• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Penelitian Terdahulu

DAFTAR LAMPIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai rumput laut dan daya saingnya hingga saat ini masih belum banyak dilakukan. Setelah melakukan studi literatur, terdapat beberapa hasil penelitian yang cukup relevan dengan penelitian daya saing ekspor rumpur laut yang dilakukan peneliti, baik dengan komoditas yang berbeda. Penjelasan berikut akan memaparkan beberapa hasil penelitian terkait yang juga dijadikan sebagai bahan rujukan.

2.3.1 Kajian tentang Rumput Laut

Wirawan (2007) meneliti tentang aspek-aspek permintaan rumput laut Indonesia di pasar Jepang. Penelitian ini bersifat kuantitatif yang dilakukan dengan data empirik, dengan metode analisis regresi. Jenis data yang digunakan

adalah data sekunder kuantitatif, yang terdiri dari harga rata-rata produk rumput laut Indonesia di Jepang, nilai tukar Yen terhadap Rupiah, Ekspor rumput laut dari negara pesaing, dan pendapatan nasional Jepang. Permintaan impor rumput laut Jepang dari evaluasi yang telah dilakukan dapat dijelaskan oleh model regresi semi log.

Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah, bahwa perubahan permintaan rumput laut Indonesia oleh Jepang tidak dipengaruhi oleh nilai tukar. Hal ini terjadi karena pemenuhan kebutuhan rumput laut di Jepang sudah terpenuhi untuk spesialialisasi tertentu, jadi penggunaan rumput laut di Jepang yang diimpor dari negara-negara lain memiliki penggunaan kekhasan tersendiri. Oleh karena itu, impor rumput laut di Jepang tidak saling substitusi. Faktor lain juga yang mempengaruhi adalah GDP Jepang, dimana terdapat hubungan positif antara GDP dengan jumlah permintaan rumput laut Indonesia.

Risman (2007) mengangkat judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Rumput Laut Indonesia”. Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor apa yang mempegaruhi ekspor rumput laut Indonesia dan juga mencari strategi untuk meningkatkan ekspornya. Data yang digunakan dalam penelitian berupa data sekunder tahun 1986-2005 yang diperoleh dari instansi seperti BPS, DKP, dan instansi terkait lainnya. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan tabulasi dan analisis regresi berganda dengan persamaan tunggal yaitu dari sisi ekspor saja. Sedangkan untuk mencari strategi untuk peningkatan ekspor digunakan metode SWOT.

Hasil dari penelitian Risman menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap ekspor ke Hongkong adalah variabel harga ekspor rumput laut. Sedang untuk Jepang, tidak ada satupun faktor yang dianalisis berpengaruh nyata terhadap ekspor rumput laut Indonesia. Untuk Denmark, ekspor dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah.

Alternatif strategi yang dihasilkan dalam penelitian, berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan adalah : (1) SO (Pemerintah melakukan observasi lokasi perairan yang cocok untuk dijadikan budidaya rumput laut untuk memperluas area budidaya); (2) ST (Meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produksi melalui budidaya rumput laut); (3) WO (Melakukan

kerjasama antara pembudidaya dengan pemerintah, membuat situs jaringan sumberdaya setiap daerah, kelompok pembudidaya rumput laut kerjasama dengan pengusaha lokal mendirikan koperasi); (4) WT (Pemerintah memberikan penyuluhan, pendidikan dan ketrampilan bagi pembudidaya rumput laut, dan pemerintah sering melakukan pengawasan/pemeriksaan produk untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan termasuk penolakan produk oleh negara importir).

2.3.2 Kajian tentang Daya Saing

Analisis daya saing teh hitam Indonesia di pasar internasional yang dilakukan oleh Annisa (2006) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara eksportir teh terbesar di dunia. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi besarnya pangsa pasar ekspor teh hitam Indonesia di pasar internasional.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan data panel. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu pooled OLS, metode fixed effect, dan metode random effect. Selajutnya dilakukan uji F dan uji Hausman untuk mengetahui metode mana yang terbaik dalam estimasi model. Berdasarkan hasil pengolahan data dan uji kesesuaian model, disimpulkan bahwa metode yang terbaik dalam estimasi model adalah metode fixed effect. Dari hasil penelitian diketahui bahwa produksi dan jumlah konsumsi teh hitam dalam negeri berpengaruh nyata terhadap perubahan pangsa pasar teh hitam Indonesia di pasar internasional.

Suprehatin (2006) melakukan penelitian daya saing ekspor nenas segar Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa nenas berpotensi menjadi komoditas andalan ekspor Indonesia. Penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui daya saing ekspor nenas segar Indonesia berdasarkan pangsan pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data sekunder yang digunakan terdiri dari data time series dan data cross section serta dianalisis dengan metode regresi data panel.

Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tren pangsa pasar nenas segar Indonesia cenderung menurun. Berdasarkan estimasi dengan regresi data panel, daya saing ekspor nenas segar Indonesia dipengaruhi oleh volume ekspor nenas segar Indonesia, GDP per kapita negara pengimpor, dan produksi nenas

segar dalam negeri. Peningkatan volume ekspor nenas segar Indonesia dan produksi dalam negeri akan meningkatkan pangsa pasar ekspor nenas segar Indonesia. Sedangkan peningkatan GDP per kapitas negara pengimpor akan menurunkan pangsa pasar ekspor nenas segar Indonesia.

Jin dan Koo (2003) melakukan penelitian mengenai pangsa pasar gandum Amerika Serikat di sepuluh negara di Asia dengan menggunakan teknik estimasi model dengan data panel. Estimasi empirik dibentuk menggunakan model two way random effect dengan komponen galat moving-average. Dalam penelitian tersebut dilakukan pembandingan pangsa pasar gandum dari Amerika Serikat di Asia dengan pangsa pasar gandum dari Australia dan Kanada ke Asia. Variabel- variabel yang digunakan untuk menganalisis pangsa pasar sebagai variabel dependent yaitu : harga gandum, nilai tukar, dan volatilitas harga gandum Amerika Serikat relatif terhadap volatilitas harga gandum Australia dan Kanada. Hasil penelitian yang dilakukan Jin dan Koo menyimpulkan, faktor yang dianggap menyebabkan berkurangnya pangsa pasar adalah kebijakan-kebijakan pemerintah di sektor pertanian yang terdiri dari peningkatan suku bungan dan harga.

Analisis daya saing rumput laut Indonesia di pasar internasional yang diangkat dalam penelitian ini memiliki kesamaan alat analisis yang digunakan dengan beberapa penelitian daya saing di atas. Sedangkan perbedaannya adalah komoditi yang diangkat, serta pemasalahan yang juga berbeda ditemukan dengan beberapa penelitian lain.

Dokumen terkait