• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Pertumbuhan Lamun

4.2.1 Pertumbuhan panjang rhizome lamun

Pertumbuhan panjang rhizome lamun dilihat dari pertambahan ukuran panjang rhizome selama masa penandaan. Umumnya pertumbuhan terlihat dari munculnya tunas baru yang menjadi ekstensi pertambahan panjang rhizome (Lampiran 3). Selain munculnya tunas baru, pertumbuhan juga akan terlihat dari pertumbuhan secara vertikal yaitu munculnya node menembus substrat hingga kolom air yang merupakan bekas seludang daun.

Rata-rata pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea rotundata dari hasil penelitian ini adalah 9,36 cm/bulan, dengan kisaran 4,12-14,48 cm/bulan

(Lampiran 4), sedangkan rata-rata untuk Cymodocea serrulata adalah 0,75 cm/bulan dengan kisaran 0,03 – 1,47 cm/bulan (Lampiran 5). Nilai pertumbuhan

panjang rhizome Cymodocea serrulata lebih seragam dibandingkan dengan nilai pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea rotundata. Hal tersebut terlihat dari nilai standar deviasi untuk nilai pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea serrulata lebih kecil dibandingkan Cymodocea rotundata. Kisaran nilai pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea rotundata lebih lebar dibandingkan dengan Cymodocea serrulata.

Pertumbuhan panjang rhizome dari beberapa hasil penelitian seperti yang disajikan pada Tabel 3. Nilai pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea

rotundata dari hasil penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan hasil yang diperoleh Azkab dan Kiswara (1994) yang dilakukan di Teluk Kuta, Lombok. Namun, nilai pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea rotundata dari hasil penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan yang diperoleh dari hasil penelitian Kawaroe et al. (2011) yang dilakukan di Pulau Pari Kepulauan Seribu DKI

Jakarta yang merupakan masih satu kawasan perairan dengan lokasi penelitian ini yaitu perairan Kepulauan Seribu. Nilai pertumbuhan panjang rhizome

Cymodocea rotundata dari hasil penelitian ini juga lebih besar dibandingkan dengan yang diperoleh Vermaat et al. (1995) yang melaporkan nilai pertumbuhan Cymodocea rotundata sebesar 2,79cm/bulan yang dilakukan di Filipina.

Tabel 3 merupakan perbandingan pertumbuhan rhizome lamun dari beberapa hasil penelitian. Nilai pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea serrulata dari hasil penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan yang diperoleh dari hasil penelitian Kawaroe et al. (2011) dan hasil penelitian Vermaat et al. (1995) yang melaporkan pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea serrulata di Filipina sebesar 6,45 cm/bulan. Berbeda jika dibandingkan dengan hasil

penelitian di Tanjung Kerasak, Kepulauan Bangka Belitung pada Stasiun 1, yang memperoleh nilai rata-rata pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea serrulata 0,45 cm/bulan (data tidak dipublikasikan), maka nilai pertumbuhan panjang rhizome dari hasil penelitian ini lebih besar. Sedangkan untuk hasil yang diperoleh pada Stasiun 2 di Tanjung Kerasak, Kepulauan Bangka Belitung yang memperoleh hasil sebesar 0,96cm/bulan, maka nilai pertumbuhan panjang dari hasil penelitian ini lebih kecil.

Tabel 3. Pertumbuhan panjang rhizome lamun dari beberapa hasil penelitian

Jenis lamun Pertumbuhan panjang rhizome Lokasi Sumber Cymodocea rotundata 9,36 cm/bulan

Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu Hasil penelitian ini

4,11 cm/bulan

Pulau Pari, Kepulauan Seribu Kawaroe et al. (2011)

11,19 cm/bulan

Teluk Kuta, Lombok Azkab dan Kiswara (1994)

2,79 cm/bulan

Pulau Silaqui dan Pislatan, Filipina Vermaat et al. (1995)

Cymodocea serrulata

0,75 cm/bulan

Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Hasil penelitian ini

0,45 cm/bulan

Tanjung Kerasak, Pulau Bangka (Stasiun 1)

Unpublished data

0,96 cm/bulan

Tanjung Kerasak, Pulau Bangka (Stasiun 2)

Unpublished data

3,24 cm/bulan

Pulau Pari, Kepulauan Seribu Kawaroe et al. (2011)

6,45 cm/bulan

Pulau Silaqui dan Pislatan, Filipina Vermaat et al. (1995)

