• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Pemerintahan, Geografis, Demografis, dan Sosial

UTARA KABUPATEN LAMONGAN

A. Perubahan Pemerintahan, Geografis, Demografis, dan Sosial

Paciran dan Solokuro awalnya merupakan satu wilayah, yakni Kecamatan Paciran. Pemisahan wilayah kecamatan ini baru terjadi pada tahun 1992, sejak diberlakukan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1992 tanggal 12 Mei 1992.237 Sejak tahun itulah, kabupaten Lamongan memiliki 27 kecamatan.

Wilayah kecamatan Paciran merupakan daerah pesisir, tegalan, dan perbukitan kapur yang membentang di sepanjang Laut Jawa. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Panceng, kabupaten Gresik, sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Brondong, kabupaten Lamongan, dan sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Solokuro, kabupaten Lamongan. Sedangkan wilayah kecamatan Solokuro merupakan daerah pedalaman dan tanah sawah yang membentang dari timur ke barat sepanjang wilayah kecamatan Paciran bagian selatan. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Panceng, kabupaten Gresik, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Laren, kabupaten Lamongan, dan kecamatan Dukun, kabupaten Gresik, serta sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Brondong, kabupaten Lamongan. Jarak kecamatan ini dari kota Lamongan sejauh ± 37 km dan berada di ketinggihan ± 50 meter di atas permukaan laut.

237 PP no. 26 tahun 1992 berisi tentang Pembentukan 18 (delapan belas) Kecamatan di Wilayah Kabupaten Blitar, Lumajang, Situbondo, Lamongan, Probolinggo, Malang,

Bojonegoro dan KotamadyaSurabaya dalam Wilayah ProvinsiDaerah Tingkat IJawa Timur.

Luas wilayah kecamatan Paciran 61.303 km². Pada tahun 2010,

jumlah penduduk 80.612 jiwa, terdiri dari 39.015 laki-laki dan 41.597 perempuan238 dengan kepadatan 1.272 jiwa/km² dan tersebar di tujuh belas desa. Yakni; Banjarwati, Drajad, Kandangsemangkon, Kemantren, Kranji, Paciran, Paloh, Tanggul, Weru, Sendangduwur, Sendangagung, Sidokelar, Sidokumpul, Sumurgayam, Tlogosadang, Warulor, dan kelurahan Blimbing.239

Sedangkan kecamatan Solokuro seluas 87.570 km² dengan jumlah penduduk tahun 2009 berjumlah 43.459 jiwa yang terdiri dari 20.991 laki-laki dan 23.468 jiwa perempuan dengan kepadatan 244 jiwa/km2 dan tersebar di sepuluh desa. Yakni, Solokuro, Payaman, Tebluru, Sugihan, Dadapan, Tenggulun, Banyubang, Dagan, Bluri, dan

Takerharjo240 .

238 Kantor Statistik Kecamatan Paciran Tahun 2010, Januari 2011.

239 Kantor Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Lamongan dan Badan pusat Statistik Kabupaten Lamongan,. Kecamatan Paciran Dalam Angka Tahun

2009, (Lamongan, Oktober 2010), hal. 1 dan 18

240 Kantor Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Lamongan dan Badan pusat Statistik Kabupaten Lamongan,. Kecamatan Solokuro Dalam Angka Tahun

Dinamika Pesantren Muhammadiyah & NU

Perspektif Sosial, Ideologi dan Ekonomi Dinamika Pesantren Muhammadiyah & NU

Perspektif Sosial, Ideologi dan Ekonomi 179

Tabel 5.1

Perbandingan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Paciran dan Solokuro pada Tahun 2009

NO KECAMATAN PACIRAN KECAMATAN SOLOKURO

Nama Desa dan Dusun Pria Wanita Jumlah Nama Desa dan Dusun Pria Wanita Jumlah

1 Blimbing (Sidorejo,

Qowah, Pedek, Semangu) 7.266 8.219 15.485 Dadapan (Dadapan, Langgarejo, Simanraya) 2.454 2.522 4.976 2 Kandangsemangkon

(Dengok, Kandang) 2.734 2.539 5.273 Tebluru (Tebruru, Ngulakan) 1.252 1.299 2.551 3 Paciran (Paciran, Jetak,

Panajan) 7.277 7.871 15.148 Sugihan 1.542 1.817 3.359

4 Sumurgayam (Padek,

Sumuran, Gayam) 1.278 1.332 2.610 Tenggulun 1.062 1.140 2.202

5

Sendangagung (Sendangagung,

Sumuran, Gayam) 2.798 2.865 5.663

Payaman (Sawu, Ringin, Gayam, Asem, Palirangan,

Sejajar, Bango) 5.815 5.958 11.773

6 Sendangduwur 755 870 1.625 Solokuro 1.649 1.712 3.361

7 Tunggul (Tunggul,

Genting) 1.945 1.951 3.896 Takerharjo (Takerharjo, Petiyin) 2.743 3.192 5.935

8 Kranji (Kranji, Terpanas,

Sidodadi) 2.824 2.950 5.774 Banyubang 1.254 1.355 2.609

Dr. Isa Anshori, Drs., M.Si 180 10 Banjarwati (Sukowati, Banjaranyar) 2.357 2.343 4.700 Bluri 1.283 1.361 2.644 11 Kemantren 1.999 1.988 3.987 12 Sidokelar (Sentol, Perdoto, Klayar) 852 877 1.729 13 Tlogosandang (Tlogosandang,Tlodoring in) 671 652 1.323 14 Paloh 636 695 1.331 15 Weru 2.316 2.777 5.093 17 Sidokumpul 1.004 1.237 2.241 18 Warulor 801 880 1.681 JUMLAH 38.121 40.670 78.791 Prosentase 48,39 51,61 48,30 51,70 Sumber:

Koordinator Statistik Kecamatan Paciran, Kecamatan Paciran Dalam Angka Tahun 2009,(Lamongan, Kantor Litbang dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan: Oktober 2010), hal 18.

Koordinator Statistik Kecamatan Solokuro, Kecamatan Solokuro Dalam Angka Tahun 2009, (Lamongan, Kantor Litbang dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan: Oktober 2010), hal 15

Data tersebut menunjukkan bahwa wilayah Paciran lebih sempit daripada Kecamatan Solokuro dengan selisih 26.267 km². Namun, jumlah penduduk Paciran lebih besar dengan selisih 35.332 jiwa. Perbedaan jumlah penduduk seperti ini terjadi disebabkan selain jumlah desa di kecamatan Paciran yang lebih banyak daripada Solokuro, juga karena di Paciran terdapat sumber-sumber ekonomi yang lebih variatif. Di samping mata pencarian nelayan, perkebunan, dan pertanian, juga terdapat kerajinan dan tempat-tempat wisata serta perdagangan.

Beberapa potensi pariwisata tersebut adalah makam Sunan Drajat di desa Drajat, pemandian air hangat Brumbun di desa Kranji, makam Sunan Nur Rochmad di desa Sendangduwur, Tanjung Kodok (Wisata Bahari Lamongan), dan Mazoola (Maharani Zoo Lamongan) di desa Paciran. Di samping itu, juga terdapat tempat pelelangan ikan di desa Brondong, Weru, dan Kranji.

Pelabuhan petikemas internasional terdapat di desa Weru, dan kini sedang dibangun dermaga pelabuhan internasional di sebelah timur Wisata Bahari Lamongan (WBL). Potensi seperti ini tidak dimiliki di kecamatan Solokuro dimana masyarakatnya hanya bertumpu pada sektor pertanian.

Variasi sumber ekonomi tersebut menjadikan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Paciran lebih maju dibandingkan dengan masyarakat Solokuro. Ketersediaan sumber-sumber ekonomi tersebut juga menjadikan masyarakat Paciran lebih suka mengembangkan usaha di desanya daripada masyarakat Solokuro. Masyarakat Solokuro lebih suka bekerja ke luar desa, bahkan banyak di antara penduduk yang bekerja di luar negeri semisal di Malaysia.

Dengan banyaknya masyarakat Solokuro yang bekerja di luar negeri, maka ekonomi masyarakat menjadi lebih baik. Ini ditandai oleh bangunan-bangunan rumah yang lebih megah, dan hampir setiap anggota keluarga memiliki sepeda motor baru. Pemandangan seperti ini tampak ketika ada warga yang datang dari Malaysia.

Kehidupan ekonomi masyarakat Solokuro memang sangat terbantu dengan bekerja di luar negeri tersebut. Namun, tidak demikian

halnya dengan kehidupan sosial, dan moral. Pernikahan di usia muda dan perceraian merupakan fenomena yang sama-sama menggejala. Tawuran antar-remaja desa semakin banyak terjadi karena ketersinggungan, gaya hidup serba materi, dan sebagainya. Fenomena ini tidak terjadi sebelum mereka bekerja di luar negeri.

Dinamika Pesantren Muhammadiyah & NU

Perspektif Sosial, Ideologi dan Ekonomi Dinamika Pesantren Muhammadiyah & NU

Perspektif Sosial, Ideologi dan Ekonomi 183

Tabel 5.2.

Perbandingan Jumlah Nikah, Cerai (Talak dan Gugat), Rujuk, Penduduk Kecamatan Paciran dengan Solokuro Tahun 2009

No

KECAMATAN PACIRAN KECAMATAN SOLOKURO

Nama Desa dan Dusun Nikah Talak Cerai Gugat Cerai Rujuk Jumlah NCR Penduduk Jumlah Nama Desa dan Dusun Nikah Cerai Talak Cerai Gugat Ru juk Jumlah NCR Jumlah Penduduk 1 Blimbing (Sidorejo, Qowah, Pedek, Semangu) 187 4 9 - 200 15.485 Dadapan (Dadapan, Langgarejo, Simanraya) 37 2 5 - 44 4.976

