• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI

Dalam dokumen Kajian Ekonomi Regional Banten (Halaman 73-78)

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN

6.1. PERTUMBUHAN EKONOMI

6.1. PERTUMBUHAN EKONOMI

6.1.1. Sisi Permintaan/Pengeluaran

Dari sisi permintaan, pada Triwulan I 2011 tingkat konsumsi swasta diperkirakan relatif stabil. Prakiraan terhadap tingkat konsumsi tersebut salah satunya didasari oleh

ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi, ketenagakerjaan dan penghasilan yang terindikasi stabil. Upah Minimum Banten pada tahun 2011 meningkat sekitar 4,6% dibandingkan dengan tahun 2010, namun dengan tingkat inflasi yang relatif lebih tinggi menebabkan daya beli masyarakat cenderung sedikit menurun. Semakin meningkatnya penciptaan lapangan kerja dengan meningkatnya proyek pembangunan pabrik, perumahan dan hotel serta masih stabilnya industri tekstil terutama di wilayah Tangerang, Serang dan Cilegon yang mendorong peningkatan konsumsi sedikit terganggu dengan adanya gejolak kenaikan harga yang bersumber dari volatile foods karena faktor gangguan cuaca.

-20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 180,0 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2008 2009 2010

Ekspektasi Ekonomi 6 Bulan yang Akan Datang

Grafik VI.1. Indeks Ekspektasi Ekonomi 6 Bulan yang Akan Datang Wilayah Banten

Sumber: Survei Konsumen – Bank Indonesia

-20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 180,0 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2008 2009 2010

Ekspektasi ketersediaan Lapangan Kerja 6 Bulan yang Akan Datang Ekspektasi Penghasilan 6 Bulan yang Akan Datang

Grafik VI.2. Indeks Ekspektasi Ketersediaan Kerja dan Ekspektasi Penghasilan 6 Bulan

yang Akan Datang Wilayah Banten

Sumber: Survei Konsumen – Bank Indonesia

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2008 2009 2010

Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik VI.3. Indeks Ekspektasi Konsumen 6 Bulan yang Akan Datang Wilayah Banten

Sumber: Survei Konsumen – Bank Indonesia

Sementara itu tingkat investasi Banten diprakirakan stabil meskipun dalam level yang cukup tinggi pada periode mendatang. Investasi swasta diperkirakan stabil dengan

63

usaha di Banten khususnya pada sektor industri pengolahan. Hal ini terindikasi dari banyaknya investasi besar dari berbagai sektor seperti industri terutama kimia, baja dan konstruksi. Salah satunya adalah PT. Polychem Indonesia Tbk (anak perusahaan PT. Gajah Tunggal Tbk) akan membangun pembangkit listrik berkapasitas 15 x 2 MW di kawasan Merak. Untuk itu, perusahaan tersebut telah mengalokasikan dana investasi USD 20 juta atau sekitar Rp 180 miliar untuk pembangunan PLTU batu bara tersebut. Pembangunan generator dilakukan dalam rangka menjaga proses produksi perusahaan tetap stabil untuk mengantisipasi ketidakstabilan pasokan listrik dari PT. PLN. Berdasarkan hasil liasion Bank Indonesia Serang terhadap salah satu produsen produk pelat timah besar di Banten, pada tahun 2011 perusahaan tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan dari sebesar 130.000 ton per tahun menjadi 280.000 ton per tahun. Investasi proyek konstruksi terutama di wilayah Tangerang Selatan oleh para pengembang besar seperti PT. Alam Sutera, Tbk, PT. Bintaro Jaya, PT. BSD dan PT. Agung Podomoro pada Triwulan I hingga akhir 2011 menyebabkan investasi pada Triwulan I 2011 tidak akan berbeda dengan triwulan sebelumnya.

Kinerja ekspor dan impor diprakirakan masih tetap tinggi pada triwulan mendatang walaupun dengan kecenderungan sedikit melambat dibandingkan Triwulan IV 2010.

Relatif tingginya kinerja ekspor diprakirakan terutama berasal dari sub sektor industri baja, kimia dan alas kaki. Berdasarkan informasi dari World Steel Association, permintaan baja dunia sepanjang tahun 2011 dapat meningkat sekitar 5,3% (yoy) terutama dengan proyeksi tingginya pertumbuhan ekonomi negara emerging country. Namun demikian, adanya gejolak politik di berbagai negara di Timur Tengah terutama jika berlangsung dalam waktu yang lama dan mengganggu kelancaran arus lalu lintas melalui Terusan Suez diperkirakan dapat menghambat kinerja ekspor dan impor Banten dari sisi distribusi. Impor barang diperkirakan akan sedikit melambat seiring adanya potensi kenaikan harga minyak mentah dunia dan kenaikan biaya transportasi barang karena ketidakpastian politik di Timur Tengah.

