• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N NOMOR: 34/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N NOMOR: 34/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

“DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara di tingkat pertama dengan acara biasa telah menjatuhkan putusan dengan pertimbangan-pertimbangan seperti tersebut di bawah ini, dalam perkara antara : --- F R E D D Y : Kewarganegaraan Indonesia, Bertempat Tinggal Jalan Kayu

Mas Gang Chery No: 6 Pekanbaru ; Dengan ini memberi kuasa kepada : 1. Sanggam Marbun, SH ;

2. Widargo, SH ;

Semuanya Adalah Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat/Penasehat Hukum pada Law Firm SANGGAM MARBUN & PARTNER, beralamat Jalan Pembangan No: 11 D Pekanbaru Riau ; dengan Surat Kuasa Khusus No: 19/LF/SM&P/A-LC/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013; Selanjutnya disebut sebagai... PENGGUGAT;

M E L A W A N

Nama Jabatan : KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH RIAU (KAPOLDA RIAU);

Berkedudukan di: Jalan Jend. Sudirman Nomor: 235 Pekanbaru ;

Dengan Surat Kuasa Nomor:- tanggal 23 September 2013 atas nama :

1. AKBP ARIADI EFFENDI, SH.S.IK,MH ; 2. KOMPOL RUSLI, SH ;

3. NERWAN,SH ;

Selanjutnya disebut sebagai...TERGUGAT;

(2)

-. Telah membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Nomor: 34/Pen.MH/2013/PTUN.Pbr tanggal 10 September 2013 tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa perkara tersebut ;--- -. Telah membaca Surat Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor : 34/Pen.PP/2013/PTUN.Pbr tanggal 13 September 2013 tentang Pemeriksaan Persiapan ;--- - Telah membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Nomor: 34/Pen.MH/2013/PTUN.Pbr tanggal 27 September 2013 tentang Pergantian Hakim Anggota 1 dan Hakim Anggota 2 perihal mutasi (pindah tugas) untuk memeriksa perkara tersebut ;

-. Telah membaca Surat Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor: 34/Pen.HS/2013/PTUN.Pbr tanggal 01 Oktober 2013 tentang Hari Persidangan yang terbuka untuk umum ; --- -. Telah membaca berkas perkara, surat-surat bukti, mendengar keterangan

saksi-saksi yang diajukan dipersidangan dalam perkara ini ;--- TENTANG DUDUKNYA PERKARA:

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 09 September 2013 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 09 September 2013 di bawah Register Perkara Nomor: 34/G/2013/PTUN-Pbr, dan telah diperbaiki pada tanggal 01 Oktober 2013 ;

Adapun yang menjadi dasar dan alasan Penggugat mengajukan gugatan adalah sebagai berikut :

1. Bahwa yang menjadi objek gugatan dalam perkara ini adalah Surat Keputusan Tata Usaha Negara yakni Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri khusus atas nama

(3)

Penggugat (Pangkat BRIPTU FREDDY NRP. 84091358) ; --- 2. Bahwa Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Tergugat tersebut diatas

adalah merupakan Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang secara hukum telah bersifat konkret, individual dan final serta telah menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata dalam hal ini Penggugat sehingga telah memenuhi ketentuan pasal 1 angka (9) Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;--- Bersifat konkrit karena Keputusan Tergugat adalah nyata, tidak abstrak,tetapi berwujut dan tertentu, dalam hal ini adalah keputusan mengenai tindakan administrasi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri terhadap Penggugat ;--- Bersifat individual karena keputusan a quo ditujukan secara tegas kepada Penggugat dan bukan kepada umum yang diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Polri oleh Tergugat ;--- Bersifat final karena keputusan a quo merupakan keputusan akhir dari

Tergugat kepada Penggugat ;--- Menimbulkan akibat hukum karena dengan terbitnya Surat Keputusan

Tata Usaha Negara yakni Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 Penggugat diberhentikan dari dinas Polri, sehingga Penggugat telah kehilangan pekerjaan yang merupakan sumber utama pencaharian Penggugat baik untuk saat ini dan juga dimasa yang akan datang ; 3. Bahwa objek sengketa tersebut telah diterima dan diketahui oleh Penggugat

pada tanggal 27 Juli 2003 di Polres Kuantan Singingi (Kuansing), oleh karenanya gugatan ini diajukan masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh)……….

(4)

(sembilan puluh) hari sebagaimana yang ditentukan dan diatur dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo, Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 yang berbunyi “ Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu Sembilan Puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan Tata Usaha Negara “--- 4. Bahwa Penggugat telah dirugikan kepentingannya oleh karena Surat

Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri khusus atas nama Penggugat (Pangkat BRIPTU FREDDY) yang diterbitkan oleh Tergugat tersebut, sehingga Penggugat tidak lagi dapat bekerja sebagai Anggota Polisi Republik Indonesia dan telah kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber utama mata pencaharian Penggugat ;--- Dengan demikian Penggugat memiliki hak secara hukum untuk mengjukan gugatan ini secara tertulis kepada Pengadilan yang berwenang dan berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan tersebut dinyatakan batal atau tidak sah ;--- Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 53 angka (1) Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo, Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menentukan bahwa “ orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan ole suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi “ --- 5. Bahwa dengan terbitnya Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau

(5)

Nomor Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013, Penggugat merasa sangat dirugikan, karena dengan terbitnya Surat Keputusan yang menjadi obyek sengketa dalam perkara a quo telah menimbulkan akibat hukum kepada Penggugat berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Republik Indonesia terhadap Penggugat sehingga masa depan Penggugat menjadi suram ;--- 6. Bahwa obyek sengketa a quo adalah Surat Keputusan yang secara jelas dan nyata telah melanggar dan bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik diantaranya ialah asas kepastian hukum sebagaimana yang diatur dalam Pasal 53 angka (2) huruf b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Pasal 3 angka (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dimana asas kepastian hukum merupakan salah satu asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan Peraturan Perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara negara. Selain itu juga bertentangan dengan asas kecermatan. Bahwa Tergugat selaku penyelenggara negara dalam mengambil suatu kebijakan atau keputusan yang mempunyai akibat hukum terhadap Penggugat tidak terlebih dahulu mempertimbangan dengan teliti dan cermat dalam menertbitkan Surat Keputusan yang menjadi obyek sengketa a quo, sehingga kebijakan tersebut adalah kebijakan yang tidak berlandaskan pada Peraturan Perundang-undangan, kepatutan dan keadilan ;--- 7. Bahwa pada hakikatnya suatu penegakan Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia secara hukum harus dilaksanakan dengan obyektif, akuntabel, menjunjung tinggi kepastian hukum dan rasa keadilan (Legal and Legitimate), serta Hak Asasi Manusia dengan memperhatikan jasa……….

(6)

jasa pengabdian Anggota Kepolisian yang diduga melanggar Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia ;--- 8. Bahwa penegakan terhadap Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia maupun dalam penjatuhan sanksi atau rekomendasi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Tidak Hormat haruslah senantiasa memperhatikan tujuan utama dan terutama dari sifat penghukuman itu, yang diantaranya adalah bertujuan untuk menyadarkan dan mendidik Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ;--- 9. Bahwa obyek sengketa a quo juga jelas dan nyata melanggar dan bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yakni bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Perundang-undangan yang bersifat procedural/formal (vormgebreken) yaitu bertentangan dengan Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri ;--- 10. Bahwa berdasarkan uraian diatas, gugatan Penggugat secara hukum telah memenuhi alasan-alasan sebagaimana yang disebutkan dalam ketentuan Pasal 53 angka (2) huruf a dan b Undang-Undang nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang nomor 5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara. Sehingga Penggugat mempunyai kepentingan hukum untuk mengajukan gugatan ini guna mempertahankan hak-hak hukumnya ;--- 11. Bahwa Penggugat telah diangkat menjadi anggota Kepolisian Negara

Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian RI Nomor Pol: Skep/42/I/2004, Tanggal 20 Januari 2004 sebagaimana disebutkan dalam ijazah yang dikeluarkan pada tanggal 04 Jul i 2005 ; 12. Bahwa selanjutnya Penggugat dinaikkan pangkatnya berdasarkan Surat Keputusan………

