Nomor : 42/ G / 2013/ PTUN-Pbr.
“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ”
Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara biasa telah menjatuhkan Putusan dengan pertimbangan-pertimbangan seperti tersebut dibawah ini dalam sengketa antara : --- FERI FERDIAN, SE. Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Mantan
Anggota Polri, Tempat Tinggal Jalan Sidodadi Gang V No. 28 RT. 001 RW. 013 Kelurahan Tangkerang Utara Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Memberikan Kuasa Kepada EKA MEDIELY, SH Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat/Penasehat Hukum Pada Kantor Law Firm “EKA MEDIELY, SH & PARTNER”, Beralamat di Jalan H.R Subrantas No. 9 Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 14 Nopember 2013 ; --- Selanjutnya disebut sebagai ……...PENGGUGAT ; --- M E L A W A N --- KEPALA KEPOLISIAN DAERAH RIAU
Berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman No. 235 Pekanbaru ; --- Memberikan…..
Memberikan Kuasa Kepada ; --- 1. TONI ARIADI EFFENDI, SH., S.IK., MH., MM
Jabatan/Kesatuan : KABIDKUM POLDA RIAU ; 2. RUSLI, SH., Jabatan/Kesatuan KASUBBID
BANKUM BIDKUM POLDA RIAU ; --- 3. NERWAN, SH Jabatan/Kesatuan ADVOKAT
BIDKUM POLDA RIAU ; --- Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri pada Kantor Kepala Kepolisian Daerah Riau, Beralamat Jalan Jenderal Sudirman No. 235 Pekanbaru, Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 Nopember 2013 ; ---
Selanjutnya disebut sebagai ………. TERGUGAT ; Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut ; --- Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara
Pekanbaru Nomor : A.42/Pen.MH/2013/PTUN-Pbr. tertanggal 20 Nopember 2013 Tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memutus dan menyelesaikan perkara ; ---
Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor : 42/Pen-PP/2013/PTUN-Pbr. tertanggal 21 Nopember 2013 Tentang Pemeriksaan
Persiapan ; --- Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor :
42/Pen.HS/2013/PTUN-Pbr., tertanggal 05 Desember 2013 Tentang Hari
Persidangan ; --- Telah mempelajari bukti-bukti surat dari kedua belah pihak ; ---
Telah mendengarkan keterangan saksi-saksi ; --- Telah …..
Telah memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan ;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya pada tanggal 19 Nopember 2013 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 19 Nopember 2013, Register Perkara Nomor : 42/G/2013/PTUN-Pbr, dengan Perbaikan Gugatan pada tanggal 5 Desember 2013 dalam hal ini mengemukakan sebagai berikut ; ---
Adapun yang menjadi objek gugatan dalam perkara ini adalah ; --- Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/406/VIII/2013, tertanggal 21 Agustus 2013, Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri, Khusus Lampiran Daftar No Urut 1 atas nama FERI FERDIAN SE, Pangkat BRIGADIR, NRP. 81061097, Kesatuan Anggota SIWAS POLRES SIAK ; --- DASAR DAN ALASAN GUGATAN (POSITA) :
1. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap Tergugat (Kepala Kepolisian Daerah Riau) di Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru karena Tergugat berdomisili atau berkedudukan di wilayah hukum Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru dan juga Tergugat selaku Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang telah mengeluarkan/ menerbitkan Surat Keputusan Nomor : Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri, Khusus Lampiran Daftar No Urut 1 atas nama FERI FERDIAN,SE Pangkat Brigadir, Nrp. 81061097, dengan Jabatan/Kesatuan Anggota SIWAS Polres Siak ; ---
2 Bahwa Surat Keputusan a quo yang diterbitkan oleh Tergugat adalah merupakan Surat Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara yang secara hukum telah bersifat konkrit, individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata, sehingga telah memenuhi Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 yang berbunyi : ---
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan Hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”.
3 Bahwa tindakan Tergugat yang telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor : Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama Penggugat (objek sengketa a quo) mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat dirugikan yaitu antara lain : --- - Hilangnya pekerjaan atau terhentinya pembayaran gaji Penggugat ; - - Hilangnya kesempatan untuk berkarier di Institusi Kepolisian Republik
Indonesia ; --- Hal mana sesuai dengan Ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 ; ---
4 Bahwa Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri, Khusus Lampiran Daftar No Urut 1 atas nama FERI FERDIAN, SE Pangkat Brigadir, Nrp. 81061097, dengan Jabatan/Kesatuan Anggota SIWAS Polres Siak (objek sengketa a quo), di terima orang tua Penggugat dari Kompol Madhar Mansur Kabag Min Polres Siak pada tanggal 31 Agustus 2013, dengan demikian pengajuan gugatan ini masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 ; --- 5 Bahwa Penggugat adalah Anggota Polri yang diangkat berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol : Skep/344/VI/2003 tanggal 16 Juni 2003 Tentang Pengangkatan
dan Penggajian Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Polri Gelombang I Tahun 2003 ; ---
6 Bahwa selanjutnya Tergugat telah menerbitkan Surat Keputusan No. Pol. : Skep/256/XII/2003 tanggal 30 Desember 2003 Tentang
Penempatan Pertama Bintara Polri Gelombang I T.A. 2003 Di Lingkungan Polda Riau ; --- 7 Bahwa Penggugat adalah manusia biasa yang tak luput dari ujian dan cobaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, terhitung sejak kematian orang tua Kandung Penggugat pada tanggal 3 April 2011 dan berselang beberapa jam kemudian, sekitar 2 jam kemudian, ayah mertua Penggugat juga meninggal dunia, Penggugat mengalami depresi dan stres berat, Penggugat agak labil, mudah kehilangan konsentrasi sehingga mudah jatuh sakit ; ---
8 Bahwa perihal kondisi kejiwaan Penggugat yang sedang mengalami depresi dan stress berat akibat musibah beruntun ini diperkuat oleh pemeriksaan dari Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru, karena sedang mengalami depresi dan stres berat Penggugat mudah terserang sakit, karena itu Penggugat tidak bisa hadir bekerja melaksanakan tugas seperti biasa, perihal sakit Penggugat ini sudah Penggugat sampaikan atau beritahukan kepada atasan Penggugat dengan Surat Keterangan Sakit dari Bidan, Balai Pengobatan serta Surat Keterangan Sakit dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. Selain itu Penggugat juga mengabarkan via telepon serta SMS mohon izin karena sakit. Dan setelah pulih dari sakit Penggugat langsung bekerja kembali seperti biasa ; --- 9. Bahwa atas ketidak hadiran Penggugat karena sakit tersebut Penggugat menerima Surat Panggilan, No. Pol : SPG/08/I /2013/ SIPROPAM, pada tanggal 16 Januari 2013, untuk menghadiri sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) pada hari Jumat tanggal 18 Januari 2013, dengan agenda untuk didengar keterangannya selaku Terperiksa dalam Perkara Pelanggaran disiplin “ Meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut” sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisan Negara Republik Indonesia, sedangkan dasar dikeluarkannya surat pemanggilan tersebut disebutkan berdasarkan : --- 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia ; --- 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri ; ---
