• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PEMBAHASAN

4.2.2 Perubahan dari Formal ke Informal

Perubahan situasi formal menjadi situasi tidak formal menyebabkan terjadinya alih kode. Misalnya perubahan situasi ketika dua orang mahasiswa sedang duduk-duduk di kampus dengan melakukan percakapan menggunakan bahasa santai. Namun, disaat melakukan percakapan tersebut tiba-tiba datang seorang Bapak dosen yang ikut serta dalam melakukan percakapan, dengan begitu para mahasiswa itu beralih kode dengan menggunakan bahasa Indonesia ragam formal.

33 Data 7

Peristiwa Tutur

Bapak Egi : Aya naon, maneh ka die Din?

Ada apa, 2TG PREP sini Din?

Ada apa, kamu ke sini Din?

Peneliti : Ka die teh hoyong nyandak surat penelitian nu abdi PREP sini PART ingin mengambil surat penelitian yang 1TG bere tea Pak, tos siap ncan Pak?

beri DET Pak, sudah siap belum Pak?

Saya ke sini ingin mengambil surat penelitian yang saya beri itu Pak, sudah siap atau belum Pak?

Bapak Egi : Diberekeun ka saha eta surat maneh?

Diberikan PREP siapa DET surat 2TG?

Kamu berikan kepada siapa surat kamu itu?

Peneliti : Ka Bapak Delfi Pak.

PREP Bapak Delfi Pak.

Ke Bapak Delfi Pak.

34

Bapak Egi : Ouhh nu ieu tah Din. Sakeudeng heulana Din diketik.

Ouhh yang DET yah Din. Sebentar dulu Din diketik

Ieu ditujukeun ka Dekan Fakultas Ilmu Budaya Din?

DET ditujukan PREP Dekan Fakultas Ilmu Budaya Din?

Ouhh ini suratnya Din. Diketik dahulu. Apakah tujukan ke Dekan kepada Fakultas Ilmu Budaya Din?

Peneliti : Sumuhun Pak.

Iya Pak.

Iya Pak.

Bapak Egi : Loh Din, jadi kamu bentar lagi wisuda lah ya?

Peneliti : Amin Pak. Ya doakan aja Pak semoga saya cepat wisuda.

Participants Bapak Egi dalam percakapan menggunakan bahasa pertamanya, yaitu bahasa Sunda karena sering menggunakan bahasa Sunda kepada kedua orangtua dan sesama penutur bahasa Sunda. Selain bahasa Sunda, Bapak Egi dapat menggunakan bahasa Indonesia saja.

Faktor yang terjadi ialah pembicaraan dari Formal ke Informal. Pada awalnya membahas mengenai surat balasan penelitian dan beralih kode mengenai pertanyaan Bapak Egi tentang Wisuda.

35 Data 8

Peristiwa Tutur

Peneliti : Pak tanggal opat belas teh dibejakeun Bapak NasruDin Pak tanggal empat belas PART diberitahukan Bapak NasruDin

Aya acara Sunat massal ya Pak?

Ada acara sunat massal ya Pak?

Pak tanggal empat belas diberitahu Bapak NasruDin ada acara sunat massal ya Pak?

Bapak Egi : Lain atuh Din, acarana tanggal sabelas henteu tanggal opat

Bukan begitu Din, acaranya tanggal sebelas tidak tanggal empat belas.

belas.

Bukan begitu Din. Acaranya tanggal sebelas bukan tanggal empat belas.

Peneliti :Oh kitu Pak, disangka teh minggu isuk acarana.

Glos Cermat : Oh begitu Pak, dikirain PART minggu besok acaranya.

Glos Lancar : Oh begitu Pak, saya kira minggu depan.

Bapak Egi : Teu ah Din.

Tidak ah Din.

36

Tidak Din. Din, jurusan Sastra Indonesia, kok skripsinya bahasa Sunda Din?

Peneliti : Iya Pak, ngambil bahasa sendiri Pak. Kebetulan disini ada datanya Pak.

Participants Bapak Egi dalam percakapan menggunakan bahasa pertamanya, yaitu bahasa Sunda karena sering menggunakan bahasa Sunda kepada kedua orangtua dan sesama penutur bahasa Sunda.

Faktor yang terjadi ialah Informal ke formal. Pada awalnya peneliti menanyakan tanggal perencanaan sunat massal, namun pada saat berlangsungnya percakapan tiba-tiba Bapak Egi menanyakan tentang skripsi peneliti.