(7)

Keputusan Nomor Pol: Skep/170/VI/2009 Tentang Kenaikan Pangkat menjadi Briptu terhitung mulai tanggal 01 Juli 2009 dengan tanda Kartu Anggota Polri Nomor: KTAP/220/IX/2012 tertanggal 27 September 2012 dengan masa kerja selama kurang dari 8 (delapan) tahun ;--- 13. Bahwa Penggugat merupakan Anggota Polri yang telah mengabdi dan

bertugas serta memiliki potensi dan kemampuan yang baik dilingkungan Kepolisian RI, hal tersebut dapat kami uraikan sebagai berikut, bahwa Penggugat ;--- a) Pernah mengikuti magang dan pembulatan pertamanya di POLDA RIAU

berdasarkan Surat Keputusan Nomor Pol: Skep/417/VI/2005 Tentang Penempatan Magang/Penempatan Pertama Bintara Polri Gelombang I Tahun 2005 terhitung mulai tanggal 11 Juli 2005 ;--- b) Dinyatakan selesai mengikuti kegiatan magang yang dilaksanakan di Polres Bengkalis dari tanggal 05 Juli sampai dengan 02 Desember 2005 berdasarkan Surat Keputusan Kapolres Bengkalis Nomor Pol: Skep/18/XII/2005 Tanggal 03 Desember 2005 ;--- c) Telah dinyatakan lulus mengikuti dan menyelesaikan pelatihan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Polri dari tanggal 06 Februari sampai dengan tanggal 17 Februari 2006 di SPN Pekanbaru berdasarkan Surat Keputusan KA SPN Pekanbaru Nomor Pol Skep/03/II/2006 ;--- d) Pernah mengikuti pelatihan dan pendistribusian Alsus Sandi Cryptophon

7000 I di kamar Sandi Dit Intelkam Polda Riau ;--- e) Pernah menjabat sebagai Anggota Sandi Lokal dilingkungan Polda Riau berdasarkan Surat Keputusan Nomor Pol: Skep/192/VIII/2008 Tentang Penunjukan Personel sebagai Anggota Sandi Lokal di Lingkungan Polda Riau ;---

(8)

f) Pernah mengikuti pelatihan penggunaan video Compact Disk fungsi tehnis intel dari tanggal 27 April sampai dengan 06 Mei 2009 ;--- g) Pernah mengikuti ESQ Leadership Training, In House Polda Riau

angkatan 002 di Hotel Labersa Pekanbaru tanggal 07 Oktober 2011 sampai dengan tanggal 08 Oktober 2011 ;--- 14. Bahwa pada tahun 2013 berdasarkan Surat Persangkaan Pelanggaran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia dari Akreditor selaku penuntut Nomor: Skn/03/III/2013/propam, tanggal 20 Maret 2013 telah mendakwa Briptu Freddy dengan persangkaan melanggar Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri yang berbunyi “Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila: a. Meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut”, yang diduga oleh Tergugat dilakukan oleh Penggugat (Briptu Freddy) terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan 20 Mei 2011 ;--- 15. Bahwa kemudian Komisi Kode Etik Polri menggelar sidang Kode Etik Polri dengan menghadirkan Penggugat di depan persidangan, dan pada hari Rabu Tanggal 10 April 2013 dalam putusan sidang Kode Etik Profesi Polri, Briptu Freddy dinyatakan “terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri” dan selanjutnya menjatuhkan sanksi bersifat rekomendasi berupa “Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) sebagai Anggota Polri ;--- 16. Bahwa berdasarkan putusan Komisi Kode Etik Polri sebagaimana tersebut di

atas, pada tanggal 24 Juli 2013 Kepala Kepolisian daerah Riau mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: Kep/380/VII/2013 Tentang Pemberhentian...

(9)

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari dinas Polri terhadap Briptu Freddy dengan dasar melanggar pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri yaitu telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan 20 Mei 2011 ;---- 17. Bahwa Penggugat tidak melaksanakan dinas seperti yang dituduhkan oleh

Tergugat tersebut adalah bukan tanpa alasan yang jelas dan tidak sah. Adapun alasan Penggugat adalah sebagai berikut :--- 17.a Bahwa Penggugat pada tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan 31

Maret 2011 sedang berada di Teluk Kuantan untuk mengikuti PAM Kampanye di Kab. Kuansing, yaitu mengikuti pelaksanaan PAM Kampanye di Cerenti dan ada mengikuti kegiatan pengamanan kampanye sebanyak 5 (lima) kali, dimana yang terakhir adalah di Desa Gunung Toar ;--- 17.b Bahwa pada bulan April 2011 Penggugat tidak melaksanakan dinas

disebabkan Penggugat dalam keadaan sakit yang berdasarkan rekomendasi dari dokter mengharuskan Penggugat untuk beristirahat untuk beberapa waktu lamanya, sehingga dengan keadaan tersebut Penggugat tidak dapat melaksanakan dinas seperti biasanya. Hal itu dibuktikan dengan adanya berupa surat dari dokter atas nama Penggugat yang seingat Penggugat sudah Penggugat serahkan kepada Penyidik yang memeriksa Penggugat saat itu ;--- 18. Bahwa alasan-alasan yang disebutkan pada point 17 diatas dalam gugatan

ini pada waktu menerbitkan surat keputusan yang menjadi sengketa a quo tidak dijadikan bahan pertimbangan bagi Tergugat, oleh karenanya surat keputusan tersebut mengandung cacat hukum. Seharusnyalah alasan-alasan tersebut dijadikan dasar bagi Tergugat, karena alasan-alasan tersebut adalah sah menurut hukum ;---

(10)

19. Bahwa dengan demikian Tergugat dalam menerbitkan surat keputusan tersebut adalah berdasarkan dugaan yang sangat keliru dan tanpa alasan dengan anggapan bahwa Penggugat telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan tanggal 20 Mei 2011 yaitu terhitung selama 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturut-turut; 20. Bahwa pada kenyataan yang sebenarnya adalah selama 7 (tujuh) hari

kerja Penggugat sedang berada di Teluk Kuantan untuk mengikuti PAM Kampanye di Kab. Kuansing terhitung tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Maret 2011 dan selama beberapa hari pada bulan April 2011 Penggugat sedang dalam keadaan kurang sehat berdasarkan rekomendasi dari dokter yang mengharuskan Penggugat untuk beristirahat, dan ini semua dapat dibuktikan oleh Penggugat ;--- 21. Bahwa untuk itu, alasan Tergugat menyatakan Penggugat telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut sebagaimana yang diatur dalam Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tidak terpenuhi, sehingga surat keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 yang dikeluarkan oleh Tergugat mengandung cacat hukum dan harus dibatalkan ;--- 22. Bahwa alat bukti berupa absensi maupun dasar perhitungan yang didalilkan oleh Tergugat sepanjang mengenai tuduhan telah meninggalkan tugas selama 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturut-turut sebagaimana tersebut diatas dengan demikian adalah keliru dan kabur, sehingga Komisi Kode Etik Polri dalam siding Kode Etik tersebut dalam menilai, meimbang, dan menjatuhkan putusan berupa rekomendasi Pemberhentian Tidak

(11)