3. Laporan Polisi No. Pol : LP/19/IX/2012, tanggal 11 Juli 2012 ; --- 10. Bahwa ...
10 Bahwa apabila Tergugat memanggil Penggugat untuk diperiksa dalam Perkara Pelanggaran Disiplin, Tergugat sudah salah menerapkan Peraturan Perundang-Undangan dalam panggilan dimaksud karena Perkara Pelanggaran Disiplin Anggota Polri seharusnya diatur adalah Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri bukan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri. Dengan demikian dasar hukum dari pemanggilan yang Tergugat lakukan sudah salah dan keliru dalam menerapkan Peraturan Perundang-Undangan. Tidak dapat membedakan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri. Oleh karenanya Pemanggilan telah cacat hukum ; --- 11. Bahwa pernyataan PROPAM Polres Siak yang menyatakan Penggugat
diduga meninggalkan tugas secara tidak sah dalam waktu 30 (tiga puluh hari) kerja berturut-turut. Dengan dasar pemanggilan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri, terkesan tidak adil, tidak patut, tidak cermat, terlalu terburu-buru dan memaksakan kehendak tanpa memperdulikan derita yang bakal dialami Penggugat di masa yang akan datang ; --- 12. Bahwa karena pada saat pelaksanaan Sidang Komisi Kode Etik tersebut Penggugat masih sakit, Penggugat belum dapat menghadiri panggilan itu, perihal Penggugat sedang terbaring sakit dirumah dilihat dan dilaporkan langsung oleh IPTU M. Simanungkalit kepada atasan Penggugat. meskipun mengetahui Penggugat masih dalam keadaan sakit, dalam bulan itu juga tetap dilaksanakan Sidang Komisi Kode Etik Polri untuk memeriksa Penggugat tanpa toleransi ; ---
13 Bahwa Penggugat diperiksa oleh Komisi Kode Etik Polri berdasarkan adanya Laporan Polisi No. Pol : L /19/VII/2012 tanggal 11 Juli 2012 dan berdasarkan Laporan itu juga kemudian terbitlah Keputusan Sidang Komisi Kode Etik Polri Nomor : Kep/01/II/2013 tanggal 8 Februari 2013 yang pada intinya menyatakan Penggugat terbukti melakukan Pelanggaran sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri, yang menyatakan Penggugat telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut dan menjatuhkan sanksi berupa : PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT (PTDH)” atas nama Penggugat ; --- 14 Bahwa Laporan Polisi No. Pol : L /19/VII/2012, tanggal 11 Juli 2012 yang
menjadi dasar dilaksanakannya Sidang Komisi Kode Etik Polri pada pemeriksaan pendahuluan dimana disebutkan dalam Laporan tersebut Penggugat tidak melaksanakan dinas lebih dari 30 ( tiga puluh ) hari yaitu tanggal 2 Juni 2012 sampai dengan saat ini yaitu tanggal 11 Juli 2012
sebagai mana dimaksud sesuai dengan tanggal Surat Laporan Polisi No. Pol : L /19/VII/2012. Namun faktanya Penggugat ada hadir
melaksanakan tugas yang mana perihal ini dapat dilihat dari lembaran personil yang berisikan absensi Penggugat yaitu pada tanggal 2, 3, 4, 8, 11, 12, 14 Juni 2012, Penggugat hadir dan melaksanakan tugas ; --- 15 Bahwa karenanya jelas tuduhan dalam Laporan Polisi tersebut tidak
benar, dan Sidang Komisi Etik Polri telah tidak cermat dan tidak teliti memeriksa Perihal Lembaran Absensi Penggugat sehingga Penggugat di rugikan oleh Keputusan Sidang Komisi Etik Polri Propam Polres Siak tersebut ; --- 16. Bahwa ...
16 Bahwa kemudian Sidang Komisi Etik Polri tidak mempertimbangkan keterangan saksi BRIPKA DENI SAPUTRA yang jelas menyatakan Penggugat tidak hadir melaksanakan dinas hanya selama 24 hari yang dihitung dari lembar kehadiran Personil Anggota Polres Siak dalam menjalankan tugas ; --- 17. Bahwa Sidang Komisi Etik Polri juga telah memanggil istri Penggugat sebagai saksi yaitu saksi OVI YULIZA, yang menerangkan kondisi Penggugat sakit, dirawat di Rumah Sakit karenanya tidak dapat menjalankan tugas, dan atas sakitnya Penggugat itu sudah disampaikan Surat Keterangan Sakit kepada atasan Penggugat agar memberi izin juga dikabarkan via telepon dan SMS. Namun keterangan ini tidak diperhatikan dan tidak dipertimbangkan oleh Sidang Komisi Etik Polri ; - 18. Bahwa tindakan Putusan Sidang Komisi Etik Polri, yang menerbitkan
Surat Keputusan Komisi Kode Etik Polri Nomor : Pol Kep/01/II/2013/Si. Propam, Tentang Putusan Sidang Komisi tanggal 8 Februari 2013, yang pada intinya menyatakan Penggugat telah terbukti melakukan Pelanggaran sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Ayat (10 huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri, yang menyatakan telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh hari) kerja berturut-turut. dan kemudian menjatuhkan sanksi berupa “ PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT (PTDH) DARI DINAS KEPOLISIAN NEGARA RI. adalah sangat bertentangan rasa keadilan dan kepatutan, karena yang menjadi acuan atau dasar bagi Tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan tersebut adalah Laporan Polisi No. Pol : L /19/VII/2012, tanggal 11 Juli 2012, di buat oleh Pelapor BRIGADIR SATU JEFRI SIMBOLON dalam kedudukan sebagai Pelapor BRIGADIR SATU JEFRI SIMBOLON ...
SIMBOLON tidak pernah diambil keteranganya namun justru bertindak sebagai Pemeriksa untuk laporan yang dibuatnya sendiri, hal ini jelas membuat BRIGADIR SATU JEFRI SIMBOLON tidak objektif dan sudah tentu membenarkan laporan yang dibuatnya ; --- 19 Bahwa selain masalah dasar laporan di buat oleh orang yang sama
dengan orang yang memeriksa perkara ini, Sidang Komisi Etik Polri
Propam Siak, hanya mengakomodir keterangan saksi IPTU PANTUN BANJARNAHOR, S.Sos saja dimana keterangan saksi IPTU PANTUN
BANJARNAHOR, S.Sos, hanya menerangkan ketidakhadiran Penggugat dengan hanya mengakumulasi kehadiran Penggugat dari tangggal 2 Juni 2012 s/d 20 September 2012 tanpa meneliti lembaran Absensi Penggugat, tanpa memperhatikan Surat Izin Sakit yang sudah dikirimkan, karenanya keterangan saksi IPTU PANTUN BANJARNAHOR, S.Sos, seharusnya dikesampingkan Sidang Komisi Etik Polri Propam Siak, namun justru di akomodir oleh Sidang Komisi Etik Polri ; --- 20 Bahwa kemudian dalam persidangan Sidang Komisi Etik Polri,
sebagaimana posisi BRIPTU JEFRI SIMBOLON yang rancu posisi IPTU PANTUN BANJARNAHOR, S. Sos, juga rancu karena pada awalnya berposisi sebagai saksi di Sidang Pendahuluan, kemudian bertindak sebagai Pendamping sementara Penggugat diperiksa dalam kondisi sakit, karena jelas keterangan saksi IPTU PANTUN BANJARNAHOR, S. Sos, memperkuat keteranganya sebagai saksi dimana keterangannya ini sangat memberatkan dan merugikan posisi Penggugat ; --- 21 Bahwa tidak hanya sampai disitu saja Sidang Komisi Etik Polri
Propam Polres Siak juga telah salah dan keliru memposisikan kedudukan ...
kedudukan IPDA DARFIS, SH dalam persidangan di satu sisi dia bertindak sebagai Penuntut namun disisi lain bertindak sebagai Sekretaris, hal ini jelas melanggar Pasal 28 Peraturan Kapolri Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Polri ; --- 22. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas terbukti terbitnya Surat
Keputusan Komisi Kode Etik Polri Nomor : Pol Kep/01/II/2013/Si. Propam, Tentang Putusan Sidang Komisi tanggal 8 Februari 2013, telah salah dan keliru, karena pemeriksaan perkara oleh Komisi Kode Etik Polri Propam tidak cermat dan tidak teliti terlalu terburu-buru, karenanya dibuat tidak berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang semestinya ; --- 23. Bahwa setelah terbitnya Surat Keputusan Komisi Kode Etik Polri Nomor : Pol Kep/01/II/2013/Si.Propam, Polres Siak tanggal 8 Februari 2013 tersebut, Penggugat telah pula mengajukan keberatan atau Banding ke Komisi Banding Polda Riau, namun sayangnya Komisi Banding juga telah tidak cermat dan tidak teliti memeriksa perkara ini, hanya mengakomodir Rekomendasi dari Komisi Kode Etik Polri Propam Polres Siak, tanpa memperhatikan dengan teliti berkas-berkas perkara beserta lampiran-lampirannya, sehingga Putusan Komisi Banding tidak memutus perkara dengan aspek yuridis yang tepat serta mengabaikan pembuktian materil ; --- 24. Bahwa kemudian perihal perkara ini Penggugat telah pula mengajukan
Pengaduan dan Permohonan kepada KADIV PROPAM POLRI pada tanggal 17 April 2013 untuk ditinjau ulang semua proses perkara Penggugat dari Persidangan Komisi Kode Etik Polri Polres Siak sampai penyimpangan di Sidang Komisi Banding Polda Riau. Berkaitan ...
