Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana dimuat dalam duduk sengketa tersebut di atas ;---
Menimbang, bahwa objek sengketa yang dimohonkan batal atau tidak sah dalam perkara ini adalah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/507/XI/2015, tanggal 24 Nopember 2015 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polisi Republik Indonesia khusus lampiran Daftar No Urut 2, atas nama Aan Suparjo Rustam, Pangkat Brigadir NRP 85071002, Kesatuan Banum Subbag Jarlat SPN Pekanbaru Polda Riau (vide bukti P-1 = T-1) ;---
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan jawabannya tertanggal 12 April 2016 yang memuat jawaban dalam pokok perkara yang pada pokoknya menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat tanpa mengajukan eksepsi;---
Menimbang, bahwa terhadap Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat mengajukan Replik pada persidangan tanggal 19 April 2016 dan Tergugat telah mengajukan Duplik pada persidangan tanggal 26 April 2016 ;---
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan dalam pokok perkara secara yuridis dari segi kewenangan, prosedural dan substansi penerbitan objek sengketa a quo (vide bukti P-1 = T-1) oleh Tergugat baik berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun berdasarkan asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagai berikut;---
Halaman 81 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
Menimbang, bahwa berdasarkan jawab-menjawab para pihak dan dihubungkan dengan bukti-bukti di persidangan, Majelis Hakim mendapatkan fakta-fakta hukum sebagai berikut: ---
1. Bahwa Penggugat adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana diterangkan dalam surat keputusan - surat keputusan sebagai berikut :---
a. Ijasah Kepolisian Negara Republik Indonesia Reg No. Pol. : B/269/VII/2005 tanggal 4 Juli 2005 yang diselenggarakan Sekolah Kepolisian Negara Padang Besi dari tanggal 8 Pebruari 2005 s/d 4 Juli 2005 (vide bukti P-2);--- b. Petikan surat keputusan No. Pol. : Skep/274/XII/2005 tentang
Penempatan Magang/Penempatan Pertama Bintara Polri Gelombang I T.A 2005 di Lingkungan Polda Riau tanggal 26 Desember 2005 (vide bukti P-3);--- c. Petikan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor
Kep/49/II/2012 tentang Mutasi Personel di Lingkungan Polda Riau tanggal 17 Pebruari 2012 (vide bukti P-4);--- 2. Bahwa Penggugat telah dijatuhi hukuman disiplin berdasar surat
keputusan-surat keputusan sebagai berikut :--- 1. Surat Keputusan Hukuman Disiplin yang diterbitkan Kepala
Sekolah Polisi Negara Pekanbaru selaku atasan yang berhak menghukum Nomor SKHD/01/II/2013 tanggal 8 Pebruari 2013, atas pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud dalam rumusan Pasal 4 huruf (f) dan huruf (m) PP No. 2 Tahun 2003, hukuman berupa penempatan dalam tempat khusus selama 7 (tujuh) hari (vide bukti T-25);---
Halaman 82 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