4.2.3 Pergantian Topik Pembicaraan

Pergantian topik pembicaraan merupakan faktor yang paling dominan terjadinya alih kode. Pada penelitian ini ditemukan pokok pembicaraan yang bersifat nonformal. Misalnya masalah kekeluargaan, persaudaraan, dan sebagainya disampaikan dengan bahasa yang tidak baku yaitu bahasa santai.

Data 9

Peristiwa Tutur

Ibu Juju : Lalieur ayeuna mah ceu, ari ngabeuli gas teh hese pisan,

Pusing sekarang PART kak, kalau membeli gas PART susah amat.

teu aya dimana-mana. Lamun aya mah mahal pisan.

37

Tidak ada dimana-mana. Kalau ada PART mahal amat.

Sekarang pusing kak, kalau membeli gas sangat susah. Tidak ada dimana-mana. Kalau ada sangat mahal.

Ibu Siti : Ti Ibu Lastri teu aya kitu ? PREP Ibu Lastri tidak ada begitu?

Dari Ibu Lastri tidak ada?

Ibu Juju : Ayeuna mah aya, tapi mahal pisan ceu Sekarang PART ada, tapi mahal amat kak.

Sekarang ada, tapi sangat mahal kak.

Ibu Siti : Sabaraha atuh hargana ? Glos Cermat : Berapa lah harganya?

Glos Lancar : Berapa harganya?

Ibu Juju : 25.000 ceu. Awis mah tenaon-naon lamun loba di 25.000 kak. Mahal PART tidak apa-apa kalau banyak PREP

warung nu ngajual teh.

Warung yang ngejual PART. Ceu, kemarin pestanya Ibu Karsini datang?

38

25.000 kak. Mahal tidak apa-apa kalau banyak di warung yang menjual.

Ibu Siti : Berangkat sama siapa, gak ada yang ngantar kemarin tuh.

Ibu Juju : Iyaa ceu, aku juga gak berangkat. Deras kali hujannya disini.

Participants Bu Siti dan Ibu Juju pada kesehariannya menggunakan bahasa Sunda, dan bahasa Indonesia. Karena mereka berdua adalah kakak-adik yang berasal dari Garut Jawa Barat.

Faktor terjadinya alih kode ialah karena pergantian topik pembicaraan, yaitu pada awalnya penutur membicarakan mengenai harga gas yang semakin naik harganya dan langka dengan menggunakan bahasa Sunda, kemudian berganti topik mengenai acara pesta dengan beralih kode menggunakan bahasa Indonesia.

Data 10

Peristiwa Tutur

Bi Rokana : Ayeuna Bapakna mah keur mupuk

Sekarang Bapaknya PART lagi memupuk Bapaknya sekarang lagi memupuk

Bi Dewi : Makena urea henteu?

Memakainya Urea tidak?

Memakainya Urea tidak?

39 Bi Rokana : Makena mah TSP.

Memakainya PART TSP.

Memakainya TSP. Tapi sekarang gak punya TPH. Aduh pusing!!

Bi Dewi : Kenapa, kok gitu?

Bi Rokana : Tapi digali semua jalannya semua itu ingin ditutup, jalan yang poros itu yang tengah.

Glos Cermat : Tapi digali semua jalannya semua itu ingin ditutup, jalan yang poros itu yang tengah.

Glos Lancar : Tapi digali semua Jalannya semua itu ingin ditutup, jalan yang poros itu yang tengah.

Participants Bi Dewi pada kesehariannya menggunakan bahasa Sunda, Jawa dan bahasa Indonesia. Namun lebih dominan menggunakan bahasa Sunda.

Karena kedua orang tua, mertua, suami dan tetangga sekitar adalah penutur bahasa Sunda. Pemakaian bahasa Jawanya jarang digunakan, karena hanya beberapa orang yang menggunakan bahasa Jawa dilingkungannya. Lain halnya dengan Bi Dewi, maka Bi Rokana hanya dapat berbahasa Sunda dan bahasa Indonesia saja.

Faktor terjadinya alih kode ialah karena pergantian topik pembicaraan, yaitu pada awalnya penutur menyatakan bahwa suaminya sedang memupuk.

Namun, setelah peristiwa tutur berlangsung tiba-tiba terjadi alih kode bahasa Sunda ke bahasa Indonesia mengenai TPH (Tempat Penyuluhan Hasil).

40 Data 11

Peristiwa Tutur

Sutisna : Aya acara naon ieu?