Pertumbuhan panjang rhizome lamun pada penelitian ini mendapati bahwa pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea rotundata lebih cepat dibandingkan Cymodocea serrulata (Gambar 4). Hal ini selaras dengan penelitian Kawaroe et al. (2011) dan Marba dan Duarte (1998) yang menerangkan bahwa pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea rotundata mencapai 210 cm per tahun, sedangkan

Cymodocea serrulata hanya mencapai 153 cm per tahun. Morfologi rhizome lamun mempengaruhi kecepatan pertumbuhannya. Lamun yang memiliki diameter rhizome lebar biasanya memiliki pertumbuhan yang lambat, dibandingkan lamun berdiameter rhizome sempit (Marba dan Duarte, 1998).

Gambar 4. Pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata

Hemminga dan Duarte (2000) mengemukakan hubungan antara ukuran diameter dengan tingkat pertumbuhan panjang rhizome, semakin besar ukuran rhizome maka pertumbuhannya semakin lambat. Duarte (1991) in Vermaat, et al. (1995) melakukan analisis komparatif terhadap hubungan jenis lamun yang berbeda ukurannya dengan dinamika pertumbuhan lamun. Jenis lamun dengan ukuran yang besar akan mengalami masa hidup yang panjang namun

pertumbuhan yang lambat, sedangkan jenis lamun dengan ukuran yang kecil memiliki masa hidup yang pendek namun memiliki pertumbuhan yang cepat.

Lamun jenis Cymodocea rotundata memiliki rhizome yang lebih tipis dengan diameter 1-2 mm, rhizome Cymodocea serrulata berdiameter lebih tebal 2-3 mm (Waycott et al., 2004). Rhizome cymodocea serrulata membutuhkan

waktu 12,7 hari untuk menghasilkan segmen rhizome yang baru, waktu tersebut lebih lambat dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan Cymodocea rotundata yang hanya 9,4 hari untuk menghasilkan segmen rhizome yang baru (Short dan Duarte, 2001). Hal ini juga menjadi faktor yang menyebabkan pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea serrulata lebih kecil dibandingkan pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea rotundata.

Selain morfologi, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan lamun adalah fisiologi dan metabolisme lamun. Cymodocea serrulata yang diamati pada penelitian ini berada di daerah yang tidak terendam air saat surut terendah sehingga lamun terpapar udara dan matahari, sedangkan Cymodocea rotundata berada di daerah yang tetap terendam air saat surut terendah. Perbedaan kondisi terpapar udara dan tidak terpapar diduga menjadi faktor pendukung yang

menyebabkan nilai pertumbuhan panjang rhizome Cymodocea serrulata lebih rendah dibandingkan Cymodocea rotundata. Menurut Den Hartog (1967) lamun akan terhambat metabolismenya saat terpapar udara terbuka atau tidak terendam air. Jika terpapar dalam waktu yang lama, maka dapat menyebabkan stres pada lamun dan proses fotosintesisnya terhambat (Dawson dan Dennison, 1996).

Lan et al. (2005) menyebutkan bahwa efek paparan udara lebih

berpengaruh dibandingkan radiasi matahari dalam menghambat distribusi lamun, terutama untuk jenis lamun dengan morfologi rhizome yang kecil. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan kedalaman surut terendah bukan fokus kepada pencahayaan sebagai faktor pembatas, namun paparan udara. Perbedaan

kerapatan dan penutupan lamun juga diduga menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rhizome. Lamun yang memiliki penutupan dan kerapatan tinggi,

akan memiliki pertumbuhan rhizome lebih lambat dibandingkan lamun yang hidup di habitat berpenutupan dan kerapatan rendah.

Faktor lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan lamun yaitu kompetisi antar spesies lamun pada satu area. Jumlah jenis lamun pada transek pengamatan Cymodocea rotundata hanya terdapat satu jenis yaitu Cymodocea rotundata, sedangkan pada transek pengamatan Cymodocea serrulata jumlah jenis lamun lebih beragam, terdapat 6 jenis dalam transek pengamatan. Jenis-jenis lamun tersebut adalah Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Syiringodium isoetifolium dan Cymodocea serrulata. Lamun yang hidup pada habitat lamun yang padat serta keragaman spesies yang tinggi diduga akan memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan lamun pada habitat yang renggang dan keragaman spesies yang rendah.

Dokumen terkait