• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Perubahan Perilaku dalam kehidupan Sosial dan Ekonomi

Masyarakat di Lingkungan Kawasan Industri

a. Kehidupan Sosial

Interaksi sosial pada dasarnya adalah segala tindakan yang dilakukan oleh setiap individu di lingkungan tempat tinggalnya

dengan individu yang lain. Dalam interaksi sosial tidak jarang nantinya akan timbul intensitas dalam berhubungan, keakraban dan saling memiliki satu sama lain dan akan cenderung membentuk kelompok. Dalam masyarakat pedesaan yang pada umumnya pasti akan memiliki interaksi yang sangat intens dan sangat dekat, tetapi pada Desa Tarikolot dengan adanya perkembangan industri yang terus meningkat terjadi perubahan dan pergeseran nilai kebersamaan seperti dalam kegiatan gotong royong.

1) Perilaku gotong royong dalam kepentingan umum sebelum

hadirnya kawasan industri

Kegiatan yang terjadi secara gotong royong pada kepentingan umum adalah seperti pada pembuatan atau perbaikan jalan, membersihkan parit dan renovasi tempat ibadah. Perbaikan jalan dilakukan karena kondisi jalan yang rusak sehingga mengkhawatirkan pengguna jalan. Hal ini dirasakan oleh Ketua RT 04/07 yang mengatakan, sebelum adanya kawasan industri, masyarakat sangat antusias dalam mengikuti aktivitas kerja bakti yang menyangkut kepentingan bersama.

“dulu… masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan kerja bakti seperti membersihkan lingkungan.”66

Rasa kebersamaan dan persaudaraan sangat nampak disini. Dengan suka rela warga mengerjakannya hingga selesai, baik dalam menyediakan material maupun proses pelaksanaan. Sebagaimana yang dikatakan Informan :

“memperbaiki jalan, parit hingga jalan dulunya dikerjakan oleh masyarakat dengan kerja bakti yang digerakan oleh RT setempat. Dengan sukarela masyarakat turut berpartisipasi hingga pekerjaan selesai. Jadi kebersamaan antar warga sangat kelihatan.”67

Pernyataan sama disampaikan oleh Bapak H. Maspuloh selaku Kepala Desa :

66

Wawancara Ketua RT 04/07, 45 Thn, 04 September 2016, Pukul 11.15

67

“Alhamdulillah, masyarakat di desa ini sangat kompak dalam kegiatan kerja bakti yang bertujuan untuk memperbaiki kepentingan umum, tujuan lainnya kan bisa menjalin kebersamaan antar warga.”68

Pada kegiatan ini pula tidak hanya kaum laki-laki saja, perempuan juga ikut berperan dengan turut berpartisipasi dalam menyajikan makan dan minum yang biasanya dikerjakan di satu rumah yang lokasinaya dekat dengan kegiatan kerja bakti.

“ya engga laki-laki saja yang ikut kerja bakti, ibu-ibu juga ikut bantuin seperti masak-masak dan sediain minuman.. yang dilakukan disalah satu rumah warga yang terdekat dengan kegiatan kerja bakti.”69

Adapun kegiatan dalam memperbaiki sarana umum yaitu gotong royong antar masyarakat ketika adanya renovasi masjid dikarenakan kondisi masjid mengalami kerusakan. Kemudian masyarakat secara bersama-sama berusaha mencari dana seperti meminta sumbangan kepada masyarakat dengan mencari dana di jalan raya dengan meminta kepada motor dan mobil yang lewat. Masyarakat secara bersama-sama saling bahu membahu membantu kelancaran memberbaiki sarana umum yang ada di dalam desa.

“iya.. kalau dulu renovasi masjid atau mushola itu ya dikerjakan dengan kerja bakti, iuran beli material kemudian dikerjakan bersama-sampai selesai. Kalau pun dana kurang, warga mempunyai inisiatif meminta sumbangan di jalan raya kepada pengguna motor atau mobil yang lewat. Kegiatan tersebut biasanya dipimpin pengurus musholla sama Pak RT.”70

2) Perilaku gotong royong dalam bidang penanganan musibah

sebelum adanya kawasan industri

Perilaku masyarakat secara bergotong royong saat ada kerabat atau tetangga yang sedang mengalami musibah merupakan kepedulian masyarakat untuk saling membantu

68

Wawancara Kepala Desa, 55 Thn, 06 September 2016, Pukul 14.47

69

Wawancara Ketua RT 05/07, 42 Thn, 04 September 2016, Pukul 14.22

70

sesamanya seperti pada musibah sakit, kecelakaan maupun kematian.