Ada acara apa PART?

Ada acara apa?

Ujang Mulyadi: Ulang tahun putrana nu alit teh. Si fajar nu katilu.

Ulang tahun anaknya yang kecil PART. Si Fajar yang ketiga.

Hayang acara sisingaan jeung jarang kepang.

Ingin acara barongan KONJ jarang kepang

Ulang tahun anaknya yang kecil. Si Fajar yang ketiga. Ingin acara barongan dan jarang kepang.

Sutisna : Mereun engkeuna mah loba nu daratang.

Mungkin nantinya PART banyak yang berdatangan

Eta aya buahan teu diambil tah (Sambil menunjuk pohon sawit).

DET ada buahan tidak diambil (sambil menunjukkan pohon pahit).

Tadi manen ditempat siapa Jang?

Glos Lancar : Kemungkinan nanti banyak yang berdatangan. Itu buah tidak diambil.

Ujang Mulyadi: Kalo tadi tempat Pak Rohaca.

41

Kedua Participants dapat berbahasa Sunda, bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Namun, lebih dominan pada bahasa Sunda karena dilingkungan sekitar rumah menggunakan bahasa Sunda.

Faktor terjadinya alih kode ialah karena pergantian topik pembicaraan, yang awalnya Mang Sutisna bertanya tentang akan ada acara apa di rumah Mang Herman dan berganti topik mengenai manen sawit dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Data 12

Peristiwa Tutur

Bu Neneng : Iraha datang maneh Din?

Kapan datang 2TG Din?

Kapan kamu datang?

Peneliti : Poe minggu bu. Teu ngajar bu?

Hari minggu bu. Tidak mengajar bu?

Hari minggu bu. Tidak mengajar bu?

Bu Neneng : Enggak Din, si Bapak mah gering ti pulang manen teh.

Tidak Din, si Bapak PART sakit PREP pulang manen PART.

Tidak Din, si Bapak sakit dari pulang manen. Din kok enggak sama si Enci? Eh Din si Enci nilai bahasa arabnya turun. Kok bisa gitulah Din?

Peneliti : Nilainya berapa bu? Mamanya kemarin bilang kalau Enci pas ujian sakit bu, jadi malas belajarnya.

42

Bu Neneng : Merosot begitu nilainya dari 90 jadi 60 Din. Semangatinlah Din.

Participants Bu Neneng merupakan orang yang tidak hanya dapat menggunakan bahasa Sunda tetapi dapat menggunakan bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Sunda Bu Neneng sudah tidak terlalu aktif digunakan, karena di lingkungan rumah sekitar kebanyakan adalah penutur bahasa Jawa dan hanya memakai bahasa Sundanya kepada kedua orangtua serta sesama penutur bahasa Sunda saja.

Faktor yang terjadi ialah karena pergantian topik pembicaraan. Pada awalnya peneliti menanyakan mengajar atau tidaknya Ibu Neneng dan kemudian Ibu neneng beralih pembicaraan mengenai nilai si Enci.

4.2.4 Ingin Dianggap Terpelajar

Faktor terjadinya alih kode bahasa Sunda ke bahasa Indonesia, karena participants ingin dianggap terpelajar. Dengan begitu salah satu participants tersebut akan beralih kode dengan menggunakan bahasa Indonesia untuk menjelaskan bahasa keilmuannya.

Data 13

Peristiwa Tutur

Mak Esih : Kamari mah di sawit pupukna Pake NPK rada saleheung.

Kemarin PART PREP sawit pupuknya Pakai NPK agak lumayan.

Kemarin di sawit pupuknya Pakai NPK agak lumayan.

43

Mang Jaka : Ulah loba dipupuk warna-warna atuh.

Jangan banyak dipupuk macam-macam lah.

Ti heula abdi oge ku pupuk NPK Mutiara hargana mahal.

PREP dulu 1TG juga dengan pupuk NPK mutiara harganya mahal.

Jangan banyak dipupuk macam-macam. Dari dulu saya juga dipupuk dengan NPK Mutiara harganya mahal.

Mak Esih : Henteu, ieu mah nomer dua makena mah.

Tidak, DET PART nomor dua Pakainya PART.

Tidak, ini nomor dua Pakainya.

Mang Jaka : Eta teh nomer dua nu alus.

DET PART nomor dua yang bagus.

Itu nomor dua yang bagus.

Mak Esih : Aya tilu nomer pupukna eta teh?

