• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Fonem Konsonan ( Shiin Kotai ) Bahasa Jepang

BAB III ANALISIS ON IN KOTAI BAHASA JEPANG DITINJAU DAR

3.2 Perubahan Fonem Konsonan ( Shiin Kotai ) Bahasa Jepang

Perubahan fonem shiin ( ‘shiin koutai’ ) pada proses morfologi ( pembentukan kata ) antara lain :

3.2.1. Afiksasi ( pengimbuhan / ‘setsuji’ )

a. Prefiks ( awalan / ‘settouji’ ) 1. Prefiks /me-/ dan prefiks /o-/

1.1 Fonem konsonan /k/ /g/ Contoh :

- /me-/ + /-kuma/ meguma <beruang betina>

Meguma terdiri dari prefiks /me-/ + /-kuma/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /me-/ dengan nomina yang diawali konsonan /k/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-kuma/ /-guma/. Perubahan fonem konsonan /k/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /k/ /g/.

Analisis :

Megamo terdiri dari prefiks /me-/ + /-kamo/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /me-/ dengan nomina yang diawali konsonan /k/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-kamo/ /-gamo/. Perubahan fonem konsonan /k/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /k/ /g/.

Analisis :

- /o-/ + /-kuma/ oguma <beruang jantan>

Oguma terdiri dari prefiks /o-/ + /-kuma/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /o-/ dengan nomina yang diawali konsonan /k/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-kuma/ /-guma/. Perubahan fonem konsonan /k/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /k/ /g/.

Analisis :

- /o-/ + /-kamo/ ogamo <itik jantan>

Oguma terdiri dari prefiks /o-/ + /-kuma/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /o-/ dengan nomina yang diawali konsonan /k/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-kamo/ /-gamo/. Perubahan fonem konsonan /k/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /k/ /g/.

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

/me-/ /k/ /g/

Kuma ‘beruang’ Meguma ‘ beruang betina’ Kamo ‘itik’ Megamo ‘itik betina’

Prefiks Perubahan Fonem Bentuk Dasar Hasil

/o-/ /k/ /g/

Kuma ‘beruang’ Oguma ‘ beruang jantan’ Kamo ‘itik’ Ogamo ‘itik jantan’

Jika prefiks /me-/ dan /o-/ ditambahkan pada morfem dasar yang bermula dengan fonem /k/, maka fonem /k/ tersebut akan berubah menjadi fonem /g/.

1.2 Fonem konsonan /s/ /j/ Contoh :

- /me-/ + /-shika/ mejika <rusa betina>

Mejika terdiri dari prefiks /me-/ + /-shika/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /me-/ dengan nomina yang diawali konsonan /s/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-shika/ /-jika/. Perubahan fonem konsonan /s/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /s/ /j/.

Analisis :

- /me-/ + /-shishi/ mejishi <singa betina>

Mejishi terdiri dari prefiks /me-/ + /-shishi/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /me-/ dengan nomina yang diawali konsonan

/s/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-shishi /-jishi/. Perubahan fonem konsonan /s/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /s/ /j/.

- /o-/ + /-shika/ ojika <rusa jantan>

Ojika terdiri dari prefiks /o-/ + /-jika/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /o-/ dengan nomina yang diawali konsonan /s/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-shika/ /-jika/. Perubahan fonem konsonan /s/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /s/ /j/.

Analisis :

- /o-/ + /-shishi/ ojishi <singa jantan>

Oshishi terdiri dari prefiks /o-/ + /-shishi/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /o-/ dengan nomina yang diawali konsonan /s/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-shishi/ /-jishi/. Perubahan fonem konsonan /s/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /s/ /j/.

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

Prefiks Perubahan Fonem Bentuk Dasar Hasil

/me-/ /s/ /j/

Shika ‘rusa’ Mejika ‘ rusa betina’ Shishi ‘singa’ Mejishi ‘singa betina’

Prefiks Perubahan Fonem Bentuk Dasar Hasil

/o-/ /s/ /j/

Shika ‘rusa’ Ojika ‘ rusa jantan’ Shishi ‘singa’ Ojishi ‘singa jantan’

Jika prefiks /me-/ dan /o-/ ditambahkan pada morfem dasar yang bermula dengan fonem /s/, maka fonem /s/ tersebut akan berubah menjadi fonem /j/.