2. Surat Keputusan Hukuman Disiplin yang diterbitkan oleh Kepala Sekolah Polisi Negara Pekanbaru selaku atasan yang berhak menghukum Nomor SKHD/01/I/2015 tanggal 21 Januari 2015, atas pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud dalam rumusan Pasal 5 huruf (a) PP No. 2 Tahun 2003, hukuman berupa teguran tertulis, penundaan mengikuti pendidikan paling lama 1 (satu) tahun dan penempatan pada tempat khusus selama 14 (empat belas) hari (vide bukti T-26);--- 3. Surat Keputusan Hukuman Disiplin yang diterbitkan oleh Kepala
Sekolah Polisi Negara Pekanbaru selaku atasan yang berhak menghukum Nomor SKHD/07/IV/2015 tanggal April 2015, atas pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud dalam rumusan Pasal 4 huruf (l) dan huruf (m) PP No. 2 Tahun 2003, hukuman berupa penempatan dalam tempat khusus selama 7 (tujuh) hari (vide bukti T-27);---
3. Bahwa berdasarkan laporan polisi nomor LP/76/K/IX/2014/Riau/Res Kpr/Sek Tbg tanggal 18 September 2014, Penggugat telah dipanggil sebagai saksi berdasarkan surat panggilan Nomor S.Pgl/179/IX/2014/Reskrim tanggal 23 September 2014 oleh Kepala Kepolisian Sektor Tambang sehubungan dengan perkara pencurian dengan pemberatan dan atau pertolongan jahat/penadah (vide bukti P-13, P-15);--- 4. Bahwa Penggugat telah diperiksa sebagai saksi oleh Polsek Tambang
atas perkara pencurian dengan pemberatan atas laporan polisi nomor LP/76/K/IX/2014/Riau/Res Kpr/Sek Tbg tanggal 18 September 2014 sebagaimana diterangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan tanggal 24
Halaman 83 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
September 2014 dan Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan tanggal 13 Oktober 2014 (vide bukti P-14, P-16);
5. Bahwa berdasarkan absen harian personel SPN Pekanbaru yang dilakukan oleh Sie Propam SPN Pekanbaru telah terbit Laporan Polisi Nomor LP-A/11/XI/2014/Provos tanggal 4 Nopember 2014 atas dugaan pelanggaran Brigadir Aan Suparjo Rustam yakni meninggalkan tugas secara tidak sah mulai tanggal 18 September 2014 sampai dengan 3 Nopember 2014 atau selama 33 (tiga puluh tiga) hari kerja, sehingga memenuhi unsur pelanggaran Pasal 12 ayat (1) PP Nomor 1 Tahun 2003 (vide bukti T-2 dan lampiran bukti T-18,);--- 6. Bahwa berdasarkan Surat Nomor B/437/XI/2014/SPN tanggal 11
Nopember 2014 dan lampirannya sebanyak satu lembar, Kepala Sekolah Polisi Negara Pekanbaru telah melimpahkan Laporan Polisi Nomor LP-A/11/XI/2014/Provos atas nama Brigadir Aan Suparjo Rustam kepada Kabid Propam Polda Riau (vide bukti T-18 dan lampiran berupa absen harian personil SPN Pekanbaru tanggal 18 September 2014 s/d 03 Nopember 2014);--- 7. Bahwa menindaklanjuti Laporan Polisi Nomor LP-A/11/XI/2014/Provos
tanggal 4 Nopember 2014, Kabid Propam Polda Riau telah menerbitkan Surat Perintah Nomor Sprin/39/XI/2014 tanggal 20 Nopember 2014 yang berisi perintah untuk melakukan pemeriksaan saksi, ahli dan terduga pelanggar dalam tahap pemeriksaan pendahuluam serta pemberkasan terhadap dugaan pelanggaran Pasal 14 ayat (1) huruf a PP Nomor 1 Tahun 2003 yang dilakukan oleh Terduga Pelanggar Brigadir Aan Suparjo Rustam (vide bukti T-3);--- 8. Bahwa telah dilakukan pemanggilan saksi-saksi untuk didengar
keterangannya terkait dugaan pelanggaran Pasal 14 ayat (1) huruf a PP Nomor 1 Tahun 2003 , yang dilakukan oleh Brigadir Aan Suparjo
