• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

1.2 Perumusan Masalah

Indonesia menargetkan menjadi penghasil rumput laut terbesar dunia mulai tahun 2009. Hal ini merupakan sebuah tujuan logis mengingat Indonesia memiliki keunggulan dalam produksi rumput laut dunia. Produksi rumput laut Indonesia memiliki keunggulan wilayah tropis sebagai penghasil rumput laut. Apabila dimanfaatkan dengan baik, dan dengan dukungan pemerintah yang semakin membangun, rumput laut dapat menjadi salah satu alternatif pemasukan pendapatan yang sangat besar bagi negara. Akan tetapi, upaya tersebut masih terkendala daya saing yang rendah dibandingkan negara produsen lain. Uraian berikut akan menjelaskan lebih lanjut mengenai hal di atas.

Potensi perikanan Indonesia seharusnya menjadikan Indonesia salah satu eksportir terbesar di dunia untuk komoditi rumput laut. Berdasarkan data tahun 1999 hingga 2006 yang diperoleh dari FAO, Indonesia telah menjadi eksportir kedua dunia dibawah China dengan total volume ekspor 360,577 ton. Peningkatan volume ekspor rumput laut Indonesia menunjukkan posisi dagang Indonesia di dunia semakin baik. Selengkapnya data eksportir dunia berdasarkan volume ekspor disusun pada Lampiran 3.

Peningkatan volume ekspor Indonesia tidak diikuti dengan penerimaan dari nilai ekspornya. Berdasarkan data FAO, Indonesia berada pada posisi kelima sebagai eksportir apabila diurutkan berdasarkan nilai ekspornya. Ini merupakan indikasi bahwa daya saing ekspor rumput laut Indonesia dalam perdagangan internasional masih lemah. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Berkaitan dengan negara tujuan ekspor, Indonesia memiliki pasar ekspor bervariasi di setiap negara. Seperti misalnya di Jepang sebagai importir terbesar rumput laut dunia, ternyata negara tersebut menjadi negara ke-13 sebagai tujuan ekspor apabila dilihat dari volume ekspor Indonesia ke negara tujuan. Amerika sebagai importir terbesar ke-tiga dunia, hanya menjadi negara tujuan ke-enam

Indonesia. Demikian juga dengan Francis, sebagai importir ke-empat hanya menempati posisi ke-delapan sebagai negara tujuan ekspor berdasarkan volume ekspornya. Berdasarkan volume ekspor, Indonesia lebih banyak mengekspor rumput laut ke China, Hongkong, Philippines (Philippina), Spain (Spanyol), Denmark, USA, South Korea (Korea Selatan), France (Francis), dan United Kingdom (Inggris). Selengkapnya negara tujuan eskpor Indonesia berdasarkan volume ekspor dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Negara Tujuan Ekspor Rumput Laut Indonesia diurutkan berdasarkan Volume Ekspor Terbesar

Negara Tujuan Volume Ekspor per Tahun (dalam Ton) Total

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 China 806 1,212 1,603 4,187 9,337 13,785 24,926 35,834 91,690 Hongkong 6,857 9,157 7,809 7,164 7,867 9,214 8,385 15,674 72,127 Philippines 1,205 140 1,523 1,472 4,574 5,302 8,060 11,145 33,421 Spain 3,451 3,838 4,359 4,700 3,364 4,716 4,736 4,431 33,595 Denmark 3,148 2,574 3,954 3,948 4,499 6,294 3,754 2,125 30,296 USA 2,299 980 1,662 1,804 2,128 1,750 1,065 5,751 17,439 South Korea 1,335 639 605 229 1,510 1,152 5,143 3,843 14,456 France 3,572 1,217 1,617 1,833 1,355 1,575 2,919 604 14,692 UK (Inggris) 370 806 714 499 400 395 832 848 4,864 Taiwan 710 621 479 407 422 749 505 535 4,428 Negara lain 1,331 1,890 3,549 2,316 4,706 6,078 8,901 14,798 43,569 Total Ekspor Ind 25,084 23,074 27,874 28,559 40,162 51,010 69,226 95,588 360,577 Rasio* 94.69 91.81 87.27 91.89 88.28 88.08 87.14 84.52 87.92 Sumber : DKP, 2008 (diolah)

Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata 86.41 persen ekspor rumput laut Indonesia ditujukan untuk negara-negara tersebut. Artinya negara- negara tersebut di atas menjadi konsumen yang sangat penting bagi industri dan ekspor rumput laut Indonesia. Data pada Tabel 2 juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki prioritas negara tujuan ekspor yang berbeda dengan negara tujuan ekspor (importir) dunia seperti telah dijelaskan di atas. Hal ini menjadi sebuah indikator bahwa pangsa pasar rumput laut Indonesia di pasar dunia masih relatif rendah yang berdampak pada daya saing yang lemah. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih jauh mengenai pangsa pasar Indonesia di pasar dunia, khususnya di negara tujuan ekspor Indonesia.

Kondisi yang berbeda ditemukan juga pada data negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia apabila dilihat dari nilai ekspornya berdasarkan data yang diperoleh dari DKP (2008). Seperti misalnya Jepang, berdasarkan volume ekspor Jepang bukanlah termasuk 10 negara tujuan ekspor utama karena hanya menempati posisi ke-13 sebagai negara tujuan ekspor. Tetapi, Jepang memberikan nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan negara lain yang mengimpor lebih banyak. Demikian juga dengan negara lain, seperti Taiwan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya volume ekspor ternyata tidak secara langsung dapat memberikan nilai ekspor yang besar pula. Hal ini sangat terkait dengan posisi tawar yang lemah di negara tujuan ekspor seperti Jepang. Secara lengkap, data negara tujuan ekspor berdasarkan nilai ekspor terbesar dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Negara Tujuan Ekspor Rumput Laut Inonesia berdasarkan Nilai Ekspor Terbesar

Negara Tujuan Eks

Nilai Eks per Tahun (dalam Ribu US$)

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 China 349 337 452 2,553 3,139 4,010 7,613 12,876 11,180 Hongkong 2,594 3,272 3,451 2,103 3,052 2,659 2,261 4,606 8,037 Philippines 454 86 1,209 748 2,447 3,370 4,292 6,052 7,080 Japan 3,530 3,014 2,697 2,005 2,258 1,945 2,305 3,617 4,090 Spain 2,387 2,400 1,618 2,351 1,768 2,404 2,207 1,749 2,242 Denmark 1,868 1,619 2,007 2,132 2,644 4,208 2,699 834 787 USA 1,293 461 821 1,077 1,083 1,398 1,296 3,843 3,017 South Korea 1,280 611 352 89 989 610 2,930 2,281 3,404 UK (Inggris) 538 1,379 1,024 575 479 451 1,851 2,416 2,025 France 828 428 331 600 398 297 805 549 1,243 Negara lain 1,163 2,064 3,268 1,553 2,254 3,944 7,296 10,763 14,419

Nilai Ekspor Ind 16,284 15,671 17,230 15,786 20,511 25,296 35,555 49,586 57,524

Sumber : DKP, 2008

Pada Tabel 3 dapat diperhatikan bahwa negara tujuan ekspor prioritas berbeda dengan data sebelumnya. Berdasarkan nilai ekspor terbesar, China masih tetap menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia dengan total nilai ekspor mencapai 42,59,000 US $ selama kurun waktu 1999 hingga 2006. Penerimaan Indonesia melalui nilai ekspor rumput laut ke negara tujuan ekspor menunjukkan trend positif, dan hal ini sekaligus menjadi indikator yang menunjukkan peluang peningkatan penerimaan yang semakin besar.