Ada tiga nomor pupuknya DET PART?

Ada tiga nomor pupuk itu?

Mang Jaka : Iya. Pupuk yang bagus tuh Pakenya Dolamit, Urea, KCL nah tiga macam itu bagus. Enggak kurang dari tiga ton itu tuh kaplingnya sebulan.

44

Participants Mang Jaka asli penutur bahasa Sunda dari Bandung dengan menggunakan bahasa Sunda tetapi dapat juga menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Sunda Mang Jaka begitu sering digunakan dikehidupan sehari-hari, karena di lingkungan rumah sekitar kebanyakan adalah orang Sunda, dan istrinya juga berasal dari Garut. Pada penutur Ibu Esih juga berasal dari Garut Jawa Barat, dapat menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia.

Faktor yang terjadi ialah karena lawan tutur (Mang Jaka) ingin dianggap sebagai terpelajar karena telah beralih kode dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia untuk menjelaskan bahasa keilmuannya.

Data 14

PeristiwaTutur

Bu Tati : Eta teh ditambihan warung kitu Pak?

DET PART ditambahkan warung begitu Pak?

Itu ditambahkan warung begitu Pak?

Pak Tarjo : Henteu, engkeuna mah katukang dibere sasaungan.

Tidak, nantinya PART kebelakang dikasih gubuk.

Abdi mah sok oge ngiring-ngiring, wengi ogenan, 1TG PART selalu juga ikut, malam juga,

ieu bonusan ti Tunggal Yunus sareung UDin, sareung si Umi.

DET bonus PREP Tunggal Yunus KONJ UDin, KONJ si Umi.

45

Tidak, nanti kebelakang dikasih gubuk. Saya juga selalu ikut, malam juga. Ini bonus dari Tunggal Yunus sama UDin, sama si Umi.

Bu Tati : Nu penting mah milarian nu gampang Pak.

Yang penting PART mencari yang mudah Pak.

Yang penting mencari yang mudah Pak.

Mudah-mudahan yang lancarlah Pak, rezekinya banyak terus.

Banyakin sedekah. Kalau banyak sedekah pasti rezeki makin banyak begitu Pak.

Participants Bu Tati asli penutur bahasa Sunda dari Karawang, Jawa Barat dapat menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Sunda Bu Tati begitu sering digunakan dikehidupan sehari-hari, karena di lingkungan rumah sekitar kebanyakan adalah orang Sunda, dan suaminya adalah orang Sunda. Sedangkan Bapak Tarjo dapat menggunakan bahasa Sunda, Jawa dan Indonesia.

Faktor yang terjadi ialah karena penutur Bu tati beralih kode karena ingin dianggap terpelajar.

4.2.5 Terpengaruh Lawan Bicara yang Beralih ke Bahasa Indonesia

Alih kode bahasa Sunda dapat terjadi karena penutur berusaha untuk mengimbangi lawan bicara atau pendengar yang beralih kode ke bahasa Indonesia.

46 Data 15

Peristiwa Tutur

Bi Nunung : Kumaha mang Rahmat bi ngurus ladang nek Amin?

Bagaimana paman Rahmat bi ngurus ladang nek Amin?

Bagaimana Paman Rahmat ngurus ladang Nek Amin bi?

Bi Yayah : Lamun ti heula mah boga nek Amin hoyong dijual wae 200

Kalau PREP dahulu PART punya Nek Amin ingin dijual aja 200 Mah. Nu urang lain mah nawarkeun hargana tujuh belas PART Yang 3TG lain PART menawarkan harganya tujuh belas atau dalapan belas kitu imah teh.

atau delapan belas begitu rumah PART.

Lamun ayeuna mah Alhamdulillah di uruskeun ka Kalau sekarang PART Alhamdulillah PREP uruskan ke Mang Rahmat

Mang Rahmat

Kalau dari dulu punya nek Amin ingin dijual aja 200. Orang lain menawarkan harganya tujuh belas atau delapan belas rumah. Kalau sekarang Alhamdulillah diuruskan ke Mang Rahmat.

47

Bi Nunung : Ari eta mah kan upami baheula memang teu aya Kalau PREP PART kan kalau dahulu memang tidak ada nu hargana sakitu teh.

yang harganya segitu PART.

kalau dahulu memang tidak ada yang harganya segitu.

Bi Yayah : Udah pasaran memang bi, kalau ada 200 yang ingin mah uda untung bi, karena belum ada sertifikat keluar sampai sekarang.

