• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Lanjut Usia

2.2.6. Perubahan pada Sistem Imun Lanjut Usia

Leukosit merupakan unit yang dapat bergerak dalam sistem pertahanan imun tubuh. Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk menahan atau menyingkirkan benda asing atau sel abnormal yang berpotensi menginfeksi tubuh. Leukosit dan turunan-turunannya, bersama dengan berbagai protein plasma, membentuk sistem imun.33

Di dalam darah terdapat lima jenis leukosit yang berbeda, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit masing-masing dengan struktur dan fungsi khas tersendiri.33

Pada usia lanjut akan mengalami perubahan imunitas sistemik, yaitu imunitas alami, dan imunitas adaptif. Imunitas alami adalah respon imun yang terdiri dari makrofag, Natural killer cell (sel NK), dan neutrofil yang menjadi sistem pertahanan lini pertama terhadap masuknya mikroorganisme patogen. Pada usia lanjut fungsi sel-sel tersebut akan menurun, karena terdapat defek pada sumsum tulang individu yang mengalami penuaan sehingga menyebabkan penurunan kemampuan makrofag, dan neutrofil untuk menghilangkan mikroba. Sel NK berperan dalam interaksi antara respons imun alami, dan adaptif. Produksi sel NK terjadi penurunan pada usia lanjut yang dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi, dan kematian pada pasien usia lanjut.43

Pada usia lanjut, timus mengalami involusi progresif sehingga output sel-sel baru berkurang secara signifikan sejak usia 40 tahun. Perubahan morfologi, dan fungsional berupa perluasan ruang perivaskular. Penurunan timopoisis adalah proses aktif yang dimediasi oleh sitokin timosupresi, terutama IL-6, faktor penghambat leukemia (LIF), dan oncostatin M (OSM). Produksi IL-7 yang diperlukan dalam timopoisis untuk menjamin kelangsungan hidup sel dengan mempertahankan protein anti-apoptosis Bcl-2 secara signifikan menurun. Atrofi kronis timus disebabkan oleh kekurangan reseptor leptin, dan progenitor sel T yang bertambah tua. Leptin berperan sebagai zat perlindungan terhadap bakteri endotoksin yang mengawali proses atrofi. Sedangkan sel T yang menua mengakibatkan produksi sitokin timus menurun, seperti IL-1, IL-3, TGF-β, OSM dan LIF yang berperan merangsang fase dini hematopoiesis serta IL-6, IL-7 yang berperan sebagai sitokin timosupresi.43

Peningkatan kadar kolesterol yang umum terjadi pada dewasa tua berperan terhadap penurunan kemampuan T-cell signaling. Kolesterol tinggi dapat mempengaruhi ketebalan lapisan lipid berupa berkurangnya cairan plasma membran sel T dibanding pada dewasa muda, sehingga mengakibatkan aktivasi sel T terhambat. Dewasa tua mengalami penurunan kadar tirosin kinase yang penting untuk stimulasi sel T. Untuk membangun respons imun yang adekuat, T cell receptor (TCR) harus dijaga keberadaannya secara terus-menerus pada populasi klon sel T yang beragam. Keragaman TCR masih terjaga baik hingga usia 60-65 tahun, meskipun telah terjadi penurunan output timus yang

mengakibatkan rendahnya respons imun dalam menghadapi infeksi, dan vaksinasi.44

Kualitas respons imun humoral menurun sesuai usia. Perubahan ini ditandai dengan respons antibodi yang lebih rendah, dan penurunan produksi antibodi berafinitas tinggi. Penurunan proliferasi sel B karena usia menurunkan aktivasi sel B dan memberikan defek pada afinitas reseptor, dan sinyal permukaan sel B. Sel Th CD4+ membantu secara tidak adekuat di pusat-pusat germinal, dan menghasilkan antibodi berafinitas rendah akibat penurunan pelepasan IL-2, dan IL-4. Proses penuaan berperan pada perubahan sitokin dari Th1 ke Th2 sebagai respons terhadap rangsangan kekebalan tubuh. Kelebihan produksi sitokin Th2 dapat meningkatkan gangguan autoimun yang dimediasi sel B dengan meningkatkan produksi antibodi autoreaktif. Dengan penurunan imunitas humoral, produksi antibodi berafinitas tinggi menjadi rendah sehingga melemahkan respons antibodi pasien usia lanjut.43

2.2.6. Patofisiologi

Dengan diketahuinya perubahan - perubahan pada berbagai organ tersebut di atas maka akan dapat diketahui bahwa tampilan klinis pneumonia komunitas pada pasien usia lanjut berbeda dengan kelompok usia lainnya.45