Dengan Hormat atas Penggugat didasarkan pada alat-alat bukti dan tuduhan yang tidak benar dan tidak berdasar ;--- 23. Bahwa perlu kami beritahukan kepada Majelis Hakim Yang Mulia, perhitungan selama 47 hari kerja berturut-turut sebagaimana yang dituduhkan kepada Penggugat tersebut tidak memiliki alasan dan dasar yang jelas secara hukum, sebab tidak ada kesesuaian antara perhitungan 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturut-turut dengan barang bukti berupa Absensi yang diajukan Tergugat baik dalam pemeriksaan (Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan) terhadap Penggugat maupun yang diajukan pada sidang Kode Etik Polri saat itu. Hal mana ternyata dalam fotocopy Absensi yang diajukan Tergugat tersebut memperlihatkan seolah-olah Penggugat tidak melaksanakan dinas terhitung sebanyak 55 (lima puluh lima) hari kerja berturut-turut, karena pada fotocopy absensi atas nama Freddy diberi tanda TK (Tanpa Keterangan) sebanyak 55 (lima puluh lima) kali. Namun dalam surat persangkaan dari akreditor dibuat 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturut-turut. Tentulah hal ini tidak memiliki kesesuaian antara alat bukti dengan apa yang dituduhkan kepada Penggugat. Dengan demikian alat bukti dan tuduhan tersebut terkesan dibuat-buat dan direkayasa, sehingga sangat merugikan Penggugat ;--- 24. Bahwa bukti berupa Absensi asli tidak pernah dihadirkan oleh Tergugat di

persidangan, padahal Absensi tersebut merupakan dasar pertimbangan Komisi Kode Etik Polri dalam menjatuhkan putusan kepada Penggugat ;--- 25. Bahwa terhadap Anggota Polri yang melakukan pelanggaran baik terhadap

kode etik maupun peraturan disiplin seharusnya terlebih dahulu dilakukan suatu pembinaan sebelum menjatuhkan sanksi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari dinas Polri. Terlebih lagi Penggugat adalah merupakan Anggota Kepolisian yang masih baru saja meniti karir dan memiliki potensi yang sangat berguna bagi Negara Republik Indonesia. 26………

(12)

26. Bahwa dari seluruh uraian di atas, terbukti bahwa obyek sengketa a quo yaitu Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 Tanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari dinas Kepolisian Republik Indonesia Khusus atas nama Freddy (Pengugat) mengandung cacat hukum, karena ;---

26.a Bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku sebagaimana dimaksud pasal 53 angka (2) huruf a Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu bertentangan dengan pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri karena Penggugat tidak terbukti meninggalkan dinas selama 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturut-turut ;--- 26.b Bertentangan dengan asas-asas Umum Pemerintahan yang baik, yaitu

bertentangan dengan asas kepastian hukum dan asas kecermatan sebagaimana dimaksud Pasal 53 angka (2) huruf b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana yang sudah diuraikan sebelumnya pada point (6) dalam gugatan ini, karena Surat Keputusan tersebut memperlihatkan ketidakcermatan Tergugat sebagai penyelenggara negara dalam mengambil suatu kebijakan atau keputusan. Selain itu juga Surat Keputusan tersebut mengindikasikan kesewenang-wenangan dari Tergugat tanpa memperhatikan dan menerapkan landasan Peraturan Perundang-undangan, kepatutan dan keadilan ;---

(13)

Bahwa berdasarkan uraian dan alasan Penggugat sebagaimana tersebut di atas, maka Penggugat memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar kiranya berkenan untuk memutuskan yang amarnya sebagai berikut ;--- 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;--- 2. Menyatakan Batal atau Tidak Sah Surat Keputusan Kepala Kepolisian

Republik Indonesia Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 Tanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Republik Indonesia Khusus atas nama Penggugat (BRIPTU FREDDY) ;--- 3. Memerintahkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Kepala

Kepolisian Republik Indonesia Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 Tanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Republik Indonesia atas nama Briptu Freddy ;--- 4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk merehabilitasi nama baik atau

memulihkan harkat dan martabat Penggugat sebagai Anggota Kepolisian Republik Indonesia ;--- 5. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya perkara yang timbul

dalam perkara ini ;---

Atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memiliki pendapat lain, Penggugat memohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;--- Demikianlah gugatan ini kami sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita. Amin ;---

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan Jawabannya sebagaimana dengan Surat Jawabannya tertanggal 17 Oktober 2013 yang pada pokoknya berbunyi sebagai berikut ;--- Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil – dalil yang dikemukakan oleh Penggugat kecuali... .

(14)

kecuali yang dengan tegas dan jelas diakui oleh Tergugat ;--- 1. Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat (FREDDY)

telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur serta mekanisme hukum yang berlaku dalam instansi Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Peraturan Pemerintah RI No. 1 tahun 2003, Peraturan Kapolri No. 8 tahun 2006 ) yaitu ;---

a. Adanya Laporan Polisi Nomor : LP/31/V/2011/Sie Propam tanggal 27 Mei 2011 an. BRIPTU FREDDY telah melakukan perbuatan tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut–turut meninggalkan tugas secara tidak sah tanpa izin pimpinan dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 dan pada saat itu situasi wilayah hukum Polres Kuansing dinyatakan dalam keadaan siaga I dalam rangka menghadapi pengamanan pemilu kepala daerah 2011 Kabupaten Kuansing ;--- b. Bahwa berdasarkan Laporan Polisi tersebut, selanjutnya Unit P3D / Kasi

Propam Polres Kuansing melakukan pemeriksaan dengan mengumpulkan bukti-bukti yaitu keterangan saksi-saksi, bukti petunjuk dan bukti surat serta keterangan terperiksa yang kemudian menjadi berkas perkara pelanggaran Nomor : BP/25/VI/2011/Sie Propam,tanggal 2 Juni 2011 ;---

c. Bahwa dari hasil pemberkasan tersebut Kasi Propam Polres Kuansing melimpahkan berkas perkara tersebut kepada Ankum Penggugat, selanjutnya Ankum (Kapolres) memerintahkan kepada Kasi Propam Polres Kuansing untuk meminta saran dan pendapat hukum kepada fungsi pembinaan hukum Polda Riau guna mendapatkan saran pendapat hukum terhadap penyelesaian perkara Penggugat FREDDY ;

d. Bahwa berdasarkan surat permintaan saran pendapat hukum Polres Kuansing, Bidang hukum Polda Riau telah memberikan saran pendapat

(15)

hukum an. BRIPTU FREDDY Nomor : R/367/VI/2011/Bidkum tanggal 27 Juni 2011 yang intinya perbuatan terperiksa secara yuridis telah memenuhi unsur pasal 14 ayat (1) huruf a PP RI No. 1 tahun 2003 tentang Pemberhentian anggota Polri yaitu anggota Polri diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian RI apabila meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut ;---

e. Berdasarkan saran pendapat hukum Bidang hukum Polda Riau dan kelengkapan berkas perkara lainnya, Kasi Propam mengajukan usul pembentukan sidang komisi kode etik kepada Kapolres Kuansing Nomor : R/03/III/2013/Propam tanggal 19 Maret 2013, berdasarkan usulan tersebut Kapolres telah membentuk susunan sidang komisi kode etik Polri Polres Kuansing Nomor : Kep/09/III/2013 tentang pembentukan komisi kode etik Polri tanggal 19 Maret 2013 ;---

f. Bahwa setelah dibentuknya susunan sidang Komisi Kode Etik maka pada tanggal 10 April 2013 sesuai dengan Perkap Nomor 19 tahun 2012 tentang SOTK KKEP, komisi Kode Etik Polri melaksanakan sidang perkara terperiksa BRIPTU FREDDY, dimana dalam proses persidangan telah mendengar keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti lainnya, kemudian Pejabat Komisi Kode Etik Polri berkesimpulan BRIPTU FREDDY telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 2003 yaitu telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut terhitung sejak tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 atau selama 47 (empat puluh tujuh) hari ;---

(16)

g. Bahwa setelah adanya putusan sidang Komisi Kode Etik terhadap terperiksa BRIPTU FREDDY (Penggugat) Nomor : PUT KKEP / 03 / IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013, selanjutnya pejabat Komisi Kode Etik memberikan saran pertimbangan kepada Pejabat Pembentuk komisi kode etik tentang Pemberhentian tidak dengan hormat an. BRIPTU FREDDY), dan selanjutnya Kapolres Kuansing selaku ankum terperiksa mengusulkan ke Kapolda Riau untuk diterbitkan surat keputusan pemberhentian tidak dengan hormat a.n. BRIPTU FREDDY;

g. Bahwa Kapolda Riau setelah menerima usulan dari Kapolres Kuansing dan berkas lainnya selanjutnya Kapolda Riau menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat a.n. BRIPTU FREDDY No. Pol.: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013, hal ini sesuai dengan surat keputusan Kapolri No. Pol.: Kep / 74 / XI / 2003 tanggal 11 Nopember 2003 yang pada intinya menyatakan wewenang Kapolri didelegasikan kepada Kapolda Riau tentang pengakhiran dinas anggota Polri yang berpangkat Aiptu kebawah yang sifatnya (PTDH) ;--- 2. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada halaman 3 poin 6, 7, 8 yang

menyatakan bahwa surat keputusan aquo objek sengketa telah bertentangan dengan azas umum pemerintahan yang baik, diantaranya kepastian hukum ;---

Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat yang dilakukan oleh Tergugat (Kapolda Riau) terhadap BRIPTU FREDDY dengan surat keputusan No. Pol.: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku di Institusi Polri dan azas-azas umum pemerintahan yang baik, dengan memperhatikan azas-azas keseimbangan (Principle Of Proportionality) yaitu keseimbangan antara

(17)

kesalahan yang dilakukan oleh Tergugat terhadap norma-norma hukum positif institusi Polri serta dan azas kepastian hukum, kecermatan sehingga anggota Polri yang lain tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga merusak TRIBRATA sebagai falsafah anggota Polri, dengan demikian pemberhentian tersebut telah dipertimbangkan demi kelangsungan Polri yang dicintai masyarakat bukan karena kepentingan individu ;---

3. Bahwa Penggugat juga dalam gugatannya halaman 4 poin 9 yang mengatakan objek sengketa yaitu surat keputusan Kapolda Riau bertentangan dengan pasal 14 angka 1 huruf a peraturan pemerintah ;---

Bahwa dalil dan pendapat penggugat tersebut sangatlah premature karena proses pemberhentian tidak dengan hormat tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di institusi Polri dan secara yuridis materil Penggugat telah terbukti melakukan pelanggaran tidak masuk dinas selama 47 (empat puluh tujuh) hari secara berturut-turut tanpa adanya izin dari atasan yang berwenang sebagaimana pembuktiannya di persidangan komisi kode etik Polri Polres Kuansing yang digelar atas nama penggugat yaitu BRIPTU FREDDY ;--- 4. Bahwa dalil-dalil Penggugat yang menyangkal dituduh tidak melaksanakan dinas dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 karena pada tanggal 25 Maret s/d tanggal 31 Maret 2013 (lebih kurang 7 hari) penggugat melaksanakan PAM Kampanye di desa gunung Toar sebagaimana gugatan penggugat pada poin 17,18,19,20 ;--- Bahwa ketidakhadiran Penggugat dalam melaksanakan dinas dapat dibuktikan dengan keterangan saksi-saksi BRIPTU C.A. NASUTION, BRIPTU ANGGIAT SIBURIAN, BRIPTU JONDERI ABDI, namun keterangan tersebut dibantah oleh Penggugat tetapi tidak dapat dibuktikan oleh Penggugat bahwa pada tanggal tersebut mengikuti PAM kampanye di Cirenti--- maupun...

(18)

maupun di desa gunung Toar, apalagi di dalam keterangannya, penggugat mengakui selama tidak masuk dinas berada di rumah orang tuanya di Pekanbaru, hal tersebut didukung dengan bukti absensi yang dibuat oleh Polres Kuansing, apalagi jika dikurangi dengan jumlah ketidakhadiran Penggugat selama 7 (tujuh) hari pun secara materil unsur tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari sudah terpenuhi ;--- 5. Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan alat bukti berupa absensi menjadi dasar perhitungan dalam menentukan tidak masuk dinas terhadap Penggugat sebagaimana yang disebutkan dalam poin 21,22,23,24 adalah kabur dan tidak jelas serta tidak diperlihatkan dalam sidang KKEP ;--- Bahwa ketidakhadiran Penggugat dalam melaksanakan dinas tanpa izin dari pimpinan, salah satunya adalah daftar absensi kehadiran Penggugat dalam melaksanakan dinas dan semuanya itu sudah jelas dan telah dijadikan bukti dalam persidangan dan sangat mengada-ada jika absensi tersebut tidak dilampirkan, karena perkara tidak masuk dinas yang dilakukan oleh Penggugat sudah melalui proses / prosedur yang panjang yang jelas Penggugat tidak mempunyai itikad baik untuk melaksanakan dinas dan semua bukti yang disebutkan oleh Penggugat baru belakangan disampaikan diragukan kebenarannya ;---

6. Bahwa rekomendasi / putusan yang dihasilkan oleh komisi kode etik Polri Polres Kuansing tersebut telah diajukan banding oleh penggugat ke komisi banding Polda Riau pada tanggal 12 April 2013 dan komisi banding telah memberikan putusan menolak permohonan banding tersebut dan menguatkan putusan komisi kode etik Polres Kuansing pada tanggal 7 Juni 2013, sehingga dengan demikian rekomendasi komisi banding bersifat final dan tidak ada upaya administratif lainnya sebagaimana pasal 68 Perkap No. 19 tahun 2012 ;---

(19)

7. Bahwa oleh karena proses dan prosedur terbitnya Surat Keputusan Pemberhentian Tidak dengan Hormat Kapolda Riau No. Pol.: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 an. BRIPTU FREDDY telah sesuai dengan prosedur dan mekanisme aturan yang berlaku secara khusus dilingkungan Polri ;---

Berdasarkan alasan-alasan hukum tersebut diatas, bahwa proses pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) terhadap BRIPTU FREDDY (Penggugat) telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di institusi Polri dan sumpah anggota Polri dalam rangka menegakkan hukum dan wibawa Polri ditengah masyarakat dan sesuai dengan azas umum pemerintahan yang baik.

Kami mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat yang menyidangkan perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut ; ---

1. Menolak seluruh gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;---

2. Menyatakan surat keputusan Kapolda Riau No. Pol.: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang pemberhentian tidak dengan hormat dari dinas Polri (PTDH) a.n. BRIPTU FREDDY adalah sah menurut hukum ;---

3. Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Penggugat ;--- Menimbang, terhadap Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah mengajukan Repliknya pada 31 Oktober 2013 dan terhadap Replik Penggugat tersebut, Tegugat telah mengajukan Dupliknya pada tanggal 07 Nopember 2013

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat telah mengajukan surat-surat bukti yang telah diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya, kecuali bukti P-6,P-9,P-10,P-15,P-16,P-17

(20)

dan P-18, sehingga diterima sebagai alat bukti yang sah dalam persidangan ini dengan diberi tanda P-1 sampai dengan P-22 adalah sebagai berikut :--- 1. Bukti P-1 : Foto Copy Ijazah Reg No. Pol:

IJZ/283/VII/2005/SPNTertanggal 04 Juli 2005 ;

2. Bukti P-2 : Foto copy Berita Acara Tanda Terima Surat Berupa Petikan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 Tertanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama BRIPTU FREDDY;--- 3. Bukti P-3 : Foto copy Petikan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 Tertanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama BRIPTU FREDDY;--- 4. Bukti P-4 : Foto copy Petikan Surat Keputusan

No.Pol:Skep/170/VI/2009 Tertanggal 19 Juni 2009 Tentang Kenaikan Pangkat ;--- 5. Bukti P-5 : Foto copy Kartu Tanda Anggota Polri

Nomor:KTAP/220/IX/2012 Tertanggal 27 September 2009 ; 6. Bukti P-6 : Foto copy Petikan Surat Keputusan Nomor

Pol:Skep/417/VI/2005 Tentang Penempatan Magang/Penempatan Pertama Bintara Polri Gelombang I Tahun 2005 Tertanggal 27 Juni 2005 ;--- 7. Bukti P-7 : Foto copy Surat Keterangan No.

Pol:Skep/18/XII/2005tanggal 03 Desember 2005 Tentang Keterangan Telah Mengikuti kegiatan Magang yang dilaksanakan di Polres Bengkalis dari tanggal 05 Juli sampai dengan 02 Desember 2005 ;--- 8. Bukti P-8 : Foto copy Surat Tanda Tamat Pelatihan atau TelahLulus Mengikuti...

