• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Home Industri Pengolahan Ikan Asin di Kelurahan Pulau Abang

Dalam dokumen RINGKASAN EKSEKUTIF. I. Pendahuluan (Halaman 84-102)

Dari faktor internal dan eksternal dalam usaha home industri pengolahan ikan asin di lokasi studi yang telah disusun, selanjutnya dicoba untuk merumuskan strategi pengembangannya yang berupa: 1). SO-STARTEGY yakni upaya untuk memaksimalkan baik kekuatan (Strenghts) maupun peluang (Opportunity) dalam usaha home industri pengolahan ikan asin; 2). WO-STARTEGI yakni upaya untuk meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dengan memaksimalkan peluang (Opportunityy)

LAPORAN AKHIR, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 73 dalam usaha home industri pengolahan ikan asin; 3). ST-STRATEGY yakni upaya untuk memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan ancaman (Threats) dalam usaha home industri pengolahan ikan asin dan 4). WT-STRATEGY yakni upaya untuk meminimalkan baik kelemahan (Weaknesses) maupun ancamannya (Threats) dalam usaha home industri pengolahan ikan asin.

SO-STARTEGY

• Meningkatkan produksi dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku.

• Mengoptimalkan pemanfaatan potensi pasar dengan diversifikasi produk ikan asin dan memperluas jangkauan pemasaran.

WO-STARTEGI

• Membentuk kelompok usaha bersama dalam home industri pengolahan ikan asin. • Mengadakan pelatihan manajemen dan organisasi/kelompok.

• Melakukan pilot project usaha home industri pengolahan ikan asin. • Mengadakan pelatihan pengolahan ikan asin.

• Mengadakan pelatihan diversifikasikan produk ikan asin menurut jenis dan kadar garam.

• Mengadakan pelatihan pengemasan produk.

• Memerlukan dukungan dan fasilitasi dari Disperindag dan Dinas Perikanan dan Kelautan.

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik serta untuk memperoleh harga yang stabil.

ST-STRATEGY

• Meningakatkan kualitas produk.

• Melakukan diversifikasikan produk ikan asin menurut jenis dan kadar garam. • Melakukan pengemasan produk.

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik serta untuk memperoleh harga yang stabil.

LAPORAN AKHIR, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 74

WT-STRATEGY

• Memerlukan dukungan dan fasilitasi dari Disperindag dan Dinas Perikanan dan Kelautan.

• Mengadakan pelatihan diversifikasikan produk ikan asin menurut jenis dan kadar garam.

• Mengadakan pelatihan pengemasan produk.

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik serta untuk memperoleh harga yang stabil.

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 75

Bab

5

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

Dari hasil studi yang telah dilaksanakan dapat dibuat beberapa kesimpulkan, antara lain:

1. Berdasarakan pertimbangan aspek teknis (minat masyarakat, ketersediaan bahan baku/sumberdaya alam, ketersediaan tenaga kerja dan peluang pasar), usaha alternatif yang layak dikembangkan :

• Di lokasi studi Pulau Abang Kecil (RW 1 dan RW 2 Air Saga) adalah: usaha home industri kerupuk ikan, usaha budidaya ikan kerapu sunu dan usaha ternak ayam kampung dan itik.

• Di lokasi studi Pulau Petong adalah : usaha kerupuk ikan, pengolahan ikan asin, ternak ayam dan itik.

2. Semua usaha alternatif yang layak dikembangkan secara teknis, baik di lokasi studi Pulau Abang Kecil maupun di Pulau Petong, disamping dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga nelayan juga mempunyai kelayakan finansial untuk dikembangkan.

3. Strategi pengembangan usaha alternatif berdasarkan pertimbangan faktor internal dan eksternal secara umum mencakup : 1) Membentuk kelompok usaha bersama, sesuai dengan usaha alternatif yang akan dikembangkan; 2) Mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja keluarga, dimana selama ini tenaga keluarga ini masih belum banyak dimanfaatkan; 3) Melakukan penyuluhan dan pelatihan: manajemen usaha dan oraganisasi/kelompok, serta teknik usaha sesuai dengan usaha alternatif yang dikembangkan; 4) Melakukan pilot project dari masing-masing usaha alternatif yang akan dikembangkan jika memungkinkan, terutama untuk pengembangan usaha