Pada orang usia lanjut lebih mudah terinfeksi pneumonia hal ini disebabkan oleh adanya gangguan refleks muntah, melemahnya imunitas, gangguan kardiopulmoner, dan gangguan respon pengaturan suhu. Gangguan refleks muntah, dan sistem saraf pusat mengakibatkan pneumonia aspirasi. Gangguan pada kardiopulmoner mempengaruhi penurunan dari fungsi jantung, dan paru. Sistem imunitas humoral pada usia lanjut terjadi gangguan pada fungsi limfosit B sehingga akan menurunkan produksi antibodi, yang akan menjadi faktor predispoposi infeksi mikroorganisme patogen yang menyebabkan pneumonia.46,47

Penurunan fungsi silia saluran pernapasan pada usia lanjut dapat mengakibatkan risiko seorang individu untuk terjangkit infeksi pada sistem pernapasan semakin meningkat. Pada infeksi saluran pernapasan, saluran napas akan mengeluarkan sekret berupa mukus. Mukus yang diproduksi akan dikeluarkan melalui proses batuk. Proses batuk sangat ditentukan oleh fase

inspirasi maksimal. Pada usia lanjut, volume inspirasi dan ekspirasi jumlahnya menurun karena menurunnya fungsi otot-otot pernapasan. Penurunan volume tersebut mengakibatkan penurunan fungsi batuk untuk mengeluarkan mukus yang diproduksi. Mikroorganisme yang terperangkap oleh mukus tidak akan bisa dikeluarkan karena fungsi mukosilia yang menurun dan akan mengakibatkan mukus terakumulasi pada saluran pernapasan bawah sehingga manifestasi klinis pneumonia komunitas pada usia lanjut akan mengalami penurunan pada respon batuk dan sputum.33,36,37

Mukus di saluran napas yang terakumulasi karena tidak dapat dikeluarkan dengan respon batuk menyebabkan obstruksi pada saluran pernapasan. Disamping itu, proses degenerasi serat elastis pada saluran pernapasan juga terjadi sehingga membuat resistensi jalur napas meningkat sehingga mengganggu proses masuknya oksigen ke dalam paru paru yang membuat tubuh melakukan kompensasi melalui peningkatan frekuensi napas untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam tubuh.36

Selain itu, defek sumsum tulang yang terjadi pada individu berusia lanjut menyebabkan penurunan produksi sel-sel imun seperti makrofag dan neutrofil. Makrofag berfungsi memfagosit patogen yang masuk ke dalam tubuh lalu melepaskan sitokin pirogen endogen, sitokin ini diduga mencapai organ sirkumventrikular otak yang tidak memiliki sawar darah otak dan menyebabkan reaksi demam melalui prostaglandin PGE2.. Pada usia lanjut, fungsi tersebut mulai

mengalami penurunan sehingga sitokin pirogen endogen tidak mengubah set point hipotalamus. Perubahan ini mengakibatkan reaksi demam pada usia lanjut tidak terjadi.28,48

2.5. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat

Ukur Cara Ukur Skala Ukur 1. Pneumonia Komunitas (CAP)

infeksi pada paru-paru yang dimulai dari luar rumah sakit atau didiagnosis dalam 48 jam setelah masuk rumah sakit pada pasien yang tidak menempati fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang selama 14 hari atau lebih sebelum gejala muncul, serta biasanya disertai dengan adanya gambran infiltrat pada pemeriksaan radiologi dada.15 Rekam Medis Baca Kategorik 2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara

biologis sejak seseorang lahir.50

Rekam Medis

Baca Kategorik

3. Usia Lanjut Seorang individu yang usianya telah mencapai lebih dari 60 tahun.51 Menurut WHO usia lanjut dikelompokkan

Rekam Medis

menjadi berikut:  Lansia 60-74 tahun  Lansia tua 75-90 tahun  Lansia sangat tua > 90 tahun 4. Riwayat Pendidikan Riwayat pendidikan adalah tingkat pendidikan yang dicapai seseorang setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah dengan mendapatkan tanda tamat (ijazah).52  Tidak sekolah  Tamat SD  Tamat SMP  Tamat SMA  Perguruan Tinggi Rekam Medis Baca Kategorik 5. Status Pernikahan Pernikahan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita ssebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal.53