Bi Nunung : Mahal kali begitu ya bi, aku kalau banyak duit aku beli itu.

Kedua Participants pada peristiwa tutur di atas merupakan orang yang sama-sama dapat berbahasa Sunda dan bahasa Indonesia saja.

Faktor yang terjadi ialah karena terpengaruh oleh lawan bicara yang beralih dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia.

Data 16

Peristiwa Tutur

Bi Rohaeti : Iraha Gajihanna ? Kapan Gajihannya?

Kapan Gajihannya?

Bi nyai Tuti : Kamari peuting saptu.

kemarin malam sabtu.

48 Malam sabtu kemarin.

Bi Rohaeti : Gajihannana oh kitu. Eh sugan teh poe kemis.

Gajihannya oh begitu. Eh kirain PART hari kamis.

oh begitu gajihannya. Kirain hari kamis.

Bi Nyai Tuti : Eta ge jumaah sore. Ieu teh ngadadak kitu gajihannana.

Itu juga jumat sore. DET PART mendadak begitu gajihannya.

Kan aturan isukannya tanggal tilu belas.

Kan seharusnya besoknya tanggal tiga belas, Cuma kan nanti ingin dimajukan paling tanggal dua belasan.

Itupun jumat sore. Kita ini mendadak begitu gajihannya, seharusnya tanggal tiga belas, tetapi nanti ingin dimajukan paling tanggal dua belasan .

Bi Rohaeti : Mungkin karena ingin puasa itu bi. Jadi dipercepat.

Kedua Participants pada peristiwa tutur di atas merupakan orang yang sama-sama dapat berbahasa Sunda dan bahasa Indonesia saja.

Faktor yang terjadi ialah karena terpengaruh oleh lawan bicara (Bi Nyai Tuti) yang beralih dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia.

49 Data 17

Peristiwa Tutur

Bu Fatimah : Sabaraha ieu (sambil menunjuk uang)? Dalapan ratus?

Berapa DET ? (sambil menunjuk uang)? Delapan ratus?

Ini berapa? 800?

Bi Nunung : Sajuta mereun.

Sejuta mungkin.

Mungkin sejuta.

Bu Fatimah : Dalapan mah ti bi Yati. Aya goreng hiji ieu acisna, teu Delapan PART PREP bi Yati. Ada jelek satu DET uangnya, tidak ditingali dulu atuh.

dilihat dulu lah.

Delapan dari bi Yati. Uangnya ada yang jelek satu, tidak dilihat dulu.

Bi Nunung : Biarin ajalah bi, ingin dibagikan juga.

Bu Fatimah : Entar gak lakulah duitnya bu. Eh tapi kalau duit 100 mah laku terus.

Kedua participants hanya dapat menguasai bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Adapun faktor terjadinya alih kode karena terpengaruh oleh lawan

50

bicara (Bi Nunung) yang beralih dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia dan kemudian penutur (Bu Fatimah) menggunakan bahasa Indonesia.

Data 18

Peristiwa Tutur

Bi Rokana : Ieu kunaon?, lampuna putus apa kumaha di payun?

DET kenapa?, lampunya putus apa bagaimana PREP depan?

Ini kenapa?, lampunya putus bagaimana di depan?

Pak Aceng : Ieu anyar, ieu teh ti kelompok masihan tihang.

DET baru DET PART PREP kelompok memberi tiang.

Ini baru, ini kelompok yang memberi tiang.

Bi Rokana : Keuna sabaraha ieu Pak?

Kena berapa DET Pak?

Terkena berapa Pak?

Pak Aceng : Genep puluh mah tihangna hungkul Enam puluh PART tiangnya aja.

Enam puluh tiangnya saja.

Bi Rokana : Murah kitu Pak. Eta teh kabehna diberean Pak?

Murah begitu Pak. DET PART semuanya dikasih Pak?

51

Glos Lancar : Murah begitu Pak. Semuanya dikasih Pak?

Pak Aceng : Tadi kata Pak kadus semuanya. Ya entah nanti dikasih apa enggak.

Bi Rokana : Mudah-mudahan lah Pak, biar terang semua jalan.

Participants Bi Rokana merupakan asli penutur bahasa Sunda Berasal dari Karawang, Jawa Barat. Sama halnya dengan Bi Rokana, Bapak Aceng juga berasal dari Karawang, Jawa Barat. Keduanya hanya dapat berbahasa Sunda dan bahasa Indonesia saja.