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 76 budidaya ikan kerapu dalam keramba dan ternak itik; 5) Melakukan pendampingan secara kontinyu, dan sebaiknya menggunakan tenaga pendamping lapangan yang telah bertugas sejak awal proyek, karena mereka telah membaur dan dikenal oleh masyarakat sehingga diharapkan lebih efektif dan efisien; 6) Memanfaatkan cadangan dana bantuan pinjaman modal dari pemerintah untuk usaha kecil dan menengah atau ekonomi kerakyatan secara optimal dari pemerintah; 7) Perlu upaya untuk mendapatkan dukungan dan fasilitasi dari dinas pemerintah terkait sesuai dengan usaha alternatif yang akan dikembangkan, seperti Disperindag, Dinas Kelautan dan Perikanan; Dinas Peternakan dan Dinas Koperasi dan lain sebagainya; 8) Perlu upaya membangun pola kemitraan bisnis yang memungkinkan untuk memperoleh penyediaan modal dan akses pasar serta untuk kestabilan harga.

5.2. Rekomendasi

1. Usaha alternatif yang direkomendasikan untuk dikembangkan di lokasi studi Pulau Abang Kecil (RW I dan RW II Air Saga, Kelurahan Pulau Abang): usaha home industri kerupuk ikan, usaha budidaya ikan kerapu dalam keramba, usaha ternak ayam, dan usaha ternak itik

2. Usaha alternatif yang direkomendasikan untuk dikembangkan di lokasi studi Pulau Petong (RW III Kelurahan Pulau Abang) adalah: usaha home industri kerupuk ikan, usaha home industri pengolahan ikan asin, usaha ternak ayam, dan usaha ternak itik.

3. Usaha home industri kerupuk ikan dapat dijadikan perioritas pertama untuk dikembangkan, karena disamping usaha ini dapat dimulai dalam bentuk skala kecil dan hampir tidak punya risiko, juga untuk pengembangannya tidak memerlukan modal yang besar.

4. Khusus untuk usaha ternak ayam dan itik sebaiknya pada tahap awal dalam bentuk skala kecil (20-30 ekor), tetapi tersebar pada lebih banyak rumah tangga yang mengusahakannya.

5. Pengembangan usaha alternatif dapat dimulai secara berkelompok dengan sistem tanggung renteng. Pada tahap awal pengembangan usaha alternatif tersebut,

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 77 diperlukan pendampingan secara kontinyu yang dapat merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi rakyat. Untuk pendampingan ini sebaiknya menggunakan tenaga pendamping lapangan yang telah bertugas sejak awal proyek. Disamping itu perlu melakukan Penyuluhan dan Pelatihan: manajemen usaha dan oraganisasi/kelompok, serta teknik usaha sesuai dengan usaha alternatif yang dikembangkan;

6. Perlu upaya untuk mendapatkan dukungan dan fasilitasi dari Dinas pemerintah yang terkait dengan usaha alternatif yang akan dikembangkan, seperti Disperindag, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Peternakan, Dinas Koperasi dan lain sebagainya.

7. Perlu upaya untuk membangun pola kemitraan bisnis yang memungkinkan untuk memperoleh penyediaan modal dan akses pasar serta kestabilan harga terhadap usaha alternatif yang akan dikembangkan.

8. Pembentukan kelompok usaha bersama; penyuluhan dan pelatihan; pengadaan pilot project; pembinaan dan pendampingan; serta upaya untuk mendapatkan dukungan dan fasilitasi dari pemerintah, dan upaya untuk membangun pola kemitran bisnis diperkirakan dapat dilakukan oleh pihak CBM dan pihak yang terkait lainnya bersama-sama dengan masyarakat.

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 78

Bab

6

DAFTAR PUSTAKA

Darwis, 1998. Kajian Pemasaran dalam Pengembangan Agribisnis Perikanan Tangkap di Kawasan Sijori, Propinsi Riau. Thesis Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau. 2002. Potensi dan Peluang Usaha Perikanan Riau.

Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian. 2004. Profil Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Batam. Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian

Coremap, 2002. Studi Reef Ekological Assesment dan Sosial Assesment. CRITC Provinsi Riau.

BPS Kota Batam, 2003. Laporan BPS Kota Batam.

Hardjosworo, P dan Rukmiasih. 2001. Itik Permasalahan dan Pemecahan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Hidayat, S. dan Darwin Syamsulhadi. 2001. Model Ekonomi Kerakyatan, Penebar Swadaya, Jakarta.