Halaman 84 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
Rustam sesuai Laporan Polisi Nomor LP-A/11/XI/2014/Provos, atas dasar :---
1. Surat Panggilan Saksi Ruslan Nomor S.
Pgl/140/XII/2014/Wabprof tanggal 18 Desember 2014 (vide bukti T-8);--- 2. Surat Panggilan Saksi Eriyanto Nomor
S.Pgl/141/XII/2014/Wabprof tanggal 18 Desember 2014 (vide bukti T-9);--- 3. Surat Panggilan Saksi Bunaidi Hakim Nomor
S.Pgl/142/XII/2014/Wabprof tanggal 18 Desember 2014 (vide bukti T-10);--- 9. Bahwa telah dilakukan pemanggilan Terduga Pelanggar Brigadir Aan
Suparjo Rustam terkait dugaan pelanggaran Pasal 14 ayat (1) huruf a PP Nomor 1 Tahun 2003 sesuai Laporan Polisi Nomor LP-A/11/XI/2014/Provos, berdasar pada :---
1. Surat Panggilan Nomor S.Pgl/01/I/2015/Wabprof tanggal 6 Januari 2015 (vide bukti T-11);--- 2. Surat Panggilan Nomor S. Pgl/01.a/I/2015/Wabprof tanggal 9 Januari 2015 (vide bukti T-12);--- 10. Bahwa telah dilakukan Pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan Terduga
Pelanggar terkait dugaan Pelanggaran Pasal 14 ayat (1) huruf a PP Nomor 1 tahun 2003 sesuai Laporan Polisi Nomor LP-A/11/XI/2014/Provos yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan sebagai berikut :---
1. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Ruslan tanggal 22 Desember 2014 (vide bukti T-4);--- 2. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Eriyanto tanggal 31 Desember
2014 (vide bukti T-5);---
Halaman 85 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
3. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Bunaidi Hakim tanggal 31 Desember 2014 (vide bukti T-6);--- 4. Berita Acara Pemeriksaan Terduga Pelanggar Aan Suparjo Rustam tanggal 12 Januari 2015 (vide bukti T-7);--- 11. Bahwa Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Saksi-saksi dan
Terduga Pelanggar diketahui bahwa saksi-saksi dan Terduga Pelanggar telah membenarkan isi laporan Polisi LP-A/11/XI/2014 tanggal 4 Nopember 2014 yang menerangkan bahwa Brigadir Aan Suparjo Rustam telah tidak melaksanakan dinas dari tanggal 18 September 2014 sampai dengan 03 Nopember 2014 atau selama 33 (tiga puluh tiga) hari kerja secara berturut-turut (vide bukti T-4, T-5, T-6, dan T-7);--- 12. Bahwa Kabidkum atas nama Kepala Kepolisian Daerah Riau telah
menyampaikan Saran dan Pendapat Hukum atas perkara Terduga Pelanggar Brigadir Aan Suparjo Rustam kepada Kabid Propam Polda Riau melalui surat Nomor R/152/III/2015/Bidkum tanggal 9 Maret 2015 yang pada pokoknya berpendapat bahwa perbuatan terduga Pelanggar telah memenuhi unsur-unsur atas dugaan pelanggaran Pasal 14 ayat 1 huruf (a) PP Nomor 1 Tahun 2003 (vide bukti T-14);--- 13. Bahwa untuk memeriksa dan mengadili dugaan pelanggaran Pasal 14 ayat 1 huruf a PP Nomor 1 Tahun 2003 yang dilakukan Aan Suparjo Rustam, Kepala Kepolisian Daerah Riau telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor Kep/232/V/2015 tanggal 29 Mei 2015 tentang Pembentukkan Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia beserta lampirannya (vide bukti P-12=T-15);--- 14. Bahwa dalam rangka melaksanakan tugas pencatatan dan perekaman
fakta dalam sidang pelanggaran KKEP/Banding terhadap terduga Pelanggar Aan Suparjo Rustam, Kepala Kepolisian Daerah Riau telah
Halaman 86 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
memerintahkan Bripka Hidinia Rahmat Tuesa dan Brigadir Petrus R. W.