1.3 Fonem konsonan /t/ /d/ Contoh :

- /me-/ + /-tori / mendori <ayam betina>

Mendori terdiri dari prefiks /me-/ + /-tori/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /me-/ dengan nomina yang diawali konsonan /t/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-tori/ /-dori/ serta penambahan fonem /n/ pada hasil penggabungan sebelum /-dori/. Perubahan fonem konsonan /t/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /t/ /d/.

Analisis :

- /me-/ + /-tora/ metora <harimau etina>

Metora terdiri dari prefiks /me-/ + /-tora/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /me-/ dengan nomina yang diawali konsonan /t/, tidak mengalami perubahan fonem, yaitu /-tora/ /-tora/.

- /o-/ + /-tori/ ondora <ayam jantan>

Otori terdiri dari prefiks /o-/ + /-tori/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /o-/ dengan nomina yang diawali konsonan /t/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-tori/ /-dori/ serta penambahan fonem /n/ pada hasil penggabungan sebelum /-dori/. Perubahan fonem konsonan /t/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /t/ /d/.

Analisis :

- /o-/ + /-tora/ ataro <harimau jantan>

Otora terdiri dari prefiks /o-/ + /-tora/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /o-/ dengan nomina yang diawali konsonan /t/, tidak mengalami perubahan fonem, yaitu /-tora/ /-tora/.

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

Prefiks Perubahan Fonem Bentuk Dasar Hasil

/me-/ /t/ /d/

Tori ‘ayam’ Mendori ‘ ayam betina’ Tora ‘harimau’ Metora ‘harimau betina’

Prefiks Perubahan Fonem Bentuk Dasar Hasil

/o-/ /t/ /d/

Tori ‘ayam’ Ondori ‘ ayam jantan’ Tora ‘harimau’ Otora ‘harimau jantan’

Jika prefiks /me-/ dan /o-/ ditambahkan pada morfem dasar yang bermula dengan fonem /t/, maka fonem /t/ tersebut akan berubah menjadi fonem /d/ dan bentuknya ada yang berubah menjadi /men-/ dan /on-/, ada yang tidak.

1.4 Fonem konsonan /h/ /b/ Contoh :

- /me-/ + /-hachi/ mebachi <lebah betina>

Mebachi terdiri dari prefiks /me-/ + /-bachi/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /me-/ dengan nomina yang diawali konsonan /h/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-hachi/ /-bachi/. Perubahan fonem konsonan /h/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /h/ /b/.

Analisis :

- /me-/ + /-hana/ mebana <bunga betina>

Mebana terdiri dari prefiks /me-/ + /-hana/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /me-/ dengan nomina yang diawali konsonan /h/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-hana/ /-bana/. Perubahan fonem konsonan /h/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /h /b.

- /o-/ + /-hachi/ obachi <lebah jantan>

Obachi terdiri dari prefiks /o-/ + /-hachi/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /o-/ dengan nomina yang diawali konsonan /h/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-hachi/ /-bachi/. Perubahan fonem konsonan /h/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /h/ /b/.

Analisis :

- /o-/ + /-hana/ obana <bunga jantan>

Obana terdiri dari prefiks /o-/ + /-hana/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /o-/ dengan nomina yang diawali konsonan /h/, mengalami perubahan fonem, yaitu /-hana/ /-bana/. Perubahan fonem konsonan /h/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /h/ /b/.

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

Prefiks Perubahan Fonem Bentuk Dasar Hasil

/me-/ /h/ /b/

Hachi ‘lebah’ Mebachi ‘ lebah betina’ Hana ‘bunga’ Mebana ‘bunga betina’

Prefiks Perubahan Fonem Bentuk Dasar Hasil

/o-/ /h/ /b/

Hachi ‘lebah’ Obachi ‘ lebah jantan’ Hana ‘bunga’ Obana ‘bunga jantan’

Jika prefiks /me-/ ditambahkan pada morfem dasar yang bermula dengan fonem /h/, maka fonem /h/ tersebut akan berubah menjadi fonem /b/.

Prefiks /me-/ dan /o-/ digunakan untuk menyatakan jenis kelamin. Perfiks /me-/ untuk menyatakan jenis kelamin betina dan prefiks /o-/ untuk jenis kelamin jantan. Selain dari fonem konsonan /k/, /s/, /t/ dan /h/ tidak mengalami perubahan fonem.

2. Prefiks /kaku-/ Contoh :

- /kaku-/ + /-ko/ kakko <setiap pintu>

Kakko terdiri dari prefiks /kaku-/ + /-ko/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /kaku-/ dengan nomina yang diawali konsonan /k/, tidak mengalami perubahan fonem, melainkan penghilangan fonem /u/ yaitu

Analisis :

/-kaku/ /-kak/.