Berkaitan dengan Pengaduan dan Permohonan Penggugat tersebut, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri menjawab dengan Surat No B/741-b/V/DIVROPAM, tanggal 28 Mei 2013, Perihal Surat SP2HP-1 ; --- 25. Bahwa tindak lanjut dari Surat Pengaduan dan Permohonan
Penggugat tersebut telah direspon oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Divisi Profesi dan Pengamanan dengan Surat Perintah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor : Sprin/1267/VII/2013 tanggal 15 Juli 2013 Tentang Pelaksanaan Tugas Audit Investigasi di Polda Riau ; --- 26. Bahwa pada tanggal 16 Juli 2013 di saat Tim Audit Investigasi dari
Kepolisian Negara Republik Indonesia Divisi Profesi dan Pengamanan tiba di Polda Riau, Penggugat diminta datang ikut diperiksa, dan diakhir pemeriksaan terhadap Komisi Banding, Tim Audit Investigasi menyatakan secara terbuka bahwa Komisi Banding sudah memutus Sidang KKEP atas nama Penggugat sudah salah dan keliru dengan telah tidak mengabaikan Aspek Formal/Hukum Acara dan Aspek Pembuktian Materil ; --- 27. Bahwa pada hari berikutnya pada tanggal 17 Juli 2013, Tim Audit
Investigasi dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Divisi Profesi dan Pengamanan juga berangkat ke Polres Siak, kembali memeriksa Penggugat dan Komisi Kode Etik Propam Polres Siak serta memeriksa berkas-berkas Perkara, dan Tim Audit Investigasi dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Divisi Profesi dan Pengamanan diakhir pemeriksaan dan penyelidikan juga menyatakan secara terbuka bahwa Sidang Komisi Kode Etik Propam Polres Siak telah salah dan keliru dalam ...
dalam menangani perkara Penggugat, dan pada hari itu juga Tim Audit Investigasi dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Divisi Profesi dan Pengamanan, memerintahkan Penggugat kembali bekerja seperti biasa dan menyuruh Penggugat menggunakan pakai dinas lengkap kembali ; 28. Bahwa setelah Tim Audit Investigasi dari Kepolisian Negara Republik
Indonesia Divisi Profesi dan Pengamanan berangkat kembali ke Jakarta, berselang waktu, tiba-tiba Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Nomor : Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama Penggugat (objek sengketa a quo) ; --- 29. Bahwa tindakan Tergugat yang menerbitkan Surat Keputusan Nomor : Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri, Khusus Lampiran Daftar No Urut 2 atas nama Penggugat terkesan tidak berprikemanusiaan, tidak adil, lalai, terlalu terburu-buru dan memaksakan kehendak tanpa memperdulikan derita yang bakal dialami Penggugat pada masa yang akan datang, sementara Keputusan dari Tim Audit Investigasi dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Divisi Profesi dan Pengamanan selaku jabatan yang lebih tinggi belum mengeluarkan surat resmi ; --- 30. Bahwa alangkah adil apabila Tergugat menunggu hasil audit Tim Audit
Investigasi dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Divisi Profesi dan Pengamanan baru mengeluarkan suatu keputusan, karenanya karenanya terbitnya Surat Keputusan objek sengketa a quo sangat bertentangan rasa keadilan dan kepatutan, tanpa acuan atau dasar yang jelas dari Tergugat ; --- 31. Bahwa Tergugat melalui Polres Siak juga sudah bertindak tidak patut dan tidak wajar kepada Penggugat karena sejak Perkara ini mulai diperiksa ...
diperiksa/Sidik oleh Komisi Kode Etik, Propam Polres Siak, selama itu pula Polres Siak telah sewenang-wenang tidak mengeluarkan gaji Penggugat sampai saat ini, padahal Penggugat ada masuk bekerja melaksanakan dinas dan perihal perkara Penggugat saat itu belum di putus sama sekali, namun gaji Penggugat sudah dihentikan, sehingga hak hidup dan hak ekonomi Penggugat telah dilanggar ; --- 32. Bahwa berselang beberapa waktu dari terbitnya Surat Keputusan objek
sengketa a quo, Penggugat menerima Surat Resmi dari Markas Besar
Kepolisian Negara Republik Indonesia Divisi Profesi dan Pengamanan No. B/1526/X/2013/DIVROPAM Perihal Surat Pemberitahuan
Perkembangan Hasil Pemeriksaan Propam (SP2HP2-2) tanggal 9 Oktober 2013 yang pada intinya menyatakan pada point 3 “Berkaitan dengan Butir 1 dan 2 tersebut diatas, Terhadap dugaan pelanggaran KKEP dalam proses Sidang KKEP oleh Polres Siak dan Sidang Banding oleh Polda Riau a.n FERI FERDIAN, SE NRP,81061079, Anggota SIWAS Polres Siak, Hasil Audit Investigasi menyimpulkan bahwa KKEP dan Komisi Banding dalam memproses sidang dan memutus Sidang KKEP telah mengabaikan Aspek Formal/Hukum Acara dan Aspek Pembuktian Materil sehingga terhadap segala putusan KKEP dan Banding dapat dikatagorikan sebagai putusan yang tidak berkekutan hukum ; --- 33. Bahwa dengan demikian terbukti Tergugat telah terburu-buru, tidak teliti
dan tidak cermat dalam memeriksa dan mempelajari perkara Penggugat sehingga telah merugikan Penggugat ; --- 34. Bahwa atas Surat Resmi dari Markas Besar Kepolisian Negara
Republik Indonesia Divisi Profesi dan Pengamanan No. B/1526/X/2013/DIVROPAM Prihal Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil ...
Hasil Pemeriksaan Propam (SP2HP2-2) tanggal 9 Oktober 2013, sudah Penggugat mintakan penjelasannya kepada Bagian SDM Polda Riau yaitu Bagian DALPRES dengan AKBP Hadi dan Kompol Yayuk mereka menyatakan Tergugat tidak dapat menganulir Surat Keputusan objek perkara karena sudah terlanjur terbit, sekalipun sudah terbukti dari Hasil Audit Tim Investigasi Propam Polri adanya kesalahan dari Komisi Kode Etik Polri Polres Siak dan Komisi Banding Polda Riau, untuk itu mereka menyarankan Penggugat memintakan pembatalan objek sengketa kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru ; --- 35. Bahwa oleh karena itu tindakan Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa a quo atas nama Penggugat sudah terbukti salah dan keliru dimana tindakan Tergugat menerbitkan objek sengketa a quo jelas adalah tindakan yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku yakni Pasal Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara RI, Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara RI, serta bertentangan pula dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (The General Principle of Good Administration) khususnya Asas Keadilan dan Kewajaran (Principality of Justice and Equity) dan Azas Bertindak Cermat (Principle of Carefulness). Bahwa berdasarkan dasar dan alasan tersebut diatas, tindakan Tergugat yang menerbitkan objek sengketa a quo telah memenuhi Ketentuan Pasal 53 ayat 2 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, oleh karenanya Surat Keputusan objek sengketa a quo yang diterbitkan oleh Tergugat adalah cacat hukum dan harus dinyatakan batal ...
batal atau tidak sah ; --- 36. Bahwa oleh karena objek sengketa a quo dinyatakan batal atau tidak
sah, maka berdasarkan hukum mohon Majelis Hakim yang menyidangkan perkara ini memerintahkan Tergugat untuk mencabut objek sengketa a quo ; --- 37. Bahwa oleh karena objek sengketa a quo diperintahkan untuk dicabut, maka sangat adil pula Tergugat diperintahkan untuk merehabilitasi dan mengembalikan Penggugat pada kedudukan semula atau yang setara dengan itu ; --- PERMOHONAN DALAM PENUNDAAN :
38. Bahwa berdasarkan Pasal 67 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 yang telah direvisi dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 yang menyebutkan : --- (2) “Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan
keputusan Tata Usaha Negara ditunda selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap” ; --- (3) “Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dapat diajukan
sekaligus dalam gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari sengketanya” ; --- Bahwa karena sudah jelas dari hasil Tim Audit Investigasi Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Divisi Profesi dan Pengamanan menyatakan dalam surat resminya No. B/1526/X/2013/DIVROPAM Prihal Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Pemeriksaan Propam (SP2HP2-2) Tanggal 9 Oktober 2013 yang pada intinya menyatakan pada point 3 “ Berkaitan dengan Butir 1 dan 2 tersebut diatas, terhadap dugaan pelanggaran KKEP dalam proses Sidang KKEP oleh Polres Siak dan ...