-500 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 -10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011 2008 2009 2010 R ibu T o n % y o y

Volume Ekspor Besi/Baja Growth (RHS)

Grafik VI.4 Perkembangan Volume Ekspor Besi/Baja Banten

Sumber: Bank Indonesia

-500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 2007 2008 2009 2010 US D/ to n

Harga Ekspor Besi dan Baja

Grafik VI. 5 Perkembangan Rata-rata Harga Ekspor Besi/Baja Banten

64

6.1.2. Sisi Penawaran (Sektoral)

Sementara itu, kinerja sektoral dunia usaha di Banten pada periode mendatang diprakirakan masih tinggi walaupun dengan kecenderungan sedikit melambat pada kisaran 6,05% - 6,10% (yoy). Perlambatan kinerja sektoral pada Triwulan I 2011 diprakirakan

berasal dari beberapa sektor yaitu sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Sementara itu, beberapa sektor yang diperkirakan meningkat hanya sektor pertanian dan jasa-jasa, sedangkan sektor-sektor lainnya cenderung stabil.

Tabel VI.2 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Banten Berdasarkan Sektor Ekonomi

Tw I* Tw II* Tw III** Tw IV**

Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

5,61

6,29 6,36 6,68 6,23 6,72 - 6,75

Pertambangan dan Penggalian 6,26 8,93 8,56 9,74 8,39 7,15 - 7,20 Industri Pengolahan 2,84 3,38 3,35 4,02 3,41 4,03 - 4,04 Listrik, Gas dan Air Bersih 12,67 11,07 12,39 12,82 12,24 10,90 - 11,00 Bangunan 5,87 6,97 7,39 7,82 7,04 7,79 - 7,82 Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,23 8,43 9,70 9,46 8,98 8,20 - 8,30 Pengangkutan dan Komunikasi 11,82 11,98 12,17 12,93 12,24 10,95 - 11,00 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 7,90 7,48 5,83 5,77 6,72 5,69 - 6,05 Jasa-jasa 6,22 6,70 5,11 1,03 4,65 5,23 - 5,30 PDRB 5,48 5,87 6,06 6,31 5,94 6,05 - 6,10 Tw I 2011 p) Sektor 2010 2010**

Sumber: BPS Provinsi Banten, (* angka sementara, ** angka sangat sementara, p)

proyeksi)

6.1.2.1. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan diproyeksikan bertumbuh stabil sedikit meningkat pada kisaran level 4,03%-4,04% (yoy) pada Triwulan I 2011. Tetap tingginya permintaan

domestik maupun internasional, serta ekspektasi pelaku usaha terhadap prospek perekonomian mendatang yang tetap baik diperkirakan akan mempertahankan kinerja sektor industri pengolahan pada periode mendatang setidaknya pada level yang stabil. Peningkatan kapasitas produksi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan di sektor industri pada tahun 2011 diperkirakan juga dapat mendorong kinerja sektor tersebut menjadi meningkat. Perusahaan milik pemerintah produsen pelat timah memperkirakan penjualannya akan meningkat pada tahun 2011 mencapai 15% atau menjadi Rp 1,5 triliun dibandingkan dengan penjualan 2010 Rp 1,3 triliun. Proyeksi tersebut dengan asumsi volume penjualan produksi perseroan mencapai 115.000 ton atau lebih tinggi dari tahun 2010 sebesar 105.000 ton. Peningkatan tersebut tidak jauh berbeda kondisinya dengan triwulan sebelumnya.

65

Sementara itu, seiring meningkatnya pertumbuhan kendaraan bermotor nasional, salah satu produsen ban besar di wilayah Banten diperkirakan akan mengalami peningkatan pendapatan sekitar 20% dibandingkan tahun 2010. Diperkirakan hingga akhir tahun 2010 penjualan ban mencapai 1,1 juta atau naik 15,7% dibandingkan tahun lalu sebanyak 950.000 unit dan menguasai 18% pangsa pasar ban nasional.  Begitu pula dengan produsen baja terbesar di Banten yang menargetkan pada tahun 2011 dapat meningkatkan volume ekspor baja 15-20% atau mencapai 220.000 metrik ton, dari perkiraan ekspor 2010 sekitar 180.000-190.000 metrik ton. Diperkirakan tingkat penjualannya meningkat mencapai 2,2 juta ton dari tahun sebelumnya yang berkisar sebesar 1,8-1,9 juta ton, yang didukung oleh meningkatnya penjualan dan pangsa pasar perusahaan tersebut untuk pasar otomotif.