- /kaku-/ + /-koku/ kakkoku <setiap negara>

Kakkoku terdiri dari prefiks /kaku-/ + /-koku/. Dari contoh ini terlihat bahwa hasil penggabungan prefiks /kaku-/ dengan nomina yang diawali konsonan /k/, tidak mengalami perubahan fonem, melainkan penghilangan fonem /u/ yaitu

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

Prefiks Bentuk dasar Hasil

/kaku-/

/-ko/ ‘pintu’ Kakko ‘setiap pintu’ /-koku/ ‘negara’ Kakkoku ‘setiap negara’

Jika prefiks /kaku-/ ditambahkan pada morfem dasar yang bermula dengan fonem /k/, maka bentuknya akan berubah menjadi /kak-/dengan penghilangan fonem /u/. Prefiks /kaku-/ digunakan untuk menyatakan makna ’setiap’.

b. Sufiks ( akhiran / ‘setsubiji’ )

Sufiks dalam bahasa Jepang tidak mengalami perubahan fonem jika digabungkan dengan kata yang lain ( nomina ).

3.2.2 Reduplikasi ( pengulangan / ’juufuku’ )

Perubahan fonem konsonan pada reduplikasi yang akan dibahas adalah : - meishi + meishi ( Nomiuna + Nomina )

a) Fonem konsonan /k/ /g/ Contohnya :

- /kami-/ + /-kami/ kamigami <dewa-dewa>

Kamikami terdiri dari nomina kami + kami. Dari contoh ini terlihat bahwa Analisis :

komsonan /k/, mengalami perubahan fonem yaitu /-kami/ /-gami/. Perubahan fonem konsonan /k/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /k/ /g/.

- /kuni-/ + /-kuni/ kuniguni <negara-negara>

Kuniguni terdiri dari nomina kuni + kuni. Dari contoh ini terlihat bahwa nomina yang mengalami proses reduplikasi yang diawali dengan fonem komsonan /k/, mengalami perubahan fonem yaitu /-kuni/ /-guni/. Perubahan fonem konsonan /k/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /k/ /g/.

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

Morfem dasar Perubahan fonem Hasil

Kami ‘dewa’

Kuni ‘negara’ /k/ /g/

Kamigami ‘dewa-dewa’ Kuniguni ‘negara-negara’

Jika fonem konsonan /k/ mengalami proses reduplikasi, maka fonem awal pada morfem dasar kedua akan berubah menjadi fonem konsonan /g/.

b) Fonem konsonan /s/ /j/ Contohnya :

- /shima-/ + /-shima/ shimajima <pulau-pulau>

Shimajima terdiri dari nomina shima + shima. Dari contoh ini terlihat bahwa nomina yang mengalami proses reduplikasi yang diawali dengan fonem komsonan /s/, mengalami perubahan fonem yaitu /-shima /-jima/. Perubahan fonem konsonan /s/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /s/ /j/.

Analisis :

- /shina-/ + /-shina/ shinajina <benda-benda>

Shinajina terdiri dari nomina shina + shina. Dari contoh ini terlihat bahwa nomina yang mengalami proses reduplikasi yang diawali dengan fonem komsonan /s/, mengalami perubahan fonem yaitu /-shina/ /-jina/. Perubahan fonem konsonan /s/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /s/ /j/.

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

Morfem dasar Perubahan fonem Hasil

Shima ‘pulau’

Shina ‘benda’ /s/ /j/

Shimajima ‘pulau-pulau’ Shinajina ‘benda-benda’

Jika fonem konsonan /s/ mengalami proses reduplikasi, maka fonem awal pada morfem dasar kedua akan berubah menjadi fonem konsonan /j/.

c) Fonem konsonan /h/ /b/ Contohnya :

Hitobito terdiri dari nomina hito + hito. Dari contoh ini terlihat bahwa nomina yang mengalami proses reduplikasi yang diawali dengan fonem komsonan /h/, mengalami perubahan fonem yaitu /-hito/ /-bito/. Perubahan fonem konsonan /h/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /h/ /b/.

Analisis :

- /hi-/ + /-hi/ hibi <hari-hari>

Hihi terdiri dari nomina hi + hi. Dari contoh ini terlihat bahwa nomina yang mengalami proses reduplikasi yang diawali dengan fonem komsonan /h/, mengalami perubahan fonem yaitu /-hi/ /-bi/. Perubahan fonem konsonan /h/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /h/ /b/.

