• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK ASING 51

B. Pertimbangan Hukum putusan Mahkamah Agung

. Terhadap putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengugat melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 12 Mei 2015 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 21 Oktober 2016. Bahwa memori kasasi tersebut telah disampaikan kepada Tergugat pada tanggal 4 November 2016, kemudian Tergugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusa pada tanggal 10 November 2016.

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah :

I. Formalitas Pengajuan Upaya Hukum Kasasi

1. Bahwa ketentuan mengenai upaya hukum kasasi dalam perkara merek diatur secara tegas dalam Pasal 83 Undang Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (selanjutnya disebut sebagai “Undang Undang Merek”) juncto Pasal 1 Angka 15 Undang Undang Merek. Pasal 83 ayat (1) Undang Undang Merek menyatakan bahwa “permohonan kasasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 diajukan paling lama 14 (empat belas) hari setelah tanggal putusan yang dimohonkan kasasi diucapkan atau diberitahukan kepada para pihak dengan mendaftarkan kepada panitera yang telah memutus gugatan tersebut”. Kemudian, setelah mengajukan permohonan kasasi, Pasal 83 ayat (3) Undang

Undang Merek menyatakan bahwa “Pemohon Kasasi harus sudah menyampaikan memori kasasi kepada panitera dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak tanggal permohonan kasasi didaftarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)”. Adapun mengenai ketentuan “hari” apa yang dimaksud, Pasal 1 angka 15 Undang Undang Merek sudah mengatur secara tegas bahwa “hari adalah hari kerja”

2. Bahwa terhadap Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor 30/2016 tersebut dan merujuk kepada ketentuan-ketentuan tersebut di atas, Pemohon Kasasi telah mengajukan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui kepaniteraan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 21 Oktober 2016 sebagaimana tercantum dalam Akta Permohonan Kasasi Terhadap Putusan Gugatan Pembatalan Merek Nomor 28 K/Pdt.Sus-HKI/2016/PN Niaga.Jkt.Pst., juncto Nomor 30/Pdt.Sus- Merek/2016/PN Niaga.Jkt.Pst., (untuk selanjutnya disebut sebagai

“permohonan kasasi”). Kemudian Pemohon Kasasi juga mengajukan memori kasasi ini kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 28 Oktober 2016 3. Berdasarkan hal tersebut di atas maka permohonan kasasi dan memori

kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi masih diajukan dalam tenggang waktu sebagaimana diatur dalam Pasal 83 ayat (1) dan (3) Undang Undang Merek dan oleh karena itu permohonan kasasi dan

74

memori kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi secara hukum sudah seharusnya dinyatakan diterima

II. Alasan/Keberatan Diajukannya Upaya Hukum Kasasi

4. Bahwa terkait dengan alasan/keberatan diajukannya kasasi sudah diatur dalam Undang Undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (untuk selanjutnya disebut sebagai “Undang Undang Mahkamah Agung”). Pasal 30 Undang Undang Mahkamah Agung mengatur bahwa upaya hukum kasasi dapat diajukan atas dasar alasan- alasan/keberatan-keberatan sebagai berikut:

a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku

c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan

5. Berdasarkan ketentuan Pasal 30 Undang Undang Mahkamah Agung tersebut di atas, pada dasarnya Pemohon Kasasi mengajukan kasasi berdasarkan alasan/keberatan bahwa Judex Facti (dalam hal ini Pengadilan Niaga Jakarta Pusat) telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku dan telah lalai dalam memenuhi

syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan (vide Pasal 30 huruf b dan c Undang Undang Mahkamah Agung), sehingga mengakibatkan Majelis Hakim Judex Facti menjatuhkan amar putusan dengan didasari oleh pertimbangan hukum yang tidak seksama (onvoldoende gemotiveerd) yang sangat merugikan Pemohon Kasasi (d/h. Penggugat); Bahwa lebih lanjut Pemohon Kasasi akan menguraikan lebih rinci mengenai alasan/keberatan sebagaimana dimaksud di atas, sebagai berikut:

Keberatan pertama Majelis Hakim Judex Facti telah salah menerapkan hukum pembuktian karena tidak mempertimbangkan dan menilai bukti-bukti yang diajukan Pemohon Kasasi. Pemohon Kasasi juga menilai bahwa Majelis Hakim Judex Facti telah salah menerapkan hukum pembuktian pada saat mempertimbangkan dan menilai seluruh bukti, dimana Judex Facti wajib mempertimbangkan dan menilai seluruh bukti. Terkait dengan hal ini, Majelis Hakim Judex Facti di dalam putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat halaman 75 paragraf 1 menyatakan akan mempertimbangkan sepanjang relevan dengan pokok permasalahan. Akan tetapi pada kenyataannya Majelis Hakim Judex Facti telah tidak seksama di dalam mempertimbangkan dan menilai bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Kasasi (d/h. Penggugat) di persidangan.

Keberatan kedua, Majelis Hakim Judex Facti lalai memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang. Dalam hal ini Majelis Hakim Judex Facti telah lalai di dalam memahami syarat “itikad baik pemohon

76

merek” yang diatur secara tegas dalam Pasal 4 juncto Pasal 6 Undang Undang Merek.

Keberatan Ketiga, Majelis Hakim Judex Facti telah salah menerapkan hukum pembuktian karena telah tidak menilai keterangan yang disampaikan oleh ahli yang diajukan oleh Pemohon Kasasi (d/h. Penggugat) dan secara tidak berimbang hanya menilai keterangan yang disampaikan oleh ahli yang diajukan Termohon Kasasi (d/h. Tergugat).

Keberatan Keempat, Majelis Hakim Judex Facti telah salah menerapkan hukum pembuktian. Dalam hal ini Majelis Hakim Judex Facti telah salah dalam mempertimbangkan nilai suatu kesaksian yang diatur dalam Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (untuk selanjutnya disebut sebagai

“KUHPerdata”).

Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah Agung berpendapat: bahwa keberatan-keberatan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 28 Oktober 2016 dan kontra memori kasasi tanggal 10 November 2016 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut :

- Bahwa pertimbangan hukum putusan Judex Facti yang menolak gugatan Penggugat tidak dapat dibenarkan, oleh karena berdasarkan fakta-fakta Judex Facti telah salah menerapkan hukum, dimana ternyata objek sengketa yang terdaftar atas nama Tergugat mempunyai persamaan pada

pokoknya baik dari bunyi maupun tulisan dengan merek terdaftar dan/atau merek milik Penggugat yang merupakan merek terkenal yaitu merek Hugo Boss (berserta variasinya

- Penggugat/Pemohon Kasasi dapat membuktikan bahwa merek “Hugo Boss” dan juga merek variasi antara Hugo dan atau Boss dengan berbagai variasinya adalah merek terkenal yang sudah terdaftar di berbagai Negara dan telah pula terdaftar terlebih dahulu di Indonesia pada tanggal 24 Januari 1989, sedangkan merek-merek Hugo milik Tergugat/Termohon Kasasi baru terdaftar pada tanggal 3 Maret 2008

- Pendaftaran merek “Hugo” milik Tergugat telah beriktikat tidak baik/bad faith dan dapat menyesatkan masyarakat/misleading and confusing karena mempunyai persamaan pada pokoknya dengan berbagai variasinya

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Mahkamah Agung berpendapat, terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: Hugo Boss Trade Mark Management Gmbh & Co. KG tersebut dan membatalkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 30/Pdt.Sus.Merek/2016/PN Niaga.Jkt.Pst., tanggal 3 Oktober 2016.

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi dikabulkan, maka Termohon Kasasi harus dihukum untuk membayar biaya perkara pada semua tingkat peradilan.

78

Dokumen terkait