Seperti yang disampaikan oleh Ketua RT 04/07, beliau mengatakan sebelum hadirnya kawasan industry, masyarakat memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kerabat atau tetangga yang sedang tertimpa musibah, seperti ketika terdapat keluarga yang sakit, kecelakaan dan ketika ada salah satu anggota keluarga yang meninggal. Warga saling membantu untuk mengatasi segala keperluan yang dibutuhkan oleh keluarga yang terkena musibah. Bantuan tersebut berupa uang, tenaga juga sembako yang diberikan seikhlasnya.

“dulu.. kalau ada masyarakat yang sedang terkena musibah, contohnya saja ada yang sakit, kecelakaan atau ada yang meninggal, tanpa disuruh pun warga lain secara bergotong royong akan berdatangan untuk membantu. Bantuan yang diberikan seperti tenaga, uang dan perlengkapan lain yang dibutuhkan”71

Adapun ketika ada musibah kematian, warga masyarakat berdatangan berusaha membantu selama proses pemakaman hingga selesai. Bantuan yang diberikan secara suka rela karena merupakan kesadaran moral masing-masing individu seperti uang santunan maupun tenaga. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh tokoh masyarakat:

“ketika terdapat warga yang meninggal, masyarakat seperti biasa mengikuti dan membantu mempersiapkan segala keperluannya. Adapun warga masyarakat yang mengikuti pengajian, sedangkan yang lain ada yang menggali kuburan, membuat kayu nisan dan sebagainya. Seperti hukum dalam Islam, membantu proses pemakaman orang yang meninggal itu hukumnya fardu kifayah.”72

Perilaku masyarakat dalam bentuk gotong royong lainnya adalah ketika menjumpai tetangga atau kerabat dekat yang sedang mengalami musibah sakit atau kecelakaan. Warga menunjukkan

71

Wawancara Ketua RT 04/07, 45 Thn, 04 September 2016, Pukul 11.15

72

pedulinya dengan menjenguk ke rumah warga yang sakit, entah secara individu maupun bersama-sama yang bertujuan untuk memberikan kekuatan moril supaya segera sembuh dari sakitnya atau jika pada kondisi yang parah, mereka membantu selama proses evakuasi dan pengobatan secara suka rela, karena baginya dalam kehidupan bermasyarakat sangat penting mempunyai rasa kepedulian satu sama lain.

“kalau terdapat warga yang sakit atau sakit karena kecelakaan pasti kerabat serta tetangga yang mengetahui kabar tersebut akan datang untuk menjenguk dan membantu sebisa mereka seperti kalau ada yang membutuhkan kendaraan untuk ke puskesmas hingga pendanaan. Apalagi kalau yang terkena musibah itu keadannya kurang mampu atau sedang tidak punya uang.”73 Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh ketua RT 06/07 yaitu Bapak Ujang Jarkasih yaitu ketika terdapat warga yang sedang terkena musibah seperti sakit atau sakit karena kecelakaan, tetangga akan berdatangan untuk menjenguk atau sekedar memberi semangat supaya lekas sembuh.

“ya tentu, masyarakat di sini akan membantu ketika ada tetannga atau kerabat yang terkena musibah seperti kalau ada yang sakit. Hal yang mereka lakukan adalah membantu semampu mungkin seperti dipinjamkan ke warga yang punya mobil untuk mengantar ke puskesmas atau rumah sakit.”74

3) Gotong royong dalam bidang pesta atau hajatan sebelum

adanya kawasan industri

Pesta atau hajatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat pedesaan adalah seperti pada acara pernikahan, khitanan dan aqikahan. Acara-acara tersebut dilakukan bergorong royong. Mekanisme pelaksanaan pesta atau hajatan ini yaitu warga yang mempunyai hajat meminta bantuan kepada kerabat atau tetangga dekat sebelum acara dilaksanakan.