‐60 ‐50 ‐40 ‐30 ‐20 ‐10 0 10 20

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010 Sa ld o  Be rs ih Industri Pengolahan

Grafik VI.6 Perkiraan Kegiatan Usaha Sektor Industri 6 Bulan yang Akan Datang

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha – Bank Indonesia (angka pada Tw IV ’10 menunjukkan ekspektasi kondisi sepanjang Semester I 2010)

6.1.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran diperkirakan sedikit melambat pada kisaran 8,20% - 8,30% (yoy) Triwulan I 2011. Siklus/sifat bisnis sektor perdagangan, hotel dan

restoran yang cenderung slow down pada Triwulan I yang diindikasikan dari perkiraan kegiatan usaha 6 bulan yang akan datang oleh para pelaku usaha dapat berpotensi menahan laju pertumbuhan sektor tersebut walaupun masih berada pada level yang tinggi. Selain itu adanya kondisi cuaca yang masih kurang mendukung juga dapat menghambat tingginya kunjungan wisatawan dan tingkat hunian hotel di Banten khususnya di tempat wisata pada periode mendatang.

66 ‐30 ‐20 ‐10 0 10 20 30 40 50 60

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010 Sa ld o  Be rs ih Perdagangan

Grafik VI.7. Perkiraan Kegiatan Usaha Sektor Perdagangan 6 Bulan yang Akan Datang

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha – Bank Indonesia (angka pada Tw IV ’10 menunjukkan ekspektasi kondisi sepanjang Semester I 2010)

6.1.2.3. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi juga diprakirakan sedikit melambat triwulan mendatang pada kisaran 10,95% - 11,00% (yoy). Sektor pengangkutan diperkirakan sedikit

melambat pada Triwulan I 2010 yang dipengaruhi oleh masih relatif stabilnya sektor industri pengolahan yang mempengaruhi tingkat penggunaan sektor pengangkutan serta masih berlangsungnya perbaikan jalan tol Tangerang – Merak yang juga menghambat kinerja sektor tersebut.

6.1.2.4. Sektor-sektor Lainnya

Sementara itu, sektor-sektor lainnya cenderung stabil. Khusus untuk sektor Listrik, Gas

dan Air Bersih serta sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan sedikit mengalami perlambatan seiring berkurangnya permintaan.

6.2. INFLASI

Pada Triwulan I 2011 tingkat inflasi diprakirakan meningkat dan dapat mencapai level 6,80% (yoy). Tekanan inflasi diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2011 seiring

perekonomian yang diprakirakan masih terus meningkat dan adanya peningkatan tekanan dari sisi supply. Tren inflasi Banten yang meningkat sejak paruh kedua tahun 2010 diperkirakan masih terus akan meningkat hingga Triwulan I 2011. Peningkatan tersebut diprediksi masih bersumber dari gejolak harga bahan pangan karena faktor cuaca dan faktor eksternal melalui kenaikan harga barang/komoditas impor (imported inflation).

Tabel VI.3 Perkiraan Inflasi Banten Tahun 2011

2011 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I* % yoy 3,16 4,44 4,59 6,10 6,80 2010 Inflasi  

67

Tekanan dari sisi supply pun diperkirakan tetap besar pada triwulan mendatang. Kondisi cuaca yang kurang stabil, menyebabkan barang-barang dalam kategori volatile foods mengalami fluktuasi harga yang cukup kuat terutama pada komoditas yang bersifat perishable pada sub kelompok sayur-sayuran, bumbu-bumbuan yang dipasok dari luar Banten. Dari sisi eksternal, adanya tren peningkatan harga minyak internasional yang diperkirakan masih berlangsung hingga triwulan mendatang dan dapat berimbas pada peningkatan harga barang impor lainnya. Di samping itu, ketidakstabilan politik di Timur Tengah dapat mempengaruhi ekspektasi pelaku bisnis di bidang transportasi untuk menaikkan biaya transportasi. Kondisi ini juga memicu kenaikan imported inflation. Namun demikian, masih terjaganya nilai tukar Rupiah terhadap USD diperkirakan mampu sedikit meredam gejolak inflasi dari eksternal maupun pembentukan ekspektasi masyarakat dari faktor nilai tukar.

Tingkat ekspektasi masyarakat walaupun sedikit meningkat namun tetap berada pada taraf yang stabil. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap USD yang masih stabil memberikan

dampak terhadap ekspektasi nilai tukar, sehingga dapat menjaga ekspektasi masyarakat terhadap harga yang meskipun terindikasi sedikit meningkat namun masih pada level yang stabil yang terindikasi dari stabilnya Indeks Ekspektasi Masyarakat terhadap Harga 3 Bulan yang Akan Datang.

Grafik VI.8 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD

Sumber: Bank Indonesia

-50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 2008 2009 2010

Ekspektasi Harga 3 bulan yang akan datang

Grafik VI.9 Indeks Ekspektasi Masyarakat terhadap harga 3 Bulan Yang Akan Datang

Dalam dokumen Kajian Ekonomi Regional Banten (Halaman 73-78)

Dokumen terkait