dan Sidang Banding oleh Polda Riau atas nama FERI FERDIAN, SE NRP. 81061079, Anggota SIWAS Polres Siak, Hasil audit Investigasi menyimpulkan bahwa KKEP dan Komisi Banding dalam memproses sidang dan memutus Sidang KKEP telah mengabaikan Aspek Formal/Hukum Acara dan Aspek Pembuktian Materil sehingga terhadap segala putusan KKEP dan Banding dapat di katagorikan sebagai putusan yang tidak berkekutan hukum ; --- Maka dengan demikian Keputusan Tergugat nyata-nyata bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka sangat beralasan hukum Penggugat Mohon kepada Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru untuk mengeluarkan Penetapan Penangguhan Pelaksanaan atas Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/406/VIII/2013, tertanggal 21 Agustus 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri, atas nama FERI FERDIAN SE, Pangkat BRIGADIR, NRP. 81061097, kesatuan Anggota SIWAS POLRES SIAK ; --- Berdasarkan fakta-fakta serta uraian hukum diatas, Penggugat memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa dan memutus sengketa ini agar berkenan menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : --- DALAM PENUNDAAN PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN :
- Memerintahkan Tergugat (Kepala Kepolisian Daerah Riau) untuk menunda tindak lanjut Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/406/VIII/2013, tertanggal 21 Agustus 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri, Khusus Lampiran Daftar No Urut 1 atas nama FERI FERDIAN SE, Pangkat BRIGADIR, NRP. 81061097, Kesatuan Anggota SIWAS POLRES SIAK, selama sengketa ...
sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan sampai adanya Putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap ; --- DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; --- 2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Kepala Kepolisian
Daerah Riau Nomor : Kep/406/VIII/2013, tertanggal 21 Agustus 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri, Khusus Lampiran Daftar No Urut 1 atas nama FERI FERDIAN SE, Pangkat BRIGADIR, NRP. 81061097, kesatuan Anggota SIWAS POLRES SIAK 3. Memerintahkan Tergugat (Kepala Kepolisian Daerah Riau) untuk mencabut Surat Keputusan : Kep/406/VIII/2013, tertanggal 21 Agustus 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri, Khusus Lampiran Daftar No Urut 1 atas nama FERI FERDIAN SE, Pangkat BRIGADIR, NRP. 81061097, kesatuan Anggota SIWAS POLRES SIAK ; --- 4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk merehabilitasi nama baik
Penggugat dalam kedudukan harkat dan martabat seperti semula atau yang setara dengan itu sebagai Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ; --- 5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini.
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Kuasa Tergugat mengajukan Jawaban pada tanggal 12 Desember 2013 yang isinya sebagai berikut ; ---
Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh Penggugat, kecuali yang dengan tegas dan jelas diakui oleh Tergugat ; ---
1. Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat (FERI FERDIAN, S.E) telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku di institusi Kepolisian Republik Indonesia yaitu Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 2003, Peraturan Kapolri No. 19 Tahun 2012, berdasarkan : --- a. Adanya Laporan Polisi Nomor : LP/19/VII/2012/Sipropam tanggal
11 Juli 2012 a.n. FERI FERDIAN, S.E. telah melakukan perbuatan tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut – turut meninggalkan tugas secara tidak sah tanpa izin pimpinan dari tanggal 2 Juni 2012 sampai tanggal 20 September 2012 atau selama 88 (delapan puluh delapan) hari kerja tanpa izin pimpinan ; --- b Bahwa berdasarkan Laporan Polisi tersebut, selanjutnya Si
Propam melakukan pemeriksaan dengan mengumpulkan bukti-bukti yaitu keterangan saksi-saksi, bukti-bukti petunjuk dan bukti-bukti surat serta keterangan terperiksa yang kemudian menjadi berkas perkara pelanggaran No. Pol.: BPP/07/XI/2012/SIPROPAM, tanggal 21 Nopember 2012 ; --- c. Bahwa dari hasil pemberkasan tersebut Si Propam Polres Siak
melimpahkan berkas perkara tersebut kepada Ankum Penggugat, selanjutnya Ankum Terperiksa (Kapolres Siak) memerintahkan kepada Kanit Propam untuk meminta saran dan pendapat hukum kepada pembinaan fungsi hukum Polda Riau guna mendapatkan saran pendapat hukum terhadap penyelesaian perkara Penggugat FERI FERDIAN,S.E. ; --- d. Bahwa berdasarkan surat permintaan saran pendapat hukum tersebut, Bidang Hukum Polda Riau telah memberikan saran pendapat …..
pendapat hukum an. FERI FERDIAN, S.E. Nrp. 81061097 Nomor : R/983/XII/2012/Bidkum tanggal 5 Desember 2012 yang intinya perbuatan Terperiksa secara yuridis telah memenuhi unsur Pasal 14 ayat (1) huruf a PP RI No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri yaitu Anggota Polri diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian RI apabila meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut ; --- e. Berdasarkan saran pendapat hukum fungsi pembinaan hukum
Polda Riau dan analisa berkas perkara, setelah limpahkan berkas perkara ke Polres Siak maka pada tanggal 17 Januari 2013, berdasarkan Surat Kasi Propam Polres Siak Nomor : R/02/I/2013/Propam Perihal Usulan Pembentukan Komisi Kode Etik Polri telah dibentuk Pejabat Komisi Kode Etik Polri untuk memeriksa FERI FERDIAN, S.E. dan atas usulan tersebut maka terbitlah Surat Keputusan Kapolres Siak No. Pol.: Skep/02/I/2013 tanggal 17 Januari 2013 Tentang Pembentukan Komisi Kode Etik Polri untuk menyidangkan kasus FERI FERDIAN, S.E. ; --- f. Bahwa setelah adanya Putusan Sidang Komisi Kode Etik
terhadap Terperiksa FERI FERDIAN, S.E (Penggugat) Nomor : Kep/01/II/2013/Si Propam tanggal 8 Februari 2013, selanjutnya Pejabat Komisi Kode Etik memberikan saran pertimbangan kepada Pejabat Pembentuk Komisi Kode Etik Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat an. FERI FERDIAN, S.E), dan selanjutnya Kapolres Siak selaku Ankum Terperiksa mengusulkan ke Kapolda Riau untuk diterbitkan Surat Keputusan Pemberhentian …..
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat a.n. FERI FERDIAN, S.E. g. Bahwa Kapolda Riau setelah menerima usulan dari Kasat
Brimob Polda Riau selaku Ankum Terperiksa dan berkas lainnya selanjutnya Kapolda Riau menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat a.n. FERI FERDIAN, S.E sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran 1 Nomor 1 No. Pol.: Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013, hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep / 74 / XI / 2003 tanggal 11 Nopember 2003 yang pada intinya menyatakan wewenang Kapolri di delegasikan kepada Kapolda Riau tentang pengakhiran dinas Anggota Polri yang berpangkat Aiptu kebawah yang sifatnya (PTDH). ; --- 2. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada halaman 7 dan 8 yang menyatakan Penggugat sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kealpaan mengalami depresi dan stres berat karena adanya masalah keluarga : --- Bahwa dengan dalil tersebut, Penggugat sudah memahami akan kesalahannya, tetapi sebagai Anggota Polri (Insan Bhayangkara) yang mendapat amanah dari Negara untuk melayani masyarakat tentunya memahami kondisi dan Kode Etik Kepolisian terutama Tribrata dan Catur Prasetya yaitu mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan pribadi apalagi Penggugat meninggalkan tugas lebih dari 88 (delapan puluh delapan) hari kerja secara berturut-turut tanpa memberitahukannya kepada pimpinannya secara tertulis menurut Ketentuan yang diatur dalam Peraturan Institusi Polri tentang izin cuti, sakit dan permisi apalagi dengan tenggang waktu yang begitu lama dengan alasan sakit yang mengarah kepada sakit jiwa menurut aturan yang …..