73

Wawancara Ketua RT 05/07, 42 Thn, 04 September 2016, Pukul 14.22

74

Ketika ada warga masyarakat yang akan menyelenggarakan pesta atau hajatan, perilaku masyarakat dalam bergotong royong untuk membantu segala prosesi kegiatan nempak antusias. Seperti yang disampaikan oleh tokoh masyarakat sebagai berikut :

“iya kalau ada yang mau menyelenggarakan hajatan seperti ada yang nikahan, biasanya salah satu keluarga datang ke sini.. istilahnya mengundang ya yang maksudnya meminta bantuan dalam acara tersebut.. ya bantu-bantu suka rela sampai acara selesai.. itu juga kepada kerabat dekat, tetangga-tetangga dekat. Setelah dikasih tau kapan pelaksanaannya, paling datang ke rumahnya sekitar seminggu atau mendekati acara. Disana.. terlihat warga antusias meskipun suasana hajatan sederhana namun rame gitu.”75

Dalam penyelenggaraan suatu pesta atau hajatan, tuan rumah mempercayakan pelaksanaan dalam pengarturan dan pembagian kerja kepada seseorang dinamakan Bas (mengatur dari proses dan keperluan dalam pelaksanaan hajatan).

“ada yang ditunjuk oleh yang menyelenggarakan hajat atau dibilang tuan rumah yaitu seseorang untuk menjadi bas.. kaya wakil tuan rumah yang mengarahkan dan menjadi pemimpin buat teman-teman lain yang juga membantu dalam pelaksanaan hajatan.”76

Berkaitan dengan imbalan, berikut yang dikatakannya menurut salah satu warga yang sering diminta bantuan untuk memasak :

“kalau sistem imbalan kepada warga yang ngebantuin mah suka diberi makanan bukan berupa uang ya sebagai tanda terima kasih telah ngebantuin hehe. Tapi yang dikasih uang itu kalau yang memasak.. kan pekerjaannya banyak dan bikin lelah ya.”77

a) Gotong royong dalam bidang kepentingan umum sesudah

adanya kawasan industri

Kegiatan gotong royong dalam bidang kepentingan umum yaitu aktivitas kerja bakti pada kegiatan yang menyangkut

75

Wawancara Tokoh Masyarakat RT 04/07, 58 Thn, 04 September 2016, Pukul 13.11

76

Wawancara Tokoh Masyarakat RT 04/07, 58 Thn, 04 September 2016, Pukul 13.11

77

kepentingan bersama seperti memperbaiki jalan, jembatan maupun tempat ibadah. Setelah adanya kawasan industri, antusias warga masyarakat untuk gotong royong dalam bidang kepentingan umum tersebut mengalami penurunan bahkan nyaris tidak ada lagi.

Hal ini dituturkan oleh tokoh masyarakat di Desa Tarikolot RT 04/07 bahwa saat ini masyarakat cenderung berorientasi pada kegiatan yang lebih menghasilkan uang sehingga tidak berminat untuk kerja bakti.

“ah.. sekarang mah sudah tidak seperti dulu. Maksudnya tidak ada lagi dek yang namanya kerja bakti memperbaiki jalan, jembatan maupun mushola. Masyarakatnya sibuk sendiri, meskipun banyak pendatang pun sama saja, sekarang mereka sibuk dengan pekerjaan yang mendatangkan materi, yaa matrealistis lah kata orang mah, mana mau diajak kerja bakti. Kan kalau pun ada perbaikan mungkin mempekerjakan orang saja he he he.”78

Ditambahkan pula pernyataan tersebut oleh Bapak Riyan Hidayat selaku Sekretaris desa bahwa :

“kalau soal kerja bakti antar warga yang sifatnya pekerjaan umum kaya gitu… masyarakat sekarang ni cuek dek.. tidak ada lagi, karena warga merasa hal tersebut merupakan tanggung jawab pihak pemerintah desa.”

“memang benar, saat ini segala perbaikan seperti infrastruktur jalan maupun jembatan yang mendanai yaitu dari bantuan anggaran dasar desa (ADD) dengan mengerjakan tenaga kontraktor, sebab bagaimana masyarakat mau mengerjakan sedangkan faktor kesibukan dalam bekerja dan rasa malas, matrealistis masyarakat menjadi sebuah alasan utama untuk tidak turut berpartisipasi dalam melakukan kegiatan gotong royong tersebut, dan karna faktor ini pula antusias warga jadi menurun.”79

Begitu juga dalam hal kegiatan renovasi tempat ibadah, di desa ini tetap dilakukan dengan intruksi dari Ketua RT setempat

78

Wawancara Tokoh Masyarakat RT 05/07, 55 Thn, 04 September 2016, Pukul 14.54

79

atau ketua masjid/mushola tetapi hanya dihadiri oleh sebagian warga yang sempat saja.