(21)

Mengikuti dan menyelesaikan Pelatihan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Polri (Fungsi: LATBA LIDIK FT. INTELKAM) Tertanggal 17 Februari 2006 berdasarkan Surat Keputusan KA SPN Pekanbaru No. Pol: Skep/03/II/2006 ;--- 9. Bukti P-9 : Foto copy Surat Perjalanan Dinas Mengikuti Pelatihan dan

Pendistribusian Alsus Sandi Cryptophon 7000 I Dikamar Sandi Dit Intelkam Polda Riau. No.Pol: SPD/116/XI/2006 ;---- 10.Bukti P-10: Foto copy Petikan Surat Keputusan No. Pol:Skep/192/VIII/2008 Tentang Penunjukan Personel Sebagai Anggota Sandi Lokal Dilingkungan Polda Riau ;--- 11.Bukti P-11: Foto copy Surat Keterangan No.

Pol:Sket/15/V/2009/SPNTentang Keterangan Mengikuti Pelatihan Penggunaan Video Compact Disk Fungsi Tehnis Intel dari tanggal 27 April sampai dengan 06 Mei 2009 ;--- 12. Bukti P-12: Foto copy Surat Tanda Tamat Pelatihan Penggalangan Intel

Tertanggal 08 Mei 2009 ;--- 13. Bukti P-13: Foto copy Sertifikat Mengikuti ESQ Leadership Training, In House Polda Riau Angkatan 002 di Hotel Labersa-Pekanbaru tanggal 07 Oktober 2011 sampai dengan tanggal 08 Oktober 2011 ;--- 14. Bukti P-14: Foto copy Salinan Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor: PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP Tertanggal 10 April 2013 ;--- 15. Bukti P-15: Foto copy Absensi Harian Personel Sat Sabhara Minggu Keempat Bulan Maret 2011 ;--- 16.Bukti P-16: Foto copy Absensi Harian Personel Sat Sabhara Bulan April 2011 ;--- 17...

(22)

17.Bukti P-17: Foto copy Absensi Harian Personel Sat Sabhara Minggu Pertama Sampai Dengan Minggu Ke Tiga Bulan Mei 2011; 18.Bukti P-18: Foto copy Surat No. Pol: B/III/XI/2006 Perihal Penghadapan

Untuk Mengikuti Pelatihan dan Pendistribusian Alsus Sandi Cryptophon 7000 I Dikamar Sandi Dit Intelkam Polda Riau ; 19.Bukti P-19: Foto copy, Surat Keputusan No. Pol:SKEP/97/III/2009

Tentang Penentuan Lulus Ujian VCD Fungsi Teknis Kepolisian UKP Periode 1 Juli 2009 Personel Polda Riau Tertanggal 30 Maret 2009 ;--- 20.Bukti P-20: Foto copy, Surat Keputusan No. Pol: SKEP/98/III/2009 Tentang Penentuan Lulus Ujian Beladiri Polri UKP Periode 1 Juli 2009 Personel Polda Riau Tertanggal 30 Maret 2009 ; 21.Bukti P-21: Foto copy Surat Pernyataan atas nama REFKY

MARATUSPA, Anggota Kepolisian Republik Indonesia, Pangkat Briptu, NRP. 85011148 yang dibuat Tertanggal 15 Januari 2014 ;--- 22.Bukti P-22: Foto copy Kartu Tanda Anggota POLRI Nomor: KTAP/241/VI/2012 tertanggal 07 Juni 2012 atas Nama Briptu REFKY MARATUSPA ;---

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil sanggahannya Tergugat telah menagajukan surat-surat bukti yang telah diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya kecuali bukti 1,2,3,4,5 dan T-8,T-9, sehingga diterima sebagai alat bukti yang sah dalam persidangan ini dengan diberi tanda T-1 sampai dengan T-12 adalah sebagai berikut :--- 1. Bukti T - 1: Foto copy Laporan Polisi nomor : LP/31/V/2011/Propam

tanggal 27 Mei 2011 an. BRIPTU FREDDY ;--- 2. Bukti T - 2: Foto copy absensi personel sat Sabhara Polres Kuansing an.

BRIPTU FREDDY ;--- 3...

(23)

3. Bukti T - 3: Foto copy surat BAP BRIPTU FREDDY tanggal 30 Mei 2011; 4. Bukti T- 4 : Foto copy surat keputusan tentang pembentukan komisi kode etik profesi Kepolisian Nomor : Kep/09/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 an. BRIPTU FREDDY ;--- 5. Bukti T-5 : Foto copy surat putusan komisi kode etik profesi Polri Nomor: PUT KKEP/03/V/2013/KKEP a.n. BRIPTU FREDDY ;--- 6. Bukti T-6 : Foto copy putusan sidang banding komisi kode etik profesi

Polri Nomor : PUT BANDING/03/VI/2013/KOM BANDING tanggal 7 Juni 2013 a.n. BRIPTU FREDDY ;--- 7. Bukti P-7 : Foto copy salinan surat keputusan pemberhentian tidak

dengan hormat Nomor : Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 a.n. BRIPTU FREDDY ;--- 8. Bukti T-8 : Foto copy pendapat dan saran hukum nomor :

R/367/VI/2011/Bidkum tanggal 27 Juni 2011 a.n. Terperiksa BRIPTU FREDDY ;--- 9. Bukti T-9 : Foto copy rekomendasi/pertimbangan pejabat yang berwenang

a.n. BRIPTU FREDDY tidak layak dipertahankan jadi Anggota Polri ; --- 10. Bukti T-10 : Foto copy PP RI No: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian

Anggota Polri ;--- 11. Bukti T-11 : Foto copy Perkap No: 14 Tahun 2011 Tentang Komisi Kode

Etik Profesi Polri ;--- 12. Bukti T-12 : Foto copy Perkap No: 19 Tahun 2012 Tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Profesi Polri ;--- Menimbang, selain mengajukan bukti-bukti surat, pihak Penggugat telah pula menghadirkan 1 (satu) orang saksi dan telah memberikan keterangan dibawah sumpah ;--- 1. Saksi SYAHRIAL JAMIL :

(24)

- Bahwa saksi dihadirkan pada persidangan ini memberikan kesaksian sehubungan dengan gugatan yang diajukan oleh Penggugat (Freddy) ;

- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat semenjak tahun 1992;

- Bahwa Saksi tahu bahwa Penggugat bekerja sebagai Anggota Kepolisian RI (POLDA RIAU) Cq. Polres Kuansing ;

- Bahwa Penggugat adalah pasien tetap oleh saksi atau sering kali berobat ke tempat praktek saksi ;

- Bahwa penyakit Penggugat adalah sesak napas dan demam tinggi dan gangguan lambung ;

- Bahwa saksi ada mengeluarkan surat keterangan sakit ;

- Bahwa surat keterangan sakit tersebut untuk diserahkan ke tempat tugas atau ke kesatuan ;

- Bahwa saksi sudah sering kali mengeluarkan surat keterangan sakit ;

- Bahwa penyakit penggugat masih dapat disembuhkan dengan catatan bahwa Penggugat perlu ada waktu dan jangan sampai ada tekanan ;

- Bahwa Penggugat terakhir kali berobat pada tahun 2011 dan belakangan ini hanya sesekali ;

- Bahwa menurut pengakuan Penggugat, bahwa Penggugat telah diberhentikan dari Anggota Kepolisian RI (POLDA RIAU) ;

- Bahwa selama perawatan saksi kadang sembuh dan kadang kambuh ; - Bahwa selama perawatan saksi penggugat dapat bekerja tidak konsentrasi ; - Bahwa saksi memberikan surat keterangan sakit pada saat masih aktif

sebagai Anggota Kepolisian yaitu pada awal Tahun 2011;

- Bahwa isi surat keterangan yang diberikan kepada Penggugat adalah menyatakan sakit ;

- Bahwa selama dalam perawatan saksi penggugat pernah disarankan untuk di opname ;

- Bahwa menurut informasi bukti surat keterangan sakit tersebut tidak dimasukkan sebagai bukti kanera surat keterangan sakit sudah diserahkan