Kadariah, Lien Karlina, Clive Gray. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit, FE, Universitas Indonesia Jakarta

Murtidjo Bambang Agus. 2003. Mengelola Itik. Cetakan ke-13. Kanisius, Yogyakarta. P3EWP UNRI. 2003. Indentifikasi Mata Pencaharian Alternatif Masyarakat Pesisir di

Kabupaten Rokan Hilir dan Indragiri Hilir (pada Kawasan Marine Coastal Management Area). Kerjasama P3EWP UNRI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau dengan Marine Coastal Management Project Provinsi Riau.

PT. Simpul Tiga. 2004. Kajian Akademik Pengelolaan Terumbu Karang di Provinsi Kepulauan Riau.

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 79 Pusat Kajian Masyarakat Sungai dan Pantai pada tahun 2002. Mata Pencaharian

Alternatif Selain Usaha Menangkap Ikan di Senayang-Lingga.

Rahardi, F, Imam Satyawibawa, Rina Niwan Setyowati. 2001. Agribisnis Peternakan. Cetakan VIII, Penebar Swadaya, Jakarta.

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 80 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 81 Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 82 Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 83 Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 84 Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 85 Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 86 Lampiran 3. Faktor Internal & Eksternal Usaha Ternak Itik dan Strategi

Pengembangannya di Kelurahan Pulau Abang

PRODUK STRENGTH (S) WEAKNESS(W)

• TERNAK ITIK • BCR = 1,51 • ROI = 36,24%

• PPC = 0,53 tahun (6,36 bulan) • Keuntungan usaha relatif besar • Relatif tahan terhadap serangan

penyakit

• Tidak perlu perawatan khusus • Dapat memanfaatkan tenaga kerja

keluarga dan lingkungan perkarangan

• Harga telur diperkirakan relatif stabil

• Modal usaha relatif kurang • Produksi belum diolah dan

belum punya nilai tambah

• Minimnya pengetahuan masyarakat tentang manajemen usaha dan organisasi/kelompok • Minimnya pengalaman dan

pengetahuan masyarakat tentang usaha ternak itik dan pengeolahan produk telur, daging dan bulunya

OPPORTUNITYY (O) SO-STARTEGY WO-STARTEGI

• Potensi pasar relatif besar • Pakan alami yang tersedia

relatif cukup banyak

• Lahan perkarangan diperkirakan cukup mendukung dan cukup tersedia

• Tenaga kerja keluarga diperkirakan cukup tersedia • Adanya dukungan modal

dari pemerintah untuk usaha kecil menengah

• Meningkatkan produksi daging dan telur Itik;

• Mengoptimalkan pemanfaatan potensi pasar dan memperluas jangkauan pemasaran dengan mengolah produk supaya lebih tahan lama;

• Mengotimalkan penggunaan tenaga kerja keluarga;

• Mengoptimalkan penggunaan lahan perkarangan;

• Membentuk kelompok usaha bersama ternak itik

• Melakukan pelatihan manajemen usaha dan organisasi/kelompok

• Mengadakan pilot project ternak itik

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik

• Melakukan pelatihan ternak itik; • Melakukan pelatihan pembuatan

pakan Itik buatan

• Melakukan pelatihan pengolahan telur, daging dan

bulu itik

• Pembinaan & pendampingan secara Kontinnyu

• Mengoptimalkan pemanfaatan modal yang disediakan oleh pemerintah

TREATS (T) ST-STRATEGY WT-STRATEGY

• Masih kurangnya dukungan instansi terkait

• Masih kurangnya minat masyarakat

• Saingan dengan produk lain

• Melakukan penyuluhan dan pelatihan tentang usaha ternak itik • Melakukan pelatihan pengolahan

telur, daging dan bulu itik

• Melakukan diversifikasi produk olahan dari telur, daging dan bulu itik

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik

• Mencari dukungan dan fasilitasi dari Disperindag dan Dinas Peternakan

• Melakukan penyuluhan dan pelatihan tentang usaha ternak itik • Melakukan pelatihan pengolahan

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 87 Lampiran 4. Faktor Internal & Eksternal Usaha Ternak Ayam dan Strategi

Pengembangannya di Kelurahan Pulau Abang

USAHA STRENGTH (S) WEAKNESS(W)

• TERNAK AYAM • BCR =1,78 • ROI = 181,27%

• PPC = 2,8 produksi (5,6 bln)

• Pemeliharaan mudah, tidak memerlukan keahlian khusus

• Dapat memanfaatkan tenaga kerja keluarga lahan perkarangan • Proses produksi singkat

