• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertimbangan Usaha Alternatif Berdasarkan Tenaga Kerja yang Tersedia

Dalam dokumen RINGKASAN EKSEKUTIF. I. Pendahuluan (Halaman 59-64)

C. Pertimbangan Usaha Alternatif Berdasarkan Tenaga Kerja yang Tersedia

Berdasarkan pertimbangan ketersedian tenaga kerja dapat pula disusun menurut prioritasnya. Penentuan prioritas ini lebih ditentukan oleh waktu luang yang tersedia serta waktu dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengelola dari masing-masing usaha yang akan dikembangan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, dapat diketahui usaha alternatif yang berpeluang untuk dikembangkan berdasarkan prioritas pertimbangan tenaga kerja yang tersedia adalah: usaha ternak ayam, ternak itik dan pembuatan kerupuk ikan diperkirakan menempati prioritas pertama dengan skor 4, kategori sangat baik. Selanjutnya usaha pengolahan ikan asin diperkirakan menempati prioritas kedua dengan skor 3, dengan kategori baik. Sedangkan usaha bertanam sayuran diperkirakan menempati prioritas ketiga dengan skor 2, dengan kategori kurang baik (Tabel 20).

LAPORAN AKHIR, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 48

Tabel 20. Prioritas Usaha Alternatif Berdasarkan Ketersediaan Tenaga Kerja di Lokasi Studi Pulau Petong

Usaha Alternatif Prioritas Skor Kategori Pembuatan kerupuk ikan 1 4 Sangat baik

Ternak itik 1 4 Sangat baik

Ternak ayam 1 4 Sangat Baik

Pengolahan ikan Asin 2 3 Baik

Bertanam sayuran 3 2 Kurang Baik

Sumber : Hasil Olahan dari Data Primer, 2005

1. Tenaga Kerja untuk Pembuatan Kerupuk Ikan dan Pengolahan Ikan Asin

Usaha home industri yang utama akan dikembangkan di lokasi studi adalah pembuatan kerupuk ikan dan pengolahan ikan asin. Untuk usaha ini diperkirakan dapat memanfaatkan tenaga kerja yang produktif dari ibu rumah tangga nelayan dan remaja putri. Untuk usaha pembuatan kerupuk ikan lebih senang dibandingkan dengan pengolahan ikan asin.

2. Tenaga Kerja Usaha Ternak Ayam dan Itik

Usaha ternak ayam dan itik diperkirakan dapat dilakukan dengan memanfaatkan tenaga kerja keluarga yang produktif yang belum dimanfaatkan. Dengan kata lain dalam kegiatan ternak ayam dan itik dapat memanfaatkan waktu luang kepala keluarga (nelayan), ibu rumah tangga dan juga anak-anak yang telah dapat membantu bekerja. Di lokasi ini umumnya anak-anak yang telah berusia 7 tahun ke atas telah dapat membantu orang tuanya untuk beternak ayam dan itik. Dengan demikian tenaga kerja yang tersedia untuk usaha ini cukup banyak tersedia.

3. Tenaga Kerja Untuk Usaha Bertanam Sayuran

Usaha berkebun tanaman tahunan dan budidaya sayuran diperkirakan dapat dilakukan dengan memanfaatkan tenaga kerja keluarga yang produktif yang belum dimanfaatkan. Usaha ini diperkirakan dapat dilakukan sendiri oleh nelayan, namun untuk usaha budidaya sayuran ini disamping membutuhkan waktu ekstra, juga perlu pengalaman dan keuletan. Hal ini biasanya sangat sulit bagi nelayan. Harapan masyarakat terhadap pemerintah adalah adanya bantuan dan pelatihan/penyusuluhan di dalam memanfaatkan lahan dan perkarangan di lingkungan masyarakat di kampung ini.

LAPORAN AKHIR, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 49 D. Pertimbangan Usaha Alternatif Berdasarkan Peluang Pasar

Berdasarkan pertimbangan peluang pasar yang didasarkan pada jangkauan pemasarannya, maka dapat disusun prioritas usaha alternatif yang memungkinkan untuk dikembangkan. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan usaha alternatif yang layak dikembangkan di lokasi studi adalah: usaha pembuatan kerupuk ikan diperkirakan menempati prioritas pertama, dengan skor 4, kategori sangat baik. Sedangkan usaha ternak ayam, ternak itik, pengolahan ikan asin, dan usaha bertanam sayuran diperkirakan menempati prioritas kedua, dengan skor 3 kategori baik (Tabel 21).