(25)

pihak Kepolisian Polres Kuansing ;--- Menimbang, selain mengajukan bukti-bukti surat, pihak Tergugat telah pula menghadirkan 2 (dua) orang saksi dan telah memberikan keterangan dibawah sumpah ;

1. SYAHRONI, SE ;

- Bahwa Penggugat ditugaskan di Unit atau kesatuan Sabara ; - Bahwa Saksi ditugaskan di unit atau kesatuan Anggota Propam ; - Bahwa yang memeriksa Penggugat adalah Saksi sendiri (Bukti T-3) ; - Bahwa Penggugat dalam keadaan sehat rohani dan jasmani ;

- Bahwa yang menjadi petugas absensi pada saat itu berganti-ganti apel pagi dan siang ;

- Bahwa Penggugat tidak masuk dinas mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan tanggal 20 Mei 2011 ( + 47 hari) ;

-. Bahwa Bukti T-2 (absensi) terdapat tulisan tidak jelas atau dihitamkan sama sekali adalah merupakan Hasil fotocopy danTampa keterangan ; - Bahwa Penggugat tidak masuk dinas selama + 47 hari ;

- Bahwa Penggugat tidak didampingi Penasehat Hukum secara interen sama sekali ;

- Bahwa Penggugat pernah dijatuhi hukum disiplin berupa teguran/masuk sel; - Tujuan Sidang Kode Etik adalah memeriksa, meneliti pelanggaran disiplin

apa yang sering dilaksanakan oleh Anggota Kepolisian yang bersangkutan ; - Bahwa selama Penggugat tidak masuk dinas tidak pernah menyerahkan

surat keterangan sakit ;

- Bahwa Penggugat adalah angkatan tahun 2005 ;

- Bahwa saksi pernah berjumpa dengan orang tua Penggugat di Pom bensin Pekanbaru ;

- Bahwa saksi menitipkan nasehat agar Penggugat masuk dinas ;

-. Bahwa pada saat saksi memeriksa Penggugat, saksi ada menerima Surat Tugas Pemeriksaan dari Komandan ;

(26)

-. Bahwa Penggugat pernah ditugaskan sebagai PAM dan ada Surat Perintah; - Bahwa pada saat saksi melaksanakan pemeriksaan yang hadir pada waktu

adalah Unit Sabara dan Unit Samapta ;

- Bahwa hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada Komandan Propost ; 2. JONDERI ABDI ;

- Bahwa saksi bekerja di Polres Kuantan Singingi (Kuansing) ; - Bahwa Jabatan saksi adalah Anggota Propost ;

- Bahwa saksi menjadi Anggota Propost semenjak Tahun 2010 ; -. Bahwa Penggugat kenal semenjak Tahun 2010 ;

- Bahwa pekerjaan saksi sehari-hari adalah menjalankan dan mengawasi absensi ;

- Bahwa yang diabsensi adalah seluruh Anggota Polres ;

- Bahwa yang menandatangani absensi adalah setiap Anggota yang hadir ; - Bahwa ada mengetahui bukti T-2;

- Bahwa asli absensi sudah diserahkan ke Bidang lain pada Polres Kuansing ; - Bahwa absensi dilaksanakan pada pagi hari dan sore hari ;

- Bahwa saksi ada menghitung jumlah tidak masuk dinas selama 47 hari ; - Bahwa jumlah absensi atas ketidak hadiran Penggugat bukanlah 47 hari

melainkan 44 hari menurut bukti T-2;

- Bahwa saksi ikut pada saat itu dan tidak didampingi oleh Penasehat Hukum secara interen ;

- Bahwa absensi dilaksanakan mulai hari Senin s/d Sabtu ;

- Bahwa setiap Anggota tugas luar tidak selalu ada Surat Perintah Tugas dan hanya dibuat bentuk Pengumuman ;

- Bahwa yang memaraf absensi tanda kehadiran adalah Danton ; - Bahwa Penggugat hadir dan ada didampingi oleh Penasehat Hukum ;

Menimbang, bahwa dalam persidangan perkara ini, Penggugat telah mengajukan Kesimpulannya dipersidangan pada tanggal 23 Januari 2014,

(27)

namun Tergugat tidak mengajukan Kesimpulannya, yang untuk selengkapnya telah termuat dalam berita acara persidangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dalam putusan ini ;---

Menimbang, bahwa para pihak baik Penggugat, Tergugat tidak mengajukan lagi hal-hal yang diperlukan lagi dalam persidangan ini dan selanjutnya mohon Putusan ;---

Menimbang, bahwa untuk selengkapnya segala sesuatu yang belum termuat dalam duduknya perkara tersebut diatas, Majelis Hakim merujuk pada Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara Persidanganyang merupakan satu kesatuan dengan Putusan ini ;--- Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim pemeriksaan perkara ini telah dianggap cukup, oleh karena itu selanjutnya Majelis Hakim akan menjatuhkan Putusan berdasarkan pertimbangan hukum sebagai berikut ;---

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana terurai diatas ;--- Menimbang, bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat oleh Penggugat untuk dinyatakan batal atau tidak sah adalah : --- “Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI khusus atas nama (Briptu Freddy NRP 84091358) ;--- Menimbang, bahwa gugatan Penggugat a quo pada pokoknya didasarkan atas dalil-dalil sebagai berikut :---

1. Bahwa Penggugat adalah anggota POLRI yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Kepolisian Republik Indonesia No.Pol : Skep/42/I/2004, tanggal 20 Januari 2004 sebagaimana disebutkan dalam ijazah yang dikeluarkan tanggal 04 Juli 2005 ;--- 2. Bahwa pada tahun 2013, berdasarkan Surat Persangkaan

Pelanggaran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia dari Akreditor selaku...

(28)

selaku penuntut Nomor: Skn/03/III/2013/Propam, tanggal 20 Maret 2013 telah mendakwa Briptu freddy (Penggugat) dengan persangkaan melanggar Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi :” Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan dengan tidak hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila : a. meningggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut.” Yang di duga oleh Tergugat dilakukan oleh Penggugat terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan 20 Mei 2011;--- 3. Bahwa Penggugat sudah menjalani Sidang Komisi Kode Etik Polri,

dimana berdasarkan Keputusan Sidang Komisi Kode Etik Polri dinyatakan Briptu Freddy (Penggugat) dinyatakan “Terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri” dan selanjutnya menjatuhkan sanksi bersifat rekomendasi berupa “Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH)” sebagai anggota POLRI ;--- 4. Bahwa terhadap hasil dari Sidang Komisi Kode Etik Polri tersebut,

Penggugat keberatan, hal tersebut dikarenakan alat bukti berupa absensi maupun dasar perhitungan yang didalilkan oleh Tergugat keliru dan kabur ;--- 5. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Tergugat

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ;---

Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat tersebut dibantah oleh Tergugat sebagaimana termuat dalam Surat Jawaban Tergugat tertanggal 17...

