• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A.Kualitas Hidup

B. Lanjut Usia (Lansia)

3. Perubahan Sistem Tubuh Lansia

a. Perubahan fisik (Cassel, 2003)

Tabel 2.1 Perubahan Fisik Lansia Organ atau

sistem organ

Perubahan yang terjadi

Sistem endokrin

Kerusakan toleransi glukosa(GDP meningkat 1mg/dl/dekade.Prostprandial meningkat 10mg/dl/dekade)

Peningkatan serum insulin,peningkatan hormon pertumbuhan dimalam hari mengalami penurunan puncak,

Penurunan dehydroepiandrosteron (DHEA) Penurunan testosterone

Organ atau sistem organ

Penurunan fungsi

kardiovaskuler Perubahan nadi istirahat, penurunan maksimum HR.

Kerusakan pengisian ventrikel kiri Penurunan fungsi pacemaker di SA node

Peningkatan atrial sistole untuk pengisian ventrikel

Hipertropi atrium kiri

Kontraksi dan relaksasi ventrikel yang memanjang

Penurunan inotropik kronik,respon lusitropik untuk stimulasi beta-adrenergik

Penurunan respon cardiac output

Penurunan respon hipertropi sebagai respon volume atau tekanan yang berlebihan

Peningkatan serum Atrial Numeric Peptide

(ANP)

Penebalan arteri besar, lumen,panjang, distensi berkurang.

Lapisan subendotel menebal dengan jaringan penghubung

Ukuran dan bentuk sel endotel yang tidak teratur Fragmentasi elastin di dinding arteri

Resistensi perifer meingkat.

Tekanan darah Peningkatan sistole, tidak berubahnya diastole.

Penurunan vasodilatasi mediasi beta-adrenergik.

Tidak berubahnya vasokontriksi alfa-adrenergik.

Kerusakan autoregulagi perfusi ke otak Paru-paru Peningkatan volume residu

Batuk tidak efektif

Kurang efektifnya aksi silia

Perfusi-ventilasi kurang cocok disebabkan penurunan PaO2 .

Peningkatan diameter trakea

Pembesaran saluran alveolar, kehilangan elastisitas paru, penuruan permukaan parenkim. Penurunan masa paru

Perluasan rongga thorax

Penurunan inpirasi dan ekspirasi maksimum Penurunan difusi CO

Organ atau sistem organ

Penurunan fungsi

Renal Penuruan bersihan kreatinin dan GFR

10ml/dekade

Penurunan 25% masa ginjal, peningkatan perfusi kortek dan sel juktaglomerulus

Penungkatan penyimpanan dan pengeluranan Na Kerusakan pengeluran lemak

Penurunan NO

Penurunan ketergantungan renal prostaglandin untuk mempertahankan perfusi

Penurunan aktivasi vitamin D Genitourinaria Ereksi memanjang pada pria

Penurunan intensitas orgasme untuk laki-laki dan perempuan

Pengosongan blader tidak tuntas dan peningkatan residu

Penurunan sekresi prostat di urin

Penurunan sekresi protein faktor antiadherence Tamm-Horsfall

Suhu Kerusakan pada respon menggigil

Regulasi Penurunan vasokontriksi dan vasodilatasi Penurunan produksi urin

Tulang Lambatnya penyembuhan ketika fraktur Penurunan masa tulang

Penurunan formasi osteoklas. Sendi Gangguan matrik kartilago

Modifikasi poliglikan dan glikoaminoglikan Sistem saraf

perifer

Kehilangan saraf motorik spinal Penurunan sensasi terutama di kaki Penurunan sensitivitas panas

Penurunan potensial amplitudo pada saraf sensorik

Penurunan ukuran dan besar serat fibrin Penurunan heterogenitas akson dan mielin Sistem sarat

pusat

Penurunan masa otak

Penurunan aliran darah ke otak, gangguan autoregulasi perfusi.

Proliferasi astrosit

Penurunan densitas koneksi pada dendrit Peningkatan jumlah neurofibril

Peningkatan plak senilis

Penurunan myelin dan total lemak otak Peningkatan aktivitas monoamin oksida

Organ atau sistem organ

Penurunan fungsi

Gastrointesinal Penurunan ukuran liver dan aliran darah Kerusakan pembersihan liver.

Penurunan induktivitas liver sebagai fubgsi menggabungkan enzim oksidasi, penurunan bilirubin

Penurunan sedang asam pada lambung Kerusakan pada mukosa gastric.