Lumbanbatu sebagai sekretaris sidang KKEP sebagaimana Surat Perintah Nomor Sprin/724/V/2015 tanggal 29 Mei 2015 (vide bukti T-17);--- 15. Bahwa dalam rangka melaksanakan tugas persangkaan dan
penuntutan sidang pelanggaran terhadap Terduga Pelanggar Aan Suparjo Rustam, Kepala Kepolisian Daerah Riau telah memerintahkan Ipda Mustakim sebagai Penuntut dalam perkara dugaan Pelanggaran PP Nomor 1 Tahun 2003, sebagaimana Surat Perintah Nomor Sprin/723/V/2015 tanggal 29 Mei 2015 (vide bukti T-16);--- 16. Bahwa Penuntut telah menyampaikan tuntutan dalam sidang Komisi
Kode Etik Polri dengan Terduga Pelanggar Aan Suparjo Rustam sebagaimana surat Nomor TUT/06/VI/2015/Wabprof tanggal 15 Juni 2015 (vide bukti T-19);--- 17. Bahwa pada tanggal 19 Juni 2015, telah dilaksanakan rapat koordinasi
layak atau tidak layaknya Brigadir Aan Suparjo Rustam dipertahankan sebagai anggota Polri, dan Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Pekanbaru telah menyampaikan Rekomendasi Nomor R/10/VI/2015/SPN dari hasil rapat staf yang pada pokoknya merekomendasikan Brigadir Aan Suparjo Rustam tidak layak untuk dipertahankan sebagai anggota Polri (vide bukti P-7, P-8=T-13);--- 18. Bahwa Pendamping Terduga Pelanggar telah menyampaikan Nota Pembelaan atas Tuntutan Pelanggaran Kode Etik yang diduga dilakukan oleh Aan Suparjo Rustam sebagaimana surat Nomor NO-02/VI/2015/Etik/Bidkum tanggal 22 Juni 2015 (vide bukti P-6=T-20);--- 19. Bahwa Komisi Kode Etik Profesi Polri telah memberikan Putusan
dalam sidang Komisi Kode Etik atas Pelanggaran Aan Suparjo Rustam
Halaman 87 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
dengan nomor PUT / 06 / VII / 2015 / KKEP tanggal 6 Juli 2015, yang isinya :---
Memutuskan : Menetapkan :
Nama : Aan Suparjo Rustam Pangkat/NRP : Brigadir Polisi / 85071002
Jabatan : Banum Subbag Jarlat SPN Pekanbaru Kesatuan : Polda Riau
a. Terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 14 ayat 1 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri;--- b. Menjatuhkan sanksi berupa :--- Menjatuhkan sanksi yang sifatnya administrasi berupa :--- Rekomendasi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH)--- (vide bukti P-5=T-21);--- 20. Bahwa atas Putusan sidang Komisi Kode Etik Polri Nomor PUT / 06 /
VII / 2015 / KKEP tanggal 6 Juli 2015, Aan Suparjo Rustam menyampaikan permohonan banding kepada Kapolda Riau (selaku Pejabat Pembentuk Komisi Banding) melalui Sekretariat KKEP tanggal 14 Juli 2015 (vide bukti P-9=T-22);--- 21. Bahwa Kepala Kepolisian Daerah Riau telah menerbitkan Keputusan
Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor Kep/319/VII/2015 tanggal 22 Juli 2015 tentang Pembentukan Komisi Kode Etik Profesi Tingkat Banding untu memeriksa di tingkat banding terhadap putusan sidang komisi kode etik Polri Nomor PUT/06/VII/2015/KKEP tanggal 06 Juli 2015 terduga pelanggar Aan Suparjo Rustam beserta lampiran daftar nama susunan komisi banding (vide bukti T-23);---
Halaman 88 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
22. Bahwa Komisi Banding Kode Etik Profesi Polri telah memberikan Putusan dalam sidang Komisi Banding Kode Etik atas Pelanggaran Aan Suparjo Rustam dengan nomor PUT BANDING/16/IX/2015/KOM BANDING tanggal 17 September 2015 yang isinya :---
Memutuskan :
Permohonan Banding dari Pemohon Banding Nama : Aan Suparjo Rustam
Pangkat/NRP : Brigadir / 85071002
Jabatan : Anggota Subbag Jarlat SPN Pekanbaru Kesatuan : Polda Riau
a. Menolak permohonan banding--- b. Menguatkan putusan sidang komisi kode etik profesi Polri Polda
Riau Nomor Put/06/VII/2015/KKEP tanggal 06 Juli 2015---
(vide bukti P-10=T-24);---
23. Bahwa selanjutnya Tergugat telah menerbitkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor Kep/507/XI/2015 tanggal 24 Nopember 2015 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat atas nama Aan Suparjo Rustam (vide bukti P-1=T-1);--- 24. Bahwa atas dugaan pelanggaran Pasal 3 huruf (g) dan atau Pasal 5