(29)

17 Oktober 2013 yang pada pokoknya berisi sebagai berikut : --- 1. Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat berawal

dari Laporan Polisi No.Pol: LP/31/V/2011/Sie PROPAM tanggal 27 Mei 2011 (vide bukti T-1) dimana Penggugat telah melakukan tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut meninggalkan secara tidak sah tanpa izin pimpinan dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011;--- 2. Bahwa hasil sidang komisi kode etik yang dituangkan dalam Keputusan

Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013. dimana Penggugat terbukti telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan diberi hukuman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia ; --- 2. Bahwa penerbitan objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat sudah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah menerapkan Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang baik ; ---

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat telah dibantah Tergugat, maka Majelis Hakim akan menguji apakah dari perspektif hukum administrasi penerbitan surat keputusan Tergugat mengandung cacat hukum berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor `9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;--- Menimbang, bahwa dari dalil gugatan, jawaban, replik dan duplik, dalam sengketa a quo, menurut Majelis Hakim permasalahan hukum administrasi yang harus dipertimbangkan dalam sengketa a quo adalah, apakah dari aspek kewenangan, subtansi dan atau prosedur obyek sengketa telah diterbitkan sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan telah pula menerapkan Azas-azas umum pemerintahan yang baik khususnya asas kecermatan dan

(30)

kepastian hukum ? ;--- Menimbang, bahwa untuk membuktkan dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat bukti surat yang diberi tanda P-1 s/d P-.22 dan 1 (satu) orang saksi yang bernama Syahrial Jamil sedangkan Tergugat mengajukan bukti surat yang diberi tanda T-1 s/d T-12 dan 2 (dua) orang saksi yang bernama Syahrony, SE dan Jonderi Abdi ;--- Menimbang, bahwa setelah mempelajari berkas perkara dan hasil pemeriksaan alat bukti surat maupun alat bukti keterangan saksi yang diajukan oleh para pihak di persidangan maka menurut Majelis Hakim terdapat fakta hukum yang relevan dan tidak terbantahkan lagi kebenarannya sebagaimana terurai di bawah ini :--- 1. Bahwa Penggugat berdasarkan Surat Kepolisian Negara Republik Indonesia Reg No. Pol : IJZ/283/VII/2005/SPN tanggal 04 Juli 2005 dinyatakan lulus Pendidikan DIKTUKBA GASUM POLRI GEL. I (vide bukti P-1) ;--- 2. Bahwa Penggugat berdasarkan Petikan Surat Keputusan No. Pol:

SKEP/170/VI/2009 tentang Kenaikan Pangkat Kepala Kepolisian Daerah Riau tanggal 19 Juni 2009 dari pangkat BRIPDA menjadi BRIPTU (vide bukti P-4) ; --- 3. Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat berawal

dari Laporan Polisi No.Pol: LP/31/V/2011/Sie PROPAM tanggal 27 Mei 2011 (vide bukti T-1) dimana Penggugat telah dituduh melakukan pelanggaran berdasarkan pasal 14 ayat (1) huruf (a) Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ;--- 4. Bahwa Penggugat tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari berturut-turut dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 berdasarkan Absensi Harian Personil Sat Sabhara (vide bukti P-15,16,17 dan T-2) ;---- 5. Bahwa absensi Harian Personil Sat Sabhara yang asli tidak dapat

(31)

diperlihatkan oleh Tergugat ;--- 6. Bahwa Penggugat telah diperiksa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan tanggal 30 Mei 2011 (vide bukti T-3), dan hal tersebut bersesuaian dengan kesaksian sdr Syahroni, SE di depan persidangan ;--- 7. Bahwa berdasarkan Saran Pendapat dan Saran Hukum atas nama Briptu

Freddy (Penggugat) Nomor : R367/VI/2011/Bidkum tanggal 27 Juni 2011 (vide bukti T-8) pelanggaran yang dilakukan Penggugat sudah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku ; --- 8. Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Nomor: Kep/09/III/2013 Tentang Pembentukan Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal19 Maret 20013 (vide bukti T-4) ; --- 9. Bahwa Penggugat sudah menjalani Sidang Komisi Kode Etik Polri,

dimana berdasarkan Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013. dimana Penggugat terbukti telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan diberi hukuman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia (vide bukti P-14 dan T-5) ;--- 10. Bahwa terhadap Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013 Penggugat mengajukan permohonan banding melalui orang tua Penggugut, dimana berdasarkan Putusan Sidang Banding Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT BANDING/03//VI/2013/KOM BANDING tanggal 07 Juni 2013 (vide bukti T-6) Penggugat direkomendasi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia karena telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara...

(32)

Negara Republik Indonesia ;--- 11. Bahwa Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI atas nama Briptu Freddy (Penggugat) yang menjadi objek sengketa (vide bukti P-3 dan T-7) ; ---

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas terlebih dahulu Majelis Hakim akan mepertimbangkan dari aspek kewenangan, apakah Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa berdasarkan kewenangan yang ada padanya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku? ---

Menimbang, bahwa dari segi kewenangan, maka Majelis Hakim berpedoman pada ketentuan sebagai berikut : --- 1. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 30 Ayat (1) : Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat ; --- Pasal 30 Ayat (3) : Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah ; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian

Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, khususnya pada Pasal 15 dan bagian penjelasan pada Bab I Umum yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 15 : Memberhentikan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dilakukan oleh ;--- a. Presiden Republik Indonesia untuk pangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) atau yang lebih tinggi ; --- b. Kepala kepolisian Negara Republik Indonesia untuk pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi ( AKBP ) atau yang lebih rendah;--- Penjelasan Bab I Umum : Hal – hal yang belum cukup diatur

(33)

dalam Peraturan Pemerintah ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden sedangkan hal – hal yang bersifat rinci dan teknis kewenangan pengaturan lebih lanjut diserahkan kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku penanggung jawab dalam penyelenggaraan pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia ;--- 3. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol : Kep/74 / XI / 2003 tentang Pokok – Pokok Penyusunan Lapis – Lapis Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri ; --- Angka 5. Pemberhentian Siswa dan Pengakhiran Dinas Polri: b. Pengakhiran dinas Polri dengan kepangkatan AIPTU kebawah dilimpahkan kewenangannya kepada Kapolda dan dilingkungan Mabes Polri dilimpahkan kewenangannya kepada De SDM Kapolri ;--- Panduan Teknis atas Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol ; Kep / 74 / XI / 2003 tentang Pokok – Pokok Penyusunan Lapis – Lapis Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri ;--- Pada Bab I Umum : Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia memberikan kepercayaan dan pemberdayaan yang seluas – luasnya dalam bentuk pelimpahan beberapa / sebagian dari kewenangannya kepada Kepala Kepolisian Kesatuan Kewilayahan dan Kepala Satuan Induk Organisasi di Lingkungan Mabes Polri untuk mengatur tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri dilingkungan kesatuannya masing-masing ;--- Pada Bab II PASAL DEMI PASAL angka 5 PEMBERHENTIAN SISWA,PENGAKHIRAN DINAS DAN MEMPERTAHANKAN DALAM DINAS AKTIF ANGGOTA POLRI ; --- huruf b. Pengakhiran Dinas dan mempertahankan Dalam Dinas Aktif Anggota Polri : Angka 12 : Pengakhiran Dinas Anggota Polri dengan

(34)

kepangkatan Aiptu kebawah yang sifatnya Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) di Kewilayahan, Kapolri melimpahkan kewenangannya kepada Kapolda ;--- Angka 13 : Surat Keputusannya diterbitkan dan ditandatangani oleh Kapolda ;--- Pengakhiran dinas Polri dengan kepangkatan AIPTU kebawah dilimpahkan kewenangannya kepada Kapolda dan dilingkungan Mabes Polri dilimpahkan kewenangannya kepada De SDM Kapolri ; --- 4. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol:

SKEP/993/XII/2004 tanggal 29 Desember 2004 tentang Pedoman Administrasi Pengakhiran Dinas Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, pada bagian Lampiran Bab III Administrasi Angka 2.Tataran Kewenangan huruf. B. Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri ;--- angka 4 : Kapolri melimpahkan kewenangan kepada Kapolda untuk pangkat Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) kebawah di kewilayahan ;--- Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan–ketentuan tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (KAPOLRI) berdasarkan atribusi kewenangan yang diperolehnya berwenang untuk memberhentikan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dan terhadap kewenangan yang diperolehnya tersebut KAPOLRI telah melimpahkan kewenangannya dalam pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dimana untuk pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia di kewilayahan khususnya dari pangkat Ajun Inspektur Satu (Aiptu) ke bawah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) telah melimpahkan kewenangannya kepada Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) ;----

Menimbang, bahwa obyek sengketa aquo dikeluarkan oleh Tergugat (Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Riau) yang isinya adalah

(35)

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap Brigadir Satu (Briptu) Freddy, yang mana pangkat Brigadir Satu (Briptu) berada dibawah pangkat Ajun Inspektur Satu dan Briptu Freddy bertugas berada di wilayah Kepolisian Daerah (Polda) Riau maka sesuai dengan ketentuan yang berlaku Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau berwenang untuk menerbitkan obyek sengketa aquo berdasarkan pelimpahan kewenangan yang telah diberikan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) ;--- Menimbang, bahwa dengan demikian Tergugat yaitu Kepala Kepolisian Daerah Riau dalam menerbitan obyek sengketa a quo sudah sesuai dengan kewenangannya ;---