“tentunya dikumpulkan dulu warganya atas intruksi dari Pak RT atau ketua masjid/mushola kalau akan melakukan kerja bakti tapi.. ya begitulah karena banyak yang sibuk yang datang ya sedikit aja.”80

b) Gotong royong dalam bidang penanganan musibah sesudah

adanya kawasan industri

Perilaku masyarakat secara bergotong royong saat ada kerabat atau tetangga yang sedang mengalami musibah merupakan kepedulian masyarakat untuk saling membantu sesamanya seperti pada musibah sakit, kecelakaan maupun kematian. Setelah hadir kawasan industri di Desa Tarikolot, perilaku bergotong royong warga kepada yang terkena musibah ditunjukan dengan memberi bantuan atau pertolongan.

Seperti halnya pada musibah kematian, kepedulian itu ditunjukkan dengan hadir untuk berbela sungkawa dan memberi bantuan berupa uang dan tenaga hingga proses pemakaman selesai. Seperti yang disampaikan oleh warga di desa ini :

“namanya juga musibah dek siapa yang tau dan mau.. yang pasti dari dulu sampai sekarang warga saling membantu semampunya, seperti hadir ke rumah duka untuk berbela sungkawa dan mengikuti pengajian serta memberi bantuan seperti uang, tenaga atau bantuan lain yang dibutuhkan.”81 Selanjutnya, ketika terdapat kerabat atau tetangga yang sakit atau sakit karena kecelakaan, perilaku masyarakat di Desa Tarikolot terlihat kepeduliannya untuk menjenguk dan semapunya memberi bantuan berupa uang maupun tenaga dari proses evakuasi hingga pendanaan ke rumah sakit terutama yang kurang mampu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh salah satu informan :

80

Pengurus Mesjid/Mushola Desa, 55 Thn, 07 September 2016, Pukul 13.36

81

“ya pasti dek.. kalau ada yang sakit mah kita saling ngejenguk apalagi yang sakit tetangga dekat atau kerabat.”82

Kemudian tokoh masyarakat mengatakan :

“kalau misalnya salah satu warga ada yang kecelakaan, semampunya akan kita bantu, entah langsung mengevakuasi apalagi kan desa ini lumayan jauh dari rumah sakit jadi langsung dipanggilkan ambulance tapi kalau ambulance tidak ada.. yaa berarti kita yang mengantarkan supaya si korban kecelakaan cepat ditangani. Kalau soal pendanaan rumah sakit misalnya si orang tua belum datang atau kurang mampu, maka warga seikhlasnya memberikan iuran dulu.”83

Adapun tokoh pemuda di Desa Tarikolot menuturkan :

“misalnya kalau ada yang sakit parah.. biasanya pemuda di desa ini dimintai untuk mengantar ke rumah sakit.. ya upahnya seikhlasnya aja karena kan kita niatnya bantuin tapi kadang-kadang sih dikasih buat uang bensin atau rokok bilangnya.”84

Selanjutnya Ketua RT 04/07 dan RT 05/07 ikut menuturkan pendapat yang berbeda dari pendapat informan lain yaitu :

“sekarang mah dek karena pada punya kesibukan dalam pekerjaannya, perilaku masyarakat jika ada tetangga yang sedang tertimpa musibah kalau memberikan bantuan banyak menggunakan uang saja, kalau ada waktu ya nengok tapi biasanya kalau menengok kepada kerabat dekat saja.”