huruf (a) PPRI Nomor 2 Tahun 2003 yang diduga dilakukan oleh Aan Suparjo Rustam telah dibuat Daftar Pemeriksaan Pendahuluan Pelanggaran Disiplin Nomor DP3D/82/I/2015/Provos tanggal 5 Januari 2015 atas Laporan Polisi Nomor LP/102/IX/2014/Yanduan tanggal 22 September 2014 (vide bukti T-28);--- 25. Bahwa berdasarkan surat pernyataan yang dibuat oleh Novi Yanti
tanggal 16 Mei 2016 diketahui bahwa Penggugat pernah menitipkan
Halaman 89 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
surat sakit untuk disampaikan ke SPN Pekanbaru yang dititipkan pada petugas jaga gerbang SPN Pekanbaru ( vide bukti P-22);--- 26. Bahwa A. Radjikin T pada tanggal 23 Mei 2016 telah membuat
pernyataan yang pada pokoknya menyatakan bahwa melihat dan mengetahui mengenai kondisi kedua orang tua Penggugat yang sering sakit-sakitan (vide bukti P-24);--- 27. Bahwa atasan Penggugat Kompol Dasril telah memberikan keterangan
sebagai saksi yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :--- a. Penggugat pernah menyampaikan permohonan ijin diantara kurun waktu 18 September 2014 sampai dengan 3 Nopember 2014 kepada saksi namun tidak sesuai dengan mekanisme permohonan izin tidak masuk kerja yang diatur pada dinas Polri sehingga izin tidak masuk dinas tidak pernah diberikan;--- b. Penggugat dalam kurun waktu 18 September 2014 sampai
dengan 3 Nopember 2014 secara berturut-turut tidak pernah melaksanakan tugas kedinasan ;---
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah Tergugat berwenang menerbitkan objek sengketa a quo dengan pertimbangan sebagai berikut:---
Menimbang, bahwa Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menyatakan: --- Pasal 30 Ayat (1) : Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat; ---
Halaman 90 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
Pasal 30 Ayat (3) : Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Dan (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah ; --- Menimbang, bahwa pengaturan yang lebih terperinci tentang pemberhentian anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam Pasal 15 dan Penjelasan Bab I Umum Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang berbunyi sebagai berikut: --- Pasal 15 :
Memberhentikan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dilakukan oleh ; ---
a. Presiden Republik Indonesia untuk pangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) atau yang lebih tinggi ; --- b. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk pangkat Ajun
Komisaris Besar Polisi (AKBP) atau yang lebih rendah ; ---
Penjelasan Bab I Umum : Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden sedangkan hal-hal yang bersifat rinci dan teknis kewenangan pengaturan lebih lanjut diserahkan kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku penanggung jawab dalam penyelenggaraan pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia ;---
Menimbang, bahwa pengaturan yang lebih terperinci khususnya mengenai kewenangan pemberhentian anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam angka 5 Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. : Kep/74/XI/2003 Tentang Pokok-Pokok Penyusunan Lapis-Lapis Pembinaan Sumber Daya Manusia Polisi
Halaman 91 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
Republik Indonesia. Angka 5 : Pemberhentian Siswa dan Pengakhiran Dinas Polisi Republik Indonesia ; ---
b. Pengakhiran dinas Polisi Republik Indonesia dengan kepangkatan AIPTU ke bawah dilimpahkan kewenangannya kepada Kepala Kepolisian Daerah dan di lingkungan Mabes Polisi Republik Indonesia dilimpahkan kewenangannya kepada De SDM Kepala Polisi Republik Indonesia;--- Menimbang, bahwa pengaturan tentang kewenangan pengakhiran dinas oleh Kepala Kepolisian Daerah diperjelas dalam angka 12 dan angka 13 Panduan Teknis atas Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol. ; Kep/74/XI/2003 Tentang Pokok-Pokok Penyusunan Lapis-Lapis Pembinaan Sumber Daya Manusia Polisi Republik Indonesia Pada Bab II Pasal Demi Pasal Angka 5 Pemberhentian Siswa, Pengakhiran Dinas Dan Mempertahankan Dalam Dinas Aktif Anggota Polisi Republik Indonesia huruf b. Pengakhiran Dinas dan mempertahankan Dalam Dinas Aktif Anggota Polisi Republik Indonesia : --- Angka 12 : Pengakhiran Dinas Anggota Polisi Republik Indonesia dengan