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menguji obyek sengketa a quo dari segi prosedur penerbitannya terlebih dahulu Majelis Hakim akan menguji obyek sengketa a quo dari segi substansinya ; ---

Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat yang tidak dibantah dan disangkal oleh Tergugat sehingga merupakan dalil tetap yang tidak perlu lagi dibuktikan dan merupakan fakta hukum adalah sebagai berikut ;--- 1. Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat berawal dari Laporan Polisi No.Pol: LP/31/V/2011/Sie PROPAM tanggal 27 Mei 2011 (vide bukti T-1) dimana Penggugat telah dituduh melakukan pelanggaran berdasarkan pasal 14 ayat (1) huruf (a) Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ;--- 2. Bahwa Penggugat telah diperiksa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan tanggal 30 Mei 2011 (vide bukti T-3), dan hal tersebut bersesuaian dengan kesaksian sdr Syahroni, SE di depan persidangan ;--- 3. Bahwa Penggugat sudah menjalani Sidang Komisi Kode Etik Polri,

dimana berdasarkan Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013. dimana Penggugat terbukti telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan

(36)

Pemerintah Nomor: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan diberi hukuman Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dar i Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia (vide bukti P-14 dan T-5) ;--- 4. Bahwa terhadap Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013 Penggugat mengajukan permohonan banding melalui orang tua Penggugut, dimana berdasarkan Putusan Sidang Banding Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT BANDING/03//VI/2013/KOM BANDING tanggal 07 Juni 2013 (vide bukti T-6) Penggugat direkomendasi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia karena telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ;--- 5. Bahwa Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI atas nama Briptu Freddy (Penggugat) yang menjadi objek sengketa (vide bukti P-3 dan T-7) ; ---

Menimbang, bahwa selebihnya dalil-dalil gugatan Penggugat telah dibantah oleh Tergugat sehingga harus dibuktikan lebih lanjut kebenarannya dalam persidangan ini, sebagaimana beban pembuktian yang ditetapkan adalah seperti yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 107 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;---

Menimbang, bahwa dari bukti-bukti sebagai alat bukti yang sah, yang diajukan ke persidangan oleh para pihak adalah sebagaimana terurai dalam duduk perkara dan sesuai dengan kekhususan Peradilan Tata Usaha Negara, di mana Hakim bersifat aktif, maka hanya alat bukti yang relevan saja yang

(37)

dipergunakan untuk dipertimbangkan, sedangkan bukti-bukti yang irrelevan telah dikesampingkan ; ---

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut maka Majelis Hakim akan menguji obyek sengketa a quo dari segi substansinya ;---

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim meneliti dan mencermati obyek sengketa (vide bukti P-3 dan T-7), maka substansi obyek sengketa a quo adalah Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri atas nama Penggugat karena Penggugat telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Repubik Indonesia ;--- Menimbang, bahwa dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, berbunyi : Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik apabila: a. meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut ; --- Menimbang, bahwa selain itu Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 19 ayat (1) huruf b berbunyi: Sidang KEPP dilakukan terhadap pelanggaran; b. Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri ;---

Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 21 ayat (3) huruf e berbunyi: Sanksi administrasi berupa rekomendasi PTDH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dikenakan kepada pelanggar KEPP yang melakukan pelanggaran meliputi : e. meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut ;---

(38)

Menimbang, bahwa selain itu dalam Surat Keputusan Kapolri No.Pol :SKEP/993/XII/2004 tanggal 29 Desember 2004 pada Lampiran 3. Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia huruf a. Kriteria Pemberhentian Tidak Dengan Hormat ;---

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum tersebut, maka Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia karena melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 dan Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan keputusan Komisi Kode Etik Profesi Polri yaitu sanksi administrasi yang berupa rekomendasi PTDH sebagai anggota Polri, hal mana dikenakan terhadap Terduga pelanggar (Penggugat) ;---

Menimbang, bahwa untuk mengetahui apakah Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri atas nama Penggugat karena Penggugat telah melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Pasal 14 ayat (1) huruf a sebagaimana subtansi dari obyek sengketa a quo telah benar atau tidak, maka Majelis Hakim akan melihat terlebih dahulu mengenai Keputusan Komisi Kode Etik Polri yang menyidangkan Penggugat yang menjadi dasar terbitnya obyek sengketa ; --- Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-14 dan bukti T-5 yaitu tentang Putusan Sidang Komisi Kode Etik Polri Nomor: PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013 yang pada pokoknya disimpulkan bahwa Penggugat tidak masuk dinas secara berturut-turut lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja ;---

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada bagian memutuskan yang pada pokoknya Penggugat : ---

1. Terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 14 ayat 1 huruf (a) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 3003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri ;---

(39)

2. Menjatuhkan sanksi : Sanksi bersifat Rekomendasi berupa PTDH sebagai anggota Polri ;--- Menimbang, bahwa Penggugat tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari berturut-turut dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 berdasarkan Absensi Harian Personil Sat Sabhara (vide bukti P-15,16,17 dan T-2), dimana bukti absensi Harian Personil Sat Sabhra berasal dari fotocopy ;---

Menimbang, bahwa Majelis Hakim dalam persidangan selalu membebankan kepada Tergugat agar dapat menghadirkan absensi harian personil sat sabhara yang asli, namun Tergugat tidak dapat menghadirkan absensi tersebut ;---

Menimbang, bahwa Laporan Polisi Nomor : LP/31/V/2011/Sie Propam tanggal 27 Mei 2011 (vide bukti T-1), dimana dalam laporan tersebut Penggugat dinyatakan tidak melakukan tugas sebanyak 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturut-turut dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 ;--- Menimbang, bahwa berdasarkan kesaksian sdr Syahrial di persidangan selaku dokter dari Penggugat, pada tahun 2011 Penggugat ada meminta surat keterangan sakit ;---

Menimbang, bahwa berdasarkan surat pernyataan Briptu Refky Maratuspa tanggal 15 Januari 2014 (vide bukti P-21), dimana Penggugat dari tanggal 25 maret 2011 sampai dengan 31 Maret 2011 melakukakan kegiatan pengamanan kampanye di Kabupaten Kuansing ;--- Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta diatas, dari bukti P-15,16,17 dan T-2 dan dikaitkan dengan bukti T-1 yang berupa Laporan Polisi Nomor : LP/31/V/2011/Sie Propam tanggal 27 Mei 2011, yang menjadikan dasar dilakukan sidang komisi kode etik, terhadap Penggugat, bahwa dasar laporan polisi yang berawal dari absensi harian tersebut hanyalah fotocopy dari foto copy yang tidak dapat diperlihatkan aslinya dipersidangan oleh Tergugat ;---

Referensi

Dokumen terkait

Sebaran gelombang bunyi dari pajanan bising akan dijumpai di membran basilaris secara merata dan radial, sehingga terjadi regangan sepanjang tepi ligamentum spiralis yang

1) Identifikasi masalah kebisingan di bandara. 2) Menentukan tingkat kebisingan yang diterima oleh karyawan dan penduduk sekitar bandara. 4) Data yang ada ditempuh

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

“Sekarang pada peralihan zaman dari milenium kedua hingga ketiga, banyak orang Nias sudah pergi keseberang, “Mangalui” katanya, “mencari” pekerjaan,

Perancangan Komunikasi Visual Portal Distro Online Distroid.com beserta Media Aktivasinya adalah sebuah perancangan yang memberi media baru bagi para pemilik merek

Area kampus merupakan tempat yang strategis untuk menjalankan bisnis bekal sarapan sehat. Kami merupakan satu-satunya penyedia jasa sarapan untuk mahasiswa yang

Masyarakat (Society) adalah jejaring hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu

Angka kebuntingan 14,3% untuk semen beku pada penelitian ini cukup rendah dibandingkan dengan laporan peneliti sebelumnya, tetapi hal ini dapat dipahami mengingat