“ketika ada yang terkena musibah ya jelas dek pengennya ngebantu, bantuan seperti memberikan uang atau tenaga yang dibutuhkan tapi yang banyak membantu sih dari kerabat dekat, sedangkan yang lain membantu dalam hal menengok, menemani, memberi semangat supaya cepet sehat.”85

82

Wawancara warga masyarakat, 36 Thn, 07 September 2016, Pukul 10.42

83

Wawancara warga masyarakat, 39 Thn, 07 September 2016, Pukul 11.02

84

Wawancara Tokoh Pemuda, 33 Thn, 07 September 2016, Pukul 10.57

85

Wawancara Ketua RT 04/07 dan RT 05/07, 45-42 Thn, 04 September 2016, Pukul 11.15-14.22

c) Gotong royong dalam bidang pesta atau hajatan sesudah adanya kawasan industri

Pesta atau hajatan yang dimaksud seperti pada acara pernikahan, khitanan sampai aqikahan. Acara tersebut dilakukan masyarakat secara bergotong royong dengan mengundang atau meminta bantuan kepada kerabat dekat maupun tetangga-tetangga sekitar rumah. Untuk mengetahui perilaku sosial masyarakat setelah hadirnya kawasan indsutri dalam kegiatan bergotong royong dalam acara pesta atau hajatan dapat dilihat dari mekanisme pelaksanaannya yaitu dengan cara warga yang akan melaksanakan pesta atau hajatan meminta bantuan kepada kerabat dekat maupun tetangga sekitar rumahnya dengan cara mendatangi langsung seminggu sebelum acara akan dilaksanakan. Seperti yang disampaikan oleh Tokoh Masyarakat sebagai berikut :

“didatengin langsung ke rumah.. dari rumah sini ke rumah sana.. warga yang akan melaksanakan hajat meminta bantuan untuk acaranya nanti. Bisa dilihat antusias warga untuk hadir membantu yaa..namanya hidup bermasyarakat, ketika ada yang meminta bantuan ya dibantu.. kan nanti juga kita yang akan meminta bantuan kepada mereka. Bedanya sekarang kan banyak yang menggunakan sewaan jadi ga ribet. Kaya tenda dan perabot atau yang lainnya. Kurang lebih 3 sampai 4 harian yang diminta bantuan akan datang untuk melakukan tugasnya.”86

Berkaitan dengan imbalan setelah acara selesai, berikut yang disampaikan warga masyarakat :

“untuk imbalan mah ya tergantung tuan rumah.. namanya kita ngebantu ya. Tapi biasanya sih juru masak yang diberi bayaran karena kan pekerjaannya banyak dan melelahkan.. yang lainnya mah dikasih makanan sebagai tanda terima kasih dari tuan rumah.87

86

Wawancara Tokoh Masyarakat RT 04/07, 58 Thn, 04 September 2016, Pukul 13.11

87

b. Kehidupan Ekonomi

Sebelum Desa Tarikolot dijadikan kawasan industri, masyarakat setempat umumnya bekerja dalam sektor pertanian. Akan tetapi, setelah dijadikannya kawasan industri yang tentunya telah banyak didirikan pabrik-pabrik seperti industri garmen, sepeda, helm, baja dan lain sebagainya secara otomatis pabrik tersebut membutuhkan banyak tenaga kerja dan secara tidak langsung memberikan peluang bagi masyarakat dari kehidupan bertani menjadi ke sektor perindustrian. Dalam arti, sumber ekonomi yang asalnya bergantung dari hasil pertanian kini menjadi kepada akibat adanya industri di sekitar tempat tinggalnya.

Pendapatan yang diperoleh masyarakat dengan adanya kawasan industri telah mengalami perubahan. Seperti yang diungkapkan salah satu warga yang mengalami peralihan dari sektor pertanian ke industri.

“dulu sih sebelum hadir industri ini saya kerja di bidang pertanian, tau sendiri pendapatannya tidak nentu dan tentu saja kurang cukup untuk kebutuhan. Alhamdulillah disini sekarang banyak pabrik dan menjadi peluang untuk mencari pendapatan yang lebih”.88

Hal yang sama juga dikatakan oleh buruh pabrik lain, yaitu :

“iya mbak sebelum adanya kawasan industri di sini dulu mah susah cari kerja paling di sawah ikut-ikutan ngebantuin.. pendapatannya ga seberapa. nah sekarang banyak pabrik dan banyak juga pendatang jadi rame buat cari kerja.. kan bisa buat ngasih orang tua dan memenuhi kebutuhan”.89

Penuturan lain juga diungkapkan oleh Kepala Desa setempat. Peningkatan dalam pendapatan sudah terlihat, karena warga masyarakat yang bekerja di pabrik ini terpenuhi kebutuhannya bahkan ada yang bisa membeli kebutuhan lain-lain misalnya saja kendaraaan sepeda motor yang sebagian besar masyarakat sudah memiliki dan TV.