kepangkatan Aiptu ke bawah yang sifatnya Pemberhentian Tidak Dengan Hormat di Kewilayahan, Kepala Polisi Republik Indonesia melimpahkan kewenangannya kepada Kepala Kepolisian Daerah ; --- Angka 13 : Surat Keputusannya diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala
Kepolisian Daerah ;--- Menimbang, bahwa setelah mencermati objek sengketa a quo yaitu berupa pemberhentian tidak dengan hormat atas nama Penggugat (vide bukti P-1=T-1), Majelis Hakim menemukan fakta hukum bahwa keputusan objek sengketa a quo berisi pemberhentian tidak dengan hormat atas nama Penggugat selaku anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia di
Halaman 92 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
lingkungan Kepolisian Negara Daerah Riau dalam pangkat Brigadir yang diterbitkan oleh Brigadir Jenderal Polisi Drs. Dolly Bambang Hermawan selaku Kepala Kepolisian Daerah Riau pada tanggal 24 Nopember 2015;---
Menimbang, bahwa apabila fakta hukum sebagaimana diuraikan di atas dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang kewenangan pemberhentian anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Kepala Kepolisian Daerah Riau (in casu Tergugat) berwenang untuk menerbitkan objek sengketa a quo;---
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah substansi penerbitan objek sengketa a quo telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan asas-asas umum pemerintahan yang baik yang akan diuraikan sebagai berikut ;---
Menimbang, bahwa objek sengketa terbit bermula dari adanya laporan polisi yang pada pokoknya menyatakan terdapat dugaan pelanggaran Brigadir Aan Suparjo Rustam yakni meninggalkan tugas secara tidak sah mulai tanggal 18 September 2014 sampai dengan 3 Nopember 2014 atau selama 33 (tiga puluh tiga) hari kerja, sehingga memenuhi unsur pelanggaran Pasal 14 ayat (1) huruf a PP Nomor 1 Tahun 2003 (vide bukti T-2);---
Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia berbunyi:---
Halaman 93 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
Pasal 14 ayat (1): Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila : ---
a. meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut;---
Menimbang, bahwa berdasarkan absensi sebagaimana termuat dalam lampiran bukti T-18 diketahui bahwa Penggugat tidak melaksanakan tugas dinas sejak tanggal 18 September 2014 sampai dengan 03 Nopember 2014 yakni selama 33 (tiga puluh tiga) hari kerja berturut-turut dalam kolom keterangan absensi tertulis Tidak Hadir;---
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti T-4, T-5, T-6, T-7 berupa Berita Acara Pemeriksaan Saksi-saksi dan Terduga Pelanggar Aan Suparjo Rustam diketahui pula bahwa Penggugat telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut terhitung sejak tanggal 18 september 2014 sampai dengan 3 Nopember 2014;---
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-6 = T-20 berupa Nota Pembelaan diketahui bahwa Terduga Pelanggar Aan Suparjo Rustam mengakui telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut terhitung sejak tanggal 18 september 2014 sampai dengan 3 Nopember 2014;---
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-9 dan T-22 yakni berupa permohonan banding, diketahui bahwa baik Penggugat selaku Terduga Pelanggar maupun Pendampingnya juga tidak membantah mengenai substansi Terduga Pelanggar telah meninggalkan tugasnya secara tidak
Halaman 94 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut terhitung sejak tanggal 18 september 2014 sampai dengan 3 Nopember 2014;---
Menimbang, bahwa di dalam gugatannya Penggugat mendalilkan yang pada pokoknya bahwa tidak benar Penggugat tidak melaksanakan dinas tanpa keterangan yang sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut dari tanggal 18 September 2014 sampai dengan 03 Nopember 2014 dengan alasan-alasan sebagai berikut :---