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

Morfem dasar Perubahan fonem Hasil

Hito ‘orang’

Hi ‘hari’ /h/ /b/

Hitobito ‘orang-orang’ Hibi ‘hari-hari’

Jika fonem konsonan /h/ mengalami proses reduplikasi, maka fonem awal pada morfem dasar kedua akan berubah menjadi fonem honsonan /b/.

Selain dari konsonan tersebut, yaitu fonem konsonan /k/, /s/, dan /h/ pada nomina majemuk tidak mengalami perubahan fonem jika mengalami proses reduplikasi.

Perubahan fonem konsonan pada komposisi yang akan dibahas adalah : - meishi + meishi ( Nomiuna + Nomina )

a) Fonem konsonan /k/ /g/ Contohnya :

- /ame/ + /kasa/ amagasa

Amagasa terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /ame/ + /kasa/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /k/ dari kata /kasa/ berubah menjadi fonem /g/ sehingga menjadi /kasa/ /gasa/. Perubahan fonem konsonan /k/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /k/ /g/

Analisis :

- /sake/ + /kura/ sakagura

Sakagura terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /sake/ + /kura/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /k/ dari kata /kura/ berubah menjadi fonem /g/ sehingga menjadi /kura/ /gura/. Perubahan fonem konsonan /k/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /k/ /g/

Analisis :

- /me/ + /kusuri/ megusuri

Megusuri terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /me/ + /kusuri/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /k/ dari

kata /kusuri/ berubah menjadi fonem /g/ sehingga menjadi /kusuri/ /gusuri/. Perubahan fonem konsonan /k/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /k/ /g/.

- /kuchi/ + /kuruma/ kuchiguruma

Kuchiguruma terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /kuchi/ + /kuruma/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /k/ dari kata /kuruma/ berubah menjadi fonem /g/ sehingga menjadi /kuruma/ /guruma/. Perubahan fonem konsonan /k/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /k/ /g/

Analisis :

- /te/ + /kami/ tegami

Tegami terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /te/ + /kami/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /k/ dari kata /kami/ berubah menjadi fonem /g/ sehingga menjadi /kami/ /gami/. Perubahan fonem konsonan /k/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /k/ /g/.

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabek seperti dibawah ini :

Dasar I Dasar II Perubahan fonem Hasil

Ame’hujan’ Kasa ’payung’ /k/ /g Amagasa’payung hujan’

Sake ’sake’ Kura ’gudang’ /k/ /g Sakagura ’lumbung sake’

Me ’mata’ Kusuri ’obat’ /k/ /g Megusuri ’obat mata’

Kuchi ’mulut’ Kuruma ’mobil’ /k/ /g Kuchiguruma ’rayuan’

Te ’tangan’ Kami ’kertas’ /k/ /g Tegami ’surat’

Jika fonem awal dari morfem dasar II diawali dengan fonem konsonan /k/, maka bentuknya akan berubah menjadi fonem konsonan /g/.

b) Fonem konsonan /t/ /d/ Contohnya :

- /hon/ + /tana/ hondana

Hondana terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /hon/ + /tana/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /t/ dari kata /tana/ berubah menjadi fonem /d/ sehingga menjadi /tana/ /dana/. Perubahan fonem konsonan /t/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /t/ /d/.

Analisis :

- /yama/ + /tori/ yamadori

Yamadori terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /yama/ + /tori/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /t/ dari kata /tori/ berubah menjadi fonem /d/ sehingga menjadi /tori/ /dori/. Perubahan fonem konsonan /t/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /t/ /d/.

- /dai/ + /tokoro/ daidokoro

Daidokoro terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /dai/ + /tokoro/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /t/ dari kata /tokoro/ berubah menjadi fonem /d/ sehingga menjadi /tokoro/ /dokoro/. Perubahan fonem konsonan /t/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /t/ /d/.

Analisis :

- /fune/ + /tabi / funatabi

Funatabi terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /fune/ + /tabi/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /t/ dari kata /tabi/ tidak mengalami perubahan bentuk, yaitu : fonem /t/ /t/.

Analisis :

- /ine/ + /tsuma/ inatsuma

Inatsuma terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /ine/ + /tsuma/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /t/ dari kata /tsuma/ tidak mengalami perubahan bentuk, yaitu : fonem /t/ /t/.