yang berlaku harus dilakukan pemeriksaan secara kedinasan ; --- 3. Bahwa atas ketidakhadiran daripada Penggugat dalam kedinasan
selama lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja lebih kurang 88 (delapan puluh delapan) hari sudah barang tentu diproses sesuai dengan Peraturan yang berlaku yaitu telah melanggar Pasal 14 ayat (1) huruf a PP RI No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri dan Tergugat tidak salah dalam menerapkan Pasal pelanggaran tersebut seperti yang didalilkan Penggugat dalam gugatannya yaitu Pelanggaran PP No. 2 Tahun 2003, sehingga pemahamannya menjadi keliru dan tidak mengerti dan akhirnya Penggugat menyatakan Tergugat tidak adil dan tidak patut terlalu terburu-buru ; --- Bahwa pernyataan Penggugat tersebut sangat subjektif dan terkesan
merasa tidak bersalah, bahwa apa yang telah diputuskan oleh Penggugat semata-mata demi membangun citra Polri ditengah masyarakat dan melaksanakan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Institusi Polri dengan mempertimbangkan keadilan bagi Anggota Polri yang lainnya yang telah dilakukan sanksi yang sama terhadap perkara yang sama yang dialami oleh Penggugat, jadi sebaiknya Pengguat interopeksi diri dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, mungkin Institusi Polri tidak tepat bagi Penggugat untuk mengembangkan diri yang mana dalam pelaksanaan tugasnya terikat pada aturan kedinasan yang harus dipatuhi Penggugat ; --- 3. Bahwa berdasarkan dalil Penggugat pada halaman 6 poin 14, 15, 16
yang menyatakan Penggugat hadir dan melaksanakan tugas pada tanggal 2,3,4,8,11,12,14 dan tidak mendengarkan keterangan BRIPKA DENI SAPUTRA di dalam persidangan KKEP ; --- Bahwa perlu Penggugat pahami didalam persidangan Komisi Kode Etik Polres …..
Polres Siak adalah Sidang Kode Etik Profesi Polri bukan persidangan Projustitia sebagaimana layaknya sidang di Pengadilan Umum, namun demikian dalam persidangan Kode Etik tersebut telah diperiksa beberapa orang saksi termasuk BRIPKA DENI SAPUTRA dan bukti surat lainnya yaitu absensi ketidakhadiran Penggugat tentu Komisi Kode Etik telah meneliti dan memeriksa saksi-saksi yang menurut keyakinan Komisi Kode Etik perbuatan Penggugat telah terbukti melakukan pelanggaran Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2003 4. Bahwa dalil-dalil Penggugat pada poin 18, 19, 20, 21 dalam gugatannya
yang pada intinya keberatan terhadap kedudukan pelapor BRIPTU JEFRI SIMBOLON, dan IPTU PANTUN BANJAR NAHOR, S.Sos sebagai saksi dan sebagai pendamping serta IPDA DARFIS, SH sebagai sekretaris ; --- Bahwa menurut Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011 dan Peraturan Kapolri Nomor 19 Tahun 2012 kedudukan Pelapor BRIPTU JEFRI SIMBOLON sebagai pelapor tidak ada menyalahi aturan karena siapapun berhak membuat laporan tentang adanya pelanggaran yang dilakukan oleh Anggota Polri yang penting pelapor mengetahui adanya pelanggaran tersebut, mengenai kedudukan IPTU PANTUN BANJAR NAHOR, S. Sos dalam berkas perkara pendahuluan Penggugat sangatlah tepat karena IPTU PANTUN BANJAR NAHOR, S.Sos sebagai atasannya yang mengetahui ketidakhadiran tersebut dan tidak ada yang salah, selanjutnya mengenai kedudukan IPDA DARFIS, SH sebagai sekretaris tidak ada yang salah dan bertentangan, dan dalil tersebut cenderung terkesan mengada-ada ; --- 5. Bahwa persidangan yang dilaksanakan oleh Komisi Banding Polda Riau
terhadap adanya Permohonan Banding yang diajukan oleh Penggugat sudah ...
sudah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di Institusi Polri dan telah meneliti berkas perkara dan lampirannya secara Materil maupun Formil perbuatan Penggugat sudah cukup bukti melakukan pelanggaran Pasal 14 ayat (1) huruf a PP RI No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri dan tidak benar mengabaikan fakta materil, untuk itu kita buktikan di persidangan nanti ; --- 6. Bahwa mengenai permohonan pengaduan yang diajukan oleh
Penggugat ke Div Propam Mabes Polri pada tanggal 17 April 2013 untuk ditinjau ulang semua proses perkara Penggugat, dari judul surat yang diajukan oleh Penggugat tersebut ke Mabes Polri sudah menunjukkan bahwa Penggugat tidak memahami dan tidak membaca Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011 dan Peraturan Kapolri Nomor 19 Tahun 2012 dan peraturan pendukung lainnya yang berlaku di Institusi Polri karena tidak ada satupun prosedur atau proses yang dapat diajukan dalam rangka upaya Banding ke Mabes Polri apalagi adanya indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh Komisi Kode Etik dan Komisi Banding ; ---
hal ini sejalan dengan Pasal 68 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011 yang menyatakan Rekomendasi Komisi Banding bersifat final dalam artian tidak ada upaya banding lainnya dan wajib dipatuhi sebagai konsekuensi dari suatu kepastian hukum ; --- 7. Mengenai adanya hasil Tim Audit Investigasi dari Divisi Profesi dan Pengamanan yang menyatakan Komisi Banding sudah salah dan keliru dan telah tidak mengabaikan Aspek Formal dan Pembuktian Materil, sangatlah …..
sangatlah keliru dan tidak tepat karena Tim Audit Investigasi tidak mempunyai kewenangan untuk menyatakan Sidang Banding Komisi Kode Etik Cacat Formal maupun Materil sehingga cenderung subjektifitas dan diragukan kebenarannya ; --- Apalagi secara formal pendelegasian kewenangan di dalam surat tersebut perlu dipertanyakan mengatasnamakan Kapolri, apa yang menjadi dasar pejabat mengeluarkan keputusan yang menjustifikasi kesalahan Komisi yang dibentuk oleh suatu peraturan sehingga adanya inkonsistensi dalam penerapannya ; --- 8. Bahwa mengenai keberatan Penggugat tentang tidak ada menerima gaji padahal perkara Penggugat (FERI FERDIAN, SE) belum diputus atau diberhentikan dari Institusi Polri, menurut aturan yang berlaku di Institusi Polri Anggota Polri yang tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari secara berturut-turut dapat diberhentikan gajinya sementara oleh atasannya sampai ada pencabutan kembali, jadi sangat naif Penggugat menghendaki gajinya sementara ia tidak melaksanakan kewajibannya ; --- 9. Bahwa dalil Penggugat pada halaman 11 poin 34 yang menyatakan Penggugat sudah minta penjelasan kepada bagian SDM Polda Riau yaitu Bagian Dalpers AKBP HADI dan Kompol YAYUK yang menyatakan Tergugat tidak dapat menganulir Surat Keputusan objek perkara karena sudah terlanjur terbit dan menyarankan untuk dibatalkan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara ; --- Bahwa pernyataan tersebut cenderung tendensius dan diragukan kebenarannya karena kedua pejabat tersebut tidak berhak dan tidak mempunyai kewenangan untuk membatalkan Keputusan Tergugat (Kapolda Riau) apalagi memberikan statemen yang bertentangan dengan …..
dengan Keputusan Institusi Polri dan Peraturan Perundang-Undangan, apalagi Surat Audit Investigasi tersebut tidak mempunyai landasan hukum dan tidak dapat membatalkan Putusan Komisi Kode Etik yang bersifat final dan tentunya Pengadilan Tata Usaha Negara tidak akan memutuskan perkara yang tidak mempunyai dasar hukum ; --- 10. Pemberhentian Tidak Dengan Hormat yang dilakukan oleh Tergugat
(Kapolda Riau) terhadap BRIGADIR FERI FERDIAN, SE dengan Surat Keputusan Nomor : Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku di Institusi Polri dan azas-azas umum pemerintahan yang baik, dengan memperhatikan Azas Keseimbangan (Principle Of Proportionality) yaitu keseimbangan antara kesalahan yang dilakukan oleh Tergugat terhadap norma-norma hukum positif Institusi Polri serta Azas Kepastian Hukum sehingga Anggota Polri yang lain tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga merusak TRIBRATA sebagai falsafah Anggota Polri, dengan demikian pemberhentian tersebut telah dipertimbangkan demi kelangsungan Polri yang dicintai masyarakat bukan karena kepentingan individu ; --- 11. Bahwa perlu disampaikan juga Penggugat sebelumnya sudah pernah dijatuhi hukuman disiplin sebanyak 2 (dua) kali ; --- 12. Bahwa oleh karena proses dan prosedur terbitnya Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Kapolda Riau Nomor : Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 an. BRIGADIR FERI FERDIAN, SE telah sesuai dengan prosedur dan mekanisme aturan yang berlaku secara khusus dilingkungan Polri, maka Permohonan Penangguhan pelaksanaan Surat Keputusan tersebut dapat dikesampingkan saja ; --- Berdasarkan …..