2 Kandangsemangkon (Dengok, Kandang) 62 1 4 - 67 5.273 Tebluru (Tebruru,

Ngulakan) 32 2 1 - 35 2.551

3 Paciran (Paciran, Jetak,

Panajan) 24 3 4 - 31 15.148 Sugihan 31 1 2 - 34 3.359

4 Sumurgayam (Padek, Sumuran, Gayam) 165 2 7 - 174 2.610 Tenggulun 27 2 2 - 31 2.202

5 Sendangagung (Sendangagung, Sumuran, Gayam) 48 1 2 - 51 5.663 Payaman (Sawu, Ringin, Gayam, Asem, Palirangan, Sejajar, Bango) 147 9 5 - 161 11.773 6 Sendangduwur 24 - 1 - 25 1.625 Solokuro 32 1 3 - 36 3.361

7 Tunggul (Tunggul, Genting) 47 2 - - 49 3.896 Takerharjo (Takerharjo,

Petiyin) 59 6 5 - 70 5.935

8 Kranji (Kranji, Terpanas,

Sidodadi) 51 2 4 - 57 5.774 Banyubang 18 3 4 - 25 2.609 9 Drajad 18 1 1 20 1.232 Dagan 51 1 2 - 54 4.049 10 Banjarwati (Sukowati, Banjaranyar) 49 3 2 - 54 4.700 Bluri 24 3 3 - 30 2.644

Dr. Isa Anshori, Drs., M.Si 184

11 Kemantren 54 - 3 - 57 3.987

12 Sidokelar (Sentol, Perdoto, Klayar) 22 1 2 - 25 1.729

13 Tlogosandang (Tlogosandang,Tlodorin gin) 18 2 1 - 21 1.323 14 Paloh 12 - 1 - 13 1.331 15 Weru 39 - 2 - 41 5.093 17 Sidokumpul 24 - 1 - 25 2.241 18 Warulor 16 2 1 1 20 1.681 JUMLAH 860 24 45 1 930 78.791 Prosentase 1,10% 0,03% 0,057% 0,01% 1,18% 1,06% 0,07% 0,08% 0% 1,20% Sumber:

Koordinator Statistik Kecamatan Paciran, Kecamatan Paciran Dalam Angka Tahun 2009,(Lamongan, Kantor Litbang dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan: Oktober 2010), hal 41.

Koordinator Statistik Kecamatan Solokuro, Kecamatan Solokuro Dalam Angka Tahun 2009, (Lamongan, Kantor Litbang dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan: Oktober 2010), hal 42

Dari data tersebut tampak bahwa pada tahun 2009, jumlah pernikahan di kecamatan Paciran mencapai 860 (1,10% dari jumlah penduduk Paciran), lebih besar daripada di kecamatan Solokuro yang mencapai 458 (1,06% dari jumlah penduduk Solokuro). Sedangkan tingkat perceraian (talak dan gugat) lebih tinggi di Kecamatan Solokuro daripada di kecamatan Paciran. Di Paciran, angka pernikahan 860 dan perceraian 69 (0,087%). Sedangkan di Solokuro, pernikahan hanya 458 dan perceraian 62 (0,15%).

Bahkan, data dari Pengadilan Agama kabupaten Lamongan menunjukkan jika angka perceraian lebih tinggi241 pada tahun 2009 di kecamatan Paciran yang terjadi 110 (0,14%) perceraian. Sedangkan di kecamatan Solokuro terjadi 111 (0,26%) perceraian.

Jumlah tersebut berbalik pada tahun 2010. Dimana angka perceraian di kecamatan Paciran lebih tinggi daripada di Solokuro. Di kecamatan Paciran menjadi 129, sedangkan di Solokuro hanya 119. Demikian halnya pada awal Januari hingga 14 April 2011, terdapat 35 perceraian di kecamatan Paciran dan 20 perceraian di Solokuro .

Tingginya angka perceraian di kecamatan Solokuro pada tahun 2009 tersebut di antaranya karena banyaknya istri yang ditinggal oleh suaminya untuk bekerja ke luar negeri. Sedangkan pada tahun 2010 dan 2011, para suami yang bekerja ke luar negeri tidak sebanyak pada tahun 2009 karena persyaratan semakin ketat yang diterapkan oleh pemerintah luar negeri (Malaysia). Para istri tersebut tidak memperoleh

nafaqoh secara rutin (lahir maupun batin oleh suaminya). Kalau

memeroleh, waktunya cukup lama bahkan lebih dari 2 tahun. Sedangkan tingginya jumlah perceraian di kecamatan Paciran pada tahun 2010 dan 2011 hanya karena persoalan ekonomi. Misalnya menurunnya penghasilan nelayan.

Sebagian besar perceraian tersebut atas permintaan istri. Menurut informasi dari Ibu Kawali, SH, selaku ketua Pengadilan Agama kabupaten Lamongan, mayoritas (sekitar 95%)242 perceraian karena istri tidak lagi

241 Dokumen Pengadilan Agama Kabupaten Lamongan tanggal 14 April 2011.

mendapat pemenuhan kebutuhan ekonomi dari suaminya. Ada juga secara ekonomi terpenuhi, namun tidak dalam kebutuhan “non-ekonomi”.