Tabel 21. Prioritas Usaha Alternatif Berdasarkan Peluang Pasar di Lokasi Studi Pulau Petong

Usaha Alternatif Prioritas Skor Kategori Pembuatan kerupuk ikan 1 4 Sangat baik

Ternak itik 2 3 Baik

Ternak ayam 2 3 Baik

Pengolahan ikan asin 2 3 Baik

Bertanam sayuran 2 3 Baik

Sumber : Hasil Olahan dari Data Primer, 2005

1. Peluang Pasar Usaha Home Industri Kerupuk Ikan

Kerupuk ikan jika dikemas dengan baik, disamping dapat tahan lama, yang diperkirakan tahan 3 - 4 bulan, juga jangkauan pemasarannya dapat lebih luas yakni disamping dapat dipasarkan dalam Kecamatan Galang juga dapat menjangkau Kota Batam, Tanjung Pinang dan bahkan lebih luas lagi, misalnya dapat dipasarkan ke Malaysia dan Singapura. Hal ini didukung dengan lancarnya aksessibilitas Pulau Petong ke daerah-daerah lainnya. Untuk ikan asin ini menurut masyarakat digemari oleh masyarakat tempatan, bahkan banyak permintaan pedagang yang berasal dari Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, dan Kota Batam sendiri. Alasan mereka bahwa ikan asin dari Pulau Abang dan sekitarnya memiliki khas tersendiri dibandingkan dengan ikan asin yang lainnya.

2. Peluang Pasar Ayam dan Itik

Menurut informasi yang diperoleh diperkirakan ayam dan telur itik mempunyai peluang pasar yang cukup baik, karena disamping dapat dipasarkan di pasar-pasar dalam wilayah Kecamatan Galang seperti Pulau Petong, Pulau Abang dan Pulau Galang, juga

LAPORAN AKHIR, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 50 dapat menjangkau pasar Kota Batam, bahkan memungkinkan lebih luas lagi. Harga telur itik di tingkat produsen Rp. 700/butir, diperkirakan mencapai Rp. 1000/butir setelah diasinkan. Sedangkan harga telur ayam kampung mencapai Rp. 750 per butir.

3. Peluang Pasar Bertanam Sayuran

Usaha bertanam sayuran yang dilakukan masyarakat baru sebatas untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan saudaranya. Kalau pun di jual hanya sebatas di Pulau Petong ini. Peluang pasar sayuran ini, menurut masyarakat yang melakukan usaha ini dapat di jual ke pulau-pulau yang ada dalam kawasan Kelurahan Pulau Abang. Alasan mereka adalah sebagian besar kebutuhan konsumsi masyarakat di kelurahan ini sebagian besar didatangkan dari Pulau Halang, Batam dan bahkan dari Tanjung Pinang.

E. Usaha Alternatif Selain Usaha Perikanan Tangkap yang Layak

Dikembangkan di Lokasi Studi Pulau Petong

Dari uraian di atas dapat disusun usaha alternatif yang layak dikembangkan di Pulau Petong didasarkan pada pertimbangan empat variabel teknis: minat masyarakat, ketersediaan bahan baku/sumberdaya alam, ketersediaan tenaga kerja, dan peluang pasar. Posisi dari setiap usaha yang akan dikembangkan ditentukan oleh skor total dan skor rata-rata dari keempat variabel constrain yang diperoleh seperti tertera pada Tabel 18, 19, 20 dan 21. Usaha kerupuk ikan diperkirakan menempati posisi pertama dengan skor total 16 dan skor rata-rata masing-masing 4,00. Usaha pengolahan ikan asin diperkirakan menempati posisi kedua, dengan skor total 14 dan skor rata-rata 3,50. Selanjutnya usaha ternak itik dan ayam diperkirakan menempati posisi ke tiga dengan skor total masing-masing 13 dan skor rata-rata masing-masing 3,25, kemudian usaha bertanam sayuran diperkirakan menempati posisi ke empat dengan skor total 9 dan skor rata-rata 2,25 (Tabel 22).