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

Yama’gunung’ Tori’ayam’ /t/ /d/ Yamadori’ayam hutan’

Hon ’buku’ Tana’lemari’ /t/ /d/ Hondana’lemari buku’

Dai ’tumpuan’ Tokoro’tempat’ /t/ /d/ Daidokoro’dapur’

Fune’kapal’ Tabi’perjalanan’ /t/ /t/ Funatabi’perjalanan kapal’

Ine’padi’ Tsuma’istri’ /t/ /t/ Inatsuma’petir’

Jika fonem awal dari morfem dasar II diawali dengan fonem konsonan /t/, maka bentuknya ada yang berubah menjadi fonem konsonan /d/ dan ada yang tidak atau tetap fonem konsonan /t/.

c) Fonem konsonan /ch/ /j/ Contohnya :

- /hana/ + /chi/ hanaji

Hanaji terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /hana/ + /ji/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /ch/ dari kata /chi/ berubah menjadi fonem /j/ sehingga menjadi /chi/ /ji/. Perubahan fonem konsonan /ch/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /ch/ /j/.

Analisis :

- /ishi/ + /chi/ ishiji

Ishiji terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /ishi/ + /ji/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /ch/ dari kata /chi/ berubah menjadi fonem /j/ sehingga menjadi /chi/ /ji/. Perubahan fonem konsonan /ch/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /ch/ /j/.

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini : Dasar I Dasar II Perubahan fonem Hasil

Hana ’hidung’ Chi ’darah’ /ch/ /j/ Hanaji ’mimisan’

Ishi ’batu’ Chi ’tanah’ /ch/ /j/ ishiji ’tanah berbatu’

Jika fonem awal dari morfem dasar II diawali dengan fonem konsonan /ch/, maka bentuknya akan berubah menjadi fonem konsonan /j/.

d) Fonem konsonan /f / dan /h/ /b/ Contohnya :

- /i/ + /fukuro/ ibukuro

Ibukuro terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /i/ + /fukuro/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /f/ dari kata /fukuro/ berubah menjadi fonem /b/ sehingga menjadi /fukuro/ /bukuro/. Perubahan fonem konsonan /f/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /f/ /b/.

Analisis :

- /ishi/ + /fune/ ishibune

Ishibune terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /ishi/ + /fune/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /f/ dari kata /fune/ berubah menjadi fonem /b/ sehingga menjadi /fune/ /bune/. Perubahan fonem konsonan /f/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /f/ /b/.

- /hana/ + /hi/ hanabi

Hanabi terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /hana/ + /bi/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /h/ dari kata /hi/ berubah menjadi fonem /b/ sehingga menjadi /hi/ /bi/. Perubahan fonem konsonan /h/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /h/ /b/.

Analisis :

- /gomi/ + /hako/ gomibako

Gomibako terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /gomi/ + /hako/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /h/ dari kata /hako/ berubah menjadi fonem /b/ sehingga menjadi /hako/ /bako/. Perubahan fonem konsonan /h/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /h/ /b/.

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

Dasar I Dasar II Perubahan fonem Hasil

i’lambung’ fukuro ’kantong’ /f/ /b/ ibukuro ’lambung’

ishi ’batu’ Fune ’kapal’ /f/ /b/ ishibune ’perahu pengangkut batu’

gomi ’sampah’ Hako ’kotak’ /h/ /b/ gomibako’kotak sampah’

Jika fonem awal dari morfem dasar II diawali dengan fonem konsonan /f/ dan fonem konsonan /h/, maka bentuknya akan berubah menjadi fonem konsonan /b/.

e) Fonem konsonan /s / /z/ Contohnya :

- /ame/ + /sora/ amazora

Amazora terdiri dari dua morfem yang merupakan nomina mejemuk, yaitu : /ame/ + /sora/. Dari penggabungan kedua morfem tersebut fonem /s/ dari kata /sora/ berubah menjadi fonem /z/ sehingga menjadi /sora/ /zora/. Perubahan fonem konsonan /s/ ini mengalami proses morfofonemik, yaitu : fonem /s/ /z/.

Analisis :

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

Dasar I Dasar II Perubahan fonem Hasil

Ame’hujan’ Sora’langit’ /s/ /z/ Amazora’langit yang berawan tebal’

Jika fonem awal dari morfem dasar II diawali dengan fonem konsonan /s/, maka bentuknya akan berubah menjadi fonem konsonan /z/.

Dokumen terkait