Rekam Medis

Dikelompokkan menjadi :  Menikah  Belum Menikah  Pernah Menikah 6. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang dilakukan seseorang atau ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atau yang sementara tidak bekerja52 Rekam Medis Baca Kategorik 7. Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT adalah nilai yang

diambil dari

perbandingan antara berat badan (BB) dengan tinggi badan (TB) seseorang.54 Menurut kriteria Asia-Pasifik dikelompokkan menjadi :  Underweight  Normal weight  Pre obesitas  Obesitas Grade I  Obesitas Grade II Rekam Medis Baca Kategorik

8. Hipotensi Tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau tekanan darah diastolik < 60 mmHg.55

Rekam Medis

9. Takikardi Frekuensi nadi >100 kali/menit.56

Rekam Medis

Baca Kategorik

10. Takipneu Frekuensi napas lebih dari 20 kali/menit.57

Rekam Medis

Baca Kategorik

11. Demam Kenaikan suhu tubuh > 37,8oC.30

Rekam Medis

Baca Kategorik

12. Batuk Batuk adalah

pengeluaran sejumlah volume udara secara mendadak dari rongga toraks dalam sistem pertahanan

respiratorik.58

Rekam Medis

Baca Kategorik

13. Sputum Sputum atau dahak adalah mukus yang keluar saat batuk dari saluran pernapasan atas.59

Rekam Medis

Baca Kategorik

14. Sesak Napas Sesak napas adalah perasaan sulit bernapas, ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bernapas.60

Rekam Medis

Baca Kategorik

15. Nyeri Dada Nyeri, tekanan, sesak, atau ketidaknyamanan lain yang berasal atau menjalar ke dada.61 Rekam Medis Baca Kategorik 16 Gangguan Suara napas  Wheezing merupakan suara nafas seperti musik yang terjadi karena adanya

Rekam Medis

penyempitan jalan udara atau tersumbat sebagian.62

 Ronkhi adalah nada rendah dan sangat kasar yang terdengar karena terdapat cairan atau mukus di saluran pernapasan.63 17. Mual Mual adalah perasaan

tidak menyenangkan yang ada sebelum muntah.64

Rekam Medis

Baca Kategorik

18. Muntah Muntah adalah keluarnya isi lambung hingga ke mulut dengan paksa atau dengan kekuatan.65

Rekam Medis

Baca Kategorik

19. Anoreksia Anoreksia adalah tidak adanya nafsu makan.65

Rekam Medis

Baca Kategorik

20. Minum alkohol

Minum alkohol adalah seseorang yang yang meminum minuman yang mengandung alkohol atau etanol 5% hingga 40% volume.65

Rekam Medis

Baca Kategorik

21. Perokok Individu yang menghisap udara napas dari lingkungannya yang mengandung asap rokok.65

Rekam Medis

Baca Kategorik

inflamasi kronik saluran napas yang menyebabkan obstruksi saluran napas.23 Medis 23. Diabetes Mellitus DM adalah penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah.66 Rekam Medis Baca Kategorik 24. Gagal jantung kongestif

Gagal jantung kongestif adalah ketidak -mampuan jantung untuk memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh secara adekuat.67 Rekam Medis Baca Kategorik 25. Renal diseases

Renal diseases adalah gangguan ginjal yang disebabkan oleh kelainan vaskular.68 Rekam Medis Baca Kategorik 26. Penyakit paru obstruktif kronik

PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial.69

Rekam Medis

Baca Kategorik

27. Infiltrat Infiltrat adalah gambaran pada parenkim paru yang solid mengandung

Rekam Medis

sedikit udara.70

28. Efusi pleura Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari dalam kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralis dapat berupa cairan transudat atau cairan eksudat.70

Rekam Medis

Baca Kategorik

29. Rawat inap Rawat inap adalah ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam.71

Rekam Medis

Baca Kategorik

30. Antibiotika Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek untuk

menekan atau

menghentikan suatu proses biokimia di dalam suatu organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.72

Rekam Medis

Baca Kategorik

31. Meninggal Meninggal adalah sudah menghilangnya nyawa atau tidak hidup

Rekam Medis

lagi.72

32. Sepsis Sepsis adalah respons sistemik pejamu terhadap infeksi dimana patogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivasi proses inflamasi.70 Rekam Medis Baca Kategorik 34. Multiple organ failure

Multiple organ failure adalah adanya fungsi organ yang berubah pada pasien sehingga homeostasis tidak dapat dipertahankan tanpa intervensi, yang melibatkan dua atau lebih sistem organ.73

Rekam Medis

Baca Kategorik

35. Gagal napas Gagal napas adalah sindrom yang ditandai oleh peningkatan permeabilitas membran alveolar-kapiler

terhadap air, larutan dan protein plasma.72

Rekam Medis

Dokumen terkait