Dari total skor dan skor rata-rata yang diperoleh tersebut (Tabel 22) dapat ditentukan usaha alternatif yang layak dikembangkan, yakni usaha alternatif yang mempunyai skor total minimal 10 dan skor rata-rata minimal 2,5. Dengan demikian usaha alternatif yang layak dikembangkan di lokasi studi Pulau Petong berdasarkan pertimbangan: minat masyarakat; ketersediaan bahan baku; ketersediaan tenaga kerja; dan peluang pasar adalah: usaha kerupuk ikan, pengolahan ikan asin, ternak ayam dan ternak itik.

LAPORAN AKHIR, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 51 Tabel 22. Prioritas/Posisi Usaha Alternatif yang Layak Dikembangkan Berdasarkan

Pertimbangan Teknis, di Lokasi Studi Pulau Petong Skor Usaha alternatif

M BB TK P TS RS Posisi Usaha home indusutri kerupuk ikan 4 4 4 4 16 4,00 1 Usaha home indusutri ikan asin 4 4 3 3 14 3,50 2

Ternak ayam 3 3 4 3 13 3,25 3

Ternak itik 3 3 4 3 13 3,25 3

Bertanam sayuran 1 2 2 3 8 2,00 4

Sumber : Hasil Olahan dari Data Primer, 2005

Keterangan : M : Minat Masyarakat

BB : Ketersediaan bahan baku/sumberdaya alam TK : Ketersediaan tenaga kerja

P : Peluang pasar TS : Skor total RS : Skor rata-rata

4.3. Pengembangan Usaha Alternatif Berdasarkan Pertimbangan Kelayakan Finansial

Berdasarkan pertimbangan teknis usaha yang layak dikembangkan di Kelurahan Pulau Abang adalah: usaha budidaya ikan, usaha ternak, dan usaha home industri. Sebelum usaha-usaha ini dikembangkan perlu pula dilakukan analisa usaha dan kelayakan finansialnya dari masing-masing usaha tersebut. Hal ini untuk mengetahui apakah usaha alternatif yang layak dikembangkan berdasarkan pertimbangan variabel teknis tersebut menguntungkan dan layak secara finansial. Untuk itu perlu dilakukan penghitungan keuntungan dan analisis finansial dari masing-masing usaha alternatif tersebut.

4.3.1. Analisa Kelayakan Finansial Usaha Ternak Itik

Dalam pembahasan analisa usaha dan kelayakan finansial usaha ternak di daerah ini ditekankan pada usaha ternak itik. Apakah usaha ternak itik ini menguntungkan dan layak untuk dikembangkan perlu diketahui komponen-komponen investasi awal, pembiayaan dan penerimaannya serta kriteria investasinya. Komponen tersebut akan menggambarkan kebutuhanan modal usaha, keuntungan dan kelayakan finansial usahanya (Tabel 23).

LAPORAN AKHIR, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 52 A. Kebutuhan Modal Usaha Ternak Itik di Kelurahan Pulau Abang

Usaha ternak itik sudah dilakukan oleh masyarakat nelayan di kelurahan ini, namun disamping diperkirakan masih baru diusahakan oleh sebagian kecil masyarakat, subsisten, juga diperkirakan masih sangat sedikit jumlahnya.

Sebagai gambaran usaha ternak itik itu sebanyak 100 ekor, diperkirakan membutuhkan modal tetap sebesar Rp. 2.430.000,- digunakan untuk pembuatan kandang dan peralatan, pengadaan induk itik dan penjantan. Disamping itu juga diperlukan modal kerja sebesar Rp. 980.000,- untuk biaya operasional yang meliputi biaya untuk pakan, obatan-obatan dan biaya lainnya. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak dihitung dalam modal usaha, karena pertimbangan tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja keluarga dan bersifat sambilan. Dengan demikian untuk usaha ternak itik

sebanyak 100 ekor tersebut dibutuhkan investasi atau modal usaha sebesar Rp. 3.410.000,-.

Dalam dokumen RINGKASAN EKSEKUTIF. I. Pendahuluan (Halaman 59-64)