Faktor terjadi alih kode ialah karena terpengaruh lawan bicara (Bapak Aceng) yang beralih ke bahasa Indonesia dan kemudian Bi Rokana juga menggunakan bahasa Indonesia.

Data 19

Peristiwa Tutur

Bu Ros : Saya mah saentena nginjeum, Saya PART seenggaknya pinjam,

upami tiasa pere eta tiasa henteu Pak ngaliwat hiji Kalau dapat libur DET dapat tidak Pak ngelewati satu atau dua henteu Pak, dipinjeumkeun heula kitu Pak.

atau dua tidak Pak, dipinjamkan dulu begitu Pak.

52

Saya, setidaknya meminjam, kalau dapat libur melewati satu atau dua dapat tidak Pak, dipinjam dulu begitu Pak.

Pak NasruDin : Tiasa. Lamun ngaliwatkeun mah upami jasa kudu dibayar Dapat. Kalau melewatkan PART kalau jasa harus dibayar upami pokokna mah tenaon-naon dua kali atau tilu

kalau pokoknya PART tidak apa-apa dua kali atau tiga

kali asal ngalapor ka kalompok tani tenaon-naon eta teh kali asal ngelapor ke kelompok tani tidak apa-apa DET PART kitu bu.

begitu bu.

Kalau melewatkan jasa harus dibayar yang pokoknya tidak apa-apa dua atau tiga kali asal ke kelompk tani tidak apa-apa begitu bu.

Bu Ros : Oh kitu Pak. Muhun Pak.

Glos Cermat : Oh begitu Pak. Iya Pak.

Glos Lancar : oh begitu Pak. Iya Pak.

Pak nasruDin : Ya nanti kita bicarakan lagi dengan Ibu Ani.

Bu Ros : Iya Pak. Tolong secepatnya ya Pak.

Participants Bu Ros merupakan asli penutur bahasa Sunda Berasal dari Cirebon, Jawa Barat yang dapat menggunakan bahasa Sunda dan bahasa

53

Indonesia. Sedangkan Bapak NasruDin berasal dari Indramayu Jawa Barat dan dapat menggunakan bahasa Sunda, Jawa dan bahasa Indonesia.

Faktor terjadinya alih kode karena terpengaruh lawan bicara (Bapak NasruDin) yang beralih ke bahasa Indonesia dan setelah itu Ibu Ros menggunakan bahasa Indonesia.

Data 20

Peristiwa Tutur

Bi Nunung Hasanah : Aduh tong loba-loba atuh Pak Aduh jangan banyak-banyak lah Pak.

Aduh jangan banyak-banyak Pak.

(sambil melihat Bapak Aceng (Ahmad) yang sedang mengambilkan Gori untuk bi Nunung Hasanah)

Pak Aceng : Tenaon-naon atuh bi. Istilah urang Jawa Solo teh Enggak apa-apa lah bi. Istilah Orang Jawa Solo PART di gudek ieu.

PREP gudek DET.

Tidak apa-apa bi. Istilah orang Jawa Solo ini di gudek.

Bi Nunung Hasanah: Lamun abdi mah di sayur asem Pak.

Kalau 1TG PART PREP sayur asam Pak.

Kalau saya di sayur asam Pak.

54

Pak Aceng : Enak atuh. Ini cepat kali ini pohonnya berbuah.

Bi Nunung Hasanah : Waduh lumayan lah Pak, tiap hari tinggal ngambil aja.

Participants Bi Nunung Hasanah merupakan asli penutur bahasa Sunda dari Garut Jawa Barat. Selain bahasa Sunda, bi Nunung hanya dapat berbahasa Indonesia saja. Sama halnya dengan Bi Nunung, Bapak aceng juga penutur asli bahasa Sunda namun berasal dari Karawang Jawa Barat.

Adapun faktor terjadinya alih kode ialah karena terpengaruh lawan bicara (Bapak aceng) yang beralih ke bahasa Indonesia dan kemudian Bi Nunung pun mengikuti menggunakan bahasa Indonesia.

4.2.6 Menunjukkan Bahasa Pertamanya Bukan Bahasa Sunda

Salah satu faktor alih kode bahasa Sunda ke bahasa Indonesia karena dari salah satu participants menunjukkan bahwa bahasa pertama yang digunakan

Salah satu faktor alih kode bahasa Sunda ke bahasa Indonesia karena dari salah satu participants menunjukkan bahwa bahasa pertama yang digunakan

Dokumen terkait