• Modal usaha relatif kurang

• Minimnya pengetahuan masyarakat tentang manajemen

usaha dan organisasi/kelompok • Minimnya pengalaman dan

pengetahuan masyarakat tentang usaha ternak ayam

OPPORTUNITYY (O) SO-STARTEGY WO-STARTEGI

• Potensi pasar diperkirakan cukup baik

• Lahan perkarangan cukup mendukung dan tersedia • Ada cadangan modal dari

pemerintah untuk bantuan ekonomi kerakyatan

• Meningkatkan produksi • Mengoptimalkan pemanfaatan

potensi pasar dan memperluas jangkauan pemasaran

• Mengoptimalkan penggunaan lahan perkarangan

• Mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja keluarga

• Membentuk kelompok usaha bersama ternak ayam

• Melakukan pelatihan manajemen usaha dan organisasi/kelompok

• Mengadakan pilot project ternak ayam

• Melakukan pelatihan ternak ayam

• Mengoptimalkan pemanfaatan modal yang disediakan oleh pemerintah

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik

• Pembinaan & pendampingan secara kontinnyu

TREATS (T) ST-STRATEGY WT-STRATEGY

• Saingan dengan daging hewan ternak lainnya

• Penyakit ayam

• Belum adanya dukungan dari pemerintah

• Mengoptimalkan pemanfaatan peluang relung pasar ayam (makanan khusus seperti sate ayam, sup ayam dsb)

• Mengotimalkan penggunaan tenaga kerja keluarga sehingga dapat menekan biaya operasional sehingga relatif lebih mampu bersaing

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik

• Melakukan pelatihan penanganan penyakit ayam

• Mencari dukungan dan fasilitasi dari Disperindag dan Dinas Peternakan

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 88 Lampiran 5. Faktor Internal & Eksternal Usaha Budidaya Ikan Kerapu dalam

keramba Itik dan Strategi Pengembangannya di Kelurahan Pulau Abang

USAHA STRENGTH (S) WEAKNESS(W)

• BUDI DAYA IKAN KERAPU DALAM KERAMBA

• BCR = 1,96 • ROI = 75,56% • PPC = 1,3 periode • Harga cukup tinggi

• Produknya dikaitkan dengan mitos orang cina

• Minat masyarakat cukup tinggi

• Penegtahuan dan ketrampilan masyarakat tentang budidaya ikan dalam keramba masih minim

• Perlu modal usaha relatif besar • Perlu keahlian dan ketrampilan

khusus

• Perlu pengamanan yang ketat • Kurangnya modal usaha

• Minimnya pengetahuan masyarakat tentang manajemen

usaha dan organisasi/kelompok

OPPORTUNITYY (O) SO-STARTEGY WO-STARTEGI

• Potensi pasar yang relatif besar, baik dalam maupun luar negeri

• Ketersediaan benih diperkirakan masih memadai

• Kondisi lingkungan dan habitat diperkirakan sangat mendukung

• Meningkatkan produksi dengan memanfaatkan potensi pasar secara optimal

• Memelihara kelestarian habitat kerapu

• Menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan

• Membentuk kelompok usaha bersama budidaya ikan Kerapu • Melakukan pelatihan manajemen

usaha dan organisasi/ kelompok • Pilot project budidaya ikan

kerapu dalam keramba

• Pelatihan budidaya ikan kerapu dalam keramba

• Pelatihan pembuatan pakan ikan buatan

• Pembinaan & pendampingan secara kontinnyu

• Mencari dukungan dan fasilitasi dari disperindag dan Dinas Kelautan dan Perikanan

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik

TREATS (T) ST-STRATEGY WT-STRATEGY

• Penyakit ikan • Pencuri

• Goncangan harga

• Pelatihan tentang penyakit ikan dan penanganannya

• Membangun sistim pengamanan secara bersama

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik serta untuk menjamin kestabilan harga

• Pelatihan tentang penyakit ikan dan penanganannya

• Membangun sistim pengamanan secara bersama

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik serta untuk menjamin kestabilan harga

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 89 Lampiran 6. Faktor Internal dan Eksternal Usaha Kerupuk Ikan di Kelurahan Pulau

Abang dan Strategi Pengembangannya

PRODUK/KEGIATAN STRENGTH (S) WEAKNESS(W)