Penurunan masa pankreas dan enzim nya Penurunan efektifitas kontraksi kolon Penurunan penyerapan kalsium Penglihatan Gangguan pada adaptasi gelap

Kuning pada lensa

Kesulitan fokus pada jarak dekat Penurunan sensitivitas kontas Penurunan lakrimal

Penghidu Deteksi berkurang 50%

Haus Penurunan haus

Gangguan pengontrolan haus oleh endorpin Keseimbangan Peningkatan respon vertibular

Penurunan jumlah sel organ korti. Pendengaran Penurunan pemrosesan sentral

Kesulitan membedakan sumber bunyi Sistem imun Penurunan mediasi sel imunitas

Rendahnya produksi antibodi Peningkatan autoantibodi

Fasilitasi produksi anti-idiotypr antibodies

Peningkatan terjasinya MGUS (Monoclonal Gammathopathy Of Unknownn Significance)

Penurunan delay hipersensitivitas

Penurunan fungsi makrofag (interferon agmma, TGF-brta, TNF, IL-6,IL-1).

Penurunan sel proliferasi.

Atropi timus dan penurunan hormon tiroid Akumulasi memori sel T

Peningkatan sirkulasi IL-6 Penurunan respon IL-2 Penurunan produksi sel B

Penuaan Sistem Integumen

Stanley (2006) menjelaskan bahwa hal-hal yang terjadi pada epidermis lansia diantaranya:

a. Stratum korneum

Stratu Korneum merupakan lapisan luar epidermis yang terdiri dari sel keratinosit. Jumlah sel dan lapisam secara esensial tidak berubah namun kohesi sel mengalami penurunan. Perbaikan lapisan sel menjadi lebih lambat, menghasilkan waktu penyembuh yang lama. Penurunan kohesivan sel berhubungan dengan penggantian sel. Pelembab pada stratum korneum berkurang tetapi status perlindungan air tetap sehingga kulit lansia menjadi tampak kering dan kasar.

b. Epidermis

Epidermis terjadi perlambatan dalam perbaikan sel, jumlah basal yang lebih sedikit dan penurunan jumlah kedalaman rete ridge yang dibentuk dari penonjolan epidermal dari lapisan basal yang mengarah ke bawah. Pendataran rate ridge mengurangi area kontak antara epidermis dan pemisahan antara lapisan kulit.

Penurunan kompetensi imun merupakan hasil keseluruhan penurunan jumlah sel langerhans karena bertambahnya usia. Kerusakan sel keratinosit dapat dilihat dari kulit yang mengalami penuaan. Gangguan ini mungkin mencerminkan perubahan kecepatan proliferasi sel.

Tabel 2.2

Perubahan Pada Epidermis

Perubahan Konsekuensi klinis

Waktu penggantian sel meningkat

Waktu penyembuhan lama

Penurunan melanosit Perlindungan dari sinar UV kurang Penurunan sel langerhans Respon terhadap pemeriksaan kulit

berkurang

Pendataran rate ridge Kulit mudah terpisah dan mengalami kerusakan

Kerusakan nukleus

keratinosit

Kecenderungan kearah

pertumbuhan sel abnormal. c. Dermis

Volume dermal mengalami penurunan, dermis mengalami penurunan jumlah sel dan menjadi lebih tipis. Perubahan degenerative dimulai sejak usia 30 tahun, serabut elastis dan jaringan kolagen secara bertahap dihancurkan oleh enzim. Elastisitas yang menurun membuat dermis meningkatkan kemampuan perenggangganya, sehingga kulit melentur saat terkena tekanan, turgor kulit hilang dan organisasi kolagen jadi tidak teratur. Vaskularisasi menurun dengan lebih sedikit pembuluh darah kecil. Demis jadi berisi sedikit fibroblas, makrofag, sel batang. Kulit jadi kurang mampu mengatur termoregulasi.

d. Subkutis

Lapisan subkutis mengalami penipisan sehingga kulit tampak lebih kendur dan menggantung siatas tulang rangka. Penuruna lemak menimbulkan peningkatan resiko cedera. Lemak lebih banyak terdistribusi di bagian perut dan paha sehingga mengganggu citra tubuh lansia.

b. Perubahan mental

Faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan(hereditas), lingkungan , tingkat kecerdasan (Intelegensi quotient–I.Q) dan kenangan (memory). Kenangan dibagi menjadi dua, yaitu kenangan jangka panjang (berjam–jam sampai berhari–

hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan dan kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit) biasanya berupa kenangan buruk (Efendi, 2009).

c. Perubahan psikososial

Perubahan psikososial yang terjasi terutama setelah seseorang mengalami pensiun, berikut ini adalah hal –hal yang akan terjadi pada masa pensiun

1. Kehilangan sumber fiannsial atau pemasukan (income) berkurang

2. Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya

3. Kehilangan teman atau realsi 4. Kehilangan pekerjaan atau kegiatan

5. Merasaakn atau kesadaran akan kematian (sense of awarness of mortality) (Efendi, 2009).

Dokumen terkait