan, sehingga Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya Pasal 14 ayat (1) huruf a tersebut tidak bisa serta merta diterapkan pada diri Penggugat ;--- Menimbang, bahwa oleh karena dasar penerbitan objek sengketa aquo Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI khusus atas nama Briptu Freddy (vide bukti P-3 dan T-7), yang tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya Pasal
14 ayat (1) huruf a, dikarenakan dasar absensi harian yang diragukan keabsahannya secara yuridis, maka Majelis Hakim berpendapat terhadap pemberhentian Penggugat sebagai anggota kepolisian Negara Republik Indonesia tidak dibenarkan secara hukum ; ---
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas, maka telah terbukti secara sah dan meyakinkan dari subtansial bahwa Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI atas nama Penggugat (Briptu Freddy) telah melanggar peraturan perundang-undangan dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang baik (AUPB) khususnya asas kecermatan dan asas kepastian hukum ;--- Menimbang, bahwa oleh karena telah terbukti secara sah dan meyakinkan dari subtansial Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI atas nama Penggugat (Briptu Freddy) adalah cacat hukum secara subtansial, oleh karenanya tuntutan Penggugat supaya keputusan tersebut dinyatakan batal beralasan hukum untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas maka gugatan Penggugat dikabulkan untuk seluruhnya maka sudah sepatutnya Tergugat untuk merehabilitasi nama baik Penggugat ;---
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dikabulkan maka sesuai ketentuan Pasal 110 Undang-Undang Nomor. 51 Tahun 2009 tentang