USAHA HOME INDUSTRI

KERUPUK IKAN • BCR = 1,5

• ROI = 171%/tahun

• PPC = 11,7 periode (3,9 bln) • Dapat memanfaatkan tenaga kerja

keluarga, terutama ibu rumah tangga dan remaja putri

• Bersifat home industri • Modal relatif kecil

• Masa produksi sangat singkat

• Modal usaha kurang • Lemahnya akses pasar

• Minimnya pengetahuan masyarakat tentang manajemen

usaha dan organisasi/kelompok • Pengetahuan dan ketrampilan

untuk diversifikasi produk masih terbatas

OPPORTUNITYY (O) SO-STARTEGY WO-STARTEGI

• Potensi pasar diperkirakan cukup besar

• Potensi bahan baku tersedia diperkirakan sangat besar

• Adanya cadang modal dari pemerintah untuk usaha kecil dan menengah

• Meningkatkan produksi dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku

• Mengoptimalkan pemanfaatan potensi pasar dengan diversifikasi produk dan memperluas jangkauan pemasaran

• Membentuk kelompok usaha bersama kerupuk ikan

• Melakukan pelatihan manajemen usaha dan organisasi/kelompok

• Melakukan pilot project usaha kerupuk ikan

• Memanfaatkan secara optimal dana cadangan modal dari pemerintah untuk usaha kecil dan menengah

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik

TREATS (T) ST-STRATEGY WT-STRATEGY

• Saingan dengan produk

kerupuk ikan lainnya • Meningkatkan produksi dan kualitas produk

• Diversifikasi produk menurut jenis (ikan, udang dan sotong), bentuk, ukuran, warna, dan pengemasan • Membangun pola kemitraan bisnis

untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik

• Melakukan pelatihan tentang diversifikasi kerupuk ikan

• Melakukan pelatihan tentang pengemasan produk

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik

• Perlu mendapatkan dukungan dan fasilitasi dari Disperindag dan Dinas Kelautan dan Perikanan

Laporan Akhir, Kajian MPA Masyarakat Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam, BPP-PSPL UNRI 90 Lampiran 7. Faktor Internal dan Eksternal Usaha Home Industri Pengolahan Ikan

Asin di Kelurahan Pulau Abang dan Strategi Pengembangannya

PRODUK/KEGIATAN STRENGTH (S) WEAKNESS(W)

USAHA HOME INDUSTRI

IKAN ASIN • BCR = 1,52 • ROI = 368,4%

• PPC = 8,1 periode (2,7 bln) • Tingkat keuntungan cukup tinggi • Dapat memanfaatkan tenaga kerja

keluarga, terutama ibu rumah tangga dan remaja putri

• Bersifat home industri • Modal relatif kecil

• Masa produksi sangat singkat

• Modal usaha kurang • Lemahnya akses pasar

• Minimnya pengetahuan masyarakat tentang manajemen

usaha dan organisasi/kelompok • Pengetahuan dan ketrampilan

untuk diversifikasi produk masih terbatas

OPPORTUNITYY (O) SO-STARTEGY WO-STARTEGI

• Potensi pasar diperkirakan cukup besar

• Potensi bahan baku tersedia diperkirakan sangat besar

• Adanya cadang modal dari pemerintah untuk usaha kecil dan menengah

• Meningkatkan produksi dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku

• Mengoptimalkan pemanfaatan potensi pasar dengan diversifikasi produk dan memperluas jangkauan pemasaran

• Membentuk kelompok usaha bersama pengolahan ikan asin

• Melakukan pelatihan manajemen usaha dan organisasi/kelompok

• Melakukan pilot project pengolahan ikan asin

• Memanfaatkan secara optimal dana cadangan modal dari pemerintah untuk usaha kecil dan menengah

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik

TREATS (T) ST-STRATEGY WT-STRATEGY

• Saingan dengan produk

ikan asin lainnya • Meningkatkan produksi dan kualitas produk

• Diversifikasi produk menurut jenis (ikan, udang dan sotong), kadar garam, dan pengemasan

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik

• Melakukan pelatihan tentang diversifikasi pengolahan ikan asin

• Melakukan pelatihan tentang pengemasan produk

• Membangun pola kemitraan bisnis untuk mendapatkan penyediaan modal usaha dan akses pasar yang baik

• Perlu mendapatkan dukungan dan fasilitasi dari Disperindag dan Dinas Kelautan dan Perikanan

Dalam dokumen RINGKASAN EKSEKUTIF. I. Pendahuluan (Halaman 84-102)