Analisis tentang posisi daya saing dapat ditunjukkan dengan menilai menurut volume ekspor, perkembangan hasil dan jumlah yang diekspor, serta share atau sumbangan ekspor rumput laut Indonesia terhadap total ekspor rumput laut dunia. Berdasarkan data dari FAO tahun 2008, China masih menjadi pemasok (eksportir) terbesar rumput laut dunia. Selang tahun 1999 sampai 2006, China mampu menyumbang 20.42 persen terhadap ekspor rumput laut dunia. Diikuti oleh Indonesia sebesar 16.28 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Eksportir Rumput Laut Dunia tahun 2006

Eksportir Nilai Ekspor 2006 (Ribu US$) Volume Ekspor 2006 (Ton) Harga per Ton (Ribu US $) Δ ζilai Ekspor (%) Δ Jumlah Ekspor (%) Rata-rata Sumbangan terhadap Total Ekspor (%) China 119,545 46,998 2.54 4.60 -2.01 20.42 Indonesia 49,586 95,588 0.52 18.73 22.28 16.28 Chile 33,604 41,498 0.81 3.43 1.98 15.13 Philippines 25,327 19,331 1.31 -7.05 -3.79 11.91 Korea, Republic of 88,486 19,909 4.44 -2.01 -1.58 9.02 Mexico 647 364 1.78 42.51 5.55 6.64 Tanzania, United Rep. of 1,577 7,496 0.21 -0.49 16.02 3.12 Morocco 18,607 6,973 2.67 24.21 9.91 2.07 Ireland 5,909 12,566 0.47 24.57 57.28 1.78 Australia 3,471 8,600 0.40 39.32 38.35 1.79

Sumber : FAO (2008), diolah

Δ= Perubahan dengan tahun sebelumnya (dalam persen)

Data pada Tabel 4 menunjukkan apabila diukur dari volume ekspor (tahun 2006), Indonesia berada pada posisi pertama sebagai eksportir rumput laut dengan menyumbang 95,588 ton rumput laut. Hal ini terjadi karena Indonesia pada tahun 2006 telah menjadi pemasok terbesar untuk jenis Euchema. Tetapi, apabila diukur berdasarkan nilai ekspor rumput laut, Indonesia pada tahun 2006 hanya menempati urutan ke-tiga. Jika dilihat dari sisi harga, Indonesia hanya berada pada posisi ke-tujuh, dimana pada tahun 2006 harga rumput laut ekspor Indonesia hanya 520 US $ per ton. Kesimpulannya adalah bahwa ternyata penerimaan atas ekspor rumput laut Indonesia lebih kecil dari penerimaan negara pesaing, walaupun volume ekspor Indonesia lebih besar. Hal ini menjadi indikator yang perlu dikaji terkait dengan permasalahan daya saing di pasar internasional.

Berkaitan dengan informasi tersebut, dapat dikatakan bahwa Indonesia cukup memiliki kemampuan dalam memperebutkan pangsa pasar rumput laut dunia. Tetapi, terkait dengan harga ekspor dapat dikatakan bahwa posisi tawar Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan produsen lain. Dan hal ini sangat berkaitan dengan daya saing Indonesia di pasar internasional. Dengan demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing ekspor rumput laut Indonesia ke negara-negara tujuan, baik faktor internal maupun faktor eksternal, dan bagaimana pengaruhnya perlu diketahui dengan baik.

Beragam permasalahan masih meliputi kemampuan Indonesia dalam mengekspor dan bersaing dalam perebutan pangsa pasar dunia untuk pemenuhan kebutuhan rumput laut dunia baik masalah produksi, harga, dan juga kualitas, serta faktor lainnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dirumuskan beberapa permasalahan yang ingin dipecahkan terkait dengan posisi daya saing rumput laut Indonesia di pasar internasional berdasarkan pendekatan pangsa pasar. Secara lebih eksplisit, pertanyaan-pertanyaan yang bisa membantu dalam penelitian dan perbaikan daya saing Indonesia dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pola perkembangan pangsa pasar rumput laut Indonesia di pasar

internasional.

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi besaran pangsa pasar ekspor rumput laut Indonesia ke negara-negara tujuan serta pengaruhnya terhadap ekspor rumput laut Indonesia.

3. Bagaimana posisi daya saing ekspor rumput laut Indonesia di pasar ekspor rumput laut dunia berdasarkan pendekatan pangsa pasar ekpor rumput laut Indonesia

Dokumen terkait