Berdasarkan alasan-alasan hukum tersebut diatas, bahwa proses Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) terhadap BRIGADIR FERI FERDIAN, SE (Penggugat) telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ditentukan dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Institusi Polri dan sumpah Anggota Polri dalam rangka menegakkan hukum dan wibawa Polri ditengah masyarakat dan sesuai dengan Azas Umum Pemerintahan Yang Baik ; --- Kami mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat yang menyidangkan perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut : --- 1. Menolak seluruh gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan
gugatan Penggugat tidak dapat diterima ; --- 2. Menyatakan Surat Keputusan Kapolda Riau Nomor : Kep/406/VIII/2013
tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri (PTDH) Lampiran 1 Nomor Urut 1 a.n. BRIGADIR FERI FERDIAN, SE adalah sah menurut hukum ; --- 3. Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada
Penggugat.
Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat tersebut, Kuasa Hukum Penggugat mengajukan Replik dipersidangan pada tanggal 19 Desember 2013, dan atas Replik Penggugat tersebut, Kuasa Tergugat mengajukan Duplik dipersidangan pada tanggal 2 Januari 2014 ; --- Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Kuasa Hukum Penggugat mengajukan bukti surat dipersidangan berupa fotocopy surat yang telah diberi materai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, kecuali bukti surat P-3, P-14, P-9 sampai dengan P-21 yang berasal dari fotocopy, bukti surat tersebut diberi tanda P-1 sampai dengan P-22 sebagai berikut ; ---BUKTI SURAT PENGGUGAT
1. Bukti P - 1 : …..
1. Bukti P - 1 : Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/406/VIII/2013, tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri, Khusus Daftar Lampiran Nomor Urut 1 atas nama Feri Ferdian, SE (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 2. Bukti P - 2 : Petikan Surat Keputusan No. Pol.: Skep/344/VI/2003, Tentang Pengangkatan Dan Pengajian Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Polri Gelombang I Tahun 2003 tanggal 16 Juni 2003, dan Petikan Surat Keputusan No. Pol. : Skep/256/XII/2003, Tentang Penepatan Pertama Bintara Polri Gelombang I TA 2003 di Lingkungan Polda Riau (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 3. Bukti P - 3 : Surat Kepada Bapak Kadiv Propam Polri, Hal Pengaduan dan Permohonan, tanggal 17 April 2013 ( fotocopy dari fotocopy) ; --- 4. Bukti P - 4 : Surat Markas Besar Kepolisian Negara Republik
Indonesia Divisi Provisi Dan Pengamanan, tanggal 28 Mei 2013 yang ditujukan kepada feri Ferdian, SE/Nur Asni, Perihal Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Pemeriksaan Propam (SP2HP2-1) (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 5. Bukti P - 5 : Surat Markas Besar Kepolisian Negara Republik
Indonesia Divisi Provesi dan Pengamanan, tanggal 9 Oktober 2013 yang ditujukan kepada Feri Ferdian, SE/Nur Asni, Perihal Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Pemeriksaan Propam (SP2HP2-2) (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; ---
6 Bukti P - 6 : Surat Keputusan Komisi Kode Etik Polri No. Pol.: Kep/01/II/2013/Si Propam, Tentang Putusan Sidang Komisi Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Riau Resor Siak, tanggal 8 Februari 2013 (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 7 Bukti P - 7 : Surat Panggilan No.Pol.: SPG/08/I/2013/Si PROPAM, tanggal 16 Januari 2013 kepada Feri Ferdian, SE (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 8 Bukti P - 8 : Surat Panggilan No.Pol.: SPG/12/I/2013/Si PROPAM, tanggal 28 Januari 2013 kepada Ovi Yuliza Binti Ahyuzar (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 9 Bukti P - 9 : Berita Acara Pemeriksaan Bripka Deni Saputra tanggal 2 Oktober 2012 9 (fotocopy dari fotocopy) ; --- 10 Bukti P - 10 : Daftar Saksi tanggal 20 Nopember 2012 (fotocopy dari fotocopy) ; --- 11 Bukti P - 11 : Daftar Terperiksa tanggal 20 Nopember 2012 (fotocopy
dari fotocopy) ; --- 12 Bukti P - 12 : Memori Banding atas Putusan Sidang Komisi Etik Plori,
tanggal 22 februari 2013 (fotocopy dari fotocopy) ; --- 13 Bukti P - 13 : Putusan Sidang Banding Komisi Kode Etik Profesi Polri No : PUT/BANDING/01/IV/2013/KOM BANDING (fotocopy dari fotocopy) ; --- 14 Bukti P - 14 : Pengembalian Gaji Penggugat dari Bulan Agustus
sampai Desember 2012 dan Surat Setoran Pengembalian Belanja (fotocopy) ; ---
15. Bukti P - 15 : Surat tuntutan terhadap Terperiksa No. Pol.: T/62/I/2013/SI PROPAM, tanggal 31 Januari 2013 ditandatangani oleh Ipda Darfia selaku Sekretaris (fotocopy) ; --- 16. Bukti P - 16 : Surat persangkaan pelanggaran Kode Etik Polri No. Pol.:
L/19/XI/2012/SI PROPAM, tanggal 18 Januari 2013 ditandatangani oleh Ipda Darfis sebagai Penuntut (fotocopy) ; --- 17. Bukti P - 17 : Laporan No : L/19/VII/2012/SI PROPAM , Pelopor atas
nama Brigadir Pol Jefri Simbolon (fotocopy) ; --- 18. Bukti P - 18 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Ovi Yuliza Bin Ahyuzar, tanggal 14 November 2012, diperiksa oleh Brigadir Pol. Jefri Simbolon (fotocopy) ; --- 19. Bukti P - 19 : Berita Acara Pemeriksaan Iptu P. Banjarnahor, tanggal 2
Oktober 2012 di Periksaan oleh Brigadir Pol. Jefri Simbolon (fotocopy) ; --- 20. Bukti P - 20 : Lembaran daftar absensi personal Feri Ferdian yang
ditemui ada keterangan yang tidak benar dan adanya keganjilan dari Bulan Juni s/d September 2012 (fotocopy) 21. Bukti P - 21 : Surat tertanggal 4 November 2013 (fotocopy) ; --- 22. Bukti P - 22 : Petikan Surat Keputusan No Pol.: Skep/344/VI/2003,
Tentang Pengangkatan Dan Pengajian Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Polri Gelombang I Tahun 2003, tanggal 16 Juni 2003 (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil sangkalannya, Kuasa Tergugat mengajukan bukti surat berupa fotocopy surat yang telah diberi materai cukup, dan telah disesuaikan dengan aslinya, kecuali bukti surat T-1, T-2 : …..
T-2, T-3, T-11, T-12, T-13 yang berasal dari fotocopy, bukti surat tersebut diberi tanda T-1 sampai dengan T-15 sebagai berikut ; --- BUKTI SURAT TERGUGAT
1 Bukti T - 1 : Fotocopy Laporan Polisi Nomor : L/19/VII/2012/Sipropam tanggal 11 Juli 2012 An. BRIGADIR FERI FERDIAN, SE (fotocopy dari fotocopy) ; --- 2 Bukti T - 2 : Fotocopy Daftar Absensi Personel Polres Siak bulan Juni
s/d September 2012 An. BRIGADIR FERI FERDIAN, SE., (fotocopy dari fotocopy) ; --- 3 Bukti T - 3 : Fotocopy Berita Acara Pemeriksaan An. BRIGADIR FERI FERDIAN, SE., tanggal 21 September 2012 (fotocopy dari fotocopy) ; --- 4. Bukti T - 4 : Fotocopy Surat Keputusan Tentang Pembentukan
Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian No. Pol.: Skep/02/I/2013 tanggal 17 Januari 2013 An. BRIGADIR FERI FERDIAN, SE., (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; - 5. Bukti T - 5 : Fotocopy Surat Keputusan Komisi Kode Etik Profesi Polri No. Pol.: Kep/01/II/2013/Si Propam tanggal 8 Februari 2013 An. BRIGADIR FERI FERDIAN, SE., (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 6. Bukti T - 6 : Fotocopy Putusan Sidang Banding Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor : PUT BANDING/01/IV/2013/KOM BANDING tanggal 2 April 2013 An. BRIGADIR FERI FERDIAN, SE., (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 7. Bukti T - 7 : Fotocopy salinan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat Nomor : Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 …..