88

Wawancara Buruh Pabrik S, 45 Tahun, 4 September 2016, Pukul 11.31

89

“bisa dilihat ya perkembangan sebelum dan sesudah adanya industri, masyarakat di sini sudah bisa memenuhi kebutuhannya. Ada yang beli TV bahkan kendaraan seperti motor meskipun kredit”.90

Kehidupan yang ditopang dari penghasilan di atas standar membawa perubahan terhadap gaya hidup yang lebih ke arah perilaku konsumtif. Sehingga apa yang dilihat masyarakat saat ini menjadi tren tersendiri untuk dipraktekkan. Karena ini menyangkut rasa kepercayaan diri yang diukur dari perubahan materi.

“.. ya gitu mbak perubahan pasti ada, dengan penghasilan yang cukup, masyarakat memiliki jiwa konsumtif yang tinggi terutama anak muda. Mereka bisa membeli apapun yang dimau sesuai dengan kemampuannya”.91

Ungkapan Ketua RT dibenarkan oleh warga masyarakat yaitu :

“hmmm bisa dirasakan ya perubahannya karena yang dulu menganggur dan ga nentu penghasilannya sekarang punya penghasilan dan lebih dari cukup untuk membeli apa yang mereka butuhkan”.92

Terkadang kesempatan untuk bekerja di pabrik tidaklah efektif dalam penggunaan penghasilan mereka. Tidak sadar para pekerja membelanjakan gaji tanpa berpikir panjang secara tepat. Seperti yang dikatakan buruh pabrik sebagai berikut :

“mulai aktif mengkonsumsi barang ya dari pas kerja, sebelum kerja mah dari mana uangnya hehe.. cukup sih gajinya buat beli barang yang pengen dibeli kaya baju terus bisa main.”93 “iya teh sekarang mah banyak barang ini itu terbaru, kan siapa yang ga ke pengen beli. Jadi kalau gajian beli hehe kaya kalau pengen baju, celana, hp.”94

“hmm.. iya mengikuti trend yang lagi berkembang.. eee dapet informasinya ya kadang dari temen atau kan sekarang banyak sosial media kaya instagram dan facebook jadi bisa tau dari situ.”95

90

Wawancara Kepala Desa H.M, 55 Tahun, 7 September 2016, Pukul 14.47

91

Wawancara Ketua RT, 45 Tahun, 04 September 2016, Pukul 11.15

92

Wawancara masyarakat, 39 Tahun, 07 September 2016, Pukul 10.42

93

Wawancara buruh pabrik W, 23 Thn, 7 September 2016, Pukul 19.27

94

Wawancara buruh pabrik L, 26 Thn, 7 September 2016, Pukul 19.34

95

Pernyataan yang sama pula disampaikan oleh pekerja pabrik lainnya :

“hehe iya sih ngikutin apa yang lagi musim.. kan pengen kaya gitu. Kebanyakan sih dari media sosial kan suka ada tuh apa aja yang sekarang lagi trend tapi kadang juga dari temen. Temen pabrik kan suka ada yang jualan bawa majalah.”96

Selain itu, dengan hadirnya pendatang dijadikan sumber keuntungan. Artinya, berdirinya pabrik-pabrik di desa tersebut memberikan peluang usaha kepada masyarakat sekitar. Peluang usaha ini memberikan nilai tersendiri bagi sebagian masyarakat yang membuka usaha mendirikan kontrakan, bengkel dan berdagang.

“dijadikan peluang dek dari semenjak adanya bangunan-bangunan pabrik.. kita di sini ada yang jualan makan da ada juga bengkel karna banyak orang atau yang bekerja membutuhkan itu seperti kalau istirahat kerja yang mereka cari kan warung untuk makan. Walaupun usahanya tidak tentu tapi lumayan lah buat tambah-tambah. Iya.. lihat saja makin kesini makin banyak yang bangun kontrakan untuk yang kerja tatapi yang punya nya mah gak tinggal di sini”97

Adapun pernyataan salah satu warga yang menjadikan keadaan ini sebagai peluang adalah warga yang menjual sayur :

kawasan ini jadi ramai sekali banyak orang yang datang sejak dibangunnya pabrik-pabrik.. makanya saya jualan sayur karena jarak ke pasar lumayan jauh.”98

Dokumen terkait