1. Bahwa pada tanggal 18 September s/d 21 September 2014 Penggugat tidak masuk kantor karena sakit dan telah memberitahukan pada rekan kerja dan diketahui Kasubbag Jarlat SPN Pekanbaru(vide dalil gugatan poin 7 hal 3, bukti P-18);--- 2. Bahwa pada tanggal 22 September s/d 27 September 2014
Penggugat tidak masuk kantor karena bekerja sama dengan anggota Reskrimum Polda Riau dan Polsek Tambang dan telah memberitahukan rekan kerja di Subbag Jarlat SPN Pekanbaru Bripka Heru Nuryan dan Pimpinan Penggugat Kompol Dasril serta kepada Provos pengambil Absen Bripka Afrizal Arif (vide dalil gugatan poin 9 hal. 4 dan bukti P-14, P-15 dan P-16);--- 3. Bahwa pada tanggal 29 September s/d 3 Oktober 2014 Penggugat
tidak masuk kantor dikarenakan sakit;--- 4. Bahwa pada tanggal 4 Oktober s/d 6 Oktober 2014 Penggugat
masuk dinas, namun pada tanggal 7 Oktober 2014 Penggugat kembali tidak masuk kantor karena anak Penggugat kecelakaan (vide bukti P-20, P-22);--- 5. Bahwa pada tanggal 12 Oktober 2014 Penggugat pergi ke
Bengkulu menjenguk ibu Penggugat dan telah mohon ijin kepada Atasan Penggugat (vide dalil gugatan Penggugat poin 12 hal. 4) ;----
Halaman 95 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
6. Bahwa tanggal 3 Nopember 2014, Penggugat telah masuk kantor (vide dalil gugatan poin 14 hal. 4);---
Menimbang, bahwa atas dalil penggugat sebagaimana disebutkan di atas pada poin 1, 2 dan 5 telah dibantah oleh Saksi Dasril yang merupakan Kasubbag Jarlat SPN Pekanbaru selaku atasan Penggugat yang menerangkan pada pokoknya tidak pernah diberitahu oleh Penggugat perihal permohonan ijin tidak masuk dinas serta saksi menerangkan bahwa ia tidak mempunyai wewenang untuk memberikan ijin tidak masuk dinas dan benar Penggugat Aan Suparjo Rustam telah meninggalkan tugas secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh ) hari kerja secara berturut-turut dari tanggal 18 September s/d 03 Nopember 2014;---
Menimbang, bahwa atas dalil Penggugat sebagaimana poin 2 di atas, saksi Afrizal Arif menerangkan bahwa ia pada kurun waktu 18 september 2014 s/d 03 Nopember 2014 bukan sebagai petugas provos pengambil absen karena mendapat tugas di bagian lain serta saksi tidak pernah diberitahukan mengenai ijin tidak masuk dinas dari Penggugat;---
Menimbang, bahwa atas dalil Pednggugat sebagaimana poin 2 di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa penempatan dan pelaksanaan tugas Penggugat selaku Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia haruslah didasarkan pada kewenangan yang timbul akibat terbitnya Surat Keputusan atau Surat Perintah yang dapat dijadikan landasan kewenangan Penggugat melaksanakan tugas sebagai Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, sehingga tidak masuk kerjanya Penggugat dengan alasan membantu penangkapan di Kepolisian Sektor Tambang tanpa didasari Surat Perintah haruslah dimaknai sebagai tindakan meninggalkan tugas secara tidak sah mengingat tugas Penggugat sebagai salah seorang
Halaman 96 dari 115 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN-PBR.
staf di Sekolah Polisi Negara Pekanbaru, bukan sebagai personil Kepolisian Sektor Tambang; ---
Menimbang, bahwa atas dalil Penggugat pada poin 3, Majelis Hakim akan mempertimbangkan dengan berpedoman pada Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemberian Cuti dan Izin di Lingkungan Kepolisian Negara RI, sebagai berikut :---
Pasal 35:
(1) Izin di dalam negeri diberikan kepada Pegawai untuk: --- a. menghadiri undangan seminar/lokakarya/kegiatan akademis; --- b. berobat/sakit; dan --- c. kepentingan pribadi. --- (2) Izin di dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) diberikan paling lama 3 (tiga) hari. --- Pasal 37:
Pejabat yang berwenang memberikan Izin dalam negeri sebagai berikut: --- b. tingkat Polda: ---
1. Kapolda, untuk Wakapolda, Kombes Pol, AKBP sebagai pejabat utama Polda, dan Kapolres; dan --- 2. Kasatfung, untuk AKBP sampai dengan Brigadir Polri, dan PNS Polri,
1. Kapolda, untuk Wakapolda, Kombes Pol, AKBP sebagai pejabat utama Polda, dan Kapolres; dan --- 2. Kasatfung, untuk AKBP sampai dengan Brigadir Polri, dan PNS Polri,