21Agustus 2013 An. Brigadir Feri Ferdian, SE (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 8. Bukti T - 8 : Fotocopy pendapat dan saran hukum Nomor : R/983/XII/2012/Bidkum tanggal 5 Desember 2012 An. Terperiksa BRIGADIR FERI FERDIAN, SE., (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 9. Bukti T - 9 : Fotocopy Surat Keputusan Hukuman Disiplin No. Pol.: Skep/02/III/2012 tanggal 26 Maret 2012 An. Terperiksa BRIGADIR FERI FERDIAN, SE., (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 10. Bukti T - 10 : Fotocopy Surat Keterangan Pemeriksaan Cek Urine
Nomor : B/27/VII/2013/KES SIAK tanggal 29 Juli 2013 An. Terperiksa BRIGADIR FERI FERDIAN, SE., (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; --- 11. Bukti T - 11 : Fotocopy Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri (fotocopy sesuai dengan perundangan) ; --- 12 Bukti T - 12 ; Fotocopy Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No 14 Tahun 2011 Tentang Komisi Kode Etik Profesi Polri (fotocopy sesuai dengan perundangan) ; ---- 13 Bukti T - 13 : Fotocopy Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. 19 Tahun 2012 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Polri (fotocopy sesuai dengan perundangan) ; --- 14 Bukti T - 14 : Fotocopy berkas acara persidangan Komisi Kode Etik
An. Brigadir Feri Ferdian, SE (fotocopy sesuai dengan aslinya) ; ---
15 Bukti T - 15 : Fotocopy Ekspedisi Surat Propam Polres Siak penyampaian berkas perkara An. Brigadir Feri Ferdian, SE (fotocopy sesua dengan aslinya) ; --- Menimbang, bahwa Penggugat tidak mengajukan saksi dipersidangan, walaupun sudah diberikan kesempatan untuk itu ; ---
Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat, Tergugat juga mengajukan saksi 2 (dua) orang yang telah disumpah yang bernama 1. DARFIS 2. M. SIMANUNGKALIT ; --- 1. DARFIS yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut ; --- - Bahwa saksi menjabat sebagai Kasub Propam di Polres Siak ; --- - Bahwa saksi mengatakan pernah ikut pada waktu sidang Komisi Kode Etik
Polri yang terakhir pada saat Pembacaan Putusan ; --- - Bahwa saksi mengatakan Penggugat terbukti tidak masuk dinas lebih kurang 30 (tiga puluh) hari, dilihat pada rekap absen ; --- - Bahwa saksi mengatakan isi Putusan Sidang Komisi Kode Etik Polri
direkomendasikan untuk di PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat) - Bahwa saksi mengatakan pada waktu sidang Komisi Kode Etik Polri, saksi
bertindak sebagai Penuntut, disisi lain juga bertindak sebagai Sekretaris, dan hal itu dibenarkan sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor : 19 Tahun 1999 ; --- - Bahwa saksi mengatakan setelah Penggugat di PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat). Kemudian orang tua Penggugat mengajukan Banding ; --- 2. M. SIMANUNGKALIT yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut - Bahwa saksi dahulu menjabat sebagai Kepala Seksi Propam Siak ; --- - Bahwa saksi sekarang menjabat di Polresta Pekanbaru Bagian
Administrasi Tata Usaha ; --- - Bahwa …..
- Bahwa saksi mengatakan Penggugat sampai disidangkan oleh Komisi Kode Etik Polri karena tidak masuk dinas tanpa ada keterangan, hal itu dapat dilihat pada absensi ; --- - Bahwa saksi ditunjuk sebagai Anggota Komisi Kode Etik Polri sebagai
Penuntut Umum dan sebagai Sekretaris ; ---
Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah mengajukan Kesimpulannya masing-masing dipersidangan pada tanggal 11 Februari 2014 Menimbang, bahwa selanjutnya para pihak tidak mengajukan apa-apa lagi dalam persidangan dan akhirnya mohon Putusan dalam sengketa ini TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut di atas ; ---
Menimbang, bahwa Penggugat dalam gugatannya telah memohon pembatalan atau dinyatakan tidak sah Keputusan Tergugat yaitu Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Kepolisian Republik Indonesia, Khusus Lampiran Daftar No Urut 1 atas nama Feri Ferdian SE, Pangkat Brigadir, Nrp. 81061097, Kesatuan Anggota Siwas Polres Siak ( Vide bukti P.1 = T.7 ) ; --- Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan pokok sengketa, terlebih dahulu akan mempertimbangkan apakah obyek sengketa merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang dapat digugat melalui Peradilan Tata Usaha Negara, maka harus mempedomani Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1 angka ( 9 ) Undang - Undang Nomor : 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang berbunyi : ---
“ Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan / Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan Peraturan Perundang - Undangan yang berlaku, yang bersifat Konkrit, Individual dan Final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata” ; --- Menimbang, bahwa Majelis Hakim setelah meneliti dan mencermati Surat Keputusan obyek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat ( vide bukti P.1 = T.7 ) dengan mengaitkan unsur-unsur yang terkandung dalam Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka ( 9 ) Undang - Undang Nomor : 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang - Undang Nomor : 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Majelis Hakim berpendapat bahwa Surat Keputusan obyek sengketa telah memenuhi syarat sebagai Keputusan Tata Usaha Negara, yaitu telah bersifat Konkrit, Individual dan Final serta menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat ; ---
Konkrit : obyek yang diputuskan dalam Keputusan Tata Usaha Negara tidak bersifat abstrak, tetapi sudah berbentuk tertentu atau dapat ditentukan yaitu berupa Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Kepolisian Republik Indonesia, Khusus Lampiran Daftar No Urut 1 atas nama Feri Ferdian SE, Pangkat Brigadir, Nrp. 81061097, Kesatuan Anggota Siwas Polres Siak ; --- Individual : artinya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut tidak ditujukan untuk umum, melainkan sudah jelas kepada siapa ditujukan, baik terhadap alamat maupun hal yang dituju, demikian halnya Surat Keputusan obyek sengketa adalah ditujukan pribadi kepada ...
kepada Penggugat ; --- Final : artinya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut sudah
merupakan keputusan akhir yang dapat dilaksanakan, artinya akibat hukum yang ditimbulkan serta yang dimaksudkan sudah merupakan akibat hukum yang definitif, dengan diterbitkannya Surat Keputusan obyek sengketa oleh Tergugat pada tanggal 21 Agustus 2013 sudah bersifat definitif tanpa memerlukan adanya persetujuan dari instansi atasan atau instansi lain ; --- Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata artinya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut harus mampu menimbulkan perubahan terhadap suatu hubungan hukum yang telah ada, mengubah status hukum atau melahirkan hubungan hukum baru, dengan terbitnya obyek sengketa telah menimbulkan akibat hukum yaitu Penggugat kehilangan hak dan kewajibannya dalam keanggotannya sebagai Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ; .--- Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis Hakim berpendapat Surat Keputusan obyek sengketa merupakan Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1 angka ( 9 ) Undang - Undang Nomor : 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang - Undang Nomor : 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan bukanlah merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang diperkecualikan sebagaimana yang dimaksud dalam Ketentuan Pasal 2 dan Pasal 49 Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo Undang - Undang Nomor 9 Tahun 2004 sehingga merupakan obyek gugatan dalam sengketa Tata Usaha Negara ( Vide Pasal 1 angka 10 Undang - Undang Peradilan Tata Usaha Negara ) dan menjadi kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara
Pekanbaru untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikannya ( vide Pasal 47 Undang - Undang Peratun ) ; --- Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah Penggugat mempunyai kepentingan yang dirugikan sebagai akibat dari diterbitkannya obyek sengketa sehingga ia mempunyai kapasitas untuk mengajukan gugatan sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-undang No.9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; ---
Menimbang, bahwa seseorang atau badan hukum perdata untuk dapat mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara terhadap Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Badan / Pejabat Tata Usaha Negara haruslah mempunyai kepentingan ; --- Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpedoman pada Ketentuan Pasal 53 ayat 1 Undang-Undang No.9 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara berbunyi sebagai berikut : --- “Seseorang atau Badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau disertai tuntutan ganti rugi dan / atau direhabilitasi” ; ---
Menimbang, bahwa dasar/alasan yang didalilkan oleh Penggugat dalam gugatannya sebagaimana diuraikan dalam gugatan Penggugat yang pada pokoknya Penggugat merasa dirugikan dengan diterbitkannya Surat Keputusan obyek sengketa karena menyebabkan Penggugat kehilangan pekerjaan dan penghasilan sebagai Anggota Polri serta kehilangan karirnya
dalam institusi Kepolisian ; --- Menimbang, bahwa isi dari obyek sengketa adalah memberhentikan dengan tidak hormat Penggugat dari dinas Kepolisian Republik Indonesia ( Vide Bukti P.1 = T.7 ) ; --- Menimbang, bahwa dengan diterbitkannya obyek sengketa aquo mengakibatkan Penggugat kehilangan hak dan kewajibannya dalam keanggotannya sebagai Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ; ----
Menimbang, bahwa setelah mencermati dasar gugatan Penggugat yang menyatakan kepentingannya dirugikan dengan terbitnya objek sengketa a quo dan mencermati isi obyek sengketa, Majelis Hakim berpendapat Penggugat mempunyai kepentingan yang dirugikan akibat terbitnya obyek sengketa aquo dan karenanya Penggugat mempunyai kapasitas sebagai subyek hukum yang kepentingannya dirugikan sebagai akibat diterbitkannya obyek sengketa sehingga secara hukum berhak mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana yang ditentukan dalam Ketentuan Pasal 53 ayat 1 Undang-Undang No.9 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; ---
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah pengajuan gugatan Penggugat masih dalam tenggang waktu untuk dapat diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana yang disyaratkan Pasal 55 Undang-Undang No.5 Tahun 1986 yang berbunyi sebagai berikut : --- “Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 ( sembilan puluh ) hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara“ ; --- Menimbang, bahwa Surat Keputusan Tata Usaha Negara aquo telah diterbitkan ...
diterbitkan oleh Tergugat pada tanggal 21 Agustus 2013 dimana petikannya telah diterima oleh orangtua Penggugat pada tanggal 31 Agustus 2013, kemudian Penggugat mengajukan gugatan dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 19 November 2013, maka tenggang waktu pengajuan gugatan setidak - tidaknya dihitung dari tanggal sejak diterimanya petikan obyek sengketa yaitu pada tanggal 31 Agustus 2013 sehingga gugatan diajukan masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sesuai yang disyaratkan dalam Pasal 55 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 ; ---
Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan pertimbangan di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat telah memenuhi syarat-syarat formal suatu Keputusan Tata Usaha Negara yang dapat digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara, sehingga sudah selayaknya untuk diperiksa di persidangan ; ---
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan pokok sengketanya sebagai berikut : ---
Menimbang, bahwa sesuai dengan prinsip hukum administrasi, suatu Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan/diterbitkan oleh
Badan/Pejabat Tata Usaha Negara tidak boleh mengandung suatu cacat yuridis dari segi prosedural/formal-materil substansial dan wewenang serta
tidak boleh melanggar Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB) (Vide Pasal 53 ayat 2 huruf a dan b. Undang-Undang No.9 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No.5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara) ; ---
Menimbang, bahwa Penggugat didalam gugatannya memohon kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru agar Surat Keputusan obyek sengketa dinyatakan batal atau tidak sah dengan alasan yang pada
intinya yaitu bahwa Tergugat dalam menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negara aquo telah melanggar Peraturan Perundang - Undangan yang berlaku serta bertentangan dengan Asas - Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ( Vide Pasal 53 ayat ( 2 ) huruf a dan b Undang-Undang No.9 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara) ; ---
Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil gugatan Penggugat tersebut Tergugat telah menyangkal dengan jawabannya, yang pada intinya memberikan alasan, yaitu Tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan obyek sengketa telah sesuai dengan Ketentuan Perundang - Undangan yang berlaku serta telah sesuai dengan Asas - Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ;
---Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim membaca berkas perkara, memperhatikan bukti-bukti dalam persidangan terdapat fakta - fakta hukum yang tidak terbantahkan lagi, sehingga karenanya kebenarannya tidak perlu
dibuktikan lagi adalah fakta-fakta sebagai berikut : --- Bahwa Tergugat telah mengeluarkan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah
Riau Nomor : Kep / 406 / VIII / 2013 Tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Kepolisian Republik Indonesia , Khusus Lampiran Daftar No Urut 1 atas nama Feri Ferdian SE, Pangkat Brigadir, Nrp. 81061097, Kesatuan Anggota Siwas Polres Siak ( Vide Bukti P.1 = T.7 ) ; ---
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim meneliti dengan seksama Gugatan Penggugat, Jawaban Tergugat, Bukti Surat Para Pihak, Keterangan Saksi serta Kesimpulan Para Pihak, maka menurut Majelis Hakim yang menjadi permasalahan hukum dalam perkara ini adalah : --- “Apakah Tergugat dalam menerbitkan obyek sengketa aquo terdapat cacat yuridis ...
yuridis, baik dari segi kewenangan, procedural-formal maupun substansial-materil atau sebaliknya ? ; ---
Menimbang, bahwa dalam rangka usaha mencari kebenaran materil, maka sesuai Ketentuan Pasal 107 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dalam bagian penjelasan menerangkan bahwa Hakim Peradilan Tata Usaha Negara dapat menentukan sendiri apa yang harus dibuktikan dan siapa yang harus dibebani pembuktian, hal apa saja yang harus dibuktikan oleh para pihak yang berperkara dan hal apa saja yang harus dibuktikan oleh Hakim sendiri, alat bukti mana saja yang diutamakan untuk dipergunakan dalam pembuktian dan kekuatan pembuktian bukti yang telah diajukan ; --- Menimbang, bahwa dengan berpedoman ketentuan tersebut di atas maka Majelis Hakim dalam mempertimbangkan pokok permasalahan tersebut di atas akan berpedoman pada bukti-bukti dan saksi-saksi yang berkaitan dengan sengketa ini, sedangkan bukti-bukti dan saksi-saksi yang tidak relevan tetap dianggap sebagai bukti sah namun tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut tetapi tetap dilampirkan dalam berkas perkara ; --- Menimbang, bahwa atas pokok permasalahan tersebut di atas, Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sebagai berikut ; --- Menimbang, bahwa Majelis Hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan ; “ Apakah Tergugat mempunyai kewenangan untuk menerbitkan Surat Keputusan obyek sengketa ?”; --- Menimbang, bahwa untuk mejawab permasalahan tersebut, Majelis Hakim berpedoman pada Ketentuan - Ketentuan dibawah ini yaitu ; --- 1. Undang - Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; --- Pasal 1 Ayat ( 12 ) : “Tergugat adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya yang digugat oleh orang atau badan hukum perdata” ; --- 2. Undang - Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia , khususnya : --- Pasal 30 Ayat ( 1 ) : Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat ; --- Pasal 30 Ayat (3 ) : Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah ; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, khususnya pada Pasal 15 dan Bagian Penjelasan pada Bab I Umum yang berbunyi sebagi berikut : -- o Pasal 15 : memberhentikan Anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia dilakukan oleh : --- a. Presiden Republik Indonesia untuk pangkat Komisaris Besar Polisi ( Kombes ) atau yang lebih tinggi ; --- b. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi ( AKBP ) atau yang lebih rendah ; -- o Penjelasan Bab I Umum : Hal - hal yang belum cukup diatur dalam
Peraturan Pemerintah ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden sedangkan hal - hal yang bersifat rinci dan teknis kewenangan pengaturan lebih lanjut diserahkan kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku penanggung jawab dalam penyelenggaraan pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Kepolisian Negara Republik …..